Akumulasi modal termasuk semua investasi baru yang berwujud Pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja. Pertumbuhan penduduk Lebih sesuai untuk mempelajari dan menguji model prilaku behavioral

16 dilepaskan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dikarenakan teknologi dapat menentukan efektivitas dan efisiensi kegiatan ekonomi. Keempat faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi tersebut dapat menentukan perkembangan kegiatan perekonomian. Menurut Kuncoro, 2003 suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan atau berkembang apabila tingkat kegiatan ekonomi lebih tinggi dari pada apa yang dicapai pada masa sebelumnya. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi menitik beratkan pada capaiaan yang lebih baik dari sebelumnya berkenaan dengan kualitas dan kuantitas kegiatan perekonomian suatu wilayah. Schumpeter menyatakan bahwa faktor utama yang menyebabkan perkembangan ekonomi adalah proses inovasi, dan pelakunya adalah inovator atau wiraswasta entrepreneur. Kemajuan ekonomi suatu masyarakat hanya bisa diterapkan dengan adanya inovasi oleh para entrepreneur. Inovasi yang diperlukan dalam perkembangan ekonomi adalah inovasi yang memberikan perbaikan dalam poses produksi sehingga tercipta efisiensi dan efektivitas kegiatan-kegiatan ekonomi. Menurut Todaro 2003: hal 92-98, ada tiga faktor utama dalam pertumbuhan ekonomi, yaitu :

1. Akumulasi modal termasuk semua investasi baru yang berwujud

tanahlahan, peralatan fiskal, dan sumber daya manusia human resources. Akumulasi modal akan terjadi jika ada sebagian dari pendapatan sekarang di tabung yang kemudian diinvestasikan kembali dengan tujuan untuk memperbesar output di masa-masa mendatang. Investasi juga harus disertai dengan investasi infrastruktur, yakni berupa jalan, listrik, air bersih, fasilitas sanitasi, fasilitas komunikasi, demi menunjang aktivitas ekonomi produktif. Investasi dalam pembinaan sumber daya manusia bermuara pada peningkatan kualitas modal manusia, yang pada akhirnya dapat berdampak positif terhadap angka produksi.

2. Pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja. Pertumbuhan penduduk

dan hal-hal yang berhubungan dengan kenaikan jumlah angka kerja labor force secara tradisional telah dianggap sebagai faktor yang positif 17 dalam merangsang pertumbuhan ekonomi. Artinya, semakin banyak angkatan kerja semakin produktif tenaga kerja, sedangkan semakin banyak penduduk akan meningkatkan potensi pasar domestiknya.

3. Kemajuan Teknologi. Kemajuan teknologi disebabkan oleh teknologi

cara-cara baru dan cara-cara lama yang diperbaiki dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan tradisional. Ada 3 klasifikasi kemajuan teknologi, yakni : a. Kemajuan teknologi yang bersifat netral, terjadi jika tingkat output yang dicapai lebih tinggi pada kuantitas dan kombinasi-kombinasi input yang sama. b. Kemajuan teknologi yang bersifat hemat tenaga kerja labor saving atau hemat modal capital saving, yaitu tingkat output yang lebih tinggi bisa dicapai dengan jumlah tenaga kerja atau input modal yang sama c. Kemajuan teknologi yang meningkatkan modal, terjadi jika penggunaan teknologi tersebut memungkinkan kita memanfaatkan barang modal yang ada secara lebih produktif.

