Perancangan Kursi dan Alat Bantu

Sumber: Hasil Pengolahan Data

5.4 Perancangan Kursi dan Alat Bantu

Cara merancang menurut Pahl dan Beitz terdiri dari 4 kegiatan atau fase, yang masing-masing terdiri dari beberapa langkah. Keempat fase tersebut adalah: 1. Perencanaan dan penjelasan tugas Fase ini adalah tahap untuk menentukan spesifikasi produk yang mempunyai fungsi khusus dan karakteristik tertentu yang memenuhi kebutuhan. Pada fase ini dikumpulkan semua informasi tentang semua persyaratan atau requirement yang harus dipenuhi oleh produk dan kendala-kendala yang merupakan batasan untuk produk. Hasil fase ini adalah spesifikasi produk yang dimuat dalam suatu daftar persyaratan teknis. Perancang melakukan klarifikasi tugas dan dihadapkan kepada beberapa pertanyaan kritis yang mendasar sehingga apa yang dirancang menjadi jelas. Selanjutnya dikumpulkan sebanyak mungkin informasi tentang kebutuhan demand yang harus dipenuhi oleh produk dan keinginan wishes dari pengguna. Informasi tersebut disusun dalam bentuk daftar spesifikasi produk. Pertanyaan mendasar berkenaan dengan fungsi umum dan tujuan umum perancangan. Produk 1 Tinggi duduk tegak 87,8 3,4 82,2 87,8 93,4 2 Tinggi Siku Duduk 24,9 2,6 20,6 24,9 29,2 3 Tinggi Popliteal 44,8 1,9 41,6 44,8 47,9 4 Panjang Popliteal 46,5 1,9 43,4 46,5 49,7 5 Lebar Pinggul 32,3 3,7 26,2 32,3 38,4 6 Jangkauan Tangan 80,8 3,6 74,8 80,8 86,7 7 Tinggi Siku Berdiri 103,9 4,2 97,0 103,9 110,8 8 Lebar Bahu 39,2 2,3 35,4 39,2 43,0 Universitas Sumatera Utara rancangan yang akan dihasilkan adalah kursi yang berfungsi sebagai tempat duduk dan alat bantu yang berfungsi memudahkan pemindahan material. Fungsi umum dan tujuan umum dari perancangan tersebut lalu dikembangkan menjadi daftar persyaratan teknis berupa spesifikasi untuk merancang kursi dan trolley berpegas yang meliputi tinggi kursi, lebar kursi, panjang kursi, tinggi pegangan trolley, diameter koil pegas serta ketinggian pegas trolley sesuai dengan beban material. Spesifikasi dan karakteristik produk yang dirancang harus sesuai dengan antropometri tubuh operator. Atribut-atribut teknis atau komponen yang diperlukan dalam merancang kursi dan trolley disusun secara sistematis meliputi fungsi, keamanan, estetika, ergonomi, biaya dan material. Setiap spesifikasi dikelompokkan sesuai dengan kebutuhannya yang meliputi kelompok demand D yaitu persyaratan yang harus dipenuhi oleh produk dan kelompok wishes W yaitu persyaratan tambahan berupa keinginan dari perancang ataupun pengguna. Persyaratan ini diurut menurut derajat prioritas dan sedapat mungkin disajikan secara kuantitatif. Dengan demikian ada kejelasan tentang spesifikasi produk yang akan dibuat. Spesifikasi lengkap produk yang dirancang ditunjukkan pada Tabel 5.13. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.13. Spesifikasi Kursi dan Alat Bantu Operator No Persyaratan Daftar Spesifikasi DW 1 Fungsi Tempat duduk operator D Menahan beban berat badan operator D Menahan beban palet kayu D 2 Ergonomi Memberikan kenyamanan pada saat mencetak produk D Memberikan kenyamanan pada saat duduk D Memberikan kenyamanan pada saat memindahkan palet kayu D Dimensi tinggi pegangan trolley D Dimensi panjang trolley D Dimensi lebar trolley D Dimensi diameter coil pegas D Dimensi panjang bebas pegas D Dimensi tinggi kursi D Dimensi lebar kursi D Dimensi panjang kursi D Bentuk kursi W Bentuk alas duduk kursi W Memakai bantalan kursi W Memakai bantalan karet pada alas kaki kursi D Trolley memakai roda D Trolley memakai pengunci roda W 3 Keamanan Tidak ada sisi yang tajam W Tidak ada sudut pada produk W Pengoperasiannya tidak rumit D Mudah dalam hal penyimpanan W 4 Estetika Variasi warna W Desain produk menarik W 5 Biaya Tidak memerlukan biaya yang mahal untuk membuat produk W 6 Material Rangka kursi terbuat dari alumunium W