5.3. Data Jenis Kerusakan Mesin Injection Molding
Mesin injection molding mengalami kerusakan yang disebabkan oleh komponen yang terdapat dari mesin tersebut. Berikut dapat dilihat uraian
komponen yang mengalami kerusakan serta penyebab kerusakannya pada Tabel 5.4.
Tabel 5.4. Uraian Kerusakan Mesin Injection Molding No.
Komponen Kerusakan yang Dialami
Penyebab Kerusakan
1. O-ring Motor
Motor berhenti bergerak -
Kurangnya pelumas pada gear -
Kumparan rusak -
O-Ring aus 2.
Cylinder Screw Ram Cylinder Screw Ram rusak - Ram aus
3. Heater
Heater pecah -
Kebocoran resin yang menyebabkan PCB rusak
- Suhu pemanas terlalu tinggi
4. Nozzle
Nozzle bocor -
Rocket-ring aus 5.
Oil Valve Oil valve rusak
- Malfungsi heater yang
menyebabkan pentil meleleh 6.
Pressure Clamp Pressure Clamp rusak
- Kebocoran udara
- Kebocoran oli
Sumber: PT. Neo National
5.4. Data Fungsi Komponen Mesin Injection Molding
Komponen pada mesin injection molding memiliki fungsi masing-masing dalam menjalankan mesin tersebut. Berikut dapat dilihat fungsi dari komponen-
komponen mesin injection molding pada Tabel 5.5.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.5. Fungsi Komponen-Komponen Mesin Injection Molding No.
Komponen Uraian Fungsi
1. O-ring Motor
Berfungsi untuk menghasilkan daya yang digunakan untuk menggerakkanmemutar screw
2. Cylinder Screw
Ram Berfungsi untuk mempermudah gerakan screw
sekaligus menjaga perputaran screw tetap konstan 3.
Heater Berfungsi sebagai pemanas elektrik
4. Nozzle
Berfungsi untuk menginjeksi resin cair dari screw ke mold
5. Oil Valve
Berfungsi untuk menjaga aliran oli tetap lancar 6.
Pressure Clamp Berfungsi untuk mengatur tekanan hidrolik
Sumber: PT. Neo National
5.5. Reliability Centered Maintenance
Reliability Centered Maintenance RCM merupakan sebuah proses teknik logika untuk menentukan tugas-tugas pemeliharaan yang akan menjamin sebuah
perancangan sistem keandalan dengan kondisi pengoperasian yang spesifik pada sebuah lingkungan pengoperasian yang khusus. Adapun langkah-langkah yang
diperlukan dalam RCM adalah: 1.
Pemilihan Sistem dan Pengumpulan Informasi 2.
Pendefinisian Batasan Sistem 3.
Deskripsi Sistem dan Diagram Blok Fungsi 4.
Fungsi Sistem dan Kegagalan Fungsi 5.
Failure Mode and Effect Analysis FMEA 6.
Logic Tree Analysis LTA 7.
Pemilihan Tindakan
Universitas Sumatera Utara
5.5.1. Pemilihan Sistem dan Pengumpulan Informasi
Proses analisis RCM sebaiknya dilakukan pada tingkat sistem bukan pada tingkat komponen. Dengan proses analisis pada tingkat sistem akan
memberikan informasi yang lebih jelas mengenai fungsi dan kegagalan fungsi komponen terhadap sistem. Namun proses analisis tidak dilakukan pada semua
sistem, dikarenakan proses analisis akan menjadi sangat luas bila dilakukan pada dua atau lebih sistem.
Proses analisis RCM ini dilakukan pada sistem permesinan produk kipas angin. Pada Gambar 5.1. diketahui bahwa mesin injection molding yang memiliki
frekuensi kerusakan dan downtime mesin yang paling tinggi, maka peninjauan lebih lanjut akan dilakukan pada mesin injection molding. Selanjutnya dilakukan
pengumpulan informasi yang bertujuan untuk memperoleh data yang berhubungan dengan mesin injection molding. Data tersebut dikumpulkan dengan
melakukan pengamatan secara langsung, wawancara terhadap orang yang ahli dan data historis dari mesin tersebut.
