Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika

Fungsi minat dalam belajar lebih besar sebagai yaitu sebagai kekuatan yang mendorong siswa untuk belajar. Siswa y ang berminat kepada pelajaran akan tampak terdorong terus untuk tekun belajar, berbeda dengan siswa yang sikapnya hanya menerima pelajaran, mereka hanya tergerak untuk mau belajar tetapi sulit untuk terus tekun karena tidak ada pendorongnya. Oleh sebab itu untuk memperoleh hasil yang baik dalam belajar seorang siswa harus mempunyai minat terhadap pelajaran sehingga akan mendorong ia untuk terus belajar. Minat belajar tiap - tiap siswa tidak sama, ketidaksamaan itu disebabkan oleh banyak hal mempengaruhi minat belajar, sehingga ia dapat belajar dengan baik atau sebaliknya gagal sama sekali. Demikian juga halnya dengan minat siswa terhadap mata pelajaran Matematika, ada siswa yang minatnya tinggi dan ada juga yang rendah. Hal tersebut akan sangat mempengaruhi aktivitas dan hasil belajarnya dalam mata pelajaran Matematika. Adapun faktor - faktor yang mempengaruhi timbulnya minat belajar siswa, secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: 1 . Faktor Intern Faktor ini meliputi : a. Kondisi fisikjasmani siswa saat mengikuti pelajaran Kondisi fisik atau jasmani siswa saat mengikuti pelajaran matematika sangat berpengaruh terhadap minat dan aktivitas belajarnya. Faktor kesehatan badan, seperti kesehatan yang prima dan tidak dalam keadaan sakit atau lelah, kan sangat membantu dalam memusatkan perhatian terhadap pelajaran. Sebab pelajaran Matematika memerlukan kegiatan motivating force

