Total Luas Daun cm

31 HSPT C 11.00 10.67 10.17 9.17 10.25 C 1 25 10.50 8.83 10.00 9.67 9.75 C 2 45 10.17 9.50 10.00 10.00 9.92 C 3 65 9.50 9.50 10.00 9.67 9.67 Rataan 10.29 9.63 10.04 9.63 9.90

5.3 Total Luas Daun cm

Data pengamatan total luas daun caisim umur 30 HSPT sd 40 HSPT dan sidik ragamnya dapat dilihat pada lampiran 35 sd 38 yang menunjukkan perlakuan pupuk organik padat berpengaruh nyata terhadap total luas daun pada tanaman umur 30 HSPT dan pupuk organik cair serta interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata. Data perkembangan total luas daun caisim umur 30 HSPT sd 40 HSPT pada berbagai dosis pemberian pupuk organik padat dan pupuk organik cair dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 menunjukkan interaksi pupuk organik cair dengan padat kulit pisang kepok berpengaruh tidak nyata terhadap total luas daun pada semua umur pengamatan tanaman, dengan total luas daun tertinggi pada umur 30 HSPT diperoleh pada kombinasi perlakuan P 1 C sedangkan pada umur 40 HSPT total luas daun tertinggi diperoleh pada kombinasi perlakuan P C . Tabel 4 juga menunjukkan pada perlakuan pemberian pupuk organik cair kulit pisang kepok berpengaruh tidak nyata terhadap total luas daun pada semua umur pengamatan tanaman, dengan total luas daun tertinggi cenderung diperoleh pada perlakuan tanpa pemberian pupuk organik cair C . Perlakuan pemberian pupuk organik padat kulit pisang kepok berpengaruh nyata pada umur pengamatan tanaman 30 HSPT dengan total luas daun tertinggi pada perlakuan tanpa pemberian pupuk organik padat P yang berbeda nyata dengan semua perlakuan dan berpengaruh tidak nyata pada umur tanaman 40 HSPT yang memiliki total luas daun tertinggi pada perlakuan tanpa pemberian pupuk organik padat P . Tabel 4. Total luas daun caisim cm umur 30 HSPT sd 40 HSPT pada berbagai dosis pemberian pupuk organik padat dan pupuk organik cair dari kulit pisang kepok Pupuk Organik Cair Kulit Pisang Kepok mltanamanaplikasi Pupuk Organik Padat Kulit Pisang Kepok gtanaman Rataan P P 1 30 P 2 60 P 3 90 30 HSPT C 0 52.30 88.90 18.79 23.22 45.81 C 1 25 53.95 22.75 35.19 34.01 36.47 C 2 45 83.04 30.49 23.69 11.26 37.12 C 3 65 57.70 13.77 8.21 22.99 25.27 Rataan 61.75 a 38.88 b 21.47 b 22.87 b 36.24 40 HSPT C 274.70 244.42 34.72 245.36 199.80 C 1 25 106.26 122.68 117.52 53.01 99.87 C 2 45 162.79 61.00 215.10 29.32 117.06 C 3 65 81.63 38.47 133.70 88.90 85.68 Rataan 156.35 116.64 125.26 104.15 125.60 Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada setiap kolom dan baris menunjukkan tidak berbeda nyata dengan uji DMRT 5. Hubungan total luas daun caisim 30 HSPT dengan pemberian pupuk organik padat dari kulit pisang kepok dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6. Hubungan total luas daun caisim 30 HSPT dengan pemberian pupuk organik padat dari kulit pisang kepok Gambar 6 menunjukan dengan peningkatan dosis pemberian pupuk organik padat 30, 60 dan 90 gramtanaman total luas daun tanaman menurun secara linear dan total luas daun tertinggi pada perlakuan tanpa pemberian pupuk organik padat kulit pisang kepok P . Pengaruh pemberian pupuk organik padat yang nyata dan tertinggi terhadap total luas daun tanaman caisim diperoleh pada perlakuan tanpa pemberian pupuk P . Total luas daun adalah salah satu parameter yang penting untuk mengidentifikasi produktifitas tanaman pertanian. Unsur hara yang paling dibutuhkan untuk pembentukan daun dan produksi tanaman adalah N yang diserap melalui akar dalam bentuk ion nitrat atau ammonium, hal ini sesuai dengan pernyataan yang terdapat didalam Agriculture Syllabus 2009 Nitrogen merupakan salah satu unsur kimia utama yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan produksi tanaman. Nitrogen merupakan komponen klorofil dan karenanya penting untuk fotosintesis. Tanaman menggunakan nitrogen dengan menyerap baik ion nitrat atau amonium melalui akar. Sebagian besar nitrogen digunakan oleh tanaman untuk menghasilkan protein dalam bentuk enzim dan asam nukleat. Namun dari data yang di diperoleh hasil total luas daun yang tertinggi adalah pada perlakuan tanpa pemberian pupuk bukan pada perlakuan pemberian pupuk hal ini dikarenakan pada tanah yang diberikan pupuk terjadi hambatan penyerapan unsur hara sehingga unsur hara N tidak tersedia untuk tanaman yang didasari oleh rendahnya perbandingan C-organik dengan nitrogen N pupuk CN pupuk organik padat kulit pisang kepok yaitu 4,26 yang mengakibatkan nitrogen N yang tidak dipakai oleh mikroorganisme tidak dapat diasimilasi dan akan hilang melalui volatisasi hilang di udara bebas sebagai ammonia hal ini sejalan dengan pernyataan yang ada dalam BPPP 2011 rasio CN merupakan faktor paling penting dalam proses pengomposan. Hal ini disebabkan proses pengomposan tergantung dari kegiatan mikroorganisme yang membutuhkan karbon sebagai sumber energi dan pembentuk sel dan nitrogen untuk membentuk sel. Jika rasio CN tinggi, aktivitas biologi mikroorganisme akan berkurang. Selain itu diperlukan beberapa siklus mikroorganisme untuk menyelesaikan dengan degradasi bahan kompos, sehingga waktu pengomposan akan lebih lama dan kompos yang dihasilkan akan memiliki mutu rendah. Jika CN-rasio terlalu rendah, kelebihan nitrogen N yang tidak dipakai oleh mikroorganisme tidak dapat diasimilasi dan akan hilang melalui volatisasi sebagai ammonia.

5.4 Bobot Segar Tanaman g