2.1.2 Modal Manusia dalam Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi

Manusia merupakan aset berharga dalam pembangunan dan juga merupakan subjek dari pembangunan itu sendiri. Hal ini sesuai dengan yang disebutkan oleh Todaro dan Smith 2003 dimana pembangunan memiliki tiga nilai inti yaitu tercapainya kemampuan hidup life sustenance, kemandirian self esteem dan kemerdekaan atau kebebasan freedom. Kemampuan hidup diartikan kesanggupan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar. Kemandirian berarti mempunyai harga diri, bermartabat atau berkepribadian. Adapun kemerdekaan berarti memiliki kesanggupan untuk melakukan pilihan-pilihan dalam hidup. Menurut UNDP 1995, paradigma pembangunan manusia terdiri dari 4 empat komponen utama, yaitu : 1 Produktifitas, masyarakat harus dapat meningkatkan produktifitas mereka dan berpartisipasi secara penuh dalam proses memperoleh penghasilan dan pekerjaan berupah. Oleh karena itu, pertumbuhan ekonomi adalah salah satu bagian dari jenis pembangunan manusia, 2 Ekuitas, 18 masyarakat harus punya akses untuk memperoleh kesempatan yang adil. Semua hambatan terhadap peluang ekonomi dan politik harus dihapus agar masyarakat dapat berpartisipasi di dalam dan memperoleh manfaat dari kesempatan- kesempatan ini, 3 Kesinambungan, akses untuk memperoleh kesempatan harus dipastikan tidak hanya untuk generasi sekarang tapi juga generasi yang akan datang. Segala bentuk permodalan fisik, manusia, lingkungan hidup, harus dilengkapi, 4 Pemberdayaan, pembangunan harus dilakukan oleh masyarakat dan bukan hanya untuk mereka. Masyarakat harus berpartisipasi penuh dalam mengambil keputusan dan proses-proses yang mempengaruhi kehidupan mereka.Dengan peningkatan kemampuan, kreatifitas dan produktifitas manusia akan meningkat sehingga mereka menjadi agen pertumbuhan yang efektif. Pertumbuhan ekonomi harus dikombinasikan dengan pemerataan hasil-hasilnya. Pemerataan kesempatan harus tersedia baik, semua orang, perempuan maupun laki-laki harus diberdayakan untuk berpartisipasi dalam perencanaan dan pelaksanaan keputusan-keputusan penting yang mempengaruhi kehidupan mereka. Pembangunan manusia merupakan paradigma pembangunan yang menempatkan manusia penduduk sebagai fokus dan sasaran akhir dari seluruh kegiatan pembangunan, yaitu tercapainya penguasaan atas sumber daya pendapatan untuk mencapai hidup layak, peningkatan derajat kesehatan usia hidup panjang dan sehat dan meningkatkan pendidikan kemampuan baca tulis dan keterampilan untuk dapat berpartisipasi dalam masyarakat dan kegiatan ekonomi. UNDP membahas pembangunan manusia dengan menghubungannyadengan model sosial dan reproduksi sosial. Pembangunan manusia merupakan model sosial, LSM, dan organisasi kemasyarakatan yang dapat mengembangkan kemampuan pekerja, petani dan pengusaha sehingga dapat menghasilkan produk yang berkualitas dengan teknologi dan penelitian serta pengembangan produk. Produk ini kemudian menjadi komposisi output yang berkualitas yang dapat diekspor. Kekuatan timbal balik antar pertumbuhan ekonomi dengan pembangunan manusia tidak terlepas dari kebijakan institusi dan pemerintah. Kebijakan ini yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan menentukan distribusi sumberdaya 19 swasta dan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi disusun oleh tiga faktor penting yaitu tabungan luar negeri, modal fisik, dan tabungan dalam negeri. Makin baik tiga faktor ini akan menentukan pertumbuhan ekonomi yang tinggi sehingga dapat menguatkan kredibelitas institusi dan pemerintah. Komitmen pemerintah dalam pendistribusian sumber daya dilakukan melalui dua saluran, yakni dari kebijakan pengeluaran pemerintah yang ditujukan pada prioritas sosial seperti pembangunan infrastruktur dan melalui kegiatan pengeluaran rumah tangga untuk kebutuhan individu rumah tangga seperti pemenuhan kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Keduanya bermuara di tempat sama yakni model sosial yang selanjutnya dapat membangun manusia yang berkualitas. Pertumbuhan ekonomi dengan sasaran pengeluaran rumah tangga menggunakan pendekatan ketenagakerjaan yaitu dengan penyediaan lapangan pekerjaan yang merupakan jembatan antar pengeluaran pemerintah dan pengeluaran rumah tangga Gambar 2.1. Model UNDP ini telah banyak digunakan dalam berbagai penelitian. Teori-teori bahwa pembangunan ditentukan oleh modal manusia banyak disebut-sebut oleh pakar-pakar ekonomi. Adam Smith tak hanya mengangkat tentang kebijakan laissez-faire, tetapi juga sangat memperhatikan tentang pembangunan. Smith pun berpendapat bahwa faktor penentu pembangunan adalah perkembangan penduduk. Penduduk yang bertambah akan memperluas pasar dan perluasan pasar akan meninggikan tingkat spesialisasi dalam perekonomian tersebut. Sebagai akibat dari spesialisasi yang terjadi, maka tingkat kegiatan ekonomi akan bertambah tinggi. 20 Pembangunan Manusia Model Sosial, LSM, dan Organisasi kemasyarakatan Reproduksi Sosial Kemampuan Pekerja dan petani pengusaha Manajer Pengeluaran prioritas sosial Pengeluaran rumah tangga untuk kebutuhan dasar Produk RD dan Teknologi Kebijaksanaan dan pengeluaran pemerintah Kegiatan dan pengeluaran rumah tangga Komposisi output dan ekspor Ketenagakerjaan Distribusi sumber daya swasta dan masyarakat Tabungan Luar negeri Modal Fisik Tabungan dalam negeri Institusi dan pemerintah Pertumbuhan Ekonomi Gambar 2.1 Hubungan Pembangunan Manusia dan Pertumbuhan Ekonomi Sumber: UNDP 1996 21

