46
III. METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian di lakukan di Provinsi Jawa Barat dengan menggunakan data tahun 2005 sampai dengan data tahun 2009. Pemilihan dilakukan secara sengaja
purposive melihat provinsi Jawa Barat merupakan wilayah dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia dengan geografis yang strategis dan kaya akan
sumber daya alam akan tetapi kemiskinan dan ketimpangan masih relatif tinggi.
3.2 Jenis dan Sumber data
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang diambil dari BPS, situs Provinsi Jawa Barat, penelitian-penelitian terdahulu, jurnal-jurnal, dan bahan
literatur sebagai pelengkap. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Indeks pembangunan manusia, jumlah penduduk miskin, PDRB per kapita,
jumlah SD dan SMP, jumlah guru, jumlah murid jumlah puskesmas, jumlah rumah sakit, dan jumlah pelayan kesehatan, dan panjang jalan.
3.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan dua metode analisis yaitu analisis deskriptif dan analisis kuantitatif. Analisis deskriptif digunakan untuk
melihat keadaan sumber daya manusia di Jawa Barat dan bagaimana implementasi kebijakan pemerintah daerah dengan realitas keadaan pembangunan manusia di
Jawa Barat. Sementara analisis kuantitatif digunakan dalam mengkaji faktor-faktor yang
mempengaruhi indeks pembangunan manusia di Jawa Barat, dan seberapa besar sarana prasarana pendidikan dan kesehatan mempengaruhi pembangunan manusia
di provinsi tersebut. Data yang digunakan adalah data panel atau pooled data pooling cross section-time series regression dengan unit cross section-nya 25
kabupatenkota dan unit time series yang digunakan adalah tahun 2005,2006, 2007, 2008dan 2009.
47
3.4 Spesifikasi Model Panel Data
Spesifikasi model data panel dalam mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi pembangunan manusia di Jawa Barat didasarkan dan dimodifikasi
dari model umum yang digunakan Cahyadi 2005 yaitu: PM = f IPD, IPPM, IKEM, IPEN, IKES
Dimana: PM
= Pembangunan Manusia IPD
= Indikator Pembangunan Daerah IPPM
= Indikator Pembiayaan Pembangunan IKEM
= Indikator Kemiskinan IPEN
= Indikator Pendidikan IKES
= Indikator Kesehatan Tabel 3.1 Definisi Data dalam Tabel
No. Indikator
Variabel Keterangan
1. Pembangunan
Manusia Tingkat
Pembangunan Manusia:
diwakili dengan menggunakan variabel indeks pembangunan manusia IPM
tiap KabKota di Jawa Barat Variabel Terikat
2. Pembangunan
Daerah Faktor
pendapatan daerah,
yakni diwakili dengan menggunakan variabel
PDRB tiap kabkota di Jawa Barat Variabel Bebas
3. Pembiayaan
Pembangunan Faktor peran pemerintah daerah yakni
dapat diwakilkan dengan variabel Realisasi anggaran tiap kabkota di
Jawa Barat Variabel Bebas
4. Kemiskinan
Faktor kemiskinan
daerah, dapat
diwakilkan dengan variabel Jumlah penduduk miskin di Jawa Barat
Variabel Bebas 5.
Pendidikan Faktor Sarana Pendidikan, dapat dilihat
dari rasio jumlah sekolah dengan penduduk di tiap kabupatenkota di
Jawa Barat. Faktor Pelayan Pendidikan, dapat
dilihat dari rasio guru terhadap murid sekolaha tiap kabkota di Jawa Barat.
Variabel Bebas
6. Kesehatan
Fator Sarana Kesehatan, dapat dilihat dari rasio jumlah puskesmas terhadap
penduduk di tiap Kab Kota di Jawa Barat.
Faktor Pelayan Kesehatan, dapat dilihat dari rasio jumlah dokter, bidan dan
perawat terhadap penduduk di tiap Kabkota di Jawa Barat
Variabel Bebas
48 Dengan dasar model umum diatas, penulis memodifikasi dan memasukkan
variabel-variabel sebagai berikut: Tabel. 3.2 Variabel dalam Penelitian
No. Variabel
ID Satuan
Sumber Keterangan
1. Indeks
Pembangunan Manusia
IPM BPS
2. PDRB per kapita
PDRBk Rp
BPS PDRB
perkapita menurut
tahun
dasar 2000
3. Kemiskinan
POV BPS
Persentase tingkat
kemiskinan
4. Sarana Pendidikan
SRNPEN sekolah
per orang BPS
Rasio Jumlah sekolah
SD dan
SMP terhadap usia
penduduk 5- 14 tahun.
5. Jumlah Guru
GR guru per
orang BPS
Rasio jumlah guru SD dan
SMP terhadap
murid
SD dan SMP.