5.5.2. Pendefinisian Batasan Sistem
Pendefinisian batasan sistem sangat diperlukan dalam analisis RCM. Hal ini dilakukan untuk menghindari tumpang tindih antara satu sistem dengan sistem
lainnya dan untuk menentukan input dan output dari sistem tersebut, sehingga semua fungsi dapat diketahui lebih jelas dan akurat. Pendefinisian batasan sistem
dilakukan dengan 2 step dokumentasi yaitu gambaran luar batasan boundary
Universitas Sumatera Utara
overview dan gambaran detail batasan boundary details seperti pada Tabel 5.6. dan Tabel 5.7.
Tabel 5.6. Gambaran Luar Batasan Boundary Overview
RCM-System Analysis Step 2-1 System Boundary Definition
Plant ID :
Information : Boundary Overview System ID :
Plant : PT. Neo National
Rev no :
System : Permesinan Produk Kipas Angin
Date : 4112015
Subsystem : Mesin Injection Molding Analyst
: Agnes Cristine
Clamping Unit
Peralatan Utama, meliputi:
Plasticating Unit Drive Unit
Start with: Batasan Fisik Primer, meliputi:
- Mold ditutup lalu dihimpit dengan tekanan tinggi.
- Plasticating unit yang terdiri dari nozzle, barrel dan screw bergerak mendekati mold dengan
tekanan tinggi hingga 100 kgcm², hingga nozzle bersentuhan dengan mold. -
Mesin melakukan proses injeksi pengisian dengan menyuntikkan plastik cair resin cair ke dalam mold.
- Menahan proses injeksi dengan besaran tekanan yang diatur beserta waktu yang dibutuhkan.
- Pendinginan cooling dimulai bersamaan dengan waktu charging. Charging resin
disuntikkan dengan berputarnya screw dengan bantuan motor hidrolik ke arah putaran yang telah ditentukan.
- Melepas himpitan mold dengan mengembalikan ke tekanan normal pada sistem hidrolik
yang bekerja untuk menghimpit cetakan yang sebelumnya bertekanan tinggi. -
Membuka secara perlahan untuk menjaga kondisi cetakan yang rentan terhadap kerusakan akibat gesekan.
- Ejector mendorong produk dari sisi core agar mudah diambil.
Terminate with:
Hasil molding selanjutnya dibawa ke stasiun perakitan untuk melanjutkan produksi ke proses perakitan produk kipas angin.
System : Permesinan Produk Kipas Angin
Wed, 4 Nov 2015 Sub System : Mesin Injection Molding
Page 1 of 1 Step 2-1 Boundary Overview
Universitas Sumatera Utara
Pendefinisian batasan sistem dilakukan dengan gambaran detail batasan boundary details seperti pada Tabel 5.7.
Tabel 5.7. Gambaran Detail Batasan Boundary Details
RCM-System Analysis Step 2-1 System Boundary Definition
Plant ID :
Information : Boundary Overview System ID :
Plant : PT. Neo National
Rev no :
System : Permesinan Produk Kipas Angin
Date : 4112015
Subsystem : Mesin Injection Molding Analyst
: Agnes Cristine
Tipe Batasan Sistem
Lokasi Perhubungan
IN Mold
Mold ditutup lalu dihimpit dengan tekanan tinggi.
IN Mold
Plasticating unit yang terdiri dari nozzle, barrel dan screw bergerak mendekati mold dengan tekanan tinggi
hingga 100 kgcm², hingga nozzle bersentuhan dengan mold.
IN Injection
Mesin melakukan proses injeksi pengisian dengan menyuntikkan plastik cair resin cair ke dalam mold.
IN Injection
Menahan proses injeksi dengan besaran tekanan yang diatur beserta waktu yang dibutuhkan.
IN Injection
Pendinginan cooling dimulai bersamaan dengan waktu charging. Charging resin cair disuntikkan dengan
berputarnya screw dengan bantuan motor hidrolik ke arah putaran yang telah ditentukan.
OUT Eject
Melepas himpitan mold dengan mengembalikan ke tekanan normal pada sistem hidrolik yang bekerja untuk
menghimpit cetakan yang sebelumnya bertekanan tinggi. OUT
Eject Membuka secara perlahan untuk menjaga kondisi cetakan
yang rentan terhadap kerusakan akibat gesekan OUT
Eject Ejector mendorong produk dari sisi core agar mudah
diambil.
