2.2 Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap sesuatu stimulus atau objek. Sikap positif terhadap nilai-nilai kesehatan
tidak selalu terwujud dalam suatu tindakan nyata, hal ini disebabkan sikap akan terwujud di dalam suatu tindakan tergantung pada situasi saat itu, sikap akan diikuti
atau tidak diikuti oleh suatu tindakan berdasarkan banyak atau sedikitnya pengalaman seseorang dan sikap akan diikuti atau tidak diikuti oleh tindakan yang
mengacu kepada pengalaman seseorang Notoatmodjo, 2007. Sikap siswi dalam menjaga kebersihan saat menstruasi adalah penilaian atau pendapat siswi dalam
menyikapi menstruasi. Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksana motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu
tindakan atau aktivitas, tetapi merupakan predisposis tindakan atau perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka tingkah laku
yang terbuka. Sikap terhadap menstruasi dapat berbeda pada setiap masyarakat. Banyak
masyarakat yang memandang wanita sebagai terkontaminasi atau tercemar saat menstruasi dan tidak mengikutsertakan mereka dalam kegiatan-kegiatan masyarakat
karena takut akan ikut tercemar. Menstruasi adalah satu dari banyak pembenaran yang telah diberikan untuk menghalangi wanita memasuki peran-peran keagamaan
pada beberapa agama. Ritual pembersihan di akhir menstruasi dianjurkan pada beberapa masyarakat. Namun, masyarakat lain menganggap menstruasi sebagai
Universita Sumatera Utara
fungsi tubuh normal dan tidak menghukum atau menghalangi wanita saat mereka mengalaminya.
2.3 Ketersediaan Fasilitas 2.3.1 Pembalut
Pembalut wanita adalah sebuah perangkat yang digunakan oleh wanita di saat menstruasi, ini berfungsi untuk menyerap darah dari vagina supaya tidak meleleh
kemana-mana. Selain saat menstruasi, pembalut digunakan pada saat setelah pembedahan vagina, setelah melahirkan, sesudah aborsi, maupun situasi lainnya yang
membutuhkan pembalut untuk menyerap cairan yang keluar dari vagina.
2.3.2 Toilet
Mengganti pembalut 4-5 kali sehari disaat menstruasi dapat mencegah berbagai penyakit yang ditimbulkan oleh kuman yang menempel dipembalut yang
otomatis menempel pada kulit kemaluan. Seperti hanya menggunakan dan mengganti pembalut 1 kali sehari sehingga darah menstruasi dalam waktu lama menempel pada
kulit kemaluan dan dapat menimbulkan kuman berkembang biak, dengan begitu menjaga kebersihan organ reproduksi saat menstruasi juga merupakan komponen
yang penting dalam status perilaku kesehatan seseorang.
Adalah ruangan yang dirancang khusus lengkap dengan kloset, persediaan air dan perlengkapan lain yang bersih.
Kegunaan toilet ini diperuntukan untuk: 1
Mandi atau membersihkan diri
Universita Sumatera Utara
2 Buang air kecil dan besar
3 Tempat cuci tangan dan muka
4 Mengganti pembalut wanita
2.3.3 Sarana Kebersihan
Sarana kebersihan diperuntukan untuk membina dan menciptakan suatu keadaan yang baik di bidang kesehatan, terutama kesehatan individu. Sarana
kebersihan yang buruk memberikan dampak yang tidak baik terhadap individu disekitarnya. Oleh karena itu, pemeliharaan sarana kebersihan serta perilaku hidup
bersih dan sehat pada tingkat anak-anak perlu menjadi prioritas. Salah satu cara menangani permasalahan tersebut adalah dengan pelaksanaan program persediaan air
bersih, penyediaan sarana kebersihan jamban keluarga dan tempat pembuangan sampah, serta perilaku hidup bersih dan sehat bagi individu misalnya tidak
membuang sampah sembarangan karena hal itu menyebabkan pencemaran lingkungan.
