Perumusan Masalah Kerangka Konseptual Hipotesis Penelitian Terdahulu

dari tahun 2007 dan 2006 sebesar 51,43 dan 57,14. Target penjualan produk TELKOMVISION yang harus dijual oleh salesman minimal 40 unit setiap tahun, apabila dalam jangka waktu 3 bulan berturut-turut salesman tidak mencapai target penjualan maka salesman tersebut akan diberhentikan dari pekerjaannya. Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis tertarik untuk mengambil judul: “Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Prestasi Kerja Salesman Pada PT Dunia Kharisma Indonesia Medan”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah disiplin kerja berpengaruh terhadap prestasi kerja salesman pada PT Dunia Kharisma Indonesia Medan?”.

C. Kerangka Konseptual

Disiplin adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk menaati dan mematuhi segala norma-norma, peraturan yang berlaku di sekitarnya secara bertanggung jawab Saydam, 2005: 284. Adapun indikator disiplin kerja adalah sebagai berikut: 1. Kehadiran dan tepat waktu dalam bekerja. 2. Kemampuan karyawan dalam menyelesaikan setiap pekerjaan. Universitas Sumatera Utara 3. Sikap karyawan kepada pimpinan, rekan dan pelanggankonsumen. 4. Mematuhi norma yang berlaku dalam perusahaan. Prestasi kerja adalah hasil kerja seorang karyawan selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan misalnya standar, target, sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama Soeprihanto, 2001: 7. Berdasarkan definisi tersebut dapat diketahui bahwa disiplin kerja yang terdiri dari 4 indikator yaitu kehadiran, kemampuan, sikap dan norma jika dilaksanakan dengan baik oleh karyawan akan mencerminkan besarnya tanggung jawab seseorang terhadap tugas- tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini mendorong dan berpengaruh terhadap gairah kerja, semangat kerja dan meningkatkan prestasi kerja, efisiensi dan efektifitas kerja dalam perusahaan. Berdasarkan teori pendukung diatas, kerangka konseptual pada penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: PRESTASI KERJA Kehadiran X1 Kemampuan X2 Sikap X3 Norma X4 Universitas Sumatera Utara Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Sumber: Saydam 2005: 285 dan Soeprihanto 2001: 7 diolah oleh peneliti

D. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah maka, hipotesis penelitian ini adalah: “Disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja salesman pada PT Dunia Kharisma Indonesia Medan”.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh disiplin kerja terhadap prestasi kerja salesman pada PT Dunia Kharisma Indonesia Medan.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi Perusahaan Sebagai bahan masukan bagi perusahaan terutama bagi pimpinan PT Dunia Kharisma Indonesia Medan. b. Bagi Pihak Lain Universitas Sumatera Utara Sebagai dasar penelitian selanjutnya yang dapat digunakan sebagai bahan perbandingan, khususnya penelitian tentang disiplin kerja. c. Bagi Penulis Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang disiplin kerja khususnya pengaruhnya terhadap prestasi kerja salesman pada suatu perusahaan atau organisasi.

F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional

Penelitian ini hanya dibatasi pada pengaruh disiplin kerja terhadap prestasi kerja salesman pada PT Dunia Kharisma Indonesia Medan.