System : Permesinan Produk Kipas Angin
Wed, 4 Nov 2015 Sub System : Mesin Injection Molding
Page 1 of 1 Step 2-2 Boundary Details
Universitas Sumatera Utara
5.5.3. Deskripsi Sistem dan Diagram Blok Fungsi
Deskripsi sistem dan diagram blok fungsi merupakan representasi dari fungsi-fungsi utama sistem yang berupa blok-blok yang berisi fungsi dari setiap
subsistem yang menyusun sistem tersebut. Ada beberapa item yang dikembangkan pada tahap ini yaitu:
1. Deskripsi sistem system description
Tabel 5.8. Deskripsi Sistem System Description
RCM-System Analysis Step 2-1 System Boundary Definition
Plant ID :
Information : Boundary Overview System ID :
Plant : PT. Neo National
Rev no :
System : Permesinan Produk Kipas Angin
Date : 4112015
Subsystem : Mesin Injection Molding Analyst
: Agnes Cristine
Drive Unit:
Drive unit untuk kontrol kerja dari injection molding, terdiri dari O-ring Motor untuk menggerakan screw dan injection piston menggunakan hydraulic system sistem
pompa yang akan mengalirkan fluida dan menginjeksi resin cair ke mold. Plasticating Unit:
Resin masuk ke dalam plasticating unit. Dengan adanya screw yang berputar menjadikan resin tercampur lebih homogen. Dibagian depan screw terjadi pemanasan
resin hingga titik melting, resin mengalami proses plastizicing. Resin berubah bentuk dari padat ke cairan. Dengan bentuk cairan mememudahkan untuk proses injeksi ke
nozzle dan akhirnya ke dalam mold. Clamping Unit:
Resin cair dalam plasticating unit diinjeksikan ke nozzle. Melalui sprue material mengalir ke mold, tekanan dan kecepatannya aliran ditentukan oleh perputaran screw.
Kemudian dilakukan proses cooling dengan menentukan laju pendinginan untuk proses solidifikasi plastik. Mold dapat dibuka dengan memisahkan satu bagian dengan
bagian lainnya. Selanjutnya plastik hasil injeksi dikeluarkan melalui ejector.
System : Permesinan Produk Kipas Angin
Wed, 4 Nov 2015 Sub System : Mesin Injection Molding
Page 1 of 1 Step 3-1 System Description
Universitas Sumatera Utara
2. Blok diagram
Blok diagram berfungsi untuk memberikan gambaran struktur fungsi sistem dengan jelas. Adapun blok diagram mesin injection molding dapat dilihat pada
Gambar 5.2.
Drive Unit Plasticating Unit
Clamping Unit
Plastik Cair Tekanan 100 kg
Cm
2
Listrik
Hasil Molding
Gambar 5.2. Blok Diagram Mesin Injection Molding
3. System work breakdown structure SWBS SWBS akan menjabarkan komponen-komponen yang diasosiasikan dari
masing-masing subsistem fungsi. Penguraian bagian dari unit proses dapat dilihat pada Gambar 5.3.
Injection Molding A
B
C A.1
A.2
A.3 Komponen
Level III Unit Proses
Level II Sistem
Level I
Gambar 5.3. System Work Breakdown Structure SWBS
Universitas Sumatera Utara
Susunan daftar peralatan akan lebih akurat, terstruktur dan mempermudah aktivitas penelusuran peralatan proses molding di mesin injection molding
dengan melakukan pengkodean. Pengkodean yang dilakukan adalah sebagai berikut:
A. Huruf melambangkan nama subsistem dari mesin injection molding antara
lain: a
Huruf A adalah fungsi drive unit untuk melakukan kontrol kerja dari mesin injection molding.
b Huruf B adalah fungsi plasticating unit untuk memasukkan plastik cair
resin dan melakukan pemanasan. c
Huruf C adalah fungsi clamping unit sebagai tempat untuk menyatukan molding.
B. Angka yang mengikuti huruf melambangkan nama komponen utama mesin
injection moldingantara lain: a
Drive Unit 1.
O-ring Motor 2.
Cylinder Screw ram b
Plasticating Unit 1.
Heater 2.
Nozzle 3.
Oil valve c
Clamping Unit 1.
Pressure Clamp
Universitas Sumatera Utara
Komponen-komponen yang sering mengalami downtime dapat dilihat pada Tabel 5.9.