Adapun pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS di sekolah adalah kebiasaanperilaku positif yang dilakukan oleh siswa, guru, penjaga sekolah,
petugas kantin, orang tua siswa dan lain-lain yang dengan kesadarannya untuk mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya serta aktif dalam menjaga
lingkungan sehat sekolah. Ada 6 indikator PHBS di sekolah antara lain adalah:
1. Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan memakai sabun
2. Membuang sampah pada tempatnya
Universita Sumatera Utara
3. Mengikuti kegiatan olahraga dengan terukur dan teratur
4. Bebaskan diri dari asap rokok
5. Memberantas jentik nyamuk
6. Buang air kecil dan buang air besar di jamban sekolah
2.4 Peran Orang TuaIbu
Fungsi keluarga meliputi : fungsi keagamaan, sosial budaya dan cinta kasih, melindungi, reproduksi, sosialisasi, pendidikan, ekonomi dan pembinaan lingkungan.
Dalam pelaksanaan fungsi keluarga sehari-hari adalah terjalinnya komunikasi antara orang tua dan anak dalam menjalankan norma-norma kehidupan. Bila ini terpenuhi
anak akan tumbuh sehat jasmani dan rohaninya. Orang tua memegang peranan penting dalam memberikan bimbingan dan pendidikan diluar sekolah terutama jika
terjadi sesuatu peristiwa pada anaknya. Orang tua dianggap anaknya sebagai orang yang paling dipercaya dalam memberi informasi. Orang tua dapat memberikan rasa
nyaman, menyembuhkan ketika sakit dan menenangkan ketika marah. Sejak bayi dirasakan orang tua terutama ibu dapat diandalkan, setiap anak membutuhkan
sesuatu dan ini membentuk Basic trust yaitu awal dari kapasitas anak untuk mempercayai sesuatu kepada orang lain untuk kepentingan dirinya.
Bagi anak usia sekolah peran orang tua dan guru sangat penting. Peran orang tua dalam pendidikan kesehatan dapat disesuaikan dengan program kesehatan
disekolah dan berusaha untuk mengetahui dan mempelajari apa yang didapat anaknya
Universita Sumatera Utara
dari sekolah dan mendorong anaknya untuk mempraktekkan kebiasaan hidup sehat di rumah Notoatmodjo, 2005.
2.5 Peran Guru
Guru adalah orang yang memiliki kredibilitas tertentu telah menempuh kompetensi pendidikan untuk mengajar untuk memberikan pendidikan, bimbingan
dan pengembangan kreatifitas bagi anak yang sedang belajar di sekoiah. Guru merupakan orang yang sangat berarti karena mempunyai nilai-nilai yang ideal bagi
anak remaja dan mempunyai pengaruh cukup besar bagi perkembangan identitas diri karena dalam usia sekolah anak sedang mencari model. Guru yang menjadi model
bagi anak sekolah akan dijadikan contoh dalam proses identifikasinya. Remaja cenderung akan menganut dan menginternalisasikan nilai-nilai yang diajarkan
gurunya ke dalam dirinya Soetjiningsih, 2004. Guru juga merupakan wadah yang tepat untuk melaksanakan pendidikan
kesehatan melalui mata ajaran yang terstruktur dalam kurikulum, memonitor pertumbuhan dan perkembangan anak didiknya. mengawasi dan melindungi anak
didiknya Notoatmodjo, 2005. Pendidikan kesehatan terutama pendidikan reproduksi dalam hal ini materi tentang menstruasi hendaknya tidak dipisahkan dari pendidikan
umum lainnya. Pendidikan reproduksi dimasukan dalam pelajaran ilmu biologi, kesehatan, moral dan etika secara bertahap dan terus menerus. Guru yang
berkompeten dalam memberikan materi kesehatan reproduksi adalah guru bidang studi sains, dimana selain dibekali kompetensi pengetahuan, murid juga dibimbing
Universita Sumatera Utara
pada pendekatan masalah {problem solving approach dan diskusi kelompok.
Diharapkan dengan adanya metode ini murid dapat diberi kesempatan berkonsultasi dengan guru dan berdiskusi dengan sesama temannya Santrock, 2007.
2.6 Peran Teman Sebaya