2. Definisi Operasional Variabel

a. Variabel independen adalah variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel lain. Adapun yang menjadi variabel independen dari penelitian ini adalah: 1. Kehadiran X 1 Yaitu tingkat absensi salesman dan ketepatan jam masuk sesuai dengan waktu kerja yang telah ditetapkan perusahaan. Universitas Sumatera Utara 2. Kemampuan X 2 Yaitu keahlian yang dimiliki salesman dalam memasarkan produk. 3. Sikap X 3 Yaitu mental dan perilaku salesman yang berasal dari kesadaran atau kerelaan dirinya sendiri dalam melaksanakan tugas dan peraturan perusahaan. 4. Norma X 4 Yaitu kemampuan salesman untuk memahami sepenuhnya peraturan-peraturan yang berlaku sebagai suatu acuan dalam bersikap dan mengetahui tujuan dan manfaat dari peraturan tersebut. b. Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh varibel lain. Adapun yang menjadi variabel dependen adalah: Prestasi kerja Y Merupakan hasil kerja seorang salesman selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan misalnya standar, target, sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan definisi operasional yang diterapkan maka penulis merumuskan mekanisme penganalisaan variabel sebagai berikut: Tabel 1.3 Operasionalisasi Variabel No Variabel Indikator Variabel Skala pengukuran 1. Kehadiran X1 a. Kehadiran setiap hari. b. Masuk kerja tepat waktu. c. Memanfaatkan waktu dengan baik. Likert 2. Kemampuan X2 a. Melaksanakan tugas-tugas pokok. b. Kemampuan menjual produk. c. Kemampuan berkomunikasi kepada pelanggan. Likert 3. Sikap X3 a. Sikap salesman. Likert 4. Norma X4 a. Mentaati peraturan kerja. b. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban. Likert 5. Prestasi Kerja Y Hasil kerja seorang salesman selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan misalnya standar, target, sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati. Likert Sumber: Saydam 2005: 285 dan Soeprihanto 2001: 7 diolah oleh peneliti

3. Skala Pengukuran Variabel

Penelitian ini menggunakan skala likert yaitu digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial Sugiyono, 2006: 104. Untuk keperluan analisis kuantitatif penelitian maka peneliti memberikan lima alternatif jawaban kepada responden dengan menggunakan skor 1 sampai 5 yang dapat dilihat pada Tabel 1.4 berikut ini: Tabel 1.4 Instrumen Skala Likert Universitas Sumatera Utara Jawaban Skor

a. Sangat Baik 5

b. Baik 4

c. Cukup 3

d. Kurang 2

e. Sangat Kurang 1

Sumber: Sugiyono 2006: 104 data diolah, April 2009

4. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan dari bulan April sampai dengan bulan Juni 2009. Lokasi penelitian adalah di PT Dunia Kharisma Indonesia Medan yang beralamat di Jalan KH. Zainul Arifin No. 53 Medan.

5. Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono 2006:89 populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi pada penelitian ini adalah salesman PT Dunia Kharisma Indonesia Medan yang berjumlah 35 orang. Universitas Sumatera Utara Sampel pada penelitian ini adalah salesman pada PT Dunia Kharisma Indonesia Medan yang berjumlah 35 orang. Penarikannya diambil secara sensus, alasan dilakukan penarikan sampel secara sensus adalah karena kecilnya jumlah populasi yang ada.

6. Jenis Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Data Primer Merupakan data yang diperoleh dari responden dengan memberikan kuesionerdaftar pertanyaan kepada salesman PT Dunia Kharisma Indonesia Medan. b. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang berisikan informasi dan teori-teori yang digunakan untuk mendukung penelitian. Peneliti mendapat data sekunder dari buku-buku, majalah, internet dan data-data dari perusahaan PT Dunia Kharisma Indonesia Medan.

7. Teknik Pengumpulan Data

a. Kuesioner Universitas Sumatera Utara Kuesioner adalah seperangkat pertanyaan tertulis yang disusun oleh peneliti yang berisikan pertanyaan-pertanyaan tentang variabel disiplin kerja dan prestasi kerja. b. Wawancara Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan informasi dengan melakukan tanya jawab secara lisan dan tatap muka dengan responden. c. Studi Dokumentasi Studi dokumentasi yaitu mengadakan pencatatan langsung terhadap dokumen atau arsip yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

8. Uji Validitas dan Realibilitas

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan oleh peneliti untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan kuesioner dalam mendefenisikan suatu variabel. Menurut Nugroho 2005: 68 Kriteria dalam Universitas Sumatera Utara menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut: 1 Jika r hitung r tabel maka pertanyaan tersebut valid 2 Jika r hitung r tabel maka pertanyaan tersebut tidak valid

b. Uji Realibilitas

Realibilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner. Uji realibilitas dapat dilakukan secara bersama-sama terhadap butir pertanyaan untuk lebih dari satu variabel. Menurut Nugroho 2005: 72 realibilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha dari 0.60. Untuk uji validitas dan realibilitas awal, peneliti menyebarkan kuesioner kepada 25 orang salesman yang ada di Main Dealer Dunia Parabola yaitu cabang dealer PT Dunia Kharisma Indonesia Medan yang beralamat di jalan Gatot Subroto Medan. Universitas Sumatera Utara

