Uji Normalitas Analisis Deskriptif

Pada tahun 2011, return on equity tertinggi dimiliki oleh Gowa Makassar Tourism Development, Tbk yaitu sebesar 0,283, sedangkan yang terendah dimiliki oleh Bumi Serpong Damai, Tbk yaitu sebesar 0,1225. 4.2.2 Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Distribusi data dikatakan normal jika berbentuk lonceng, yaitu tidak menceng ke kiri atau ke kanan. Uji normalitas dilakukan dengan beberapa pendekatan, yaitu pendekatan histogram, pendekatan grafik, dan pendekatan Kolmogorov-Smirnov.

a. Pendekatan Histogram

Sumber: Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah Gambar 4.1. Histogram Variabel Terikat Dividend per Share Gambar 4.1 pada grafik histogram terlihat bahwa variabel dividen kas berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan oleh distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau ke kanan. Universitas Sumatera Utara

b. Pendekatan Grafik

Sumber: Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah Gambar 4.2. Normal P-P Plot of Regression Standarized Residual Variabel Terikat Dividend per Share Gambar 4.2 menunjukkan titik-titik pada scatter plot mengikuti data di sepanjang garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa data berdistribusi normal.

c. Pendekatan Kolmogorov-Smirnov

Tabel 4.6 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Universitas Sumatera Utara Unstandardized Residual N 40 Normal Parameters a,b Mean .0000000 Std. Deviation 32.06004820 Most Extreme Differences Absolute .161 Positive .161 Negative -.102 Kolmogorov-Smirnov Z 1.021 Asymp. Sig. 2-tailed .248 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah Pada Tabel 4.6terlihat bahwa nilai Asymp.Sig. 2-tailed adalah 0,248, lebih besar dari nilai signifikan 0,05. Hal ini berarti variabel residual berdistribusi normal.

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas dilakukan untuk menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut Situmorang dan Universitas Sumatera Utara Lufti, 2012:108. Jika varians sama maka disebut homoskedastisitas. Sedangkan, jika varians tidak sama, inilah yang disebut dengan heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heterokedastisitas. Uji ini dapat dilakukan melalui uji Glejser, dengan pengambilan keputusan jika variabel bebas signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Apabila probabilitas signifikansi diatas tingkat kepercayaan 5, maka dianggap tidak terjadi heteroskedastisitas Situmorang dan Lufti, 2012:116 a. Grafik Scatterplot Sumber: Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah Gambar 4.3. Scatterplot variabel terikat Dividend per Share Gambar 4.3 menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu, dan tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

b. Uji Glejser

Tabel 4.7 Uji Glejser Coefficients a Universitas Sumatera Utara Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant -8.342 9.511 -.877 .386 AKO -.021 .040 -.153 -.524 .603 .161 6.209 EPS .135 .080 .588 1.695 .099 .113 8.822 NPM 25.364 23.939 .142 1.060 .297 .757 1.320 ROE 97.079 71.895 .235 1.350 .186 .450 2.220 a. Dependent Variable: ABSUT Sumber: Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah Pada Tabel 4.7menunjukkan tidak satupun variabel bebas yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat absolut Ut absut. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi variabel AKO, EPS, NPM, dan ROE masing-masing di atas atau lebih besar dari 5, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala heteroskedastisitas dalam model regresi ini.

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya. Pengujian ini menggunakan Durbin- Watson Test. Tabel 4.8 Uji Durbin-Watson Model Summary b Universitas Sumatera Utara Model R R Square Adjuste d R Square Std. Error of the Estima te Change Statistics Durbin- Watson R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change 1 .772 a .596 .550 33.842 50 .596 12.920 4 35 .000 1.790 a. Predictors: Constant, ROE, NPM, AKO, EPS b. Dependent Variable: DPS Sumber: Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah Pada Tabel 4.8terlihat nilai Durbin-Watson sebesar 1,790, dengan n = 40 dan k = 4, maka nilai dl = 1,2848 dan du = 1,7209. Maka pengambilan keputusannya adalah: du d 4 – du 1,7209 1,790 4 – 1,7209 1,7209 1,790 2,2791 Dengan demikian keputusannya adalah tidak ada autokorelasi positif atau negatif.

4. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terdapat korelasi hubungan di antara variabel bebas dalam model regresi Situmorang dan Lufti, 2012:133. Jika terdapat korelasi antara variabel bebas, maka terjadi multikolinieritas. Sedangkan, jika tidak terdapat korelasi antara variabel bebas, maka tidak terjadi multikolinieritas. Pengujian terhadap ada tidaknya multikolinieritas dilakukan dengan melihat toleransi variabel dan Universitas Sumatera Utara Variance Inflation Factor VIF. Jika VIF 10 dan nilai tolerance 0,1 maka tidak terjadi masalah multikolinieritas. Tabel 4.9 Uji Multikolinieritas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant -20.687 17.722 -1.167 .251 AKO -.151 .074 -.545 -2.036 .049 .161 6.209 EPS .462 .149 .989 3.101 .004 .113 8.822 NPM 83.356 44.606 .231 1.869 .070 .757 1.320 ROE 109.319 133.966 .131 .816 .420 .450 2.220 a. Dependent Variable: DPS Sumber: Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah Tabel 4.9Menunjukkan tidak ada masalah multikolinieritas, hasil uji Variance Inflation Factor VIF untuk AKO, EPS, NPM, dan ROE masing- masing menunjukkan nilai kurang dari 10 VIF 10 dan nilai tolerance lebih besar dari 0,1. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah multikolinieritas.

4.2.3 Pengujian Hipotesis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Set Kesempatan Investasi, Laba Per Saham, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Harga Saham Perusahaan property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 61 93

Pengaruh Komponen Laporan Arus Kas Dan Dividen Payout Ratio Terhadap Return Saham Dengan Earning Per Share Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

1 39 114

Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Operasi terhadap Dividen Kas Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

23 155 93

Pengaruh Arus Kas Operasi Terhadap Tingkat Likuiditas pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

25 123 82

Pengaruh Dividen Kas, Arus Kas Bersih, Leverage Ratio Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 40 143

Pengaruh Komponen Laporan Arus Kas Dan Earning Per Share Terhadap Return Saham Perusahaan Barang-Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia

1 31 104

PENGARUH EARNING PER SHARE, ARUS KAS OPERASI, ECONOMIC VALUE ADDED, DAN MARKET VALUE ADDED TERHADADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE TAHUN 2010-2013.

0 0 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Laporan Arus Kas - Pengaruh Arus Kas Operasi, Earning per Share, dan Profitabilitas terhadap Dividen Kas pada Perusahaan Property, Real Estate, dan Building Construction di Bursa Efek Indonesia

0 0 17

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Arus Kas Operasi, Earning per Share, dan Profitabilitas terhadap Dividen Kas pada Perusahaan Property, Real Estate, dan Building Construction di Bursa Efek Indonesia

0 0 7

ABSTRAK “PENGARUH ARUS KAS OPERASI, EARNING PER SHARE, DAN PROFITABILITAS TERHADAP DIVIDEN KAS PADA PERUSAHAAN PROPERTY REAL ESTATE DAN BUILDING CONSTRUCTION DI BURSA EFEK INDONESIA”

0 0 11