3.2.2.1. Struktur, Perilaku dan Kinerja Pasar
Soekartawi 2002, mengemukakan bahwa pemasaran hasil-hasil pertanian sering dihadapkan pada kata efisiensi, baik cara pengukurannya
maupun kriteria yang dipakai. Setidaknya ada dua kesulitan untuk menilai efisien atau tidaknya suatu proses pemasaran. Pertama, efisiensi pemasaran
tidak mampu menunjukkan ukuran yang konsisten untuk mengukur efisiensi pemasaran secara keseluruhan. Kedua, efisiensi pemasaran seringkali
melupakan aspek kesejahteraan masyarakat welfare aspect of the society. Dalam hal ini untuk meningkatkan efisiensi pemasaran dan sekaligus juga
memperhatikan welfare society, pendekatan dengan konsep SCP Structure- Conduct-Performance merupakan pendekatan yang bisa digunakan untuk
mengurangi tidak efisiennya suatu pemasaran. Pendekatan SCP adalah pendekatan organisasi pasar yang mencakup
atau mengkombinasikan semua aspek dari sistem pemasaran atau tataniaga yaitu: market structure, market conduct dan market performance. Dasar
paradigma SCP dicetuskan oleh Mason 1939, yang mengemukakan bahwa struktur structure suatu industri akan menentukan bagaimana para pelaku
industri berperilaku conduct, yang pada akhirnya menentukan keragaan atau kinerja performance industri tersebut.
a. Struktur Pasar Struktur pasar market structure dapat diartikan sebagai karakteristik
dari produk maupun institusi yang terlibat pada pasar tersebut yang merupakan suatu resultan atau saling mempengaruhi perilaku dan keragaan
pasar. Antara lain ada empat faktor yang menjadi penentu yaitu: jumlah dan
ukuran perusahaan isu pangsa pasar dan konsentrasi pasar, kondisi dan keadaan produk homogen atau diferensiasi, mudah atau sukarnya untuk
masuk dan keluar pasar atau industri barrier to entry dan tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh partisipan dalam pemasaran. Struktur pasar
dapat juga diartikan sebagai tipe dan jenis-jenis pasar, yang secara garis besar dibagi atas dua kelompok, yaitu pasar persaingan sempurna dan pasar tidak
bersaing sempurna. Pasar Persaingan Sempurna PPS adalah kondisi pasar ideal dan
kompetitif yang berjalan dengan efektif dan efisien dengan beberapa asumsi yang harus terpenuhi yaitu: 1 ada sangat banyak penjual dan pembeli di
pasar, 2 tidak ada pelaku pasar yang dominan yang dapat mempengaruhi pesaingnya di pasar, 3 penjual dan pembeli hanya price taker serta tidak ada
persaingan di luar harga, 4 tidak ada hambatan untuk masukkeluar pasar, dan 5 jenis produk homogen dan identik, serta semua partisipan pasar
mempunyai cukup informasi dan pengetahuan tentang produk dan harga. Sisi yang berlawanan sangat ekstrim dengan pasar persaingan sempurna
adalah pasar monopoli dimana pasar dikuasai oleh satu penjual, berikutnya pasar oligopoli sedikit penjual dan pasar monopolistik banyak penjual. Jika
diurutkan menurut kedekatan karakteristik masing-masing pasar satu sama lain, maka struktur pasar terdiri dari pasar persaingan sempurna, pasar
monopolistik, pasar oligopoli dan terakhir pasar monopoli. Imperfect competition bisa juga dilihat dari perspektif pembeli atau
konsumen, sehingga selain ketiga jenis pasar tidak bersaing sempurna tersebut monopolistik, oligopoli dan monopoli juga dikenal struktur pasar monopsoni
dan oligopsoni. Pasar monopsoni menurut Kohls dan Uhl 2002, adalah pasar dimana hanya terdapat satu pembeli atau kondisi dimana hanya ada satu
perusahaan pengguna pada pasar input tertentu dan oligopsoni adalah sebuah situasi pasar dimana hanya ada beberapa pembeli dari satu produk atau
komoditas a few large buyers of a product. Struktur pasar sebagian besar komoditas hasil-hasil pertanian terutama
di negara-negara berkembang, tergolong ke dalam struktur pasar monopsoni atau oligopsoni, yang mayoritas pertaniannya merupakan usahatani subsistem
karena beragam faktor yang mempengaruhinya. Hal ini sangat merugikan petani karena dampak dari mekanisme pembentukan harga yang terjadi adalah
tidak ada harga terbaik, pembeli membeli hasil panen di bawah harga pasar yang seharusnya harga pada PPS sehingga bagian harga yang seharusnya
dinikmati petani diambil oleh pembeli. Struktur pasar biasanya diukur dengan rasio konsentrasi, indek atau
share tertentu. Setiap perusahaan mempunyai pangsa pasar market share yang berbeda-beda berkisar antara 0 hingga 100 persen dari total penjualan
seluruh pasar. Pangsa pasar menggambarkan bagian yang diperoleh
perusahaan dari total penjualan industri. Semakin tinggi share suatu perusahaan maka akan semakin besar peranan dan pengaruhnya di pasar.