9. Teknik Analisis Data

a. Metode deskriptif merupakan metode yang digunakan dengan

mengumpulkan dan menganalisa data yang diperoleh sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai pengaruh disiplin kerja terhadap prestasi kerja. Data diperoleh dari data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh sejumlah responden penelitian. b. Uji Asumsi Klasik Sebelum data dianalisis, data harus memenuhi syarat asumsi klasik yang meliput i: uji normalitas, uji homokedastisitas dan uji multikolinearitas. 1 Uji Normalitas Pengujian ini digunakan untuk melihat dalam model regresi, variabel dependen dan independen memiliki distribusi normal atau tidak. Model yang paling baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. 2 Uji Homokedastisitas Pengujian ini digunakan dalam model regresi untuk melihat terjadi ketidaksamaan varians dasar residual pengamatan yang lain. Jika varians berbeda disebut heterokedastisitas. Model yang paling baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. 3 Uji Multikolinearitas Pengujian ini digunakan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen dengan variabel dependen. Untuk mendeteksi adanya Universitas Sumatera Utara multikolinearitas digunakan ketentuan sebagai berikut: Jika nilai Variance Inflation Factor VIF lebih besar dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah Tolerance. Setelah data diuji dengan ketiga uji asumsi klasik dan memenuhi semua asumsi tersebut maka dilakukan pengujian hipotesis.

c. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan oleh penulis untuk mengetahui pengaruh dari variabel-variabel independen, yaitu kehadiran X 1 , kemampuan X 2 , sikap X 3 , norma X 4 terhadap prestasi kerja Y. Analisis regresi linear berganda dalam penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi Software SPSS 12.00 for Windows. Adapun model persamaan yang digunakan adalah menurut Nugroho 2005: 43: Y= b + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + e Dimana: Y = Prestasi kerja X 1 = Skor dimensi Kehadiran X 2 = Skor dimensi Kemampuan X 3 = Skor dimensi Sikap X 4 = Skor dimensi Norma b 1 – b 4 = Koefisien regresi b = Konstanta e = Standar error Suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada didalam daerah Universitas Sumatera Utara kritis daerah dimana Ho ditolak. Sebaliknya, disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana Ho diterima. Dalam analisis regresi ada 3 jenis kriteria ketepatan Nugroho, 2005: 45 yaitu:

1 Uji – t

Uji – t menunjukkan seberapa besar pengaruh varibel bebas secara individual terhadap variable terikat. Adapun Uji-t menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: Ho : b 1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen yaitu kehadiran X 1 , kemampuan X 2 , sikap X 3 , norma X 4 terhadap variabel dependen yaitu prestasi kerja Y. Ho : b 1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen yaitu kehadiran X 1 , kemampuan X 2 , sikap X 3 , norma X 4 terhadap variabel dependen yaitu prestasi kerja Y. Kriteria Pengambilan Keputusan: Ho diterima jika t hitung t tabel pada α = 5 Ha diterima jika t hitung t tabel pada α = 5

2 Uji – F

Uji – F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Uji – F Universitas Sumatera Utara digunakan untuk melihat secara bersama-sama serentak variabel independen yaitu kehadiran X 1 , kemampuan X 2 , sikap X 3 , norma X 4 terhadap variabel dependen yaitu prestasi kerja Y. Ho : b 1 = b 2 = b 3 = b 4 = 0 artinya, secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel- variabel independen yaitu X 1 , X 2 , X 3 , X 4 , terhadap variabel dependen yaitu prestasi kerja Y. Ha : b 1 ≠ b 2 ≠ b 3 ≠ b 4 ≠ 0 artinya, secara bersama-sama serentak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel-variabel independen yaitu X 1 , X 2 , X 3 , X 4 terhadap variabel dependen yaitu prestasi kerja Y.

