Kadar Air Mutu Hedonik

1. Kadar Air

Kadar air menunjukkan banyaknya air yang terkandung persatuan bahan dan merupakan salah satu parameter pada produk-produk kering karena akan menentukan kecenderungan kerusakan pada bahan tersebut. Kadar air sering dijadikan parameter mutu suatu bahan pangan, karena air berbanding terbalik dengan kadar padatan di dalam bahan pangan tersebut. Air merupakan komponen penting dalam bahan pangan karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur, serta citarasa makanan Winarno 1997. Kadar air serbuk ekstrak biji mahoni sebesar 5.28, dan kadar air produk kopi dengan penambahan ekstrak biji mahoni yaitu 2.8 0 Tabel 4. Hasil formula produk kopi terpilih telah sesuai dengan SNI kopi instan. Kadar air produk kopi dengan penambahan ekstrak biji mahoni yang cukup rendah penggunaan bahan-bahan penyusun yang rendah kadar airnya seperti kopi instan, creamer nabati non dairy creamer. Berdasarkan SNI No. 4444-2009 tentang krimer nabati bubuk, persyaratan kadar air dalam krimer maksimal 4.0. tersebut masih dalam kestabilan yang optimum. Hal ini sesuai dengan Winarno et al. 1980 yang menyatakan bahwa jika kadar air bahan berkisar 3-4 maka bahan makanan tersebut akan tercapai kestabilan yang optimum. Dengan demikian pertumbuhan mikroba, reaksi-reaksi kimia seperti pencoklatan, hidrolisis atau oksidasi lemak akan berkurang. 2. Kadar Abu Sebagian besar bahan makanan, yaitu sekitar 96 terdiri dari bahan organik dan air, sedangkan sisanya terdiri dari unsur-unsur mineral atau zat anorganik Winarno 1997. Mineral dalam bahan pangan biasanya ditentukan dengan pengabuan atau pembakaran. Abu merupakan residu organik yang didapat dengan pemanasan pada suhu tinggi 450 o C pengabuan atau dengan pendekstrusian komponen-komponen organik dengan asam-asam kuat. Berdasarkan hasil analisis, produk serbuk ekstrak biji mahoni memiliki kadar abu sebesar 0.64, dan produk kopi dengan penambahan ekstrak biji mahoni yaitu memiliki kadar abu 5.88 Tabel 4. Kadar abu produk kopi terpilih tidak masuk dalam range kadar abu yang diatur dalam SNI kopi instan. Hal ini dikarenakan salah satu bahan yang digunakan dalam formula kopi yaitu creamer nabati memiliki persyaratan SNI tersendiri dimana berdasarkan SNI No. 4444-2009 tentang krimer nabati bubuk, persyaratan kadar abu dalam krimer maksimal adalah 4.0, sehingga kadar abu yang diatur dalam 2 standar tersebut berbeda dan tidak masuk kedalam range manapun dikedua SNI. Nilai kadar abu 0.64 berarti bahwa dalam setiap 100 g produk terdapat 0.64 g unsur-unsur anorganik seperti mineral. Unsur-unsur tersebut berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur di dalam tubuh Fennema 1996. 3. Kadar Protein Protein adalah molekul makro yang mempunyai berat molekul antara lima ribu hingga beberapa juta. Protein terdiri atas rantai-rantai panjang asam amino yang terikat satu sama lain dalam ikatan peptida Hartono 2005. Metode yang paling banyak digunakan dan merupakan metode standar AOAC untuk analisis protein adalah metode Kjeldahl. Pengukuran kadar protein dengan metode tersebut didasarkan atas pengukuran kandungan nitrogen rata-rata di dalam bahan pangan. Kandungan nitrogen rata-rata di dalam bahan pangan adalah sekitar 16 sehingga faktor 6.25 dapat karena digunakan untuk mengkonversi kadar nitrogen menjadi kadar protein. Berdasarkan hasil analisis, produk serbuk ekstrak biji mahoni memiliki kadar protein sebesar 0.59, dan produk kopi dengan penambahan ekstrak biji mahoni memiliki kadar protein 6.04 Tabel 4. Kandungan protein pada formula kopi yang rendah disebabkan bahan baku yang digunakan yaitu kopi instan bubuk dan creamer nabati. Creamer nabati lebih banyak mengandung lemak nabati berdasarkan nutrition fact yang tercantum dalam label pangan produk. 4. Kadar Lemak Metode yang digunakan pada analisis lemak umumnya tergantung pada jenis sampel dan jenis analisis yang akan dilakukan pada sampel tersebut setelah ekstraksi lemak. Analisis kandungan total biasanya dilakukan dengan cara ekstraksi menggunakan pelarut metode Soxhlet. Ekstraksi adalah proses pemisahan komponen-komponen dalam larutan berdasarkan perbedaan kelarutannyasolubilitas. Cara kerja ekstraksi dengan pelarut menguap cukup sederhana yaitu dengan cara memasukkan bahan yang diekstraksi ke dalam ekstraktor khusus soklet. Ekstraksi berlangsung secara sistematik pada suhu tertentu dengan menggunakan pelarut. Pelarut akan berpenetrasi ke dalam bahan Guenther 1987. Berdasarkan hasil analisis, produk serbuk ekstrak biji mahoni memiliki kadar lemak sebesar 18.51, dan produk kopi dengan penambahan ekstrak biji mahoni yaitu memiliki kadar lemak 1.08 Tabel 4. Kadar lemak dalam ekstrak biji mahoni cukup tinggi dikarenakan sebelum diubah kedalam bentuk serbuk, ekstrak biji mahoni yang diperoleh melalui proses ekstraksi dan evaporasi terbentuk dalam fase cair yang terbagi menjadi 2 lapisan yaitu minyak dan air. Lapisan minyak yang terbentuk lebih banyak dibanding lapisan air pada ekstrak pekat biji mahoni awal. 5. Kadar Karbohidrat Karbohidrat merupakan zat gizi makro pada makanan. Semua jenis karbohidrat terdiri atas unsur-unsur karbon C, hidrogen H, dan oksigen O Winarno 1997. Kandungan karbohidrat dihitung secara by difference, yaitu kandungan karbohidrat total yang diperoleh dari hasil pengurangan angka 100 dengan persentase komponen lain kadar air, abu, lemak, dan protein. Produk produk serbuk ekstrak biji mahoni memiliki kadar karbohidrat by difference 74.98, dan produk kopi dengan penambahan ekstrak biji mahoni yaitu memiliki kadar karbohidrat by difference 84.20 Tabel 4 .

