sehingga dapat diperoleh data kandungan pol, brix, serta purity perbandingan pol dan brix dari setiap petak tebu.
Recruitment tenaga kerja. Pelaksanaan pemanenan tebu dilakukan
dengan sistem kontrak, dimana masing-masing kontraktor rata-rata memiliki 150 tenaga kerja.
Persiapan peralatan tebang muat muat angkut. Persiapan peralatan
tebang muat angkut meliputi persiapan alat tebang dan transportasi tebu. Persiapan tahap akhir tebangan meliputi penentuan dan perbaikan jalur
angkutan transportasi tebu.
2. Pelaksanaan penebangan
Sebelum dilakukan penebangan terlebih dahulu dilakukan pembakaran tebu untuk mempermudah kegiatan penebangan. Pembakaran tebu
biasanya dilakukan dalam dua tahap, hal ini dilakukan untuk menjaga kesegaran tebu dan disesuaikan dengan kapasitas tenaga kerja.
Pembakaran tebu dilakukan dengan menggunakan cane lighter yang berbahan bakar campuran avtur dan bensin, serta diperlukan unit
pemadaman kebakaran PMK untuk mencegah menjalarnya api ke petak yang tseharusnya tidak dibakar. Pembakaran tebu dilakukan berlawanan
dengan arah angin. Pelaksanaan penebangan di PT Gula Putih Mataram dilakukan dengan sistem bundled cane tebu ikat dan loose cane tebu
urai.
Bundle cane. Sistem bundle cane merupakan sistem tebangan tebu yang
dalam pelaksanaan tebang, ikat, dan angkut tebu dilakukan secara manual dan pengangkutan tebu ke pabrik dilakukan dengan menggunakan truk
terbuka. Tenaga tebang yang merupakan tenaga rombongan yang terdiri dari 7-15
orang. Tiap rombongan mampu menyelesaikan 4-5 baris tanaman. Ikatan tebu ditumpuk pada baris ke 3 dan 4.
Penebangan dengan sistem bundle cane diterapkan pada areal yang hendak diratoon karena kerusakan lahan lebih kecil dan dapat
dilaksanakan pada kondisi basah. Kekurangan sistem bundle cane adalah tenaga tebang sulit diperoleh dan kualitas hasil tebangan berfluktuasi
tergantung pengawasan di lapangan. Pembayaran tenaga tebang menggunakan sistem tonnage yang artinya dibayar berdasarkan berat
hasil tebu yang ditebang.
Gambar 18. Pengangkutan tebu pada tebu ikat
Loose cane. Sistem ini merupakan sistem penebangan dengan kegiatan
tebang dilakukan secara manual namun dalam pengangkutan ke atas truk dilakukan secara mekanik yaitu pada saat pengangkutan di areal
menggunakan grab loader. Sedangkan pengangkutan ke pabrik menggunakan trailer atau truck tebu. Dalam perhitungan upah kapasitas
kerja penebang dihitung dalam hektar dengan satuan K 1 K = areal tebangan yang ditebang sebanyak 8 baris double row sepanjang 15 m
perharinya seorang penebang mampu mencapai 2 K. tenaga tebang dibayar berdasarkan luasan areal tebu yang ditebang dengan sistem
penumpukan 8:1 artinya 8 baris tanaman yang ditebang ditumpuk pada satu tumpukan yaitu pada baris ke 4 dan 5. Keuntungan dari sistem loose
cane adalah luas areal yang ditebang lebih luas dan pengiriman tebu ke pabrik relatif lebih besar lebih kontinyu. Kekurangan sistem loose cane
adalah kehilangan tebu lebih besar dibandingan sistem bundle cane dan kerusakan lahan lebih besar karena penggunaan alat berat di areal.
Pelaksanaan sistem loose cane cendrung dilaksanakan pada areal yang akan di RPC
Gambar 19. Pengangkutan tebu urai dengan grab loader
Gleaning. Gleaning merupakan kegiatan membersihkan tebu yang
tertinggal di lahan yang dipanen dengan sistem tebu urai atau tebu yang jatuh di jalan saat pengangkutan tebu ke pabrik. Kapasitas kerja gleaning
adalah 3 orangha.
3. Bongkar muat