3.6.1. Teknik Perancangan Sistematis
4
Teknik perancangan bukanlah sesuatu yang mudah didefinisikan. Hyman 1998 mengatakan tidak ada definisi umum mengenai teknik perancangan kecuali
teknik tersebut menggunakan pendekatan metodologi untuk menyelesaikan beberapa masalah pada tingkatlevel tertentu.Hal ini dikemukakan karena fitur
dari suatu penyelesaian masalah yang sering muncul diperoleh tanpa perhatian suatu langkah yang terlibat dalam suatu proses. Suh 1990 mendeskripsikan
bahwa teknik perancangan berkenaan antara apa yang kita mau dengan bagaimana kita memperolehnya. Praktisi lain Hales 1993 mengatakan definisi yang hampir
sama bahwa suatu teknik perancangan adalah proses untuk mengenal suatu kebutuhan dan membuat sebuah sistem untuk mencapai kebutuhan tersebut.
SEED Sharing Experience in Engineering Designmendefinisikan teknik perancangan adalah total aktivitas yang dibutuhkan untuk menetapkan dan
menentukan solusi untuk suatu masalah yang belum diselesaikan sebelumnya, atau membuat solusi baru untuk suatu masalah yang sama yang mana telah
diselesaikan sebelumnya dengan cara yang berbeda. Perancang menggunakan kemampuan intelektual dan kreatifitasnya untuk menggunakan pengetahuan
umum dan memastikan spesifikasi produk dapat memenuhi kebutuhan pasar dan kepuasan pelanggan agar dapat dihasilkan dengan metode yang optimum.
4
Adrian van Rij, Mark. 2001, The Design Of A New Bed Adjustability Mechanism, The University of Auckland : Department of Mechanical Engineering
Universitas Sumatera Utara
Pahl and Beitz 1996, mengemukakan bahwa suatu perancangan adalah suatu proses kreatifitas tetapi jika tidak diarahkan secara sistematis maka
kemungkinan untuk mengeluarkan hasil rancangan melalui proses kreatifitas tersebut akan terbatas.Metode yang digunakan menggunakan pendekatan
sistematis yang direkomendasikan untuk memperolehproses perancangan dengan tahapan-tahapan aktivitas yang diperlukan pada setiap tingkatan perancangan.
3.6.2. Empat Tahapan Perancangan Model Pahl dan Beitz
Perancangan dengan pendekatan sistematis dapat dikelompokan menjadi dua yaitu perancangan deskriptif dan preskriptif. Cross1994 menjelaskan model
deskriptif sebagai penyelesaian masalah berdasarkan penekanan dalam menghasilkan solusi lebih awal dari proses. Salah satu kelemahan yang ditemukan
pada perancangan deskriptif, jika solusi yang diterapkan lebih awal tidak dapat diwujudkan secara fisik maka konsep rancangan yang baru akan dihasilkan untuk
mengulang siklus rancangan. Proses ini biasanya disajikan dalam bentuk aliran diagram yang menunjukan proses secara berulang.
Sebaliknya, model perancangan preskriptif mencoba untuk mendorong perancang untuk bekerja pada suatu metodologi perancangan yang lebih
sistematis. Model ini lebih berfokus dalam menghasilkan kemampuan spesifikasi sehingga permasalahan rancangan dapat ditentukan tanpa adanya elemen-elemen
lain yang perlu diabaikan. Pembangkitan beberapa konsep alternatif didorong dengan pilihan akhir yang dibuat dengan seleksi alternatif perancangan yang
rasional. Salah satu sistem yang sangat direkomendasikan untuk model
Universitas Sumatera Utara
perancangan preskriptif adalah metode Pahl dan Beitz yang mana telah berhasil banyak digunakan para perancang dalam aspek rekayasa.