6. Serat pangan

Dokumen yang terkait

Daya Hambat Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Bakteri Enterococcus faecalis Sebagai Alternatif Bahan Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

3 289 97

Isolasi Senyawa Terpenoida Dari Kulit Buah Mahoni ( Swietenia Mahagoni (L.) Jacq. )

5 52 68

Isolasi Senyawa Alkaloida Dari Biji Tumbuhan Mahoni (Swietenia mahogani Jacq)

11 84 62

Inhibisi Senyawa Aktif dari Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) sebagai Uji Anti Kanker

0 10 1

Isolasi Senyawa Golongan Flavonoid Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq.) yang Berpotensi sebagai Antioksidan

1 3 42

Kopi anti-diabetes “goni coffee” : kopi dengan penambahan ekstrak biji mahoni (swietenia mahagoni jacq.) Sebagai minuman fungsional penurun kadar glukosa darah untuk penderita diabetes melitus

2 8 25

Aktivitas Antioksidan Ekstrak Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq.) sebagai Kandidat Obat Antidiabetes

1 15 25

Pemberian Minuman Kopi dengan Penambahan Ekstrak Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq.) pada Tikus Wistar yang Diinduksi Aloksan

0 3 32

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 70% BIJI MAHONI (Swietenia mahagoni Jacq) TERHADAP KADAR ALT Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol 70% Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Kadar Alt (Alanin aminotransferase) Tikus Putih ( Rattus norvegicus ) Yan

0 1 13

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 70% BIJI MAHONI (Swietenia mahagoni Jacq) TERHADAP KADAR ALT Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol 70% Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Kadar Alt (Alanin aminotransferase) Tikus Putih ( Rattus norvegicus ) Yang

0 0 15