2.1.3 Pendidikan

Menurut Schweke 2004, pendidikan bukan saja akan melahirkan sumber daya manusia SDM berkualitas, memiliki pengetahuan dan keterampilan serta menguasai teknologi, tetapi juga dapat menumbuhkan iklim bisnis yang sehat dan kondusif bagi pertumbuhan ekonomi. Karena itu, investasi di bidang pendidikan tidak saja berguna bagi perorangan, tetapi juga bagi komunitas bisnis dan masyarakat umum. Pencapaian pendidikan pada semua level niscaya akan meningkatkan pendapatan dan produktivitas masyarakat. Pendidikan merupakan jalan menuju kemajuan dan pencapaian kesejahteraan sosial dan ekonomi. Sedangkan kegagalan membangun pendidikan akan melahirkan berbagai problem krusial: pengangguran, kriminalitas, penyalahgunaan narkoba, dan welfare dependency yang menjadi beban sosial politik bagi pemerintah. Dalam upaya mencapai pembangunan ekonomi yang berkelanjutan sustainable development, sektor pendidikan memainkan peranan yang sangat strategis khususnya dalam mendorong akumulasi modal yang dapat mendukung proses produksi dan aktivitas ekonomi lainnya. Secara definisi,World Commision on Environmental and Development, 1997 dalam McKeown Satria, 2008, bahwa sustainable development adalah: Sustainable development is development that meets the needs of thepresent without comprimising the ability of future generations to meet their ownneeds. Dalam konteks ini, pendidikan dianggap sebagai alat untuk mencapai target yang berkelanjutan, karena dengan pendidikan aktivitas pembangunan dapat tercapai, sehingga peluang untuk meningkatkan kualitas hidup di masa depan akan lebih baik. Di sisi lain, dengan pendidikan, usaha pembangunan yang lebih hijau greener development dengan memperhatikan aspek-aspek lingkungan juga mudah tercapai. Analisis atas investasi dalam bidang pendidikan menyatu dalam pendekatan modal manusia. Modal manusia human capital adalah istilah yang sering digunakan oleh para ekonom untuk pendidikan, kesehatan, dan kapasitas manusia yang lain yang dapat meningkatkan produktivitas jika hal-hal tersebut ditingkatkan. Pendidikan memainkan kunci dalam membentuk kemampuan sebuah negara untuk menyerap teknologi modern dan untuk mengembangkan 22 kapasitas agar tercipta pertumbuhan serta pembangunan yang berkelanjutan Todaro, 2003. Memasuki abad ke-21, paradigma pembangunan yang merujuk knowledge- based economymenjadi semakin dominan. Paradigma ini menegaskan tiga hal:Pertama, kemajuan ekonomi dalam banyak hal bertumpu pada basis dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kedua, hubungan kausalitas antara pendidikan dan kemajuan ekonomi menjadi kian kuat dan solid. Ketiga, pendidikan menjadi penggerak utama dinamika perkembangan ekonomi, yang mendorong proses transformasi struktural berjangka panjang. 1

2.1.4 Kesehatan

Laporan Komisi Makroekonomi dan Kesehatan tahun 2001 dalam Atmawikarta2002 menekankan pentingnya pembangunan manusia sebagai sentral pembangunan. Pada tingkat mikro yaitu pada tingkat individual dan keluarga, kesehatan adalah dasar bagi produktivitas kerja dan kapasitas untuk belajar di sekolah. Tenaga kerja yang sehat secara fisik dan mental akan lebih enerjik dan kuat, lebih produktif, dan mendapatkan penghasilan yang tinggi. Keadaan ini terutama terjadi di negara-negara sedang berkembang, dimana proporsi terbesar dari angkatan kerja masih bekerja secara manual. Pada tingkat makro, penduduk dengan tingkat kesehatan yang baik merupakan masukan input penting untuk menurunkan kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, dan pembangunan ekonomi jangka panjang. Beberapa pengalaman sejarah besar membuktikan berhasilnya tinggal landas ekonomi seperti pertumbuhan ekonomi yang cepat didukung oleh terobosan penting di bidang kesehatan masyarakat, pemberantasan penyakit dan peningkatan gizi. Dengan demikian menurut Atmawikarta 2002, terdapat korelasi yang kuat antara tingkat kesehatan yang baik dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Secara statistik diperkirakan bahwa setiap peningkatan 10 persen dari angka harapan hidup AHH waktu lahir akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi minimal 0,3 0,4 persen pertahun, jika faktor-faktor pertumbuhan lainnya tetap. Dengan demikian, perbedaan tingkat pertumbuhan tahunan antara negara-negara 1 Amich Alhumami- Kompas, 682004 23 maju yang mempunyai AHH tinggi 77 tahun dengan negara-negara sedang berkembang dengan AHH rendah 49 tahun adalah sekitar 1,6 persen, dan pengaruh ini akan terakumulasi terus menerus. Peningkatan kesejahteraan ekonomi sebagai akibat dari bertambah panjangnya usia sangatlah penting. Dalam membandingkan tingkat kesejahteraan antar kelompok masyarakat, dapat merujuk pada angka harapan hidup. Di negara- negara yang tingkat kesehatannya lebih baik, setiap individu memiliki rata-rata hidup lebih lama, dengan demikian secara ekonomis mempunyai peluang untuk memperoleh pendapatan lebih tinggi. Keluarga yang usia harapan hidupnya lebih panjang, cenderung untuk menginvestasikan pendapatannya di bidang pendidikan dan menabung. Dengan demikian, tabungan nasional dan investasi akan meningkat, dan pada selanjutnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