Pahl dan Beitz mengusulkan cara merancang produk sebagaimana yang dijelaskan dalambukunya Engineering Design: A Systematic Approach,cara
merancang Pahl dan Beitz tersebutterdiri dari 4 kegiatan atau tahapan, yang masing-masing terdiri dari beberapa langkah. Keempat tahapantersebut adalah :
1. Perencanaan dan penjelasan Tujuan dari tahap ini adalah untuk mengumpulkan informasi dari kebutuhan
perancangan yang harus dipenuhi oleh produk. Beragam teknik digunakan untuk menentukan fungsi dari produk dan batasan sistem dari rancangan yang
baru. Aktifitas ini mengacu kepada penyusunan daftar kebutuhan part dari produk rancangan dan spesifikasi rancangan produk berdasarkan demand
dan wish. 2. Rancangan Konseptual Produk
Setelah spesifikasi rancangan telah dikembangkan, perancang dapat menuangkan ide-ide kreatifnya terhadap produk. Pemikiran konvergen
tradisionalyang mengedepankan keterampilan dari klarifikasi tugas berubah menjadi divergen modern yang mengedepankan analisis dan evaluasi
melalui tahap konseptual, yang mana melibatkan perluasan lingkup untuk mengumpulkan ide sebanyak mungkin. Tahap rancangan konseptual terdiri
atas dua komponen utama yakni sintesa terhadap solusi untuk menemukan kebutuhan need dan evaluasi solusi untuk menentukan salah satu yang
paling layak untuk menyelesaikan masalah melalui spesifikasi rancangan.
Universitas Sumatera Utara
3. Rancangan Fisik Secara Visual Perwujudan rancangan rancangan fisik dtentukan dan dirancang
berdasarkan solusi utama yang dipilih pada tahap konseptual. Tujuan dari tahap ini adalah untuk mengembangkan kriteria fisik rancangan lebih detail
daripada konseptualnya dan untuk menyempurnakan bentuk secara geometris, dinamis dan masalah keamanan.berbeda dengan desain konseptual, proses
yang berulang-ulang secara alami sehingga analisis dan sintesis yang digunakan saling melengkapi selama banyak langkah-langkah perbaikan
Pahl dan Beitz 1996. Tahap rancangan fisik diibaratkan sebagai jembatan antara tahap rancangan konseptual dengan tahap rancangan detail. Input dari
tahapan ini biasanya tidak lebih dari sebuah sketsa dan dokumen spesifikasi rancangan produk. Tujuan dari tahap ini adalah untuk memperhalus informasi
awal dan mengembangkannya kepada titik dimana rancangan detail dan perencanaan produksi dapat dimulai. Jadi tahap ini meliputi pemodelan secara
defenitf yang diikuti dengan kalkulasi dimensi, batas toleransi, material yang diharapkan, dan proses perakitannya.
4. Rancangan Detail Tahap akhir dari proses perancangan Pahl dan Beitz adalah rancangan detail,
dimana keputusan yang paling penting telah ditentukan. Rancangan dari setiap kompoen harus diverifikasi dan informasi yang berhubungan dengan
proses pembuatan harus diselesaikan. Rancangan detail secara umum berhubungan dengan rancangan dari subsistem dan komponen-komponen
yang membuat rancangan akhir.
Universitas Sumatera Utara
Setiap tahapan proses perancangan berakhir pada hasil tahapan, seperti tahapan pertama menghasilkandaftar persyaratan dan spesifikasi perancangan.
Hasil setiap tahapan tersebut kemudian menjadimasukan untuk tahapan berikutnya dan menjadi umpan balik untuk tahapan yang mendahului. Perlu
dicatatpula bahwa hasil tahapan itu sendiri setiap saat dapat berubah oleh umpan balik yang diterima darihasil tahapan-tahapan berikutnya seperti pada gambar 3.4.
Universitas Sumatera Utara
Tugas Penjelasan tugas
Menentukan spesifikasi
Spesifikasi Identifikasi masalah utama
Mengembangkan struktur fungsi Mencari prinsip-prinsip solusi
Membentuk beberapa alternatif Evaluasi terhadap kriteria teknis dan ekonomis
Konsep Mengembangkan layout awal dan bentuk desain
Memilih layout terbaik Memperbaiki dan mengevaluasi kriteria teknis dan ekonomi
Layout Awal Optimalisasi dan Melengkapi bentuk desain
Cek kesalahan dan harga yang efektif Persiapkan komponen awal dan dokumen produksi
Layout Akhir Gambar detail
Melengkapi gambar detail dan dokumen produksi Cek semua dokumen
Dokumentasi Solusi
T I
N G
K A
T A
N D
A N
P E
R B
A I
K A
N Informasi : Adaptasi dari spesifikasi
Perancangan detail Perancangan bentuk
Perencanaan dan penjelasan produk
Perancangan konsep produk
Penyempurnaan Layout dan Bentuk Penyempurnaan Prinsip Produk
Sumber : Adrian van Rij, Mark. 2001, The Design Of A New Bed Adjustability Mechanism, The University of Auckland : Department of Mechanical Engineering
Gambar 3.4. Proses Perancangan Pahl dan Beitz
Universitas Sumatera Utara
3.7. Perancangan Pegas