Tabel 5.9. System Work Breakdown Structure Mesin Injection Molding Kode
Unit Proses Kode
Nama Part
A Drive Unit
A.1. O-ring Motor
A.2. Cylinder Screw Ram
B Plasticating Unit
B.1. Heater
B.2. Nozzle
B.3. Oil Valve
C Clamping Unit
C.1. Pressure Clamp
Sumber : Pengumpulan Data
4. Data historis peralatan Data historis peralatan dapat diperoleh dari kegagalan fungsi mesin injection
molding pada PT. Neo National yang dapat dilihat pada Tabel 5.10.
Tabel 5.10. Data Historis Komponen No.
Parts Failure Mode
Failure Cause
1. O-ring Motor
Motor berhenti bergerak -
Kurangnya pelumas pada gear -
Kumparan rusak -
O-ring aus 2.
Cylinder Screw Ram Cylinder Screw Ram rusak - Ram aus
3. Heater
Heater pecah -
Kebocoran resin yang menyebabkan PCB rusak
- Suhu pemanas terlalu tinggi
4. Nozzle
Nozzle bocor -
Rocket-ring aus 5.
Oil Valve Oil valve rusak
- Malfungsi heater yang
menyebabkan pentil meleleh 6.
Pressure Clamp Pressure Clamp rusak
- Kebocoran udara
- Kebocoran oli
Sumber : Pengumpulan Data
Universitas Sumatera Utara
5.5.4. Fungsi Sistem dan Kegagalan Fungsi
Fungsi sistem merupakan kinerja yang diharapkan oleh suatu sistem untuk dapat beroperasi sedangkan kegagalan sistem merupakan ketidakmampuan
suatu komponensistem untuk memenuhi standar yang diharapkan. Aktivitas penelususuran data akan lebih terstruktur dan mudah dilakukan dengan
pengkodean fungsi dan kegagalan fungsi. Pengkodean fungsi dan kegagalan fungsi dilakukan dengan keterangan sebagai berikut:
1. Huruf melambangkan nama unit operasi dari mesin injection molding
2. Angka pertama melambangkan nama komponen utama mesin injection
molding 3.
Angka kedua melambangkan kegagalan fungsi Pendeskripsian fungsi dan kegagalan fungsi pada PT. Neo National dapat
dilihat pada Tabel 5.11.
Tabel 5.11. Fungsi Sistem dan Kegagalan Fungsi Kode Fungsi
Sistem Kode Kegagalan
Fungsi Uraian Fungsi atau Kegagalan Fungsi
A.1. Berfungsi untuk menghasilkan daya yang digunakan
untuk menggerakkanmemutar screw A.1.1.
Screw tidak bisa berputar sehingga tidak dapat mengalirkan resin cair ke mold
A.2. Berfungsi untuk mempermudah gerakan screw
sekaligus menjaga perputaran screw tetap konstan A.2.1.
Tidak mampu menjaga gerakan screw tetap konstan B.1.
Berfungsi sebagai pemanas elektrik B.1.1.
Resin tidak dapat mencair sempurna sehingga tidak bisa dialirkan ke nozzle
Sumber : Pengumpulan Data
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.11. Fungsi Sistem dan Kegagalan Fungsi Lanjutan Kode Fungsi
Sistem Kode Kegagalan
Fungsi Uraian Fungsi atau Kegagalan Fungsi
B.2. Berfungsi untuk menginjeksi resin cair dari screw ke
mold B.2.1.
Resin cair tidak bisa diinjeksi ke mold B.3.
Berfungsi untuk menjaga aliran oli tetap lancar B.3.1.
