BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Tinggi Tanaman cm
Data pengamatan tinggi tanaman caisim umur 7 HSPT sd 31 HSPT dan sidik ragamnya dapat dilihat pa da lampiran 7 sd 20 yang menunjukkan perlakuan
pupuk organik padat berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 15 HSPT dan pupuk organik cair berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 11, 19 dan 23
HSPT serta interaksi pemberian pupuk organik padat dan pupuk organik cair berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 7 HSPT.
Data perkembangan tinggi tanaman caisim umur 7 HSPT sd 31 HSPT pada berbagai dosis pemberian pupuk organik padat dan pupuk organik cair dapat
dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 menunjukkan interaksi pupuk organik cair dengan padat kulit
pisang kepok berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 7 HSPT dengan tanaman tertinggi diperoleh pada kombinasi perlakuan P
1
C yang berbeda tidak
nyata dengan kombinasi perlakuan lainnya kecuali dengan perlakuan P
1
C
3
. Tabel 2 juga menujukkan pada perlakuan pemberian pupuk organik cair
kulit pisang kepok pada umur 11, 19, dan 23 HSPT tanaman tertinggi diperoleh pada perlakuan tanpa pemberian pupuk organik cair C
yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Pada tanaman umur 15, 27 dan 31 HSPT pemberian
pupuk organik cair kulit pisang kepok berpengaruh tidak nyata, namun tanaman yang tertinggi cenderung diperoleh pada perlakuan tanpa pemberian pupuk
organik cair C .
Perlakuan pemberian pupuk organik padat kulit pisang kepok berpengaruh nyata pada umur 15 HSPT dengan tanaman tertinggi diperoleh pada perlakuan
tanpa pemberian pupuk P yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan P
2
dan berbeda nyata dengan perlakuan P
1
dan P
3
. Sedangkan pada umur tanaman 7, 11, 19, 23, 27, dan 31 HSPT berpengaruh tidak nyata, dengan tanaman tertinggi
cenderung diperoleh pada perlakuan tanpa pemberian pupuk organik padat P .
Tabel 2. Tinggi Tanaman caisim cm umur 7 HSPT sd 31 HSPT pada berbagai dosis pemberian pupuk organik padat dan pupuk organik cair dari kulit
pisang kepok Pupuk Organik Cair
Kulit Pisang Kepok mltanamanaplikasi
Pupuk Organik Padat Kulit Pisang Kepok gtanaman
Rataan P
P
1
30 P
2
60 P
3
90 7 HSPT
C 4.83 ab
6.40 a 4.75 ab
4.92 ab 5.23
C
1
25 4.92 ab
4.55 ab 5.08 ab
4.25 ab 4.70
C
2
45 5.25 ab
4.62 ab 4.72 ab
4.48 ab 4.77
C
3
65 5.33 ab
3.83 b 5.05 ab
5.25 ab 4.87
Rataan 5.08 4.85 4.90 4.73 4.89
11 HSPT C
6.92 7.92 5.77 6.00 6.65 a
C
1
25 5.92 5.28 6.05 5.02 5.57
b C
2
45 6.42 5.25 6.20 5.33 5.80
b C
3
65 6.20 5.30 6.08 6.03 5.90
b Rataan
6.36 5.94 6.03 5.60 5.98 15 HSPT
C 9.33 8.53 7.17 6.92 7.99
C
1
25 7.83 6.62 6.83 5.17 6.61
C
2
45 8.42 6.50 7.38 6.20 7.13
C
3
65 7.12 6.17 7.38 7.95 7.15
Rataan 8.18 a
6.95 b 7.19 ab
6.56 b 7.22
19 HSPT C
10.67 11.17 8.75 8.92 9.88 a
C
1
25 9.83 7.77 7.83 6.30 7.93
b C
2
45 9.50 7.67 8.92 7.55 8.41
b C
3
65 7.83 7.77 9.17 8.92 8.42
b Rataan
9.46 8.59 8.67 7.92 8.66 23 HSPT
C 14.67 14.75 11.08 10.67 12.79
a C
1
25 12.67 10.42 10.33 7.92 10.33
b
C
2
45 12.25 9.67 11.67 9.33 10.73
b C
3
65 9.38 10.50 11.33 11.33 10.64
b Rataan
12.24 11.33 11.10 9.81 11.12 27 HSPT
C 18.25 17.75 13.67 13.25 15.73
C
1
25 14.88 13.50 13.17 10.08 12.91
C
2
45 15.58 12.20 14.83 11.42 13.51
C
3
65 11.42 12.92 14.50 14.58 13.35
Rataan 15.03 14.09 14.04 12.33 13.88
31 HSPT C
19.25 19.58 14.33 14.25 16.85 C
1
25 15.33 14.50 14.42 10.75 13.75
C
2
45 17.25 12.75 16.42 12.25 14.67
C
3
65 10.67 14.25 15.42 15.42 13.94
Rataan 15.63 15.27 15.15 13.17 14.80
Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada setiap kolom dan baris menunjukkan tidak berbeda nyata dengan uji DMRT 5
Hubungan tinggi tanaman caisim 7 HSPT dengan pupuk organik padat pada berbagai dosis pemberian pupuk organik cair dari kulit pisang kepok dapat
dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Hubungan tinggi tanaman caisim 7 HSPT dengan pupuk organik padat pada berbagai dosis pemberian pupuk organik cair dari kulit pisang
kepok
Gambar 1 menunjukan dengan pemberian pupuk organik cair 65 ml C
3
tinggi tanaman meningkat secara linear dengan peningkatan dosis pemberian pupuk organik padat kulit pisang kepok, sedangkan pada pemberian pupuk
organik cair 25 ml, 45 ml dan tanpa pemberian pupuk organik cair tinggi tanaman cenderung menurun secara linear dengan peningkatan dosis pemberian pupuk
organik padat kulit pisang kepok. Hubungan tinggi tanaman caisim 11 HSPT dengan pemberian pupuk
organik cair dari kulit pisang kepok dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Hubungan tinggi tanaman caisim 11 HSPT dengan pemberian pupuk organik cair dari kulit pisang kepok
Gambar 2 menunjukan dengan peningkatan dosis pemberian pupuk
organik cair 25, 45 dan 65 ml tinggi tanaman menurun secara linear dan tinggi tanaman tertinggi pada perlakuan tanpa pemberian pupuk organik cair kulit pisang
kepok C .