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika

mental yang tinggi, menuntut banyak perhatian dan pikiran jernih. Oleh karena itu apabila siswa mengalami kelelahan atau terganggu kesehatannya, akan sulit memusatkan perhatiannya dan berpikir jernih. b. Pengalaman belajar Matematika di jenjang pendidikan sebelumnya Setiap siswa masing - masing telah memiliki berbagai pengalaman belajar yang berbeda - beda yang diperolehnya di jenjang pendidikan sebelumnya. Hal tersebut merupakan dal awal bagi siswa dalam melakukan kegiatan belajar selanjutnya. Pengalaman belajar yang telah dimiliki oleh siswa besar pengaruhnya terhadap minat belajar. Pengalaman tersebut menjadi dasar untuk menerima pengalaman - pengalaman baru yang akan sangat membantu dalam minat belajar siswa. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kunandar dalam bukunya yang berjudul Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP dan Sukses dalam Sertifikasi Guru yang menyatakan bahwa “Pengetahuan tumbuh dan berkembang melalui pengalaman ”. 24 Sebagai contoh, seseorang siswa akan sangat mudah dalam menguasai dan memahami materi pelajaran matema tika, karena ia telah memahami dan menguasai dengan baik materi pelajaran m atematika sewaktu di SD atau SMP. Jadi, dapat dipahami bahwa pengalaman belajar m atematika di jenjang pendidikan sebelumnya turut berpengaruh terhadap belajar siswa, terutama dalam mata pelajaran Matematika. 2 . Faktor Ekstern a. Metode dan gaya mengajar guru Matematika 24 Kunandar, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2007, h. 306. Guru Profesiona Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan didikan KTSP dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru, Metode dan gaya mengajar guru juga memberi pengaruh terhadap minat siswa dalam belajar Matematika. Oleh karena itu hendaknya guru dapat menggunakan metode dan gaya mengajar yang dapat menumbuhkan minat dan perhatian siswa. Guru sebagai pendidik ataupun pengajar merupakan faktor penentu kesuksesan setiap usaha pendidikan . 25 Cara penyampaian pelajaran yang kurang menarik menjadikan siswa kurang berminat dan kurang bersemangat untuk mengikutinya. Namun sebaliknya, jika pelajaran disampaikan dengan cara dan gaya yang menarik perhatian, maka akan menjadikan siswa tertarik dan bersemangat selalu mengikutinya dan kemudian mendorongnya untuk terus mempelajarinya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Suprayekti dalam Kunandar yang menyatakan bahwa salah satu kompetensi yang harus dimiliki seorang guru dalam mengajar adalah memiliki keterampilan memberi variasi yaitu usaha guru untuk menghilangkan kebosanan siswa dalam menerima pelajaran melalui variasi gaya mengajar, pengggunaan media, pola interaksi kegiatan siswa, dan komunikasi nonverbal suara, mimik, kontak mata, dan semangat. 26 b. Tersedianya fasilitas dan alat penunjang pelajaran Matematika Fasilitas dan alat dalam belajar memiliki peran penting dalam memotivasi minat siswa pada suatu pelajaran. Tersedianya fasilitas dan alat yang memadai dapat memancing minat siswa pada mata pelajaran m atematika. Fasilitas dan alat penunjang pelajaran Matematika yang dimaksud di sini bisa berupa : 25 Syah, , Cet. ke- 15, h. 223. 26 Kunandar, h. 57. Psikologi Pendidikan … Guru Profesional …, Alat dan fasilitas yang digunakan bersama - sama dengan murid. Sebagai contoh, papan tulis, kapur tulisspidol, ruangan kelas dan sebagainya. Alat yang dimiliki oleh masing - masing murid dan guru. Misalnya : alat tulis, buku pelajaran Matematika, buku pengangan guru dan lain sebagainya. Alat peraga yang berfungsi untuk memperjelas atau memberi gambaran yang lebih jelas tentang hal - hal yang diajarkan. Belajar dengan menggunakan fasilitas dan alat lebih efektif dan lebih menyenangkan dibandingkan tanpa menggunakan alat peraga atau hanya dengan teori saja. c. Situasi dan kondisi lingkungan Situasi dan kondisi lingkungan turut memberi pengaruh terhadap minat belajar siswa dalam pelajaran. Faktor situasi dan kondisi lingkungan yang dimaksud di sini adalah faktor situasi dan kondisi saat siswa melakukan aktivitas belajar Matematika di sekolah, baik fisik ataupun sosial. Faktor kondisi lingkungan fisik termasuk di dalamnya adalah seperti keadaan suhu, kelembaban, kepengapan udara, pencahayaan dan sebagainya. Belajar m atematika pada keadaan udara yang segar, akan lebih baik hasilnya dari pada belajar dalam keadaan udara yang panas dan pengap, atau belajar pagi hari akan lebih baik dari pada belajar siang hari. Jad minat dan perhatian siswa akan lebih baik jika jam pelajaran matema tika di letakkan di pagi hari. Di samping itu, pengaturan cahaya yang kurang baik dapat mengganggu proses pembelajaran Matematika di dalam • • • kelas. Karena cara mengajar dan sistem pengajaran pada umumnya sangat banyak mengguna k an penglihatan dan pendengaran. Sedangkan faktor kondisi lingkungan sosial dapat berupa manusia atau hal - hal lainnya. Misalnya siswa yang sedang belajar memecahkan soal m atematika yang rumit dan membutuhkan konsentrasi tinggi, akan terganggu apabila ada s iswa lain yang mondar - mandir di dekatnya atau bercakap - cakap keras di dekatnya.Kondisi lingkungan sosial yang lain, seperti suara mesin pabrik, hiruk - pikuk lalu lintas, gemuruh pasar dan sebagainya, juga berpengaruh terhadap konsentrasi dan perhatian siswa saat belajar m atematika. Karena itulah disarankan hendaknya lingkungan sekolah agar didirikan jauh dari pabrik, keramaian lalu lintas dan pasar. Model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedom an dalam melakukan kegiatan. 27 Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas, atau pembelajaran dalam tutorial, dan untuk menentukan perangkat - perangkat pembelajaran term asuk di dalamnya buku - buku, film , k omputer, kurikulum, dan lain- lain. 28 Jadi model pembelajaran adalah suatu pola yang disusu oleh seorang guru pengajar yang digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas. Kata ini berarti inetraksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Jadi menciptakan lingkungan belajar yang efektif, dengan cara menggunakan unsur yang ada pada siswa dan 27 Syaiful Sagala, , Bandung, Alfabeta 2010, cet. Ke - 8. h. 177. 28 Trianto, . Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007. h. 5 .

3. Model Pembelajaran Quantum Teaching