2.1.5 Pendapatan Per Kapita

Pembangunan manusia dapat diartikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan per kapita suatu masyarakat terus-menerus bertambah dalam jangka panjang. Menurut Sukirno 2006, pendapatan perkapita dapat digunakan untuk tiga tujuan berikut: i menentukan tingkat kesejahteraan yang dicapai suatu negara pada suatu tahun tertentu; ii menggambarkan tingkat kelajuan atau kecepatan pembangunan ekonomi dunia dan di berbagai negara; dan iii menunjukkan jurang pembangunan di antara berbagai negara. Merujuk pada penggunaan pendapatan perkapita tersebut, maka pendapatan per kapita dapat digunakan dalam mengukur daya beli masyarakat yang kemudian berkaitan dengan kesejahteraan yang dicapai dalam suatu negara. Pendapatan perkapita didefinisikan sebagai besarnya pendapatan rata rata penduduk di suatu negara. Pendapatan perkapita didapatkan dari hasil pembagian pendapatan nasional suatu negara dengan jumlah penduduk negara tersebut. Pendapatan perkapita juga merefleksikan Produk Domestik Bruto PDB perkapita. Produk domestik bruto per kapita atau produk domestik regional bruto per kapita pada skala daerah dapat digunakan sebagai pengukur pertumbuhan ekonomi yang lebih baik karena lebih tepat mencerminkan kesejahteraan penduduk suatu negara daripada nilai PDB atau PDRB saja. Produk domestik 24 bruto per kapita baik di tingkat nasional maupun di daerah adalah jumlah PDB nasional atau PRDB suatu daerah dibagi dengan jumlah penduduk di negara maupun di daerah yang bersangkutan, atau dapat disebut juga sebagai PDB atau PDRB rata-rata Prastyo, 2010. Bank Dunia menggunakan Produk Nasional Bruto PNB, bukan PDB sebagai alat ukur perkembangan ekonomi suatu negara, yaitu dengan memperhitungkan pendapatan bersih dan faktor produksi milik orang asing. Walaupun PDB atau PNB per kapita merupakan alat pengukur yang lebih baik, namun tetap belum mencerminkan kesejahteraan penduduk secara tepat, karena PDB rata-rata tidak mencerminkan kesejahteraan ekonomi yang sesungguhnya dirasakan oleh setiap orang di suatu negara. Dapat saja angka-angka rata-rata tersebut tinggi, namun sesungguhnya ada penduduk atau sekolompok penduduk yang tidak menerima pendapatan sama sekali. Oleh sebab itu, perlu diperhatikan unsur distribusi pendapatan di antara penduduksuatunegara. Dengan memperhatikan unsur distribusi pendapatan itu, maka PDB atau PNB per kapita yang tinggi disertai distribusi pendapatan yang lebih merata akan mencerminkan kesejahteraan ekonomi yang lebih baik daripada bila pendapatan per kapitanya tinggi namun ada distribusi pendapatan yang tidak merata. Meskipun demikian, demi sederhananya pengukuran, pendapatan per kapita tetap merupakan alat pengukur yang unggul dibanding dengan alat-alat pengukur yang lain Prastyo, 2010.