6. Sarana Kesehatan
SRNKES puskesmas
per orang BPS
Rasio jumlah puskesmas
terhadap penduduk
7. Pelayan Kesehatan
PKES pelayan
kesehatan per orang
BPS Rasio Jumlah
Dokter, Perawat, dan
Bidan terhadap
jumlah penduduk
8. Sarana Infrastruktur
SRNINF km per
orang BPS
Rasio Panjang Jalan
Raya terhadap
jumlah penduduk
49 Variabel PDRB per kapita dapat digunakan sebagai gambaran rata-rata
pendapatan yang dihasilkan oleh setiap penduduk selama satu tahun di suatu wilayah atau daerah. PDRB per kapita diperoleh dari hasil pembagian antara
PDRB dengan jumlah penduduk. Dihipotesiskan bahwa PDRB per kapita berhubungan positif dengan IPM, dimana makin besar pendapatan per kapita
masyarakat di suatu wilayah maka IPM di wilayah tersebut akan membaik. Jumlah penduduk miskin dimasukkan dalam permodelan dikarenakan erat
kaitannya dengan pembangunan manusia di suatu wilayah. Diduga hubungan antara jumlah penduduk miskin dan indeks pembangunan bersifat negatif, artinya
jika penduduk miskin di suatu wilayah meningkat, maka indeks pembangunan manusia di wilayah tersebut akan menurun.
Jumlah SekolahDasar SD dan Sekolah Menengah Pertama SMP dimasukkan untuk melihat hubungan sarana prasarana pendidikan dalam
mempengaruhi IPM. Adapun tingkat SD dan SMP diperhitungkan sebagai jenjang minimal dalam mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang lebih layak
sehingga dapat berpengaruh positif terhadap IPM.Rasio antara guru SD dan SMP terhadap murid dimasukkan dalam model untuk melihat ketercukupan pengajar
dalam mendidik murid sehingga tercapai pendidikan yang meningkatkan kualitas. Jumlah Puskesmas, jumlah rumah sakit, dan jumlah pelayan kesehatan
merupakan variabel-variabel yang menunjukkan prasarana kesehatan. Jumlah pelayan kesehatan disini adalah jumlah dokter, perawat, dan bidan. Diduga ketiga
variabel ini berhubungan positif terhadap IPM, artinya makin banyak jumlah puskesmas, rumah sakit, dan pelayan kesehatan, maka IPM akan meningkat.
Rasio jumlah dokter dan perawat terhadap penduduk dimasukkan dalam model untuk melihat ketercukupan pelayan kesehatan dalam melayani penduduk,
sehingga akses kesehatan di dapat oleh semua lapisan masyarakat. Sarana infrastruktur tidak dapat dilepaskan dalam mengukur IPM. Sarana
infrastruktur diukur dengan panjang jalan kabupatenkota. Sarana infrastruktur yang baik dapat menopang kelancaran masyarakat dalam mengakses sarana-
sarana pendidikan dan kesehatan. Dengan demikian infrastruktur yang baik akan mendukung peningkatan IPM.
50 Dengan demikian spesifikasi dalam mengkaji faktor-faktor yang
mempengaruhi pembangunan manusia dapat dirumuskan sebagai berikut: LNIPM
it
= +
1
LNPDRBk
it
+
2
LNPOV
it
+
3
LNSRNPEN
it
+
4
LNGR
it
+
5
LNSRNKES
it
+
6
LNPKES +
7
LNSRNINF
it
+u
it
Dimana: LNIPM
it
= Natural logaritma dari indeks pembangunan manusia
untuk kabupatenkota ke-i pada tahun ke-t LNPov
it
= Natural logaritma jumlah penduduk miskin untuk
kabkota ke-i pada tahun ke-t LNPDRBk
it
= Natural logaritma PDRB perkapita menurut tahun
dasar 2000 untuk kabkota ke-i pada tahun ke-t Rp LNSRNPEN
it
= Natural logaritma Rasio Jumlah sekolah SD dan SMP
terhadap usia penduduk 5-14 tahun kabkota ke-i pada tahun ke-t
LNGR
it
= Natural logaritma Rasio jumlah guru SD dan SMP
terhadap murid SD dan SMP kabkota ke-i pada tahun ke-t
LNSRNKES
it
= Natural logaritma Rasio jumlah sarana kesehatan
Puskesmas, puskesmas pembantu dan puskesmas keliling terhadap jumlah penduduk pada kabkota ke-i
pada tahun ke-t LNPKES
it
= Natural logaritma Rasio jumlah pelayan kesehatan dokter umum, dokter gigi, dan bidan terhadap
penduduk pada kabkota ke-i pada tahun ke-t LNSRNIINF
it
= Natural logaritma Rasio panjang jalan terhadap jumlah
penduduk pada kabkota ke-i pada tahun ke-t u
it
= Error term
3.5 Pengujian Model dan Hipotesis