Pengaruh Pengetahuan terhadap Perilaku dalam Menjaga Kebersihan

5.2 Pengaruh Pengetahuan terhadap Perilaku dalam Menjaga Kebersihan

Organ Reroduksi saat Menstruasi Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan pedoman dalam membentuk tindakan seseorang overt behavior. Berdasarkan pengalaman dan penelitian, diperoleh bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan Maulana, 2009. Pengetahuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan responden untuk dapat menjawab dengan benar semua pernyataan kebersihan organ reproduksi saat menstruasi. Pengetahuan siswi SMP PGRI 58 Tanjung Morawa pada penelitian ini mayoritas rendah yaitu sebesar 50,5 dan siswi yang berpengetahuan tinggi sebesar 49,5. Seluruh responden pernah mendengar istilah menstruasi. Dalam penelitian ini untuk pengertian menstruasi hanya 63 orang 32,5 yang menjawab dengan tepat, dan siasanya yaitu 131 orang 67,5 menjawab salah. Pada pertanyaan cara membersihakan alat kelamin mayoritas responden menjawab dari arah belakang ke depan, padahal untuk mencegah infeksi pada alat reproduksi mencuci organ reproduksi seharusnya dari depan kebelakang atau dari vagina ke dubur, jika terbalik ada kemungkinan bakteri dari muara usus dubur yang masuk ke vagina akan menimbulkan infeksi dan rasa gatal. Rendahnya pengetahuan responden tentang vulva hygiene disebabkan kurangnya informasi yang diperoleh mengenai kesehatan reproduksi, terkhususnya mengenai kebersihan organ reproduksi saat menstruasi. Universita Sumatera Utara Selain itu karakteristik responden yang berusia remaja, mereka masih menggangap menjaga kebersihan organ reproduksi saat menstruasi belum begitu penting. Hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p=0,006 0,05 maka dapat disimpulkan ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku menjaga kebersihan organ reproduksi saat menstruasi. Hal ini sama dengan penelitian yang dilakukan Tri Rachmawatii 2011, bahwa pengetahuan yang baik tentang menstruasi dengan perilaku personal hygiene selama menstruasi. Hasil penelitian Septiana 2006 didapatkan hasil yang signifikan dan menyatakan bahwa sebuah pengetahuan dapat mencerminkan sebuah perilaku seseorang yang dimana pengetahuan seseorang baik maka kemungkinan besar perilakunya akan baik juga. Pengetahuan responden tentang menjaga kebersihan organ reproduksi saat menstruasi dapat mempengaruhi responden dalam menjaga kebersihan organ reproduksi. Semakin baik pengetahuan responden tentang menjaga kebersihan organ reproduksi saat menstruasi, maka responden akan menjaga kebersihan organ reproduksinya. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah pengetahuan responden tentang menjaga kebersihan organ reproduksi saat menstruasi, maka semakin sedikit pula peluang responden menjaga kebersihan organ reproduksinya. Uji statistik regresi logistik berganda menunjukkan variabel pengetahuan menunjukkan ada pengaruh pengetahuan siswi terhadap perilaku menjaga kebersihan organ reproduksi saat menstruasi dengan nilai p = 0,0 05 α 0,05. Universita Sumatera Utara Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik tentang menjaga kebersihan organ reproduksi saat menstruasi sebagian besar berperilaku baik dalam menjaga organ reproduksinya saat menstruasi yaitu sebanyak 57 orang 59,4. Responden yang memiliki pengetahuan kurang tentang menjaga kebersihan organ reproduksi saat menstruasi hanya 39 orang 39,8 berperilaku baik dalam menjaga organ reproduksinya saat menstruasi. Notoatmodjo 2003 yang menyatakan bahwa pengetahuan dan sikap kesehatan akan berpengaruh terhadap perilaku sebagai hasil jangka panjang dari pendidikan kesehatan. Lebih lanjut Notoatmodjo menyatakan pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang dari pengalaman dan penelitian, ternyata perilaku yang didasari pengetahuan akan langgeng daripada yang tidak didasari dengan pengetahuan. Jika siswi memiliki pengetahuan tentang menstruasi yang memadai maka akan cenderung memperhatikan kesehatan reproduksinya, sehingga ketika siswi sedang mengalami menstruasi akan berperilaku higienis dengan menjaga kebersihan dirinya selama menstruasi, seperti menggunakan pembalut untuk menyerap darah yang keluar lewat vagina, mengganti pembalut minimal empat kali sehari, dan menjaga kebersihan tubuh dengan mandi minimal dua kali sehari. Pengetahuan dapat diperoleh melalui pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain, faktor pengetahuan kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan yang positif dan negatif akan mempengaruhi sikap dan tindakan yang positif dan negatif pula. Universita Sumatera Utara 5.3 Pengaruh Peran Ibu terhadap Perilaku dalam menjaga Kebersihan Organ Reroduksi saat Menstruasi Perilaku yang tidak sesuai dengan tugas perkembangan remaja pada umumnya dapat dipengaruhi orang tua. Bilaman orang tua mampu memberikan pemahaman mengenai seks kepada anak-anaknya, maka anak-anaknya cenderung mengontrol perilakunya sesuai dengan pemahaman yang diberikan orang tuanya Soraya, 2005. Peran ibu yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keterlibatan ibu dalam memberikan informasi yang berhubungan dengan menstruasi pada anak perempuannya seperti member informasi tentang menstruasi, membantu anak mempersiapkan fisik, psikis menjelang menstruasi dan menjaga kebersihan diri. Peran ibu siswi SMP PGRI 58 Tanjung Morawa pada penelitian ini mayoritas tidak berperan yaitu sebesar 50,5 dan ibu yang berperan sebesar 49,5. Hasil ini terlihat bahwa hanya 78 orang 40,2 yang menyatakan bahwa ibu mereka menjelaskan tentang menstruasi saat mereka mengalami menstruasi pertama kalinya. Mayoritas responden menyatakan bahwa ibu mereka tidak memberitahu cara membersihakan vagina yaitu sebesar 59,8. Bagitu juga mengenai manfaat kebersihan diri sebesar 60,8 responden menyatakan, mereka tidak pernah mendapatkan informasi tentang hal tersebut dari ibu mereka. Rendahnya peran ibu disebabkan karena menganggap kesehatan reproduksi masih tabu dibicarakan oleh remaja kepada orang tuanya terkhusus pada ibu. Hal tersebut dapat membatasi komunikasi antara orangtua dan remaja tentang menjaga kebersihan organ reproduksi pada saat menstruasi. Akibatnya, remaja kurang mengerti, kurang memahami dan Universita Sumatera Utara kadang-kadang mengambil keputusan yang salah mengenai kesehatan reproduksi mereka. Hasil uji chi square diperoleh nilai p=0,003 0,05, dengan demikian terdapat hubungan antara peran ibu dengan perilaku menjaga kebersihan organ reproduksi saat menstruasi. Hal ini sejalan dengan penelitian oleh Saadah 2004 tentang personal hygiene menstruasi, dimana sebagian besar respondennya menyatakan bahwa ibu merupakan sumber yang paling utama dalam penyampaian informasi tentang personal hygiene menstruasi. Hal lain yang mempengaruhi pengetahuan remaja adalah sumber informasi yang didapat dari keluarga. Dalam hal ini remaja putri banyak memperoleh sumber informasi dari ibu, karena orang yang terdekat pada remaja putri adalah ibunya, khususnya tentang kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi, sehingga upaya memiliki kehidupan reproduksi yang sehat berarti suatu upaya meningkatkan kualitas keluarga, dan kebiasaan menjaga kebersihan, termasuk kebersihan organ-organ seksual atau reproduksi, merupakan awal dari usaha menjaga kesehatan tubuh secara umum. Uji statistik regresi logistik berganda menunjukkan variabel peran ibu ada pengaruh terhadap perilaku menjaga kebersihan organ reproduksi saat menstruasi dengan nilai p = 0,010 α 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang ibunya berperan dalam memberikan informasi tentang menstruasi termasuk menjaga kebersihan organ reproduksi saat menstruasi sebagian besar berperilaku baik dalam menjaga organ reproduksinya saat menstruasi yaitu sebanyak 58 orang 60,4. Responden yang Universita Sumatera Utara yang ibunya tidak berperan dalam memberikan informasi tentang menstruasi termasuk menjaga kebersihan organ reproduksi saat menstruasi hanya 38 orang 38,8 berperilaku baik dalam menjaga organ reproduksinya saat menstruasi. Kebersihan saat menstruasi merupakan keseluruhan perilaku dalam menjaga kebersihan saat menstruasi. Informasi mengenai hygiene menstruasi sangat penting karena jika tidak diterapkan akan berdampak negatif, yaitu akan menimbulkan infeksi pada alat reproduksi dan jika tidak segera ditangani akan menyebabkan kemandulan, sehingga menurunkan kualitas hidup individu yang bersangkutan Sianturi, 2000. Informasi tersebut dapat mereka peroleh salah satunya dari ibu mereka masing- masing., Wulandari 2003 yang menyatakan bahwa orang tua terutama ibu memegang peranan penting bagi remaja sebagai tempat untuk mengungkapkan dan mendapatkan informasi paling dini mengenai kesehatan reproduksi. Pendidikan kesehatan reproduksi pada tingkat pertama harus dilakukan oleh orang tua dan yang paling dianggap ideal adalah ibu, mengingat hubungannya yang erat dengan anak Paat,1997. Ibu adalah sumber informasi pertama