2.1.6 Indeks Pembangunan Manusia

Perkembangan manusia secara berkelanjutan merupakan hal penting yang perlu diukur dengan pengukuran indikator komposit yang cukup representatif. Ukuran pembangunan manusia yang populer adalah Indeks Pembangunan Manusia IPM yang diperkenalkan oleh UNDP dalam laporannya pada Human development Report tahun 1997. UNDP berupaya menggantikan ukuran kemiskinan pendapatan Bank Dunia dengan ukuran kemiskinan manusia . Satuan inilah yang kemudian dinamakan Indeks Kemiskinan Manusia Human Poverty Indeks-HPI atau populer juga dengan Indeks Pembangunan Manusia. Menurut UNDP, kemiskinan manusia harus diukur dalam satuan hilangnya tiga 25 hal utama, yaitu kehidupan yang diukur dari harapan hidup penduduknya. Di negara-negara miskin lebih dari 30 persen penduduknya cenderung memiliki harapan hidup tidak lebih dari 40 tahun. Kemiskinan juga dihitung dari pendidikan dasar yang diukur melalui persentase penduduk dewasa yang buta huruf dan keseluruhan ketetapan ekonomi yang diukur oleh persentase penduduk yang tidak memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan dan air bersih ditambah persentase anak dibawah 5 tahun yang kekurangan berat badan. Angka HPI yang rendah berarti menunjukkan hal yang bagus yakni, sedikitnya persentase penduduk yang mengalami kehilangan 3 hal tersebut. Sementara HPI yang lebih tinggi menunjukkan kehilangan yang lebih besar. Dengan kata lain Indeks pembangunan mencakup tiga komponen yang dianggap mendasar bagimanusia dan secara operasional mudah dihitung untuk menghasilkan suatu ukuranyang merefleksikan upaya pembangunan manusia. Ketiga aspek tersebut berkaitandengan peluang hidup longevity, pengetahuan knowledge, dan hidup layakdecent living. Peluang hidup dihitung berdasarkan angka harapan hidup ketika lahir; pengetahuan diukur berdasarkan rata-rata lama sekolah angka melek hurufpenduduk usia 15 tahun keatas; dan hidup layak diukur dengan pengeluaran perkapita yang didasarkan pada Purchasing Power Parity paritas daya beli dalamrupiah.Usia hidup diukur dengan angka harapan hidup atau e yang dihitungmenggunakan metode tidak langsung metode Brass, varian Trussel berdasarkan variabel rata-rata anak lahir hidup dan rata-rata anak yang masih hidup. Komponen pengetahuan diukur dengan angka melek huruf dan rata- rata lama sekolah yang dihitung berdasarkan data Suseda. Sebagai catatan, UNDP dalam publikasi tahunan Human Development Report HDR. Indikator angka melek huruf diperoleh dari variabel kemampuan membaca dan menulis, sedangkan indikator rata-rata lama sekolah dihitung dengan menggunakan dua variabel secara simultan; yaitu tingkatkelas yang sedangpernah dijalani dan jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan. Komponen standar hidup layak diukur dengan indikator rata-rata konsumsi riil yang telah disesuaikan. Sebagai catatan, UNDP menggunakan indikator Produk Domestik Bruto PDB per kapita riil yang telah disesuaikan adjusted real GDP percapita sebagai ukuran komponen tersebut karena tidak tersedia indikator lain yang lebih baik untuk 26 keperluan perbandingan antar negara. Secara singkat konsep IPM dapat digambarkan sebagai berikut: IPM Dimensi Umur Panjang dan Hidup Sehat Pengetahuan Standar Kehidupan Layak Indikator Harapan Hidup saat lahir Tingkat Melek Huruf Dewasa Lit Rata-rata lamanya bersekolah MYS Pengeluaran riil perkapita PPP rupiah Dimension Indeks Indeks Harapan Hidup Indeks Pendapatan Indeks Pendidikan Indeks Pembangunan Manusia Gambar 2.2Alur Konsep IPM Sumber: BPS, 2010 BPS memberikan ilustrasi penghitungan IPM sebagai berikut: IPM = 13 X 1 + X 2 + X 3 1 Dimana: X 1 : Indeks harapan hidup X 2 : Indeks pedidikan = 23 indeks melek huruf + 13 indeks rata- rata lama sekolah X 3 : Indeks standar hidup layak Masing-masing indeks komponen IPM tersebut merupakan perbandingan antara selisih nilai suatu indikator dan nilai minimumnya dengan selisih nilai maksimum dan nilai minimum indikator yang bersangkutan. Rumusnya dapat disajikan sebagai berikut: Indeks X i = X i X i min X imaks X imin 2 Dimana: X i : Indikator ke-i X imaks : Nilai maksimum X i X imin : Nilai minimum X i Nilai maksimum dan nilai minimum indikator X i disajikan pada tabel di bawah ini: 27 Tabel 2.1 Perhitungan Indeks Pembangunan Manusia Indeks Komponen IPM X 1 Nilai Maksimum Nilai Minimum Catatan 1 2 3 4 Angka Harapan Hidup 85 25 Sesuai standar global UNDP Angka Melek Huruf 100 Sesuai standar global UNDP Rata-rata Lama Sekolah 15 Sesuai standar global UNDP Konsumsi per Kapita yang disesuaikan 1996 732.720 a 300.000 b UNDP menggunakan PDB per kapita riil yang disesuaikan. Catatan: a Proyeksi pengeluaran riil unit tahun untuk provinsi yang memiliki angka tertinggi Jakarta pada tahun 2018 setelah disesuaikan dengan formula Atkitson. Proyeksi mengasumsikan kenaikan 6,5 persen per tahun selama kurun 1993-2018 b Setara dengan dua kali garis kemiskinan untuk provinsi yang memiliki angka terendah tahun 1990 di daerah pedesaan Sulawesi Selatan dan tahun 2000 di Irian Jaya.