3 Identifikasi Determinan R²

Identifikasi determinan R² bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Dalam output SPSS, koefisien determinan terletak pada tabel Model Summary dan tertulis R square. Namun untuk regresi linear berganda sebaiknya menggunakan Adjusted R square, karena disesuaikan dengan jumlah variabel independen yang digunakan dalam penelitian. Nilai R square dikatakan baik jika di atas 0.5 karena nilai R square berkisar antara 0 sampai 1 Nugroho, 2005: 51. Identifikasi determinan menunjukkan besarnya kontribusi variabel independen X terhadap variabel Universitas Sumatera Utara dependen Y. Semakin besar nilai identifikasi determinan, maka semakin baik kemampuan variabel dependen Y. Jika determinan R² semakin besar mendekati satu maka dapat dikatakan bahwa pengaruh yang signifikan dari variabel independen yaitu X 1 , X 2 , X 3 , X 4 berupa variabel kehadiran, kemampuan, sikap, norma serta variabel dependen Y yaitu prestasi kerja semakin besar. Sebaliknya, jika determinan R² semakin kecil mendekati nol maka dapat dikatakan bahwa pengaruh yang signifikan dari variabel independen yaitu X 1 , X 2 , X 3 , X 4 berupa variabel kehadiran, kemampuan, sikap, norma serta variabel dependen Y yaitu prestasi kerja semakin kecil. Universitas Sumatera Utara BAB II URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Shelviana O. Bangun 2005 melakukan penelitian yang berjudul “Disiplin, Penghargaan dan pengaruhnya terhadap prestasi kerja karyawan pada PT Wijaya Karya Beton Cabang Sumatera Utara”. Teknik analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa disiplin dan penghargaan berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja karyawan PT Wijaya Karya Beton Cabang Sumatera Utara. Ningsih 2005 melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh disiplin kerja dan imbalan terhadap prestasi kerja karyawan pada PT Barisan Baja Perkasa Medan”. Teknik analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa disiplin dan imbalan berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja karyawan PT Barisan Perkasa Medan. Disiplin Kerja Pengertian Disiplin Kerja Disiplin kerja dalam perusahaan yang baik akan mencerminkan besarnya tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini mendorong gairah kerja, semangat kerja dan terwujudnya tujuan perusahaan. Oleh karena itu setiap manajer selalu berusaha agar para bawahannya mempunyai disiplin kerja yang baik. Seorang manajer dikatakan efektif dalam kepemimpinannya jika bawahannya mempunyai disiplin yang baik. Menurut Siswanto 2002: 291 17 Universitas Sumatera Utara “Disiplin kerja adalah sebagai suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankan dan tidak mengelak untuk menerima sangsi-sangsi apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan”. Menurut Rivai 2004: 444 “Disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dengan norma-norma sosial yang berlaku”. Menurut Saydam 2005: 284 “Disiplin adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan mentaati segala norma-norma, peraturan yang berlaku disekitarnya secara bertanggung jawab”. Berdasarkan definisi diatas dapat dilihat bahwa disiplin merupakan sikap yang menggambarkan kepatuhan pada suatu aturan atau ketentuan yang berlaku, sehingga dapat meningkatkan produktivitas, efisiensi dan efektifitas kerja dalam perusahaan. Peraturan sangat diperlukan untuk memberikan semangat kerja, efisiensi dan efektifitas kerja karyawan sehingga hasil pekerjaan yang ditetapkan akan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan. Pelaksanaan tugas yang sesuai dengan standar-standar yang ditentukan, dan hasil pekerjaan yang dilakukan akan dapat tercapai dengan memuaskan. Pendekatan-Pendekatan Dalam Disiplin Menurut