Bantalan duduk kursi terbuat dari busa W Umur pakai panjang W Mudah diperoleh W Sesuai dengan standar umum W Sumber: Pengolahan Data Ket : D = Demands W = Wishes Dari Tabel 5.13. dapat diketahui bahwa keharusan Demands disingkat D, yaitu syarat mutlak yang harus dimiliki produk, jika tidak terpenuhi maka produk tidak diterima. Sedangkan keinginan Wishes disingkat W, yaitu syarat yang masih Universitas Sumatera Utara bisa dipertimbangkan keberadaannya, dan jika memungkinkan dapat dimiliki olehproduk yang dibuat. Berdasarkan spesifikasi kursi dan alat bantu trolley, dilakukan analisa untuk memperoleh gambaran umum dari spesifikasi yang diberikan. Langkah- langkahnya yaitu: 1. Menghilangkan hal-hal yang bersifat subjektif dan hal-hal yang kurang berhubungan dengan fungsi produk. Berdasarkan hal tersebut, maka daftar spesifikasi kursi dan alat bantu trolley: a. Berfungsi sebagai tempat duduk b. Berfungsi menahan beban berat badan operator c. Berfungsi menahan beban palet kayu d. Dimensi tinggi kursi e. Dimensi panjang kursi f. Dimensi lebar kursi g. Dimensi tinggi pegangan trolley h. Dimensi lebar trolley i. Dimensi panjang trolley j. Dimensi panjang bebas pegas k. Dimensi diameter roda trolley l. Dimensi diameter coil pegas 2. Proses mengubah data yang bersifat kuantitatif menjadi data yang bersifat kualitatif dan disimpulkan dalam bentuk persyaratan yang mendasar. Berdasarkan hal tersebut, maka daftar spesifikasi trolley dan kursi yaitu: Universitas Sumatera Utara a. Berfungsi sebagai tempat duduk b. Dimensi tinggi kursi c. Dimensi panjang kursi d. Dimensi lebar kursi e. Dimensi tinggi pegangan trolley f. Dimensi lebar trolley g. Dimensi panjang trolley h. Dimensi panjang bebas pegas i. Dimensi diameter roda trolley j. Dimensi diameter coil pegas 3. Hasil dari langkah-langkah sebelumnya dinyatakan secara umum yaitu perancangan kursi dan troli stasiun pencetakan yang ergonomis Sebelum dilakukan penentuan bentuk, terlebih dahulu dilakukan penentuan general function fungsi umum dari produk. Fungsi umum dari produk kursi dan trolley dapat dilihat pada Gambar 5.6. dan Gambar 5.7. Memindahkan Produk Trolley berpegas Pengguna Gambar 5.6. Fungsi Umum Trolley Tempat duduk Kursi Adjustable Pengguna Gambar 5.7. Fungsi Umum Kursi 2. Perancangan konsep produk Universitas Sumatera Utara Berdasarkan spesifikasi produk hasil fase pertama, dicarilah beberapa konsep produk yang dapat memenuhi persyaratan-persyaratan dalam spesifikasi tersebut. Konsep produk tersebut merupakan solusi dari masalah perancangan yang harus dipecahkan. Beberapa alternatif konsep produk kemudian dikembangkan lebih lanjut dan setelah itu dievaluasi. Evaluasi tersebut haruslah dilakukan berdasarkan kriteria khusus seperti kriteria teknis, kriteria ekonomis dan lain-lain.Konsep produk yang tidak memenuhi persyaratan-persyaratan dalam spesifikasi produk, tidak diproses lagi dalam fase-fase berikutnya, sedangkan dari beberapa konsep produk yang memenuhi kriteria dapat dipilih solusi yang terbaik. Dari struktur fungsi kursi dan trolley, maka dapat dibuat prinsip pemecahan masalah dengan menggunakan konsep perancangan yang memungkinkan seperti pada Tabel 5.14. Tabel 5.14. Prinsip Pemecahan Masalah No Konsep Solusi Konsep 1 Konsep 2 Keterangan Fungsi Utama 1 Tempat Duduk Konsep Portable Konsep Adjustable Varian 1 Konsep One Piece Konsep Adjustable Varian 2 Konsep Knock Down Konsep Adjustable Varian 3 2 Trolley Konsep Portable Konsep Adjustable Varian 4 Konsep One Piece Konsep Adjustable Varian 5 Konsep Knock Down Konsep Adjustable Varian 6 Sumber: Pengolahan Data Langkah selanjutnya adalah menyeleksi penggabungan kombinasi prinsip solusi yang dilihat berdasarkan kriteria : Universitas Sumatera Utara 1. Memenuhi fungsi secara keseluruhan 2. Dapat memenuhi yang disyaratkan 3. Mudah dibuat 4. Keamanan