Oli tidak dapat mengalir dengan lancar karena adanya kebocoran
C.1. Berfungsi untuk mengatur tekanan hidrolik
C.1.1. Tekanan yang dihasilkan tidak maksimal karena
adanya kebocoran udara
Sumber : Pengumpulan Data
5.5.5. Failure Mode and Effect Analysis FMEA
Failure mode dan analisis FMEA memfokuskan pada penyebab kerusakan dan mekanisme terjadinya kerusakan seperti mode kegagalan,
penyebab kegagalan dan dampak kegagalan yang ditimbulkan. FMEA menggambarkan tingkat keseringan kejadian, kerusakan, keparahan dan tingkat
deteksi kerusakan yang dinyatakan dengan nilai RPN Risk Priority Number. Nilai RPN yang dihasilkan menunjukkan tingkat prioritas perbaikan untuk area
yang terdapat dalam sistem. Adapun FMEA pada kerusakan mesin injection molding dapat dilihat pada Tabel 5.10.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.12. Penentuan Risk Priority Number
Major Sub System
No Parts
Failure Mode Occurance
Failure Causes Detection
Failure Effect Severity RPN
Drive Unit 1
O-ring Motor
Gerakan motor putus-
putusberhenti 5
- Kurangnya pelumas
pada gear -
Kumparan rusak -
O-ring aus 4
Screw berhenti memutar karena O-ring Motor tidak
mampu menghasilkan daya untuk menggerakkan screw
9 180
2 Cylinder
Screw Ram Cylinder Screw
Ram tidak mampu menahan gerakan
screw 5
- Ram aus
9 Gerakan screw tidak konstan
menyebabkan resin tidak meleleh secara merata
3 135
Plasticating Unit
1 Heater
Heater pecah 6
- Kebocoran resin
yang menyebabkan PCB rusak
- Suhu pemanas
terlalu tinggi 5
Resin tidak meleleh 9
270
2 Nozzle
Nozzle bocor 5
- Rocket-ring aus
7 Resin cair yang akan
diinjeksi ke mold meluber 7
245 3
Oil Valve Oil valve bocor
5 -
Malfungsi heater yang menyebabkan
pentil meleleh 6
Oli tumpah 3
90 Clamping
Unit 1
Pressure Clamp
Pressure Clamp tidak dapat
menjepit clamp 5
- Kebocoran udara
- Kebocoran oli
4 Hidrolik tidak mampu
menekan clamp dengan maksimal
9 180
Sumber : Pengolahan Data
Universitas Sumatera Utara
5.5.6. Logic Tree Analysis LTA
Penyusunan Logic Tree Analysis LTA memiliki tujuan untuk mengklasifikasikan failure mode ke dalam beberapa kategori sehingga nantinya
dapat ditentukan tingkat prioritas dalam penanganan masing-masing failure mode bsrdasarkan kategorinya. Empat hal yang penting dalam menentukan prioritas
LTA, yaitu: 1.
Evident, yaitu apakah operator mengetahui telah terjadi gangguan pada sistem dalam kondisi normal?
2. Safety, yaitu apakah mode kerusakan ini menyebabkan masalah keselamatan?
3. Outage, yaitu apakah mode kerusakan ini mengakibatkan seluruh atau sebagian
mesin terhenti? 4.
Category, yaitu pengkategorian yang diperoleh setelah menjawab pertanyaan- pertanyaan yang diajukan. Pada bagian ini komponen terbagi dalam 4 kategori,
yakni: a.
Kategori A Safety Problem b.
Kategori B Outage Problem c.
Kategori C Economic Problem d.
Kategori D Hidden Failure
Universitas Sumatera Utara
Pada kondisi normal, apakah operator mengetahui bahwa
sesuatu telah terjadi? Failure Mode
Apakah mode kegagalan menyebabkan masalah
keselamatan? Hidden Failure
Safety Problem Apakah mode kegagalan
mengakibatkan seluruh sebagian sistem terhenti?
Outage Problem Kemungkinan kecil
economic problem TIDAK
TIDAK
TIDAK YA
YA
YA A
D
B C
Gambar 5.4. Flowchart Penyusunan LTA
Logic Tree Analysis diperoleh dari hasil wawancara terhadap operator pada mesin injection molding. Hasil wawancara LTA dapat dilihat pada Tabel
5.13.