tentang menstruasi. Supaya, terhindar dari pemahaman yang salah mengenai kebersihan menstruasi dan kesehatan reproduksi, anak perlu diberikan informasi yang baik dan positif melalui orang tua. 5.4 Pengaruh Peran Teman Sebaya terhadap Perilaku dalam menjaga Kebersihan Organ Reroduksi saat Menstruasi Teman sebaya peers adalah anak remaja dengan tingkat usia atau tingkat kedewasaan yang sama. Pada banyak remaja, bagaimana mereka dipandang oleh Universita Sumatera Utara teman sebaya merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan mereka. Dikucilkan teman, remaja akan mengalami stress, frustasi dan kesedihan Santrock, 2003. Dalam penelitian ini rata-rata usia responden antara 13-15 tahun. Masa ini ditandai dengan berkembangnya kemampuan berfikir yang baru. Teman sebaya memiliki peran yang penting. Pada masa ini remaja juga mengembangkan kematangan tingkah laku, belajar membuat keputusan sendiri Hurlock, 2004. Peran teman sebaya siswi SMP PGRI 58 Tanjung Morawa pada penelitian ini mayoritas tidak berperan yaitu sebesar 51,5 dan teman sebaya yang berperan sebesar 48,5. Hasil ini terlihat bahwa hanya 88 orang 45,4 yang menyatakan bahwa teman mereka pernah memberitahu tentang manfaat menjaga kebersihan saat menstruasi Mayoritas responden menyatakan bahwa teman mereka tidak memberitahu cara membersihakan vagina yaitu sebesar 54,6. Bagitu juga mengenai penyakit yang dapat timbul akibat tidak menjaga kebersihaan saat menstruasi sebesar 54,6 responden menyatakan, mereka tidak pernah mendapatkan informasi tentang hal tersebut dari teman mereka. Rendahnya peranan teman sebaya mengenai perilaku dalam menjaga kebersihan organ reproduksi saat menstruasi disebabkan karena pada masa remaja menganggap pembicaran mengenai kesehatan reproduksi tidaklah begitu penting. Pada masa remaja mereka lebih banyak membicarakan trend atau style masa kini, sehingga para remaja akan selalu merasa diterima di lingkungan pergaulan mereka. Oleh karena itu perilaku dalam menjaga kebersihan organ reproduksi saat menstruasi harus dikembangkan menjadi trend di kalangan remaja putri sehingga perilaku tersebut dapat mudah diterima dan dilakukan oleh para remaja. Universita Sumatera Utara Pengembangan trend tersebut di sekolah dapat dilakukan dengan cara mengaktifkan peer education mengenai kesehatan reproduksi. Hasil uji chi square diperoleh nilai p=0,006 0,05, dengan demikian terdapat hubungan antara teman sebaya dengan perilaku menjaga kebersihan organ reproduksi saat menstruasi. Semakin sering responden mendapatkan informasi mengenai materi- materi menstruasi melalui komunikasi dalam dengan teman sebaya dan informasi dari media massa maka hygiene menstruasinya akan lebih baik pula. Uji statistik regresi logistik berganda menunjukkan variabel peran teman sebaya menunjukkan ada pengaruh peran teman sebaya terhadap perilaku menjaga kebersihan organ reproduksi saat menstruasi dengan nilai p = 0,007 α 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang teman sebayanya berperan dalam memberikan informasi tentang menstruasi termasuk menjaga kebersihan organ reproduksi saat menstruasi sebagian besar berperilaku baik dalam menjaga organ reproduksinya saat menstruasi yaitu sebanyak 68 orang 59,6. Responden yang yang teman sebayanya tidak berperan dalam memberikan informasi tentang menstruasi termasuk menjaga kebersihan organ reproduksi saat menstruasi hanya 40 orang 40,0 berperilaku baik dalam menjaga organ reproduksinya saat menstruasi. Remaja mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi selain dari orangtuanya juga dipengaruhi oleh teman sebayanya. Teori lain menyatakan dukungan teman sebaya menjadi salah satu motivasi dan pembentukam identitas diri seorang remaja dalam melakukan sosialisasi Ali M, 2005. Universita Sumatera Utara Menurut Morgan Utami, 2003 orang tua, seperti ayah, kakak atau saudara perempuan, dan juga teman sebaya diharapkan mampu memberikan informasi yang tepat dan benar tentang apakah menstruasi itu. Jika mengetahui informasi yang benar tentang menstruasi maka remaja perempuan akan merasa siap ketika mendapatkan menstruasi pertama kali. Seperti dikatakan oleh Astuti 2003 bahwa pendidikan seputar menstruasi mempengaruhi kesiapan anak perempuan menjelang remaja untuk menghadapi menarche. Oleh karena itu, pendidikan seputar menstruasi disarankan untuk diterapkan bagi anak remaja perempuan yang belum mengalami menstruasi sebagai salah satu cara untuk menumbuhkan kesiapan menghadapi menarche.