Mathis dan Jackson 2002: 314 ada 2 pendekatan dalam disiplin yang dapat dilakukan yaitu: Universitas Sumatera Utara Pendekatan disiplin positif Pendekatan disiplin positif dibangun berdasarkan filosofi bahwa pelanggaran merupakan tindakan yang biasanya dapat dikoreksi tanpa perlu hukuman. Dalam pendekatan ini, fokusnya adalah pada penemuan fakta dan bimbingan untuk mendorong perilaku yang diharapkan dan bukannya menggunakan hukuman untuk mencegah perilaku yang tidak diharapkan. Pendekatan disiplin progresif Disiplin progresif melembagakan sejumlah langkah dalam membentuk perilaku karyawan. Kebanyakan prosedur disiplin progresif menggunakan peringatan lisan dan tertulis sebagai pemutusan hubungan kerja. Tujuan Pembinaan Disiplin Kerja Menurut Siswanto 2002: 292, ada lima pola pikir pembinaan disiplin kerja yaitu: Agar tenaga kerja mentaati segala peraturan dan kebijakan ketenaga kerjaan maupun peraturan yang berlaku. Dapat melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya serta mampu memberikan pelayanan yang maksimum pada pihak tertentu yang berkepentingan dengan perusahaan sesuai dengan bidang pekerjaan yang diberikan kepadanya. Dapat menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana bidang jasa dan barang perusahaan dengan sebaik-baiknya. Universitas Sumatera Utara Dapat bertindak dan berperilaku sesuai dengan norma-norma yang berlaku pada perusahaan. Tenaga kerja mampu menghasilkan produktivitas yang tinggi sesuai dengan harapan perusahaan baik dalam waktu pendek maupun jangka panjang. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kedisiplinan Menurut Hasibuan 2003: 212 faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan adalah sebagai berikut: Tujuan dan kemampuan Tujuan dan kemampuan ini mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan. Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan. Hal ini berarti bahwa pekerjaan yang dibebankan kepada karyawan harus sesuai dengan kemampuan karyawan bersangkutan agar karyawan tersebut bekerja dengan sungguh-sungguh. Teladan pimpinan Dengan teladan pimpinan yang baik, kedisiplinan bawahan akan ikut baik. Balas Jasa Balas jasa atau gaji, kesejahteraan ikut mempengaruhi kedisiplinan karyawan, karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan karyawan terhadap perusahaan. Jika kecintaan karyawan semakin tinggi terhadap pekerjaan kedisiplinan akan semakin baik. Untuk mewujudkan kedisiplinan karyawan yang baik perusahaan harus memberikan balas jasa yang relatif besar. Keadilan Keadilan yang dijadikan dasar kebijakan dalam pemberian balas jasa atau hukuman akan tercipta kedisiplinan yang baik. Manajer yang baik dalam memimpin selalu berusaha bersikap adil terhadap semua karyawan. Dengan keadilan yang baik akan menciptakan kedisiplinan yang baik pula. Waskat pengawasan melekat Waskat adalah tindakan nyata paling efektif dalam mewujudkan kedisiplinan karyawan perusahaan. Dengan waskat berarti atasan harus aktif dan langsung mengatasi perilaku, moral, sikap, gairah kerja dan prestasi kerja bawahannya. Sanksi hukuman Sanksi hukuman berperan penting dalam memelihara kedisiplinan karyawan. Dengan sanksi hukuman yang semakin berat, karyawan akan semakin takut melanggar peraturan-peraturan perusahaan. Berat atau ringan sanksi hukuman yang akan diterapkan ikut mempengaruhi baik buruknya kedisiplinan karyawan. Ketegasan Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi kedisiplinan karyawan perusahaan, pimpinan harus berani dan tegas bertindak untuk memberikan sanksi sesuai dengan yang telah ditetapkan perusahaan sebelumnya. Dengan demikian pimpinan akan dapat memelihara kedisiplinan karyawan perusahaan. Universitas Sumatera Utara Hubungan kemanusiaan Hubungan kemanusiaan yang harmonis