5.1.2. Wilayah dan Penduduk
Kabupaten Lima Puluh Kota terdiri dari 13 kecamatan dimana ada 76 nagari dan 384 jorong dengan 8 kecamatan diantaranya adalah daerah sentra penghasil
gambir. Sensus Penduduk terakhir SP tahun 2000 menginformasikan jumlah penduduk kabupaten ini sebanyak 297 256 jiwa, tahun 2006 dan 2007 berturut-
turut diperkirakan 330 536 jiwa dan 331 674 jiwa yang terdiri dari 86 009 rumahtangga, 163 450 jiwa penduduk laki-laki dan 168 224 perempuan.
Sensus Pertanian terakhir ST tahun 2003 yang dilakukan BPS memberikan informasi hasil survei rumahtangga usaha perkebunan, terdapat 41 982 laki-laki
dan 46 729 perempuan yang berusaha di sektor pertanian atau 26.75 persen jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Lima Puluh Kota tahun 2007. Sebanyak
20 586 diantaranya bekerja di subsektor perkebunan atau 6.21 persen dari jumlah penduduk tahun 2007, dengan jumlah petani gambir 9 056 rumahtangga atau 44
persen dari jumlah petani yang bekerja di subsektor perkebunan. Tabel 1. Perbandingan Luas Semua Kecamatan dan Jumlah Nagari di Kabupaten
Lima Puluh Kota Tahun 2009 No.
Kecamatan Luas Area km
2
Jumlah Nagari
1. Payakumbuh
99.47 7
2. Akabiluru
94.26 6
3. Luhak
61.68 4
4. Lareh Sago Halaban
394.85 8
5. Situjuah Limo Nagari
74.18 5
6. Harau
416.80 11
7. Guguak
106.20 5
8. Mungka
83.76 4
9. Suliki
136.94 5
10. Bukit Barisan
244.20 5
11. Gunuang Omeh
156.54 3
12. Kapur IX
723.36 7
13. Pangkalan Kotobaru
712.06 6
Sumber: BPS, 2007a
Kecamatan sentra produksi gambir tersebar di delapan dari 13 kecamatan yang ada. Hanya lima kecamatan yang bukan merupakan sentra produksi gambir
di kabupaten ini yaitu: Akabiluru, Luak, Situjuah Lima Nagari, Suliki dan Gunuang Omeh. Tiga kecamatan yang dijadikan sampel adalah Kecamatan Lareh
Sago Halaban, Harau dan Kapur IX dengan jumlah nagari masing-masingnya secara berurutan 8, 11 dan 7 nagari.
5.1.3. Penggunaan Lahan dan Perkembangan Pertanian
Luas lahan yang telah dimanfaatkan untuk budidaya di Kabupaten Lima Puluh Kota mencapai 1 607.43 km
2
atau 47.92 persen dari luas wilayah dan kawasan lindung seluas 1 746.87 km
2
atau 52.08 persen dari luas wilayah. Perincian penggunaan lahan adalah sebanyak 28 735 ha sebagai tegalankebun, 3
885 ha untuk ladang, 20 205 ha ditanami tanaman perkebunan, 56 781 ha pohon hutan rakyat, 1 104 ha untuk kolam atau empang dan 2 726 ha padang
pengembalaan atau padang rumput. Tabel 2. Perkembangan Produksi Beberapa Komoditas Tanaman Perkebunan di
Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2004 - 2007 ton
No. Komoditas
2004 2005
2006 2007
1. Aren enau
852.00 246.00
494.00 685.40
2. Cengkeh
16.35 17.40
15.15 20.30
3. Gambir
7 643.00 8 166.40
9 682.50 10 073.50
4. Kakao
544.80 579.00
246.00 608.50
5. Karet
13 134.60 13 800.00
5 723.00 7 208.75
6. Kulit Manis
4 434.80 4 836.20
713.00 962.15
7. Kelapa
9 122.50 2 622.50
2 609.00 8 011.50
8. Kopi
664.60 742.00
694.00 1 078.80
9. Pinang
187.00 195.00
178.60 536.00
10. Teh
166.80 46.80
- -
11. Tebu
34.00 24.00
- -
12. Tembakau
240.40 299.50
133.30 200.40
Sumber: BPS, 2008c
Sektor pertanian masih mempunyai peranan yang besar dalam struktur perekonomian Kabupaten Lima Puluh Kota, sekitar 80.37 persen penduduk di
kabupaten ini bekerja di sektor pertanian berdasarkan data Sensus Pertanian 2003. Produksi tanaman perkebunan yang paling banyak menghasilkan di Kabupaten
Lima Puluh Kota menurut data BPS adalah komoditas gambir, kelapa, karet, kopi, kulit manis, aren, kakao, pinang, tembakau dan cengkeh.
Tabel 3. Perkembangan Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku di Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2004 - 2007
No. SektorSubsektor
2004 2005
2006 2007
1. Pertanian
34.94 34.86
34.79 34.58
Tanaman Pangan 13.93
13.91 13.97
13.75 Tanaman Perkebunan
8.84 9.19
9.05 9.22
Peternakan dan Hasil 4.31
4.30 4.31
4.40 Kehutanan
5.05 4.67
4.63 4.50
Perikanan 2.81
2.80 2.84
2.72 2.
Industri Pengolahan 10.25
9.86 9.91
10.09 3.
Sektor Lainnya 54.81
55.28 55.30
55.33 Sumber: BPS, 2008c
Berdasarkan distribusi persentase PDRB atas harga berlaku, kontribusi sektor pertanian pada tahun 2007 sebesar 34.58 persen dan subsektor tanaman
perkebunan menyumbangkan 9.22 persen, naik dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar 9.05 persen. Subsektor tanaman pangan memberikan kontribusi terbesar
pada distribusi PDRB sektor pertanian yaitu sebesar 13.75 persen.
5.1.4. Potensi Pengembangan Gambir