Tabel 5.13. Identifikasi Hasil Wawancara LTA pada PT. Neo National
No. Parts
Failure Mode Evident Safety Outage Category
1 O-ring Motor
Motor berhenti bergerak Y
T Y
B 2
Cylinder Screw Ram Cylinder Screw Ram rusak
T -
- D
3 Heater
Heater pecah Y
T Y
B 4
Nozzle Nozzle bocor
Y T
Y B
5 Oil Valve
Oil valve rusak T
- -
D 6
Pressure Clamp Pressure Clamp rusak
Y T
Y B
Sumber : Pengolahan Data
Universitas Sumatera Utara
5.5.7. Pemilihan Tindakan
Pemilihan tindakan merupakan tahap terakhir dalam proses RCM. Proses ini akan menentukan tindakan yang tepat untuk mode kerusakan tertentu. Jika
tugas pencegahan secara teknis tidak menguntungkan untuk dilakukan, tindakan standar yang harus dilakukan bergantung pada konsekuensi kegagalan yang
terjadi. Pemilihan tindakan didasari dengan menjawab pertanyaan penuntun selection guide yang disesuaikan pada road map pemilihan tindakan yang dapat
dilihat pada Gambar 5.5.
Universitas Sumatera Utara
Apakah umur kehandalan untuk kerusakan ini dikertahui?
Apakah T.D task dapat digunakan?
Tentukan T.D task
Apakah C.D task dapat digunakan? TIDAK
TIDAK
TIDAK YA
YA
1
2
3
4
YA Sebagian
YA
Tentukan C.D task
Apakah mode kegagalan termasuk kategori D?
Apakah F.F task dapat digunakan?
Tentukan F.F task
Apakah dari antara task ini efektif?
5
6
TIDAK TIDAK
YA
YA
Dapatkah sebuah desain modifikasi mengeliminasi mode kegagalan dan efeknya?
Tentukan T.DC.DF.F task Menerima resiko kegagalan
Desain Modifikasi
7
TIDAK
TIDAK YA
YA
Gambar 5.5. Road Map Pemilihan Tindakan
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.14. Pemilihan Tindakan Perawatan Mesin Injection Molding PT. Neo National
No. Parts
Failure Mode Selection Guide
Selection Task
1 2
3 4
5 6
7
1 O-ring Motor
Motor berhenti bergerak Y
Y T
T -
Y -
T.D 2
Cylinder Screw Ram
Cylinder Screw Ram rusak Y
T T
Y Y
Y -
F.F 3
Heater Heater pecah
Y Y
T T
- Y
- T.D
4 Nozzle
Nozzle bocor Y
T T
T -
Y -
T.D 5
Oil Valve Oil valve rusak
T -
Y Y
Y Y
- F.F
6 Pressure Clamp
Pressure Clamp rusak Y
Y T
T -
Y -
T.D
Sumber : Pengolahan Data
Pemilihan tindakan pencegahan berdasarkan hasil analisis terhadap FMEA dan LTA adalah sebagai berikut:
1. Time Directed T.D yaitu tindakan yang diambil yang lebih berfokus pada
aktivitas pembersihan yang dilakukan secara berkala. Komponen yang termasuk dalam pemilihan tindakan ini adalah:
a. O-ring Motor
b. Heater
c. Noozle
d. Pressure Clamp
2. Finding Failure F.F, tindakan yang diambil dengan tujuan untuk menemukan
kerusakan peralatan yang tersembunyi dengan pemeriksaan berkala. Komponen yang termasuk dalam pemilihan tindakan ini adalah:
a. Cylinder Screw Ram
b. Oil Valve
Universitas Sumatera Utara
5.6. Pemilihan Pola Distribusi
Berdasarkan hasil analisis RCM pada mesin injection molding, maka perhitungan reliability hanya didasarkan pada komponen yang bersifat time
directed TD. Komponen yang bersifat time directed adalah o-ring motor, heater, nozzle dan pressure clamp. Reliability memerlukan bentuk pola data interval
kerusakan komponen yang berdistribusi normal, lognormal, eksponensial dan weibull. Pengujian pola distribusi dilakukan dengan menggunakan data interval
waktu antar kerusakan tiap-tiap komponen. Pemilihan distribusi dilakukan berdasarkan nilai Index of Fit yang terbesar dengan menggunakan metode Least
Square.
5.6.1. Komponen O-ring Motor
Perhitungan secara manual dilakukan dengan menghitung Index of Fit. Pemilihan pola ditribusi dilakukan dengan cara memilih Index of Fit yang
terbesar. Berikut adalah perhitungan untuk mendapatkan distribusi kerusakan komponen O-ring Motor.
1. Distribusi Normal
Langkah awal adalah menghitung nilai tengah kerusakan median rank. Nilai ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
�� = � − 0,3
� + 0,4 �� =
1 − 0,3
11 + 0,4 = 0,0614
Universitas Sumatera Utara
Perhitungan Index of Fit dengan distribusi normal dapat dilihat pada Tabel 5.15.