diantara sesama karyawan ikut menciptakan kedisiplinan yang baik pada suatu perusahaan. Manajer harus berusaha menciptakan suasana hubungan kemanusiaan yang serasi baik diantara semua karyawan. Kedisiplinan karyawan akan tercipta apabila hubungan kemanusiaan dalam organisasi tersebut baik. Prestasi Kerja Pengertian Prestasi Kerja Menurut Soeprihanto 2001: 7 “Prestasi kerja adalah hasil kerja seorang karyawan selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan misalnya standar, target, sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama”. Menurut Hasibuan 2003: 93 “Prestasi kerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu”. Menurut Pangabean 2002: 72 “Penilaian prestasi kerja adalah sesuatu yang bertujuan untuk mengetahui atau memahami tingkat kinerja karyawan dibandingkan dengan standart yang sudah ditetapkan”. Menurut Soeprihanto 2001: 7 “Penilaian prestasi kerja adalah suatu sistem yang digunakan untuk menilai dan mengetahui apakah seorang karyawan telah melaksanakan pekerjaannya masing-masing secara keseluruhan”. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Kerja Karyawan Menurut Sulistiyani dan Rosida 2003:200, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi kerja karyawan yaitu: Pengetahuan Universitas Sumatera Utara Keahlian yang dimiliki karyawan yang lebih berorientasi pada intelejensi dan daya pikir serta pengusaha ilmu yang lebih luas yang dimiliki karyawan. Disiplin kerja Disiplin kerja yang mempengaruhi prestasi kerja karyawan adalah Kemampuan. Kemampuan yaitu keahlian dalam bidang penguasaan teknis operasional yang dibidang tertentu yang dimiliki karyawan. Abilities Keahlian yang terbentuk dari sejumlah kompetensi yang dimiliki oleh seorang karyawan. Attitude yaitu suatu kebiasaan yang terpolakan. Behavior Perilaku kerja seorang karyawan dalam melaksanakan berbagai kegiatan atau aktivitas kerja. Tujuan dan Kegunaan Penilaian Prestasi Kerja Karyawan Penilaian prestasi kerja karyawan berguna untuk perusahaan serta bermanfaat bagi karyawan. Menurut Hasibuan 2005: 88 tujuan dan kegunaan penilaian prestasi kerja karyawan sebagai berikut: Sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang digunakan untuk promosi, demosi, pemberhentian dan penetapan besarnya balas jasa. Universitas Sumatera Utara Untuk mengukur prestasi karyawan yaitu sejauh mana karyawan bisa sukses dalam pekerjaannya. Sebagai dasar untuk mengevaluasi efektivitas seluruh kegiatan di dalam perusahaan. Sebagai dasar untuk mengevaluasi program latihan dan keefektifan jadwal kerja, metode kerja, struktur organisasi, gaya pengawasan, kondisi kerja. Sebagai indikator untuk menentukan kebutuhan akan latihan bagi karyawan yang berada di dalam organisasi. Sebagai alat untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan sehingga dicapai tujuan untuk mendapatkan performance kerja yang baik. Sebagai alat untuk mendorong atau membiasakan para atasan untuk mengobservasi perilaku bawahan supaya diketahui minat dan kebutuhan-kebutuhan bawahannya. Sebagai alat untuk bisa melihat kekurangan atau kelemahan-kelemahan di masa lampau dan meningkatkan kemampuan karyawan selanjutnya. Sebagai kriteria di dalam menentukan seleksi dan penempatan karyawan. Sebagai alat mengidentifikasi kelemahan-kelemahan personel dan dengan demikian bisa sebagai bahan pertimbangan agar bisa diikutsertakan dalam program latihan kerja tambahan. Sebagai alat untuk memperbaiki atau mengembangkan kecakapan karyawan. Sebagai dasar untuk memperbaiki dan mengembangkan uraian pekerjaan. Manfaat Penilaian Prestasi Kerja Universitas Sumatera Utara Menurut Handoko 2000: 135 manfaat dari penilaian prestasi kerja dapat dirincikan sebagai berikut: Perbaikan prestasi kerja Umpan balik pelaksanaan