Pengajaran dapat dikatakan berhasil jika pelajaran berjalan dengan lancar, waktu yang tersedia dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya
dan setelah pelajaran selesai, anak-anak mempunyai pengertian dan memahami apa yang diajarkan. Oleh karena itu diperlukan persiapan-
persiapan yang cermat dan teliti oleh guru.
2. Minat Belajar
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan Slameto, 2003:57. Sedangkan menurut
Muhibbin Syah 2003:151, minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Kegiatan yang diminati
seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang. Jadi, berbeda dengan perhatian, karena perhatian sifatnya sementara tidak dalam
waktu yang lama dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang, sedangkan minat selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari situ diperoleh kepuasan
Slameto, 2003:57. Minat berpengaruh besar terhadap belajar, karena apabila bahan
pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya karena tidak ada daya tarik baginya. Ia segan-
segan untuk belajar dan tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan
karena minat menambah kegiatan belajar. Nuckols dan Banducci dikutip oleh Abdul Wahib dalam Chabib Thaha
1998:107 menulis tentang minat bagi kehidupan anak sebagai berikut: a.
Minat mempengaruhi bentuk intensitas cita-cita. Sebagai contoh, anak yang berminat pada olahraga, maka cita-citanya adalah menjadi
olahragawan yang berprestasi, sedang anak yang berminat pada kesehatan fisiknya, maka cita-citanya menjadi dokter.
b. Minat sebagai tenaga pendorong yang kuat. Minat anak untuk menguasai
pelajarn bisa mendorongnya untuk belajar kelompok di tempat temannya meskipun suasana sedang hujan.
c. Prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis intensitas minat seseorang.
Meskipun diajar oleh guru yang sama dan diberi pelajaran yang sama tapi antara satu anak dan anak yang lainnya menjdapat jumlah pengetahuan
yang berbeda. Hal ini terjadi karena berbedanya daya serap siswa dan daya serap ini dipengaruhi oleh intensitas minat masing-masing.
d. Minat yang terbentuk sejak masa kanak-kanak sering terbawa seumur
hidup karena membawa kepuasan. Minat untuk menjadi guru telah terbentuk sejak kecil sebagai misal, akan terus terbawa sampai hal ini
menjadi kenyataan. Apalagi ini terwujud, maka semua suka duka menjadi guru tak akan dirasa karena semua tugas dikerjakan dengan penuh
sukarela. John A Barr dalam Chabib thaha, 1998:108 menyoroti penyebab
perilaku anak yang kehilangan minat dalam belajarnya, yaitu : a.
Kelainan jasmaniah pada mata, telinga atau bagian tubuh lainnya yang sangat mempersulit siswa dalam mengikuti pelajaran atau menjalankan
tugas. b.
Pelajaran kurang merangsang. Karena pelajaran dirasa kurang memenuhi kebutuhan anak, maka anak cenderung merasa bosan.
c. Ada masalah atau kesulitan kejiwaan. Dalam hal ini, anak akan
menunjukan gejala yang sama di mana-mana, yakni menunjukan minat atau memberi perhatian yang lebih besar kepada segala sesuatu di luar
kelas. d.
Ada konflik pribadi dengan guru atau dengan orang tua. Dengan sikap seperti ini, sebenarnya ia hendak menunjukan sikap melawan mereka, jadi
sikap ini merupakan satu jenis senjata untuk melawan.
3. Alat Bantu Balon