Pengendalian hama secara biologis dilakukan dengan cara menggunakan musuh alami dari hama tersebut. Pengendalian secara
biologis dilakukan dengan cara pemasangan pias di areal. Pias merupakan kumpulan telur dari musuh alami hama, pias dipasang pada
daun tebu dengan jumlah sekitar 12 lembarha. Pemasangan pias ini dilakukan untuk menanggulangi serangan hama penggerek pucuk dan
penggerek batang.
Pemanenan
Pemanenan merupakan kegiatan akhir dari budidaya tebu, kegiatan ini bertujuan untuk mengambil tebu dalam jumlah yang optimal dari setiap petak
tebu, mengangkut dan memuat tebu yang ada dilahan ke pabrik, dan mempertahankan hasil gula pol potensial yang terdapat dalam tanaman tebu.
Terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam melakukan penebangan yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan tebang, dan tahap bongkar
muat
1. Tahap persiapan tebang
Estimasi produksi tebu. Estimasi produksi tebu dilakukan untuk
mengetahui potensi tebu yang tersedia TCH. Data estimasi produksi digunakan untuk menghitung jumlah tebu yang akan ditebang per hari
atau per bulan, waktu tebang angkut, jumlah tenaga kerja, dan jumlah peralatan yang perlu disediakan.
Perencanaan program tebang. Perencanaan program tebang merupakan pedoman dalam menentukan pengaturan pelaksanaan kegiatan tebang.
Dalam membuat perencanaan program tebang terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya, luas aral tebu yang akan ditebang, waktu
giling tebu, kapasitas pabrik, umur tanaman tebu, estimasi produksi, distribusi varietas, distribusi RPC dan RC yang seimbang, dan
perencanaan sumber daya manusia dan angkutan yang digunakan untuk mempertahankan kualitas bahan baku. Diperlukan koordinasi yang baik
dengan divisi dalam pengaturan dan pelaksanaan program tebang.
Aplikasi zat pemacu kemasakan Rippenner. Rippenner merupakan
kegiatan pemberian zat pemacu kemasakan atau hormon untuk mempercepat pemanenan. ZPK zat pemacu kemasakan merupakan zat
yang termasuk zat penghambat tumbuh sistesis yang berfungsi sebagai pengatur tumbuh tanaman.aplikasi rippenner biasanya dilakukan pada
saat 28-35 hari sebelum tebang. Aplikasi ZPK dilakukan dengan cara disemprot menggunakan pesawat terbang ringan jenis Air tractor AT-502
B dengan bahan bakar aftur.
Gambar 17. Aplikasi ZPK Bahan kimia yang digunakan merupakan herbisida dengan bahan aktif
sulfosat dengan dosis . Volume semprot untuk 1 ha adalah 30 liter larutan dengan kebutuhan herbisida 0.46 l. Pesawat rippenner dilengkapi
dengan nozzle yang berjumlah 34 buah yang tersebar di kanan kiri sayap pesawat dengan panjang 19 m. Kapasitas angkut cane rippenner adalah
500 galon 18900 l. Penyemprotan dilakukan pada pagi hari untuk mengindari turbulensi udara dan arah penyemprotan berlawanan dengan
arah angin
Penentuan kemasakan tebu. Penentuan kemasakan tebu dilakukan
untuk menentukan periode kemasakan optimal tebu setelah aplikasi ZPK dan memperkirakan waktu dimulainya tebangan. Untuk menentukan
kemasakan tebu dilakukan analisas kemasakan tebu maturity test
sehingga dapat diperoleh data kandungan pol, brix, serta purity perbandingan pol dan brix dari setiap petak tebu.
Recruitment tenaga kerja. Pelaksanaan pemanenan tebu dilakukan
dengan sistem kontrak, dimana masing-masing kontraktor rata-rata memiliki 150 tenaga kerja.
Persiapan peralatan tebang muat muat angkut. Persiapan peralatan
tebang muat angkut meliputi persiapan alat tebang dan transportasi tebu. Persiapan tahap akhir tebangan meliputi penentuan dan perbaikan jalur
angkutan transportasi tebu.
2. Pelaksanaan penebangan