H
a
= b
4
≠ 0, artinya return on equity berpengaruh signifikan terhadap dividen kas pada perusahaan property, real estate, dan building
constructionyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai t
hitung
dengan nilai t
tabel
. Kriteria pengambilan keputusannya yaitu:
Jika t-hitung t-tabel, atau Sig. 0,05, maka Ho diterima. Jika t-hitung t-tabel, atau Sig. 0,05, maka Ha diterima.
3.10Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk mendapatkan hasil penelitian yang bersifat BLUE Best, Linear, Unbiased, Estimator yang dikemukakan oleh
Gauss dan Markov dalam Situmorang dan Lufti 2012:100. Dalam asumsi klasik ada kriteria yang harus dipenuhi model regresi berganda sebelum data tersebut
dianalisis, yaitu:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Apabila berbentuk lonceng maka
distribusi data tersebut dikatakan normal, yaitu tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Dengan adanya uji normalitas ini, maka penelitian bisa
digeneralisasikan pada populasi. Ada beberapa pendekatan yang digunakan dalam melakukan uji normalitas yaitu pendekatan histogram, pendekatan grafik, dan
pendekatan Kolmogorv-SmirnovSitumorang dan Lufti, 2012:101.
2. Uji Heteroskedastisitas
Universitas Sumatera Utara
Uji heterokedastisitas dilakukan untuk menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut Situmorang dan
Lufti, 2012:108. Jika varians sama maka disebut homoskedastisitas. Sedangkan, jika varians tidak sama, inilah yang disebut dengan heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heterokedastisitas. Uji ini dapat dilakukan melalui uji Glejser, dengan pengambilan keputusan jika variabel bebas
signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Apabila probabilitas signifikansi diatas tingkat
kepercayaan 5, maka dianggap tidak terjadi heteroskedastisitas Situmorang dan Lufti, 2012:116.
3. Uji Autokorelasi
Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai sebuah istilah korelasi antara serangkaian pengamatan atau observasi yang diurutkan berdasarkan waktu
seperti dalam deret waktu atau ruang seperti dalam data cross-section. Pengujian autokorelasi ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya. Autokorelasi muncul
karena pengamatan yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya dan juga dikarenakan residual kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu
pengamatan ke pengamatan lainnya Situmorang dan Lufti, 2012:120. Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi. Pengujian ini
menggunakan Durbin-Watson Test.
Berikut adalah kriteria pengambilan keputusan uji autokorelasi:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.3 Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi
Hipotesis Nol Keputusan
Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak
0 d dl
Tidak ada autokorelasi positif No decision
dl ≤ d ≤ du
Tidak ada korelasi negatif Tolak
4 – dl d 4
Tidak ada korelasi negatif No decision
4 – du ≤ d ≤ 4 – dl
Tidak ada autokorelasi positif atau negatif
Tidak ditolak du d 4 – du
Sumber : Situmorang dan Lufti 2012:126
4. Uji Multikolinieritas