Mouthfeel Flavour Aftertaste Mutu Hedonik

yang artinya berada dalam kisaran rasa pahit yang tidak suka dan agak tidak suka. Nilai rata-rata tertinggi 4.94 diperoleh produk kopi dengan penambahan ekstrak 100 mg yang artinya berada dalam kisaran agak tidak suka sampai biasa. Hasil uji ragam menunjukkan bahwa ekstrak biji mahoni pada formula kopi memberikan pengaruh nyata terhadap rasa pahit p0.05. Hasil uji lanjut duncan memperlihatkan perbedaan signifikan terjadi pada kopi dengan penambahan ekstrak 100 mg dibandingkan ekstrak 200 mg dan 300 mg. Namun kopi dengan penambahan ekstrak 200 mg dan 300 mg tidak berbeda nyata. Produk dengan nilai kesukaan tertinggi memiliki mutu organoleptik rasa pahit yang just about right. Hasil penilaian penilaian persepsi kesukaan panelis terhadap rasa creamer memiliki kisaran nilai antara 4 sampai 6, atau antara tidak suka sampai agak suka. Nilai rata-rata terendah 4.52 diperoleh oleh kopi dengan penambahan ekstrak 300 mg yang artinya berada dalam kisaran tingkat kesukaan agak tidak suka dan biasa. Nilai rata-rata tertinggi 5.40 diperoleh produk kopi dengan penambahan ekstrak 100 mg yang artinya berada dalam kisaran biasa sampai agak suka. Hasil uji ragam menunjukkan bahwa ekstrak biji mahoni pada formula kopi memberikan pengaruh nyata terhadap rasa creamer p0.05. Hasil uji lanjut duncan memperlihatkan perbedaan signifikan terjadi pada kopi dengan penambahan ekstrak 100 mg dibandingkan ekstrak 200 mg dan 300 mg. Namun kopi dengan penambahan ekstrak 200 mg dan 300 mg tidak berbeda nyata. Produk dengan nilai kesukaan tertinggi memiliki mutu organoleptik rasa creamer yang just about right .

5. Mouthfeel

Nilai rata-rata uji kesukaan atribut mouthfeel dapat dilihat pada lampiran 4. Hasil penilaian persepsi kesukaan panelis terhadap mouthfeel produk memiliki kisaran nilai antara 4 sampai 6, atau antara tidak suka sampai agak suka. Nilai rata-rata terendah 4.33 diperoleh oleh kopi dengan penambahan ekstrak 300 mg. Sedangkan rata-rata tertinggi 5.44 diperoleh produk kopi dengan penambahan ekstrak 100 mg. Hasil uji ragam menunjukkan bahwa ekstrak biji mahoni pada formula kopi memberikan pengaruh nyata terhadap mouthfeel produk p0.05. Hasil uji lanjut duncan memperlihatkan perbedaan signifikan terjadi pada ketiga formula yaitu kopi dengan penambahan serbuk ekstrak biji mahoni masing- masing 100 mg, 200 mg, dan 300 mg. Produk dengan nilai kesukaan tertinggi memiliki mutu organoleptik mouthfeel antara just about right dan agak kuat.

6. Flavour

Hasil uji kesukaan atribut flavour dapat dilihat pada lampiran 4. Hasil penilaian persepsi kesukaan panelis terhadap flavour produk memiliki kisaran nilai antara 3 sampai 6, atau antara tidak suka sampai agak suka. Nilai rata-rata terendah 4.02 diperoleh oleh kopi dengan penambahan ekstrak 300 mg. Sedangkan rata-rata tertinggi 5.27 diperoleh produk kopi dengan penambahan ekstrak 100 mg. Hasil uji ragam menunjukkan bahwa ekstrak biji mahoni pada formula kopi memberikan pengaruh nyata terhadap flavour produk p0.05. Hasil uji lanjut duncan memperlihatkan perbedaan signifikan terjadi pada ketiga formula yaitu kopi dengan penambahan serbuk ekstrak biji mahoni masing- masing 100 mg, 200 mg, dan 300 mg. Produk dengan nilai kesukaan tertinggi memiliki mutu organoleptik flavour just about right sampai agak lemah.

7. Aftertaste

Hasil penilaian persepsi kesukaan panelis terhadap after taste memiliki kisaran nilai antara 3 sampai 5, atau antara tidak suka sampai biasa. Hasil uji kesukaan atribut aftertaste dapat dilihat pada lampiran 4. Nilai rata-rata terendah 3.63 diperoleh oleh kopi dengan penambahan ekstrak 300 mg. Artinya nilai ini berada dalam kisaran tidak suka dan agak tidak suka. Sedangkan rata-rata tertinggi 4.87 diperoleh produk kopi dengan penambahan ekstrak 100 mg. Artinya nilai ini berada dalam kisaran agak tidak suka sampai biasa. Hasil uji ragam menunjukkan bahwa ekstrak biji mahoni pada formula kopi memberikan pengaruh nyata terhadap after taste p0.05. Hasil uji lanjut duncan memperlihatkan perbedaan signifikan terjadi pada kopi dengan penambahan ekstrak 100 mg dibandingkan ekstrak 200 mg dan 300 mg. Namun kopi dengan penambahan ekstrak 200 mg dan 300 mg tidak berbeda nyata. Produk dengan nilai kesukaan tertinggi memiliki mutu organoleptik agak kuat.

8. Keseluruhan

Dokumen yang terkait

Daya Hambat Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Bakteri Enterococcus faecalis Sebagai Alternatif Bahan Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

3 289 97

Isolasi Senyawa Terpenoida Dari Kulit Buah Mahoni ( Swietenia Mahagoni (L.) Jacq. )

5 52 68

Isolasi Senyawa Alkaloida Dari Biji Tumbuhan Mahoni (Swietenia mahogani Jacq)

11 84 62

Inhibisi Senyawa Aktif dari Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) sebagai Uji Anti Kanker

0 10 1

Isolasi Senyawa Golongan Flavonoid Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq.) yang Berpotensi sebagai Antioksidan

1 3 42

Kopi anti-diabetes “goni coffee” : kopi dengan penambahan ekstrak biji mahoni (swietenia mahagoni jacq.) Sebagai minuman fungsional penurun kadar glukosa darah untuk penderita diabetes melitus

2 8 25

Aktivitas Antioksidan Ekstrak Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq.) sebagai Kandidat Obat Antidiabetes

1 15 25

Pemberian Minuman Kopi dengan Penambahan Ekstrak Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq.) pada Tikus Wistar yang Diinduksi Aloksan

0 3 32

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 70% BIJI MAHONI (Swietenia mahagoni Jacq) TERHADAP KADAR ALT Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol 70% Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Kadar Alt (Alanin aminotransferase) Tikus Putih ( Rattus norvegicus ) Yan

0 1 13

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 70% BIJI MAHONI (Swietenia mahagoni Jacq) TERHADAP KADAR ALT Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol 70% Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Kadar Alt (Alanin aminotransferase) Tikus Putih ( Rattus norvegicus ) Yang

0 0 15