40
2.2 Penelitian-Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang pembangunan manusia telah dilakukan oleh Cahyadi 2005. Cahyadi meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi indeks
pembangunan manusia di provinsi Bali. Teknik pengolahan data yang dilakukan adalah dengan model ekonometrika OLS dengan data panel yang terdiri dari 9
kabupaten kota dengan tahun analisis 1996,1999, dan 2002. Variabel terikat yang digunakan adalah indeks pembangunan manusia, sedangkan untuk variabel bebas
digunakan PDRB, investasi bruto,realisasi anggaran pembangunan sosial, rata-rata pengeluaran rumah tangga sebulan, jumlah penduduk miskin, rasio jumlah murid
SD terhadap jumlah ruangan kelas SD, rasio jumlah sarana kesehatan terhadap jumlah penduduk, dan persentase rumah tangga yang mempunyai akses air bersih.
Hasil dari penelitian tersebut adalah jumlah penduduk miskin berpengaruh signifikan negatif terhadap IPM, anggaran pembangunan sosial sebagai indikator
pembiayaan pembangunan manusia dan persentase rumah tangga yang mempunyai akses air bersih sebagai indikator kesehatan yang juga digunakan
sebagai proksi distribusi pendapatan berpengaruh signifikan secara positif terhadap IPM dan bersifat inelastis. Sedangkan rata-rata pengeluaran rumah
tangga sebagai indikator pembiayaan pembangunan manusia, PDRB, investasi, rasio sarana prasarana pendidikan dan kesehatan berpengaruh signifikan secara
positif terhadap IPM dan bersifat elastis. Kajian tentang IPM juga telah dilakukan oleh Alam 2006 dengan studi
kasus Kabupaten Bekasi. Penelitian ini berfokus pada ketimpangan pendapatan antar kecamatan di Kabupaten Bekasi pada tahun 1996-2004, kemajuan ekonomi
antar kecamatan, serta menganalisis faktor-faktor sosial dan ekonomi yang mempengaruhi IPM di Kabupaten Bekasi. Teknik analisis yang digunakan adalah
dengan Analisis Weighted Coefficient Variation CVwatau Williamson Iw
Nilai indeks berkisar antara nol dan satu. Alat Analisis yang kedua adalah TipelogiKlaasen dengan melihat perbandingan antara laju pertumbuhan ekonomi
LPE dan PDRB per kapitakecamatan terhadap angka LPE dan PDRB perkapita rata-rata Kabupaten. Sedangkan alat Analisisselanjutnya adalah regresi data panel
dengan IPM sebagai Variabel babas, dan variabel terikatnya terdiridari: PDRB per kapita kecamatan; Sarana pendidikan jumlah gedung SD dan MI; Rasio guruSD
41 dan MI; ]umlah sarana kesehatan kecamatan; Rasio Tenaga Medis per 1000
penduduk; KepadatanPenduduk kecamatan; dan Akses penduduk terhadap air bersih. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan
PDRB, rasio guru terhadap murid SD, kepadatan penduduk, dan rumah tangga yang memiliki akses terhadap air
bersih signifikan mempengaruhi IPM di kabupaten Bekasi dan disparitas pendapatan yang tinggi di Kabupaten Bekasi tidak serta merta menyebabkan
tingginya disparitas IPM. Muhammad
2010 juga
melakukan penelitian
tentang indeks
pembangunan manusia. Muhammad
mengkaji pengaruh Foreign Direct
Investment FDI terhadap indeks pembangunan manusia di Pakistan. Variabel yang dimasukkan dalam penelitian ini adalah FDI, IPM, Ekspor-impor dan real
GDP. Penelitian ini menghasilkan FDI berpengaruh signifikan terhadap IPM dimana kenaikan IPM menyebabkan kesempatan kerja meningkat dan menaikkan
standar hidup. Ekspor impor atau balance of trade berpengaruh signifikan terhadap HDI dimana standar hidup meningkat dikarenakan banyaknya ekspor.
Sementara real GDP justru tidak berpengaruh terhadap IPM Peningkatan RGDP justru menyebakan makin tingginya kesenjangan sosial karena pergerakan sumber
daya yang tidak efektif dan kegagalan pemerintah terhadap kebijakan fiskal. Penelitian tentang Indeks Pembangunan Manusia juga dilakukan oleh
Yanuarta 2009. Penelitian Yanuarta mengaitkan alokasi anggaran pembangunan dengan peningkatan indeks pembangunan manusia di Kabupaten Lampung Barat.