terjamin 5. Lebih disukai perancang 6. Informasi memadai 7. Stabilitas produk. Selanjutnya diisi dengan menggunakan formulir pengisian dengan memberikan bobot nilai 1 jika varian yang tersedia sesuai dengan kriteria perancangan dan bobot nilai 0 jika varian yang tersedia tidak sesuai dengan kriteria perancangan. Tabel 5.16. Formulir Pengisian Kriteria Varian 1 2 3 4 5 6 Memenuhi fungsi secara keseluruhan 1 1 1 1 1 1 Dapat memenuhi yang disyaratkan 1 1 1 1 1 1 Mudah dibuat 1 1 1 1 1 Keamanan terjamin 1 1 1 1 Lebih disukai perancang 1 1 Informasi memadai 1 1 1 1 Stabilitas produk 1 1 1 1 1 Total 4 5 7 4 7 5 Sumber: Pengolahan Data Dari Tabel 5.16. dapat diketahui bahwa varian 3 dan varian 5 memenuhi semua kriteria sehingga konsep yang diambil adalah konsep knock down dan adjustable. 3. Perancangan bentuk produk embodiment design Universitas Sumatera Utara Pada fase perancangan bentuk ini, konsep produk diberi bentuk sehingga komponen-komponen tersebut secara bersama menyusun bentuk produk sehingga produk dapat melakukan fungsinya. Dalam hal ini bentuk perancangan trolley dan kursi didasarkan kepada produk yang sudah ada sebelumnya. Dari proses perencanaan, kebutuhan-kebutuhan teknis yang diperoleh mendukung dalam hal penentuan spesifikasi untuk desain produk sesungguhnya. Konsep desain yang digunakan adalah kombinasi dari konsep knock down pada desain kursi dan trolley operator dengan konsep adjustable. Pada Gambar 5.6. merupakan gambaran kombinasi konsep knock down dengan konsep adjustable. 4. Perancangan detail Pada fase perancangan detail, maka susunan komponen produk, bentuk dan dimensi dari setiap komponen produk ditetapkan. Hasil akhir fase ini adalah gambar rancangan lengkap dan spesifikasi produk untuk pembuatan. Adapun variabel desain trolley dan kursi secara ergonomis berdasarkan dimensi antropometri yang digunakan perancang adalah sebagai berikut: a. Tinggi kursi Tinggi kursi ditentukan oleh tinggi popliteal operator. Pemilihan dimensi antropometri yang akan dirancang menggunakan nilai persentil 95. Tujuan pemilihan dimensi dengan persentil 95 adalah agar pekerja yang memiliki dimensi tinggi popliteal terbesar dapat menekuk lutut diatas lantai secara tegak lurus, sedangkan untuk tinggi popliteal operator yang kecil dapat menggunakan konsep adjustable pada kursi: Universitas Sumatera Utara Dimensi = Tinggi Popliteal TPO tinggi maksimum kursi 95th = 47,9 cm. b. Lebar kursi Lebar kursi harus sesuai dengan lebar pinggul operator. Dalam hal ini ukuran lebar kursi ditentukan dengan data antropometri operator yang terbesar yaitu operatordengan persentil 95 th Dimensi = Lebar Pinggul LP Lebar maksimum kursi 95th = 38,4 cm c. Panjang kursi Panjang kursi harus sesuai dengan panjang popliteal operator. Dalam hal ini ukuran panjang kursi ditentukan dengan data antropometri operator yang terbesar yaitu operatordengan persentil 95 th. Dimensi = Panjang Popliteal PP Panjang maksimum kursi 95th = 49,7 d. Tinggi Pegangan Trolley Tinggi pegangan trolley harus sesuai dengan tinggi siku berdiri. Dalam hal ini ukuran tinggi siku berdiri ditentukan dengan data antropometri operator terbesar yakni persentil 95th, sedangkan untuk persentil terkecil dapat menyesuaikan tinggi pegangan yang adjustable: Dimensi = Tinggi Siku Berdiri Ukuran = 110,8 e. Lebar Pegangan Trolley Universitas Sumatera Utara Lebar pegangan trolley disesuaikan dengan lebar bahu. Dalam hal ini ukuran lebar bahu ditentukan dengan data antropometri operator terbesar yaitu ukuran persentil 95th. Dimensi : Lebar Bahu Ukuran : 43,0 f. Panjang Trolley Panjang trolley disesuaikan dengan panjang jangkauan tangan operator. Dalam hal ini ukuran panjang trolley ditentukan dengan data antropometri operator terkecil yaitu persentil 50th. Dimensi : Jangkauan Tangan Ukuran : 80 Universitas Sumatera Utara