Tabel 5.15. Perhitungan Index of Fit dengan Distribusi Normal pada Komponen O-ring Motor
i ti
hari Xi = ti
hari Fi
Yi Xi -
��Yi - Ῡ Xi -
��
2
n Yi -
Ῡ
2
n
1 32
32 0,0614
0,5245 1,8375
11,9279 0,0023
2 35
35 0,1491
0,5593 1,0621
6,4981 0,0014
3 39
39 0,2368
0,5936 0,4066
1,8039 0,0008
4 41
41 0,3246
0,6272 0,1415
0,5477 0,0003
5 44
44 0,4123
0,6599 -0,0136
0,0270 0,0001
6 44
44 0,5000
0,6915 0,0036
0,0270 0,0000
7 45
45 0,5877
0,7216 0,0568
0,2171 0,0001
8 47
47 0,6754
0,7503 0,2319
1,1427 0,0004
9 49
49 0,7632
0,7773 0,5125
2,7956 0,0008
10 51
51 0,8509
0,8026 0,8880
5,1758 0,0013
11 51
51 0,9386
0,8260 1,0649
5,1758 0,0018
Jumlah 478 478
5,5000 7,5339
6,1918 35,3388
0,0093
Sumber : Pengolahan Data
� = 1
� ∑ �� − ���� − ��
� �=1
��∑ �� − ��
2
�
� �=1
� ��∑ �� − ��
2
�
� �=1
� = 0,9844
2. Distribusi Lognormal
Perhitungan Index of Fit dengan distribusi lognormal dapat dilihat pada Tabel 5.16.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.16. Perhitungan Index of Fit dengan Distribusi Lognormal pada Komponen O-ring Motor
i ti
hari Xi = lnti
hari Fi
Yi Xi -
��Yi - Ῡ Xi -��
2
n Yi - Ῡ
2
n
1 32
3,4657 0,0614
0,5245 0,0475
0,0080 0,0023
2 35
3,5553 0,1491
0,5593 0,0259
0,0039 0,0014
3 39
3,6636 0,2368
0,5936 0,0090
0,0009 0,0008
4 41
3,7136 0,3246
0,6272 0,0028
0,0002 0,0003
5 44
3,7842 0,4123
0,6599 -0,0006
0,0000 0,0001
6 44
3,7842 0,5000
0,6915 0,0001
0,0000 0,0000
7 45
3,8067 0,5877
0,7216 0,0017
0,0002 0,0001
8 47
3,8501 0,6754
0,7503 0,0058
0,0007 0,0004
9 49
3,8918 0,7632
0,7773 0,0120
0,0015 0,0008
10 51
3,9318 0,8509
0,8026 0,0200
0,0026 0,0013
11 51
3,9318 0,9386
0,8260 0,0240
0,0026 0,0018
Jumlah 478 41,3789
5,5000 7,5339
0,1482 0,0207
0,0093
Sumber : Pengolahan Data
� = 1
� ∑ �� − ���� − ��
� �=1
��∑ �� − ��
2
�
� �=1
� ��∑ �� − ��
2
�
� �=1
� = 0,9734
3. Distribusi Eksponensial
Perhitungan Index of Fit dengan distribusi eksponensial dapat dilihat pada Tabel 5.17.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.17. Perhitungan Index of Fit dengan Distribusi Eksponensial pada Komponen O-ring Motor
i ti
hari Xi = ti
hari Fi
Yi Xi -
��Yi - Ῡ Xi -��
2
n Yi -
Ῡ
2
n
1 32
32 0,0614
0,0634 9,9551
11,9279 0,0687
2 35
35 0,1491
0,1615 6,5183
6,4981 0,0540
3 39
39 0,2368
0,2703 2,9497
1,8039 0,0399
4 41
41 0,3246
0,3924 1,3256
0,5477 0,0265
5 44
44 0,4123
0,5315 -0,2187
0,0270 0,0146
6 44
44 0,5000
0,6931 -0,1305
0,0270 0,0052
7 45
45 0,5877
0,8861 -0,0717
0,2171 0,0002
8 47
47 0,6754
1,1253 0,6836
1,1427 0,0034
9 49
49 0,7632
1,4404 2,8165
2,7956 0,0235
10 51
51 0,8509
1,9030 7,3230
5,1758 0,0856
11 51
51 0,9386
2,7903 14,0181
5,1758 0,3138
Jumlah 478 478
