Pertanian Organik Syarat Tumbuh

2.2.3 Pertanian Organik

Pertanian adalah suatu sistem ekologi, sistem lingkungan yang rumit dan kompleks yang berkaitan langsung dengan tumbuhan, hewan, alam, serta manusia. Pertanian moderen dihadapkan pada dua kepentingan yang berbeda yaitu produktivitas sekaligus harus menjaga kelestarian alam. Dalam meningkatkan produktivitas petani berhadapan langsung dengan penyakit, hama, dan gulma yang menyerang tanaman pertanian yang berpotensi menurunkan hasil. Yang menjadi tantangan terberat adalah bagaimana usaha untuk dapat memenangkan persaingan dengan hama dan penyakit serta gulma itu, tetapi tanpa harus mencederai dan merusak ekosistem alam. Seakan menjadi dua pilihan sulit ibarat buah simalakama, tidak panen dan hancur tanpa pestisida atau panen berlimpah tetapi penuh racun mematikan Isniani, 2006. Pertanian organik mulai muncul di Indonesia pada tahun 1984. Yayasan Bina Sarana Bakti mulai mengembangkan pertanian organik di Cisarua, Bogor pada lahan seluas 4 hektar. Dari Cisarua ini banyak orang belajar mengenai pertanian organik dan kemudian mengembangkannya di daerahnya. Sekarang ini, pertanian organik telah banyak diterapkan, seperti di Lembang Bandung, Kaliwiro Wonosobo, dan Salatiga Pracaya, 2002. Pertanian yang mirip dengan kelangsungan kehidupan hutan disebut pertanian organik karena kesuburan tanaman berasal dari bahan organik secara alamiah. Pengertian lain, pertanian organik adalah sistem pertanian dalam bercocok tanam yang tidak mempergunakan bahan kimia, tetapi menggunakan bahan organik. Bahan kimia tersebut dapat berupa pupuk, pestisida, hormon pertumbuhan dan lain sebagainya Pracaya, 2002. Prinsip-prinsip berikut mengilhami gerakan organik dengan segala keberagamannya. Prinsip-prinsip ini menjadi panduan bagi pengembangan posisi, program dan standar-standar IFOAM International Federation for Organic Agriculture Movement . Selanjutnya, prinsip-prinsip ini diwujudkan dalam visi yang digunakan di seluruh dunia. Prinsip-prinsip tersebut adalah prinsip ekologi, prinsip kesehatan, prinsip perlindungan, dan prinsip keadilan Wijayanti, 2009. Menurut Pracaya 2002, prinsip pertanian organik yaitu berteman akrab dengan lingkungan, tidak mencemarkan dan merusaklingkungan hidup. Cara yang ditempuh agar hal tersebut dapat tercapai, antaralain :1 memupuk dengan kompos, pupuk kandang dan guano; 2 memupuk dengan pupuk hijau; 3 memupuk dengan limbah yang berasal dari kandang ternak, rumah pemotongan hewan RPH, septic tank dan 4 mempertahankan dan melestarikan habitat tanaman dengan pola tanam polikultur. Banyak kendala di lapangan yang saat ini dihadapi oleh pertanian organik. Menurut Musnamar dan Ismawati 2003, pertama, hasil produksi pertanian organik lebih sedikit jika dibandingkan dengan pertanian non organik yang menggunakan bahan kimia terutama pada awal menerapkan pertanian organik karena hal ini pula maka hasil pertanian organik masih dianggap mahal. Sekarang mulai ada hasil-hasil penelitian yang memberi harapan hasil pertanian organik lebih baik. Dalam jangka panjang pupuk organik sangat baik untuk tanaman, karena sifat pupuk organik yang memberi pengaruh lama. Setelah penggunaan pupuk organik secara terus menerus dalam waktu lama maka diharapkan hasil pertanian secara standar juga akan didapatkan. Misalnya dibeberapa tempat di India, hasil standar baru didapatkan setelah penggunaan pupuk organik setelah dua puluh tahun.Kedua, pengendalian jasad pengganggu secara hayati dengan cara mekanik, penggunaan,musuh alami, atau pestisida alami bioinsektisida dianggap masih kurang efektif jika dibandingkan dengan penggunaan pestisida kimia. Ketiga, terbatasnya informasi tentang pertanian organik. Informasi tentang pertanian organik baru sebatas pemupukan organik dan pengendalian organisme pengganggu secara hayati Isniani, 2006. Disamping ada kelemahannya, pertanian organik juga mempunyai banyak kelebihan. Pertama, meningkatkan aktivitas organisme yang menguntungkan bagi tanaman. Misalnya organisme yang menekan pertumbuhan hama dan penyakit tanaman. Misalnya pertumbuhan cendawan akar Ganoderma sp, Phytopthora sp dapat ditekan dan dihalangi oleh mikroorganisme Trichoderma sp. Kedua, meningkatkan cita rasa dan kandungan gizi. Ketiga, meningkatkan ketahan dari serangan organisme pengganggu. Karena dengan penggunaan pupuk organik yang cukup maka unsur-unsur hara makro dan mikro terpenuhi semua sehingga tanaman menjadi lebih kuat dan sehat untuk dapat menahan serangan beberapa organisme pengganggu dan lebih tahan dari serangan penyakit. Keempat, memperpanjang umur simpan dan memperbaiki struktur. Kelima, membantu mengurangi erosi. Pertanian organik dengan pemakaian pupuk organik menjadikan tanah lebih gembur dan tidak mudah terkikis aliran air Isniani, 2006. Dalam penelitian ini penulis melaksanakan petanian organik mengenai budidaya sawi organik dengan menggunakan polibeg. Adapun keuntungan dengan menggunakan polibeg menurut Pracaya 2002, menanam sayuran organik dalam pot atau polibeg mempunyai beberapa keuntungan antara lain:1 dapat diusahakan dalam skala kecil atau rumah tangga; 2 mudah dalam pemeliharaan karena setiap tanaman di tanam dalam wadah tersendiri; 3 kemungkinan penularan penyakit lewat akar kecil sekali, tanaman yang sakit mudah sekali ditangani; 4 menghemat pemakaian pupuk karena pupuk tidak terbuang percuma tercuci; 5 lebih muda menanam beberapa jenis tanaman; 6 lahan yang digunakan lebih sempit karena pot atau polibeg dapat diletakkan dalam rak yang bersusun. Walaupun banyak keuntungan yang di peroleh dengan penanaman dalam pot atau polibeg, cara ini pun mempunyai beberapa kekurangan juga. Kekurangan dengan cara ini antara lain: 1 memerlukan biaya untuk penyediaan pot atau polibeg; 2 pengangkutan lebih sulit; 3 memerlukan tempat penjualan yang lebih luas bila akan menjual sayuran beserta wadahnya Pracaya, 2002.

2.2.4 Pupuk Organik