Margin Pemasaran Konsep Efisiensi Pemasaran

pengolahan hasil pertanian dan lain-lain. Pemahaman di atas dan perbaikan terhadap kinerja pemasaran produksi pertanian akan bermanfaat dalam mendorong peningkatan produksi dan pendapatan petani, karena kinerja pemasaran yang kondusif akan mendorong adopsi teknologi dan bagian harga yang diterima petani. Kebijakan pemerintah yang kondusif akan mendorong peningkatan produksi, distribusi, pengembangan produk dan insentif yang proporsional bagi pelaku tataniaga dan kesejahteraan petani Rusastra et al. 2003.

3.2.2.2. Margin Pemasaran

Nicholson 2002, mengemukakan bahwa pola pembentukan harga tergantung dari kekuatan-kekuatan pelaku dalam pasar. Dengan kata lain penjual dan pembeli bertemu langsung, harga hanya ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan secara agregat, sehingga jumlah uang yang dibayarkan oleh konsumen sama dengan jumlah yang diterima produsen. Hal ini memberikan kesimpulan bahwa tidak ada perbedaan antara harga di antara keduanya. Namun dari hasil penelitian dalam bidang pemasaran pertanian ternyata terdapat perbedaan harga di tingkat petani dengan harga di tingkat pengecer dan konsumen akhir. Perbedaan yang terjadi inilah yang disebut marjin pemasaran yang merupakan keuntungan dari kegiatan yang dilakukan dalam pemasaran Cramer et al. 1997. Bila dalam pemasaran suatu produk pertanian terdapat lembaga pemasaran yang melakukan fungsi-fungsi pemasaran, maka marjin pemasaran diperoleh dari jumlah marjin pemasaran dari tiap-tiap lembaga pemasaran. Irawan dan Sudjoni 2001, berpendapat banyaknya lembaga pemasaran dan jarak antara produsen ke konsumen sangat berpengaruh terhadap arus distribusi barang dan tingkat harga yang diterima oleh produsen ataupun tingkat harga yang harus dibayar oleh konsumen. Jika dalam penyaluran barang dari produsen ke konsumen melalui banyak lembaga pemasaran yang terlibat, maka akan semakin besar perbedaan harga komoditas tersebut pada produsen dibandingkan dengan harga yang akan dibayarkan oleh konsumen, dalam hal ini tidak memberikan keuntungan yang wajar, baik bagi petani maupun bagi konsumen. Dengan demikian pemasaran yang melibatkan banyak lembaga pemasaran dapat menyebabkan rendahnya harga di tingkat produsen dan tingginya harga di tingkat konsumen sehingga marjin pemasaran menjadi tinggi. Nilai marjin pemasaran pada tiap komoditas berbeda-beda, dikarenakan untuk tiap produk mempunyai jasa pemasaran yang berbeda-beda dan tiap bentuk nilai tersebut memiliki geometrik dalam proses penjualannya. Lebih lanjut Dahl dan Hammond 1977, mengemukakan nilai marjin pemasaran ini umumnya ditetapkan dalam bentuk absolut seperti dalam persen. Dalam hal ini pedagang besar dalam memberikan tambahan harga mark up biasanya dalam bentuk konstan yaitu persen yang disebut sebagai biaya marjin tetap margin fixed cost dan untuk pengecer dalam menetapkan tambahan harga dalam bentuk absolut tetap secara marjin uang absolute. Tomek dan Robinson 1977, mendefinisikan margin pemasaran sebagai berikut: 1 perbedaan antara harga yang dibayar konsumen dengan harga yang diterima oleh produsen, dan 2 kumpulan balas jasa yang diterima oleh jasa pemasaran sebagai akibat adanya permintaan dan penawaran. Dalam definisi yang pertama, margin pemasaran merupakan perbedaan harga yang sederhana antara kurva permintaan asal primary demand dan permintaan turunan derived demand untuk setiap bagian produk. Permintaan asal ditentukan oleh respon dari kepuasan konsumen, yang tercermin dalam harga di tingkat konsumen, sedangkan kurva permintaan turunan adalah kurva yang sebenarnya dihadapi oleh petani produsen. Sumber: Tomek dan Robinson, 1977 Gambar 5. Kurva Permintaan Asal, Permintaan Turunan, Penawaran Asal dan Penawaran Turunan Gambar 5 menjelaskan margin secara grafis. Kurva tersebut dapat dijelaskan dengan asumsi bahwa: 1 elastisitas substitusi antara produk pertanian dengan input tataniaga misalnya tenaga kerja adalah nol, dan 2 jumlah produk di tingkat petani atau Q f , sama dengan jumlah produk di tingkat pengecer atau Q r , dimana Q f = Q r = Q kondisi ekuilibrium. Apabila asumsi tersebut tidak digunakan, maka kemiringan slope atau koefisien arah kurva permintaan maupun kurva penawaran di tingkat petani dengan di tingkat pengecer tidak akan sejajar sama.Besar kecilnya margin pemasaran sering digunakan sebagai kriteria untuk penilaian apakah pasar tersebut sudah atau belum efisien. Tinggi rendahnya margin dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang berpengaruh dalam proses kegiatan pemasaran, antara lain ketersediaan fasilitas fisik pemasaran seperti pengangkutan, penyimpanan, pengolahan, pengelolaan resiko kerusakan dan lain-lain. Secara umum bisa dikatakan semakin panjang saluran pemasaran atau pihak yang terlibat dalam saluran pemasaran, maka margin pemasaran akan semakin besar.

3.2.2.3. Bagian Harga yang Diterima Petani