Metode analisis yang digunakan adalah dengan regresi berganda dengan memasukkan variabel-variabel berupa belanja pembangunan sektor pendidikan,
belanja sektor kesehatan, dan belanja sektor perekonomian. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan Belanja pembangunan, belanja pendidikan, dan belanja
kesehatan mempunyai pengaruh signifikan terhadap peningkatan IPM. Prioritas utama pembangunan sektor pendidikan adalah program sekolah gratis, rehabilitasi
sekolah, pemerataan guru, peningkatan kompetisi guru, pengadaan sarana pendidikan, pembentukan PKBM, pembangunan sekolah, peningkatan insentif
guru, dan pendidikan D2 bagi guru SD. Prioritas pembangunan dalam bidang kesehatan adalah pengobatan gratis, revitalisasi posyandu, dan pengadaan dokter
danbidan.
42 Tabel 2.4 Ringkasan Penelitian Terdahulu
No Nama
Tahun Lokasi
Model Hasil
1 Cahyadi
2005 Bali
Model 1: IPM =
10
+
11
LOGPDRB +
12
APSOS +
13
LOGPDDMISKIN +
14
RTAKSESAIR +
15
Model 2 : IPM =
20
+
21
LOGPENGLRT +
22
APSOS +
23
LOGPDDKMISKIN +
24
LOGSRPEN +
25
LOGSRNKES +
26
LOGINV +
27
Model 3: IPM = 30 + 31APSOS + 32 LOGPDDKMISKIN +
33LOGSRNPEN + 34 1. Penduduk miskin berpengaruh signifikan
negatif terhadap IPM 2. Anggaran pembangunan sosial sebagai
indikator pembiayaan pembangunan manusia dan persentase rumah tangga yang
mempunyai akses air bersih sebagai indikator kesehatan yang juga digunakan
sebagai proksi distribusi pendapatan berpengaruh signifikan secara positif
terhadap IPM dan bersifat inelastis.
3. Pengeluran rumah tangga, PDRB, investasi, sarana pendidikan, sarana kesehatan
berpengaruh signifikan secara positif terhadap IPM dan bersifat elastis.
2 Alam,
Jauharul 2006
Kabupaten Bekasi
IPM= f PDRB per kapita, jumlah gedung SDMI, rasio guru terhadap
murid SDMI, jumlah sarana kesehatan, rasio tenaga medis, rumah
tangga yang dapat mengakses air bersih, kepadatan penduduk
1. PDRB, rasio guru terhadap murid SD, kepadatan penduduk, dan rumah tangga
yang memiliki akses terhadap air bersih signifikan mempengaruhi IPM di kabupaten
Bekasi
2. Disparitas pendapatan yang tinggi di Kabupaten Bekasi tidak serta merta
menyebabkan tingginya disparitas IPM 3
Muhammad, Sulaiman
2010 Pakistan
HDI = +
1
FDI +
2
Ex-Im +
3
RGDP + 4ยต
t-1
+
t
1. FDI berpengaruh signifikan terhadap HDI dimana kenaikan HDI menyebabkan
kesempatan kerja meningkat dan menaikkan standar hidup.
43 2. Ex-IM atau balance of trade
berpengaruh signifikan terhadap HDI dimana standar hidup meningkat
dikarenakan banyaknya ekspor.
3. GDP riil tidak signifikan terhadap HDI. Peningkatan GDP riil justru menyebakan
makin tingginya kesenjangan sosial karena pergerakan sumber daya yang
tidak efektif dan kegagalan pemerintah terhadap kebijakan fiskal.
4 Yanuarta,
Hendra 2009
Lampung Barat IPMt =
+
1
Pendidikan
t-1
+
2
Kesehatan
t-1
+
3
Ekonomi
t-1
+
t
IP
t
= +
1
Sarpras
t-1
+
2
Buku
t-1
+
3
Guru
t-1
+
4
Oprs
t-1
+
5
iswa
t-1
+
t
1. Belanja pembangunan, belanja pendidikan, dan belanja kesehatan
mempunyai pengaruh signifikan terhadap peningkatan IPM.
2. Prioritas utama pembangunan sektor pendidikan adalah program sekolah
gratis, rehabilitasi sekolah, pemerataan guru, peningkatan kompetisi guru,
pengadaan sarana pendidikan, pembentukan PKBM, pembangunan
sekolah, peningkatan insentif guru, dan pendidikan D2 bagi guru SD. Prioritas
pembangunan dalam bidang kesehatan adalah pengobatan gratis, revitalisasi
posyandu, pengadaan dokter dan bidan. Sementara prioritas utama bidang
perekonomian adalah diklat angkatan kerja.
44
2.3 Kerangka Pemikiran