BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Proses pendidikan tak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri.
Pembangunan diarahkan dan bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas dan sektor lain yang saling berkaitan satu dengan
lainnya dan berlangsung secara berkelanjutan Oemar Hamalik, 2009:1. Pendidikan memiliki peran yang sentral bagi upaya pengembangan
sumber daya manusia. Adanya peran yang demikian, isi dan proses pendidikan perlu dimutakhirkan sesuai dengan kemajuan ilmu dan kebutuhan masyarakat.
Implikasinya, jika pada saat ini masyarakat Indonesia dan dunia menghendaki tersedianya sumber daya manusia yang memiliki seperangkat kompetensi
berstandar nasional dan internasional, maka isi dan poses pendidikannya perlu diarahkan pada pencapaian kompetensi tersebut Fatah Syukur, 2005:45.
Peningkatan keberhasilan kegiatan pembelajaran menjadi indikator utama dalam meningkatkan mutu pendidikan dan tidak dipungkiri bahwa
komponen utama kegiatan itu adalah staf pengajar guru. Guru mampu memilih dan menggunakan strategi yang tepat agar siswa dapat aktif dalam belajar dan
menciptakan kondisi pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Guru memiliki peran yang sangat penting bagi keberhasilan
pembelajaran. Agar pembelajaran memiliki kekuatan yang maksimal, guru harus senantiasa berusaha mempertahankan dan meningkatkan semangat yang telah
dimilikinya ketika mempelajari materi standar. Sebagai pengajar, guru harus memiliki tujuan yang jelas, membuat keputusan secara rasional agar siswa
memahami ketrampilan yang dituntut oleh pembelajaran E. Mulyasa, 2009:40. Dalam proses belajar mengajar, antara guru dengan siswa diperlukan
adanya interaksi. Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu kegiatan berproses yang berorientasi pada suatu tujuan yang ingin dicapai dan tujuan itu harus
1
mengarah pada perubahan tingkah laku yang merupakan bagian dari tujuan pendidikan sehingga semua kegiatan belajar mengajar diarahkan pada suatu
tujuan. Fatah Syukur, 2005:33. Berbagai usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan khususnya
meningkatkan minat dan hasil belajar Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Olahraga baik yang telah dilaksanakan oleh pemerintah maupun penyelenggara
pendidikan seperti dengan melatih guru-guru untuk menggunakan metode, model, maupun teknik mengajar yang cocok dan menyenangkan misalnya dalam seminar,
workshop, diklat maupun Kegiatan Kelompok Kerja Guru namun setelah pelatihan ataupun workshop banyak guru yang kembali mengajar ke cara lama
yaitu berpusat pada guru teacher centered sehingga hasil yang dicapai masih belum memuaskan dan belum ada peningkatan hasil belajar yang signifikan, yang
relatif disebabkan oleh motivasi yang masih kurang dalam belajar Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Olahraga.
Keberhasilan guru dalam mengelola pembelajaran di kelas pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Olahraga, lebih disebabkan oleh
metodologi yang digunakan guru dalam mengajar. Hal tersebut berakibat pada respon siswa. Metode pembelajaran yang menyenangkan akan menyebabkan
siswa sangat antusias saat mengikuti proses pembelajaran sehingga kelas terlihat kondusif, aktif dan menyenangkan. Namun keberhasilan guru dalam mengelola
proses pembelajaran sebagaimana di atas tidak selalu berjalan sinergis dengan keadaan saat proses evaluasi.
Para siswa telah memiliki kemampuan awal yang telah diterima di kelas sebelumnya. Kemampuan awal siswa ini harus digali agar siswa lebih
belajar mandiri dan kreatif, khususnya ketika mereka akan mengkaitkan dengan pelajaran baru.
Belajar bermakna menuntut adanya konteks pembelajaran yang muncul di lingkungan tempat tinggal siswa, hal ini dapat dilakukan dengan jalan
mengajak siswa belajar di luar kelas atau mengajak mereka mendekati sumber belajar. Maksudnya agar diperoleh ide-ide, dan masalah-masalah yang dapat
dilihat dan diamati di lingkungan sekitarnya. Pola pembelajaran seperti ini akan
membantu siswa dalam proses berpikir dan pada gilirannya siswa aktif dalam belajar. Pada dasarnya siswa sendiri yang akan menyelesaikan masalah-masalah
yang dia dapatkan sesuai dengan konsep materi yang dipelajari. Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan tujuan pengajaran akan
menjadi kendala dalam mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Cukup banyak bahan pelajaran yang terbuang dengan percuma hanya karena penggunaan metode
menurut kehendak guru dan mengabaikan kebutuhan siswa, fasilitas serta situasi kelas Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2006:77.
Hasil observasi awal yang dilakukan penulis di SD Negeri 1 Panerusan Kulon, Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara khususnya dalam kegiatan
belajar mengajar Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Olahraga, terlihat bahwa kemampuan siswa dalam melakukan gerakan olehraga masih rendah. Dalam
kegiatan pembelajaran, siswa kurang aktif dalam mengikuti kegiatan belajar baik pada saat teori maupun praktik. Siswa yang kemampuannya kurang, terlihat
belum mempersiapkan materi pelajaran yang akan disampaikan. Hal ini ditandai dengan keengganan siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.
Siswa juga terlihat kurang serius dalam mempraktikan gerakan yang telah dicontohkan oleh guru. Pada saat pembelajaran di dalam kelas, keaktifan siswa
terlihat masih kurang seperti pada saat diskusi maupun tanya jawab. Selain itu, tugas yang diberikan oleh guru masih dirasa sulit sehingga siswa tidak
mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru. Selain itu, pembelajaran Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Olahraga masih menekankan pada konsep-
konsep yang terdapat di dalam buku dan juga belum memanfaatkan media pembelajaran secara maksimal.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti bermaksud mengambil judul
penelitian : “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Lompat Jauh Dengan Menggunkan Alat Bantu Balon Pada Siswa Kelas V
SD Negeri 1 Panerusan Kulon Kecamatan Susukan Kabupaten
Banjarnegara Tahun Pelajaran 20102011”
B. Perumusan Masalah