didasarkan pada pertimbangan karena kecamatan ini merupakan daerah pertama penghasil gambir di Kabupaten Lima Puluh Kota dan sampai
sekarang menghasilkan gambir dengan mutu kualitas A yang dikenal dengan nama Gambir Halaban I. Sedangkan Kecamatan Harau dipilih karena
kecamatan ini adalah kecamatan dengan akses yang paling baik dan paling dekat dengan Kota Payakumbuh sebagai salah satu pasar utama gambir di
Kabupaten Lima Puluh Kota. Setelah dilakukan pemilihan lokasi penelitian pada tingkat kabupaten
dan kecamatan, selanjutnya dilakukan penentuan lokasi penelitian pada tingkat kenagarian. Kenagarian atau nagari adalah kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai organisasi pemerintah sendiri dan merupakan ciri khas pemerintahan daerah Sumatera Barat, yang setingkat dengan desa. Kapur IX,
Lareh Sago Halaban dan Harau merupakan kecamatan terpilih sebagai lokasi penelitian, masing-masing terdiri dari 7, 8 dan 11 kenagarian. Pemilihan
kenagarian ditentukan secara sengaja di tiga kecamatan tersebut dan yang terpilih di Kecamatan Kapur IX adalah Kenagarian Koto Bangun, Muaro Paiti
dan Lubuak Alai. Kenagarian Solok Bio-bio di Kecamatan Harau dan Kenagarian Halaban dan Sitanang di Kecamatan Lareh Sago Halaban.
4.2. Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder dalam bentuk data cross section maupun time series. Data cross section bersumber dari
responden penelitian yaitu petani gambir dan pedagang gambir. Pedagang gambir dibedakan lagi berdasarkan volume perdagangannya menjadi
pedagang pengumpul, pedagang besar dan eksportir gambir. Data primer ini yang digunakan untuk analisis efisiensi produksi dan pemasaran.
Data time series dipakai untuk kelengkapan analisis kinerja pemasaran gambir mulai tahun 1994-2007. Sumber data dan informasi berupa laporan-
laporan ataupun dokumentasi yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik, Dinas Perkebunan, Perindustrian, Perdagangan dan asosiasi pedagang gambir yang
berada di wilayah Kabupaten Lima Puluh Kota dan Provinsi Sumatera Barat.
4.3. Metode Pengambilan Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah rumahtangga petani produsen gambir dan pedagang gambir yang ada di wilayah Kabupaten Lima Puluh Kota.
Pengambilan sampel dari masing-masing lokasi ditentukan dengan cara sengaja purposive. Penentuan sampel petani di lokasi penelitian yang akan
dijadikan responden adalah petani produsen gambir yang memiliki Batas Minimal Usaha BMU untuk usaha perkebunan gambir yang ditetapkan
sesuai dengan standar Sensus Pertanian tahun 2003 ST 2003 yang dilakukan BPS, yaitu petani yang memiliki minimal 135 pohon gambir yang sudah
berproduksi BPS, 2003. Petani atau produsen dalam penelitian ini mungkin saja memiliki lebih dari satu usaha atau memiliki garapan usahatani dengan
komoditas selain gambir. Populasi petani gambir menurut hasil Sensus Pertanian terakhir tahun
2003, di Kabupaten Lima Puluh Kota terdapat 9 056 rumahtangga petani. Rumahtangga petani gambir untuk ketiga kecamatan terpilih sebanyak 4 307
rumahtangga atau 47.56 persen populasi, dengan sebaran sebanyak 1.27
persen atau 115 rumahtangga berada di Kecamatan Lareh Sago Halaban, 10.40 persen atau 942 rumahtangga di Kecamatan Harau dan 35.89 persen
atau 3 250 rumahtangga di Kecamatan Kapur IX. Parel et al. 1973, mengemukakan beberapa acuan yang dapat
dipertimbangkan menyangkut ukuran pengambilan sampel berkaitan dengan ragam populasi, yaitu: 1 jika populasi besar, sampel dapat diambil dengan
persentase kecil dan jika populasi kecil dapat diambil persentase besar, 2 ukuran sampel sebaiknya tidak kurang dari 30 satuan, dan 3 jumlah sampel
disesuaikan dengan kemampuan biaya. Berdasarkan uraian di atas dan pertimbangan keterbatasan yang ada dari
peneliti, maka rumahtangga petani yang menjadi sampel diambil dengan teknik quota sampling untuk memastikan bahwa beberapa karakteristik
populasi terwakili dalam contoh yang akan terpilih Juanda, 2009. Dari hasil survei yang dilakukan, diperoleh responden 30 rumahtangga petani di
Kecamatan Lareh Sago Halaban, 35 rumahtangga petani di Kecamatan Harau dan 36 rumahtangga petani di Kecamatan Kapur IX. Namun demikian setelah
dilakukan editing terhadap data yang diperoleh, ternyata hanya 96 rumahtangga petani sampel atau 1.06 persen dari populasi yang dianalisis
datanya, dan sebanyak 5 sampel rumahtangga dikeluarkan dari hasil analisis karena adanya ketidaklengkapan data. Sampel yang dikeluarkan adalah 3
rumahtangga petani di Kecamatan Harau dan 2 rumahtangga petani di Kecamatan Kapur IX.
Responden rumahtangga petani yang berjumlah 96 orang tersebut, setelah data rumahtangga terkumpul dan dilakukan tabulasi, dilakukan lagi
stratifikasi terhadap rumahtangga petani yang memiliki lebih dari satu lokasi perkebunan gambir dengan usia tanam yang berbeda-beda. Hal ini dilakukan
untuk analisis produksi guna mengidentifikasi faktor-faktor utama yang mempengaruhi produksi gambir perkebunan rakyat. Sehingga ukuran sampel
yang sebelumnya berjumlah 96 sampel rumahtangga petani, setelah dirinci lagi menurut usia tanaman gambir yang diusahakan, menjadi 133 sampel.
Responden yang berhubungan dengan tataniaga gambir, sampel pedagang yang diambil adalah pedagang gambir dari setiap kecamatan yang
dipilih secara sengaja purposive dari pedagang gambir yang ada di wilayah Kabupaten Lima Puluh Kota. Informasi awal mengenai pedagang pengumpul
diperoleh dari petani dan pedagang pengumpul di kenagarian tempat pelaksanaan survei, selanjutnya didapat dengan metode snowball sampling
guna mendapatkan pedagang di saluran pemasaran yang berada di atasnya. Penentuan pedagang dengan metode snowball sampling tersebut
bertujuan untuk menghindari terjadinya pengambilan sampel yang tidak tepat, dimana pedagang pengumpul di bawahnya tidak menjadi agen kepanjangan
tangan pedagang pengumpul di atasnya. Sampel pedagang yang dipilih adalah yang dianggap dapat mewakili karakteristik populasi dan kinerja dari
masing-masing lembaga pemasaran pada lokasi penelitian. Berdasarkan
informasi tersebut dan dengan mempertimbangkan karakteristik pedagang yang akan disurvei, diperoleh 20 responden sebagai
sampel pedagang yang telah memenuhi persyaratan seperti tersebut di atas. Sampel pedagang tersebut terdiri dari 11 sampel pedagang pengumpul, 6
sampel pedagang besar, 2 sampel eksportir dan 1 asosiasi pedagang gambir.
4.4. Metode Pengumpulan Data