kerja memungkinkan karyawan, manajer dan departemen personalia dapat membetulkan kegiatan-kegiatan mereka untuk memperbaiki prestasi. Penyesuaian-penyesuaian kompensasi Evaluasi prestasi kerja membantu para pengambil keputusan dalam menentukan kenaikan upah, pemberian bonus, dan bentuk kompensasi lainnya. Keputusan-keputusan penempatan Promosi, transfer biasanya didasarkan pada prestasi kerja masa lalu atau antisipasinya. Promosi sering merupakan bentuk penghargaan terhadap prestasi kerja masa lalu. Kebutuhan-kebutuhan pelatihan dan pengembangan Prestasi kerja yang jelek mungkin menunjukkan kebutuhan latihan. Demikian juga prestasi yang baik mungkin mencerminkan potensi yang harus dikembangkan. Perencanaan dan pengembangan karier Umpan balik prestasi mengarahkan keputusan-keputusan karier yaitu tentang jalur karier tertentu yang harus diteliti. Penyimpangan-penyimpangan proses staffing Prestasi kerja yang baik atau jelek mencerminkan kekuatan atau kelemahan prosedur staffing departemen personalia. Universitas Sumatera Utara Ketidak akuratan informasional Prestasi kerja yang buruk mungkin menunjukkan kesalahan-kesalahan dalam informasi analisis jabatan, rencana-rencana sumber daya manusia atau komponen-komponen lain sistem informasi manajemen personalia. Menggantungkan diri pada informasi yang tidak akurat dapat menyebabkan keputusan-keputusan personalia yang diambil tidak tepat. Kesalahan-kesalahan desain pekerjaan Prestasi kerja yang jelek mungkin merupakan suatu tanda kesalahan dalam desain pekerjaan penilaian prestasi membantu diagnosa kesalahan tersebut. Kesempatan kerja yang adil Penilaian prestasi kerja secara akurat akan menjamin keputusan- keputusan internal diambil tanpa diskriminasi. Tantangan-tantangan eksternal Kadang-kadang prestasi kerja dipengaruhi oleh faktor-faktor diluar lingkungan kerja seperti keluaga, kesehatan, kondisi finansial atau masalah pribadi lainnya. Standar Penilaian Prestasi Kerja Menurut Mathis dan Jackson dalam buku Yuli 2005:95 menetapkan lima standar utama penilaian prestasi kerja karyawan yaitu: Jumlah keluaran Quantity of output Standar keluaran output lebih banyak digunakan untuk menilai prestasi kerja karyawan dibagian produksi atau teknis. Standar ini Universitas Sumatera Utara dilakukan dengan cara membandingkan antara besarnya jumlahan keluaran yang seharusnya standar normal dengan kemampuan sebelumnya. Kualitas keluaran Quality of output Jika yang digunakan dalam mengukur prestasi kerja karyawan itu adalah sedikitnya jumlah produk yang cacat, maka standar ini disebut sebagai standart quality. Standar ini lebih menekankan pada kualitas barang yang dihasilkan dibandingkan jumlah output. Waktu keluaran Timelines of output Ketepatan waktu yang digunakan dalam menghasilkan sebuah barang sering digunakan sebagai ukuran atau penilaian terhadap prestasi kerja. Apabila karyawan dapat mempersingkat waktu proses dengan standar maka karyawan tersebut dapat dikatakan telah memiliki prestasi yang baik. Tingkat kehadiran Presences at work Sebagian organisasi yang mengukur atau menilai prestasi kerja karyawannya dengan melihat daftar hadir. Asumsi yang digunakan dalam standar ini jika kehadiran karyawan dibawah standar hari kerja yang ditetapkan maka karyawan tersebut tidak akan mampu memberikan kontribusi yang optimal terhadap organisasi. Kerjasama Cooperativenes Standar ini biasanyaa digunakan untuk menilai kinerja karyawan pada tingkat supervisor dan manajer. Keterlibatan seluruh karyawan Universitas Sumatera Utara dalam mencapai target yang ditetapkan akan mempengaruhi keberhasilan bagian yang diawasi. Universitas Sumatera Utara BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah dan Perkembangan PT Dunia Kharisma Indonesia Medan