2.1.7 Kemiskinan dan Pembangunan Manusia

BPS mendefinisikan kemiskinan dengan kondisi kehidupan yang serba kekurangan yang dialami seseorang atau rumahtangga sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan minimalyang layak bagi kehidupannya. Sementara Chambers mengartikan kemiskinan sebagai keadaan kekuranganuang dan barang untuk menjamin kelangsungan hidup. Dengan demikian, kemiskinan memiliki arti luas sebagai suatu konsep yang terintegrasi dengan memiliki lima dimensi, yaitu: 1 kemiskinanproper, 2 ketidakberdayaan powerless, 3 kerentanan menghadapi situasidarurat state of emergency, 4 ketergantungan dependence, dan 5 keterasinganisolation baik secara geografis maupun sosiologis. Hidup dalam kemiskinan bukan hanya hidup dalam kekurangan uang dan tingkat pendapatan rendah, tetapi juga banyak hal lain, seperti tingkat kesehatan dan pendidikan rendah, perlakuan tidak adil dalam hukum, kerentanan terhadap ancaman tindak kriminal, ketidak berdayaan dalam menentukan jalan hidupnya sendiri Prasetyo, 2010. 28 Kemiskinan dibagi dalam empat bentuk, yaitu: a. Kemiskinan absolut, kondisi dimana seseorang memiliki pendapatan di bawah garis kemiskinan atau tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan, sandang, papan, kesehatan, perumahan, dan pendidikan yang dibutuhkan untuk bisa hidup dan bekerja. b. Kemiskinan relatif, kondisi miskin karena pengaruh kebijakan pembangunan yang belum menjangkau seluruh masyarakat, sehingga menyebabkan ketimpangan pada pendapatan. c. Kemiskinan kultural, mengacu pada persoalan sikap seseorang atau masyarakat yang disebabkan oleh faktor budaya, seperti tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupan, malas, pemboros, tidak kreatif meskipun ada bantuan dari pihak luar. d. Kemiskinan struktural, situasi miskin yang disebabkan oleh rendahnya akses terhadap sumber daya yang terjadi dalam suatu sistem sosial budaya dan sosial politik yang tidak mendukung pembebasan kemiskinan, tetapi seringkali menyebabkan suburnya kemiskinan. Sementara BPS menjabarkan kemiskinan melalui indikator dan dimensi kemiskinan sebagai berikut: 29 Tabel 2.2 Dimensi dan Indikator Kemiskinan Kebutuhan Dasar Contoh Indikator 1. Konsumsi a. Persentase penduduk dibawah Garis Kemiskinan b. Indeks Kedalaman Kemiskinan c. Indeks Keparahan Kemiskinan Persentase pengeluaran makanan d. Persentase penduduk dengan konsumsi energi 2100 kkal perkapita perhari e. Persentase balita kurang gizi 2. Kesehatan a. Persentase penduduk meninggal sebelum 40 tahun b. Persentase penduduk tanpa akses pada pelayanan kesehatan dasar c. Angka Kematian Bayi 3. Pendidikan Dasar a. Persentase penduduk usia 7-15 tahun tidak sekolah b. Persentase penduduk dewasa buta huruf 4. Ketenagakerjaan a. Persentase penduduk penganggur terbuka b. Persentase penduduk setengah penganggur c. Persentase pekerja sektor informal 5. Perumahan a. Persentase rumahtangga tanpa akses pada listrik b. Persentase rumahtangga dengan lantai tanah c. Persentase penduduk dengan luas lantai 10 m 2 6. Air dan Sanitasi a. Persentase penduduk tanpa akses pada air bersih b. Persentase penduduk tanpa jamban sendiri Sumber: BPS 2004 2.1.8 Kebijakan Pro Poor Growth Pro poor growth merupakan hubungan timbal balik antara tiga unsur: pertumbuhan, kemiskinan, dan ketidakmerataan. Tingkat kemiskinan tidak hanya dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi tetapi juga dipengaruhi oleh level dan perubahan ketidakmerataan Suparno, 2010. 30 Revalion 1998 mendefinisikan pro poor growth sebagai peningkatan PDB yang menurunkan kemiskinan. Menurut Zepeda 2004 definisi ini masih sangat luas, implikasinya sebagian besar pertumbuhan ekonomi di dunia tergolong sebagai pro poor growthselama terjadi penurunan kemiskinan walaupun distribusi pendapatan memburuk. Sedangkan badan-badan internasional seperti PBB, Organization for Economic Cooperation and Development OECD, UNDP, dan Bank Dunia lebih sering menggunakan pro poor growth sebagai pertumbuhan ekonomi yang lebih menguntungkan penduduk miskin dan memberikan mereka kesempatan untuk memperbaiki situasi ekonomi mereka seperti dikemukakan Kakwani 2004.

