tindakan lebih lanjut dengan merancang kursi sesuai antropometri tubuh operator dan disesuaikan dengan komponen-komponen stasiun
pencetakan lainnya
5.3 Perhitungan Data Antropometri TubuhOperator
5.3.1 Perhitungan Nilai Rata-rata dan Standar Deviasi
Persamaan yang digunakan dalam menghitung nilai rata-rata, standar deviasi, nilai minimum dan maksimum pada masing-masing dimensi tubuh
adalah: a. Nilai rata-rata
n X
n X
. . . . X
X
Χ
n n
2 1
∑
= +
+ +
=
Dimana: n = Banyaknya pengamatan
n
ΣX
= Jumlah pengamatan ke n X = Rata-rata
Sebagai contoh perhitungan untuk data dimensi LP lebar pinggul, hasil perhitungan rata-rata adalah sebagai berikut:
= +
+ +
=
41 36, 5
. . . . 38, 0
37, 0
Χ 33,1
b. Standar Deviasi Dalam menentukan standard deviasi yaitu penyimpangan nilai rata-rata yang
standard. Rumusnya adalah seperti berikut:
Universitas Sumatera Utara
1 n
X X
σ
2 i
− −
=
∑
Sebagai contoh perhitungan nilai standard deviasi pada data LP Lebar Pinggul adalah sebagai berikut:
4, 6
σ
1 41
33, 1 -
36, 5 . . .
33, 1 -
38 33, 1
- 37, 0
σ
2 2
2
= +
+ +
= -
5.3.2 Uji Keseragaman Data
Uji keseragaman data merupakan salah satu uji yang dilakukan pada data yang berfungsi untuk memperkecil varian yang ada dengan cara membuang data
ekstrim. Pertama dihitung terlebih dahulu mean dan standar deviasi untuk mengetahui batas kendali atas dan bawah. Rumus yang digunakan dalam uji ini,
yaitu:
σ
1, 96 X
BKA
+ =
σ
1, 96 X
BKB
− =
Apabila X
min
BKB dan X
max
BKA, maka data seragam. Apabila X
min
BKB dan X
max
BKA, maka data tidak seragam. Uji keseragaman data digunakan untuk mengendalikan data yang ditolak
karena tidak seragam. Apabila dari data yang sudah dikumpulkan terdapat data yang tidak seragam out of control, maka data tersebut akan dibuang lalu
dilakukan revisi dengan melakukan uji keseragaman data menggunakan mean, standar deviasi, BKA dan BKB yang baru. Pada uji keseragaman data
Universitas Sumatera Utara
antropometri ini digunakan tingkat keyakinan 95 dan tingkat ketelitian 5, dengan nilai z = 1,96
≈ 2. Revisi yang dilakukan adalah sebanyak 2 kali, apabila setelah revisi kedua data tersebut belum juga seragam, maka data dimensi tersebut
diasumsikan telah seragam.
Untuk dimensi lebar pinggul, perhitungan BKA dan BKB adalah sebagai berikut. BKA =
σ
1, 96 X
+
= 33,1+ 1,96 4,6 = 42,4
BKB =
σ
X
96 ,
1 −
= 33,1 – 1,96 4,6 = 23,9
Selanjutnya, hasil uji keseragaman datadibuat dalam bentuk peta kontrol. Adapun peta kontrol uji keseragaman data pertama untuk dimensi lebar pinggul serta peta
kontrol revisi I dimensi lebar pinggul dapat dilihat pada Gambar 5.9. Sedangkan peta kontrol dimensi antropometri tubuh lainnya dapat dilihat pada Lampiran 3.
Universitas Sumatera Utara
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Gambar 5.5. Peta Kontrol Lebar Pinggul sertaRevisi I Secara Berturut-turut
5.3.3 Uji Kecukupan Data