5.2 Pengaruh Peran Guru terhadap Perilaku dalam menjaga Kebersihan Organ Reroduksi saat Menstruasi

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Asertifitas Remaja dalam Perilaku Seksual di SMP Negeri 1 Hinai Kabupaten Langkat Tahun 2013

2 99 145

Beberapa Faktor Sosial Ekonomi Yang Mempengaruhi Intensitas Penggunaan Lahan Basah Di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang (Studi Kasus : Desa Wonosari, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang)

0 35 110

Analisis Faktor Yang Memengaruhi Akseptor Kb Dalam Memilih Alat Kontrasepsi IUD Di Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

4 58 90

Analisis Penentuan Sektor Unggulan Perkonomian Wilayah Kabupaten Deli Serdang dengan Pendekatan Sektor Pembentuk PDRB

4 70 129

Hubungan Indeks Massa Tubuh Terhadap Usia Menarhe Pada Siswi SMP Negeri 2 Tanjung Morawa Kec.Tanjung Morawa Kab.Deli Serdang Tahun 2008

1 33 41

HUBUNGAN PERSEPSI REMAJA TENTANG MENSTRUASI DENGAN PERILAKU KEBERSIHAN ORGAN REPRODUKSI SAAT MENSTRUASI DI SMP MUHAMMADIYAH 06 DAU, MALANG

2 17 34

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tindakan Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi Luar - Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Tindakan Remaja Putri Dalam Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi Luar Dilingkungan MTS An-Nuur Sengon Sari Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten

0 1 16

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan - Faktor – Faktor yang Memengaruhi Perilaku dalam Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi saat Menstruasi pada Siswi SMP PGRI 58 Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013

0 0 24

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Faktor – Faktor yang Memengaruhi Perilaku dalam Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi saat Menstruasi pada Siswi SMP PGRI 58 Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013

0 0 9

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMP MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI - Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Personal Hygiene saat Menstruasi di SMP 5 Muhammadiyah Yog

1 1 17