Derajat konsentrasi pasar dapat diukur dengan menggunakan Herfindahl Hirchman Index HHI. Jika nilai HHI antara 1000-1800 dinyatakan sebagai
konsentrasi moderat, sedangkan lebih dari 1800 adalah konsentrasi tinggi. Concentration Ratio CR juga merupakan metode untuk mengukur derajat
konsentrasi pasar. Cara penghitungan melalui CR terbagi atas CR1, CR2,
CR3, CR4 dan lainnya, tergantung kebutuhan dan kondisi struktur pasar yang akan dinilai. Angka 1, 2 dan seterusnya mengindikasikan jumlah share
perusahaan yang akan dinilai CR-nya. Rasio konsentrasi merupakan akumulasi share perusahaan utama dalam industri, atau persentase dari total
output masing-masing perusahaan yang mendominasi industri atau pendapatan penjualannya, dibagi dengan total output atau penjualan keseluruhan industri
rasio pangsa pasar relatif dari total output industri. b. Perilaku Pasar
Perilaku pasar market conduct merupakan perilaku partisipan pembeli dan penjual, strategi atau reaksi yang dilakukan partisipan pasar secara
individu atau kelompok dalam hubungan kompetitif atau negosiasi terhadap partisipan lainnya untuk mencapai tujuan pemasaran tertentu. Misalnya
praktek-praktek bisnis yang dilakukan perusahaan dalam kebijakan penentuan harga, promosi penjualan dan berbagai strategi penjualan lainnya yang
dilakukan untuk mencapai hasil pasar yang spesifik. Pada prinsipnya hubungan pembeli dan penjual adalah hubungan persaingan, tetapi setelah ada
kesepakatan atau negosiasi, hubungan itu menjadi transaksi. Firdaus et al. 2008, lebih lanjut menyebutkan bahwa perilaku pasar
terdiri dari kebijakan-kebijakan yang diadopsi oleh pelaku pasar dan juga pesaingnya, terutama dalam hal harga dan karakteristik produk. Perilaku pasar
dapat dikelompokkan menjadi perilaku dalam strategi harga, produk dan promosi. Perilaku antara lain juga bisa dilihat dari tingkat persaingan ataupun
kolusi antar partisipan di pasar.
c. Kinerja Pasar Kinerja atau keragaan pasar market performance merupakan hasil atau
pengaruh dari struktur dan perilaku pasar yang dalam realita dapat terlihat dari produk atau output, harga dan biaya pada pasar-pasar tertentu. Misalnya
efisiensi harga atau biaya produksi, biaya promosi penjualan, termasuk nilai informasi, volume penjualan dan efisiensi pertukaran di pasar. Keragaan atau
kinerja suatu industri diukur antara lain dari derajat inovasi, efisiensi dan profitabilitas Firdaus et al. 2008. Struktur dan perilaku pasar akan
menentukan keragaan pasar yang dapat diukur melalui perubahan harga, biaya pemasaran, margin serta distribusi pemasaran, jumlah komoditas yang
diperdagangkan, korelasi harga di tingkat petani dengan harga di tingkat konsumen, elastisitas transmisi harga dan keterpaduan pasar.
Terdapat sejumlah faktor intrinsik dan eksternal yang berpengaruh terhadap kinerja pemasaran produk pertanian. Secara intrinsik faktor yang
berpengaruh diantaranya adalah struktur pasar, tingkat integrasi pasar dan margin pemasaran. Bentuk pasar yang terjadi dalam struktur suatu pasar akan
mempengaruhi tingkat kompetisi yang akan berdampak pada proses pembentukan harga, transmisi harga dan bagian harga yang diterima petani.
Jadi secara implisit struktur pasar akan berdampak terhadap kinerja integrasi pasar dan nilai margin pemasaran.
Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap kinerja pemasaran produk pertanian adalah terkait dengan kebijakan pemerintah seperti pengembangan
infra struktur pemasaran fisik dan kelembagaan, program stabilisasi harga output, perpajakan dan retribusi, kebijakan pengembangan produk dan
pengolahan hasil pertanian dan lain-lain. Pemahaman di atas dan perbaikan terhadap kinerja pemasaran produksi pertanian akan bermanfaat dalam
mendorong peningkatan produksi dan pendapatan petani, karena kinerja pemasaran yang kondusif akan mendorong adopsi teknologi dan bagian harga
yang diterima petani. Kebijakan pemerintah yang kondusif akan mendorong peningkatan produksi, distribusi, pengembangan produk dan insentif yang
proporsional bagi pelaku tataniaga dan kesejahteraan petani Rusastra et al. 2003.
3.2.2.2. Margin Pemasaran