Hubungan tinggi tanaman caisim 15 HSPT dengan pemberian pupuk organik padat dari kulit pisang kepok dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Hubungan tinggi tanaman caisim 15 HSPT dengan pemberian pupuk organik padat dari kulit pisang kepok
Gambar 3 menunjukan dengan peningkatan dosis pemberian pupuk organik padat 30, 60 dan 90 gr tinggi tanaman menurun secara linear dan tinggi
tanaman tertinggi pada perlakuan tanpa pemberian pupuk organik padat kulit pisang kepok P
.
Hubungan tinggi tanaman caisim 19 HSPT dengan pemberian pupuk organik cair dari kulit pisang kepok dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Hubungan tinggi tanaman caisim 19 HSPT dengan pemberian pupuk organik cair dari kulit pisang kepok
Gambar 4 menunjukan dengan peningkatan dosis pemberian pupuk
organik cair 25, 45 dan 65 ml tinggi tanaman menurun secara linear dan tinggi tanaman tertinggi pada perlakuan tanpa pemberian pupuk organik cair kulit pisang
kepok C .
Hubungan tinggi tanaman caisim 23 HSPT dengan pemberian pupuk organik cair dari kulit pisang kepok dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Hubungan tinggi tanaman caisim 23 HSPT dengan pemberian pupuk organik cair dari kulit pisang kepok
Gambar 5 menunjukan dengan peningkatan dosis pemberian pupuk
organik cair 25, 45 dan 65 ml tinggi tanaman menurun secara linear dan tinggi tanaman tertinggi pada perlakuan tanpa pemberian pupuk organik cair kulit pisang
kepok C .
Dari pengamatan data tinggi tanaman 7-23 HSPT yang dapat dilihat pada Tabel 2 dan Gambar 1-5 perlakuan yang paling banyak memberikan pengaruh
nyata adalah tanpa pemberian pupuk organik padat dan cair dari kulit pisang kepok hal ini dikarenakan pH masam yang dimiliki oleh pupuk organik padat dan
cair dari kulit pisang kepok dan tanah sebagai media tanam menyebabkan tidak terabsorbsinya unsur hara yang terkandung didalam pupuk oleh tanaman,
berdasarkan hasil analisis di Laboratorium Riset dan Teknologi Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara 2013 dapat diketahui bahwa pH pupuk organik padat 4,8 dan pH pupuk organik cair 4,5 serta pH yang dimiliki tanah sebagai
media tanam adalah 5,0. pH yang terkandung didalam pupuk dan media tanam menyebabkan keadaan tanah menjadi masam, pada keadaan lingkungan tanah
yang masam sangat berpengaruh terhadap ketersediaan unsur hara didalam tanah, tanah yang masam dapat menghambat aktifitas mikroorganisme yang membuat
tersedia unsur hara makro dan mikro terutama unsur hara N dan P didalam tanah sehingga unsur hara menjadi tidak dapat diserap oleh tanaman yang
mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi terhambat dan pertumbuhan tanaman menjadi kecil. Hal ini sesuai penjelasan oleh Damanik dkk 2011 yakni
kemasaman tanah sangat berpengaruh terhadap ketersediaan hara di dalam tanah, aktifitas kehidupan jasad renik tanah dan reaksi pupuk yang diberikan kedalam
tanah. Pengaruh pH terhadap ketersediaan N tanah melalui tiga cara yaitu: 1. Perubahan ammonium NH
4 +
menjadi nitrat NO3-, 2. Penggunaan NH4+ dan NO3- oleh tanaman, 3. Pengikatan N oleh liat. Perubahan ammonium
menjadi nitrat berlangsung dengan proses oksidasi enzimatik yang dibantu oleh bakteri Nitrobakter dan Nitrosomonas, sedangkan kehidupan kedua bakteri
tersebut sangat tergantung oleh pH tanah. Kemasaman tanah yang optimum untuk proses tersebut nitrifikasi berkisar pada pH 6,5-8,0. pH lebih kecil 5,0 dan lebih
besar dari 8,0 proses akan terhambat dan unsur hara fosfat kurang tersedia pada tanah masam pH lebih kecil dari 5,0. Hal ini didukung juga oleh pernyatan
bahwa sawi menginginkan tanah yang gembur dan kaya bahan organik. Selain itu tanah harus memiliki drainase yang baik dengan nilai pH 6-7 Nazaruddin, 2000.
5.2 Jumlah Daun helai