2.1.9 Pembangunan Infrastruktur dan Pembangunan Manusia

Pembangunan ekonomi atau lebih tepatnya pertumbuhan ekonomi merupakan prasyarat bagi tercapainya pembangunan manusia, karena pembangunan ekonomi terjamin peningkatan produktivitas dan peningkatan pendapatan melalui penciptaan kesempatan kerja. Dengan demikian, pembangunan infrastruktur tidak dapat diabaikkan karena merupakan faktor utama dalam peningkatan produktivitas Gambar 2.3. Gambar 2.3 Hubungan Infrastruktur dengan Pembangunan Manusia Infrastruktur yang baik adalah sektor pendukung yang sangat penting dalam setiap aktivitas agar berlangsung efektif dan efisien. Pembangunan akan tercapai jika didukung oleh infrastruktur yang memadai yang diindikasikan dengan kualitas layanan sarana dan prasarana yang baik Indratno, 2008. Aspek Pembangunan Manusia Pendidikan Ekonomi pendapatan Kesehatan Infrastruktur 31 Infrastruktur pembangunan dapat dibedakan menjadi dua jenis, yakni infrastruktur ekonomi dan infrasturktur sosial. Infrastruktur ekonomi adalah infrastruktur fisik, baik yang digunakan dalam proses produksi maupun yang dimanfaatkan oleh masyarakat luas. Dalam pengertian ini meliputi semua prasarana umum seperti tenaga listrik, telekomunikasi, perhubungan, irigasi, air bersih, dan sanitasi, serta pembuangan limbah. Sedangkan infrastruktur sosial antara lain meliputi prasarana kesehatan dan pendidikan Ramelan, 1997. Ketersediaan infrastruktur, seperti jalan, pelabuhan, bandara, sistem penyediaan tenaga listrik, irigasi, sistem penyediaan air bersih, sanitasi, dan sebagainya yang merupakan social overhead capital, memiliki keterkaitan yang sangat kuat dengan tingkat perkembangan wilayah, yang antara lain dicirikan oleh laju pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat dari kenyataan bahwa daerah yang mempunyai kelengkapan sistem infrastruktur yang lebih baik, mempunyai tingkat laju pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat yang lebih baik pula, dibandingkan dengan daerah yang mempunyai kelengkapan infrastruktur yang terbatas. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penyediaan infrastruktur merupakan faktor kunci dalam mendukung pembangunan nasional Bappenas, 2003. Infrastruktur merupakan roda penggerak pertumbuhan ekonomi. Fasilitas transportasi memungkinkan orang, barang dan jasa diangkut dari satu tempat ke tempat lain diseluruh penjuru dunia. Perannya sangat penting baik dalam proses produksi maupun dalam menunjang distribusi komoditi ekonomi. Telekomunikasi, listrik, dan air merupakan elemen sangat penting dalam proses produksi dari sektor-sektor ekonomi seperti perdagangan, industri dan pertanian. Keberadaan infrastruktur akan mendorong terjadinya peningkatan produktivitas bagi faktor-faktor produksi. Sebagaimana teori Lewis, kondisi pareto optimal akan tercapai bila terjadi mobilitas faktor-faktor produksi labour tanpa hambatan untuk memacu pertumbuhan ekonomi Jhingan, 2007. Daerah-daerah yang memiliki tingkat mobilitas faktor-faktor produksi antar daerah rendah akan menyebabkan pertumbuhan ekonominya rendah. Daerah-daerah dengan tingkat kemiskinan 32 tinggi menunjukkan bahwa faktor-faktor produksi di daerah yang bersangkutan memiliki mobilitas antar daerah yang rendah. Infrastruktur dapat digolongkan sebagai modal atau capital. Infrastruktur tergolong sebagai social overhead capital, berbeda dengan modal yang berpengaruh secara langsung terhadap kegiatan produksi, perluasan infrastruktur tidak hanya menambah stok dari modal tetapi juga sekaligus meningkatkan produktifitas perekonomian dan taraf hidup masyarakat luas. Teori Wagner menyebutkan adanya keterkaitan positif antara pertumbuhan ekonomi dan besarnya pengeluaran pemerintah untuk pembangunan infrastruktur. Teori ini menyatakan bahwa pengeluaran pemerintah akan tumbuh lebih cepat dari GDP, dengan kata lain elastisitas pengeluaran pemerintah terhadap GDP lebih besar dari satu. Dalam, suatu perekonomian, apabila pendapatan perkapita meningkat, secara relatif pengeluaran pemerintah akan meningkat. Dasar dari teori Wagner ini adalah pengamatan empiris dari negara-negara maju Mangkoesoebroto, 2001. Pengeluaran pemerintah akan meningkat guna membiayai tuntutan masyarakat akan kemudahan mobilitas untuk mendukung kegiatan ekonomi. Dalam Yanuar 2006 dijelaskan ada dua kendala utama dalam pengadaan infrastruktur. Yang pertama adalah adanya kemungkinan terjadinya kegagalan pasar market failure, dan yang kedua adalah menyangkut aspek pembiayaan. Dalam pengadaan infrastruktur dibutuhkan dana investasi yang besar dan pengadaan infrastruktur merupakan investasi jangka panjang. Kegagalan pasar terjadi, karena beberapa jenis infrastruktur memiliki manfaat yang tidak hanya dapat dinikmati atau dirasakan secara pribadi akan tetapi juga dapat dirasakan orang lain. Dengan adanya kendala tersebut, maka pengadaan infrastruktur dilaksanakan oleh pemerintah melalui pengeluaran pemerintah dengan dana yang terdapat dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN melalui pengeluaran pembangunan.