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

6.1. Analisis

Standard Nordic Questionnaire Hasil checklist standard nordic questionnaire menunjukkan terdapat 40 dari keseluruhan tubuh operator 1 mengalami keluhan sakit sedangkan untuk operator 2 mengalami 62,5 keluhan sakit dari keseluruhan tubuh. Keluhan sakit yang sering dialami operator terdapat pada bagian punggung dan pinggang sebesar sebesar 22 , disusul dengan keluhan pada pantat dan kaki kanan sebesar 18,5 dan keluhan pada leher atas, lengan kanan dan lutut kanan sebesar 14,8 . Hal ini dikarenakan kondisi duduk operator yang hanya beralaskan balok kayu dengan kaki bersila berlipat dan posisi tubuh bagian atas yang membungkuk. Bagian bahu dan lengan juga menunjukkan rasa sakit karena operator melakukan pekerjaan berulang repetitif dalam waktu yang lama.

6.2. Analisis Postur Tubuh Menggunakan ManTRA

Checklist Hasil penilaian manTRA checklist menunjukkan kondisi operator melalui elemen-elemen pekerjaan di stasiun pencetakan. Bagian tubuh yang dinilai paling banyak memberikan keluhan nyeri baik untuk pekerjaan mencetak maupun memindahkan palet kayu ketika bekerja adalah postur tubuh bagian bawah dan tulang punggung disusul bagian lengandengan skor kumulatif risiko diatas 15. Hal tersebut disebabkan karena kondisi kerja operator yang membungkuk tidak hanya Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Usulan Perbaikan Fasilitas Kerja Pada Stasiun Pemotongan Dengan Metode Pahl dan Beitz di CV. MabarKaryaUtama.

2 85 53

Perancangan Fasilitas Kerja Pada Stasiun Pemanggangan Menggunakan Metode Pahl & Beitz Berdasarkan Analisa Poostur Kerja Metode Mantra Studi Kasus: UKM Cahaya Bakery

16 45 158

Perancangan Fasilitas Kerja Pada Stasiun Pemanggangan Menggunakan Metode Pahl & Beitz Berdasarkan Analisa Poostur Kerja Metode Mantra Studi Kasus: UKM Cahaya Bakery

0 0 20

Perancangan Fasilitas Kerja Pada Stasiun Pemanggangan Menggunakan Metode Pahl & Beitz Berdasarkan Analisa Poostur Kerja Metode Mantra Studi Kasus: UKM Cahaya Bakery

0 1 1

Perancangan Fasilitas Kerja Pada Stasiun Pemanggangan Menggunakan Metode Pahl & Beitz Berdasarkan Analisa Poostur Kerja Metode Mantra Studi Kasus: UKM Cahaya Bakery

0 0 6

Perancangan Fasilitas Kerja Pada Stasiun Pemanggangan Menggunakan Metode Pahl & Beitz Berdasarkan Analisa Poostur Kerja Metode Mantra Studi Kasus: UKM Cahaya Bakery

0 0 8

Perancangan Fasilitas Kerja Pada Stasiun Pemanggangan Menggunakan Metode Pahl & Beitz Berdasarkan Analisa Poostur Kerja Metode Mantra Studi Kasus: UKM Cahaya Bakery Chapter III VII

0 0 88

Perancangan Fasilitas Kerja Pada Stasiun Pemanggangan Menggunakan Metode Pahl & Beitz Berdasarkan Analisa Poostur Kerja Metode Mantra Studi Kasus: UKM Cahaya Bakery

0 0 2

Perancangan Fasilitas Kerja Pada Stasiun Pemanggangan Menggunakan Metode Pahl & Beitz Berdasarkan Analisa Poostur Kerja Metode Mantra Studi Kasus: UKM Cahaya Bakery

0 0 33

Usulan Perbaikan Fasilitas Kerja Pada Stasiun Pemotongan Dengan Metode Pahl dan Beitz di CV. MabarKaryaUtama.

0 1 14