2.1.10 Analisis Panel Data

Ketersediaan data seringkali menjadi kendala dalam dalam suatu penelitian. Data dengan series yang pendek menjadi permasalahan dalam pengolahan data 33 time series karena akan mempengaruhi validitas analisis sebagai konsekuensi minimnya jumlah data. Permasalahan lain juga terjadi apabila penelitian memiliki jumlah unit cross section yang terbatas sehingga menyulitkan analisis prilaku dari model yang diteliti. Teori ekonometrika memberikan solusi untuk permasalah tersebut. Salah satunya dengan menggunakan data panel Pooled data. Menurut Gujarati 2003 data panel pooled data atau yang disebut juga data longitudinal merupakan gabungan antara data cross section dan data time series. Data cross section adalah data yang dikumpulkan dalam satu waktu terhadap banyak individu. Metode data panel merupakan suatu metode yang digunakan untuk melakukan analisis empirik yang tidak mungkin dilakukan jika hanya menggunakan data time series atau cross section. Baltagi 2005 mengemukakan kelebihan yang diperoleh dari penggunaan data panel: 1. Dapat mengendalikan keheterogenan individu atau unit cross section; 2. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, mengurangi kolinearitas diantara variabel, memperbesar derajat bebas, dan lebih efisien; 3. Panel data lebih baik untuk studi dynamic of adjustment; 4. Dapat lebih baik untuk mengidentifikasi dan mengukur efek yang tidak dapat dideteksi dalam model data cross section maupun time series;

5. Lebih sesuai untuk mempelajari dan menguji model prilaku behavioral

models yang kompleks dibandingkan dengan model data cross section atau time series. Analisis menggunakan data panel adalah kombinasi antara data deret waktu dan kerat lintang. Jika T adalah jumlah observasi dan n adalah jumlah unit cross section, maka panel data terjadi jika T  1 dan n  1. Jika observasi untuk setiap unit cross section sama banyaknya disebut balance panels sedangkan jika tidak sama banyak disebut unbalance panels Johnston, 2000. Proses mengkombinasi data cross section dan time series untuk membentuk panel disebut pooling. Bentuk panel data dapat dinotasikan sebagai berikut: Y it = Nilai variabel terikat dependent variabel untuk setiap unit individu cross section i pada periode t 34 dimana i = 1, 2, . ,n dan t = 1, 2, ,T X it j = Nilai variabel bebas independent variabel atau disebut juga variabel penjelas ke-j untuk unit individu cross section i pada waktu t. K merupakan indeks variabel penjelas j = 1, ,K Dalam bentuk matrik, cara umum dalam mengelompokkan data dalam unit- unit sebagai berikut : Dimana  it berarti disturbance term untuk unit ke-i pada waktu t. Seringkali data tersebut mempunyai bentuk sebagai berikut : Dimana y = nT x 1, X = nT x k, dan  = nT x 1. Sehingga Model linear standar dapat diperlihatkan sebagai berikut : dimana Pada persamaan di atas secara sederhana dapat dilakukan perhitungan dengan mengasumsikan bahwa  it ~ 0, 2 untuk semua i dan t. Untuk semua individual yang ditentukan, observasi tidak terjadi serial korelasi. Dan lintas individu dan waktu terjadi homokedastisitas pada galatnya. Analisis panel data memiliki tiga pendekatan, yaitu pendekatan kuadrat terkecil pooled least square, pendekatan efek tetap fixed effect, dan pendekatan              iT i i i y y y y  2 1                K iT iT iT K i i i K i i I i X X X X X X X X X X        2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 1 1                  iT i i i  2 1              n y y y y  2 1              n X X X X  2 1                 n  2 1     X y              k      2 1 ... .3.2 ..3.1 . ..3.3 . 3.4 35 efek acak random effect. Ketiga pendekatan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Pendekatan Kuadrat Terkecil Pooled Least Square

Pendekatan kuadrat terkecil merupakan pendekatan pengolahan panel data yag paling sederhana. Pendekatan ini biasa diterapkan pada data berbentuk pool.Jika efek individu konstan sepanjang waktu dan spesifik terhadap setiap unit cross section maka modelnya akan sama dengan model regresi biasa. Apabila nilai individunya sama untuk setiap unit cross section- nya, maka OLS pendekatan kuadrat terkecil akan menghasilkan setimasi yang konsisten dan efisien untuk variabel-variabelnya.Persamaannya dapat ditulis seperti berikut: = ∝ + + untuk i = 1,2, .,N dan t = 1,2, ,T 3.5 adalah jumlah unit cross section individu dan T adalah jumlah time series periode waktu. Dengan mengasumsikan komponen error dalam pengolahan kuadrat terkecil biasa, maka proses estimasi secara terpisah untuk setiap unit cross sectiondapat dilakukan.

b. Pendekatan Efek Tetap Fixed Effect

Terdapat kasus dimana intersep dan slope dianggap konstan untuk tiap cross section dan time series. Oleh karena itu diperlukan metode dengan memasukkan variabel boneka dummy variable untuk mengizinkan terjadinya perbedaan nilai parameter yang berbeda-beda baik lintas cross section maupun time series. Pendekatan dengan memasukkan variabel boneka inilah yang disebut model efek tetap fixed effect atau sering disebut juga Least Square Dummy Variable atau Covariance model. Persamaan untuk pendekatan ini dapat ditulis: = ∝+ + ∑ ∝ + ................... ....3.6 dimana: = Variabel terikat di waktu t untuk unit cross section i ∝ = intercept yang berubah-ubah untuk antar cross section unit = variabel bebas j di waktu t untuk cross section i