5,5000 10,2572
45,1690 35,3388
0,6353
Sumber : Pengolahan Data
� = 1
� ∑ �� − ���� − ��
� �=1
��∑ �� − ��
2
�
� �=1
� ��∑ �� − ��
2
�
� �=
1
� = 0,8666
4. Distribusi Weibull
Perhitungan Index of Fit dengan distribusi lognormal dapat dilihat pada Tabel 5.18.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.18. Perhitungan Index of Fit dengan Distribusi Weibull pada Komponen O-ring Motor
i ti
hari Xi = lnti
hari Fi
Yi Xi -
��Yi - Ῡ Xi -��
2
n Yi - Ῡ
2
n
1 32
3,4657 0,0614
-2,7588 0,6607
0,0080 0,4530
2 35
3,5553 0,1491
-1,8233 0,2676
0,0039 0,1529
3 39
3,6636 0,2368
-1,3083 0,0767
0,0009 0,0555
4 41
3,7136 0,3246
-0,9355 0,0197
0,0002 0,0152
5 44
3,7842 0,4123
-0,6320 -0,0024
0,0000 0,0010
6 44
3,7842 0,5000
-0,3665 0,0036
0,0000 0,0023
7 45
3,8067 0,5877
-0,1210 0,0182
0,0002 0,0150
8 47
3,8501 0,6754
0,1180 0,0570
0,0007 0,0378
9 49
3,8918 0,7632
0,3649 0,1160
0,0015 0,0723
10 51
3,9318 0,8509
0,6434 0,1990
0,0026 0,1245
11 51
3,9318 0,9386
1,0261 0,2641
0,0026 0,2192
Jumlah 478
41,3789 5,5000
-5,7929 1,6803
0,0207 1,1485
Sumber : Pengolahan Data
� = 1
� ∑ �� − ���� − ��
� �=1
��∑ �� − ��
2
�
� �=1
� ��∑ �� − ��
2
�
� �=1
� = 0,9905
Rekapitulasi hasil perhitungan pola distribusi interval waktu kerusakan komponen O-ring Motor dapat dilihat pada Tabel 5.19.
Tabel 5.19. Rekapitulasi Pola Distribusi Interval Waktu Kerusakan Komponen O-ring Motor
Distribusi Index of Fit
Keterangan
Normal 0,9844
Lognormal 0,9734
Eksponensial 0,8666
Weibull 0,9905
Terpilih
Sumber : Pengolahan Data
Universitas Sumatera Utara
5.6.2. Komponen Heater
Perhitungan secara manual dilakukan dengan menghitung Index of Fit. Pemilihan pola ditribusi dilakukan dengan cara memilih Index of Fit yang
terbesar. Berikut adalah perhitungan untuk mendapatkan distribusi kerusakan komponen heater.
1. Distribusi Normal
Langkah awal adalah menghitung nilai tengah kerusakan median rank. Nilai ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
�� = � − 0,3
� + 0,4 �� =
1 − 0,3
18 + 0,4 = 0,0380
Perhitungan Index of Fit dengan distribusi normal dapat dilihat pada Tabel 5.20.
Tabel 5.20. Perhitungan Index of Fit dengan Distribusi Normal pada Komponen Heater
i ti
hari Xi = ti
hari Fi
Yi Xi -
��Yi - Ῡ Xi -��
2
n Yi -
Ῡ
2
n
1 23
23 0,0380
0,5152 1,3938
3,7558 0,0016
2 23
23 0,0924
0,5368 1,2159
3,7558 0,0012
3 24
24 0,1467
0,5583 0,9126
2,8978 0,0009
4 28
28 0,2011
0,5797 0,3383
0,5768 0,0006
5 29
29 0,2554
0,6008 0,1864
0,2743 0,0004
6 30
30 0,3098
0,6216 0,0771
0,0830 0,0002
7 30
30 0,3641
0,6421 0,0520
0,0830 0,0001
8 32
32 0,4185
0,6622 -0,0175
0,0336 0,0000
9 33
33 0,4728
0,6818 -0,0051
0,1756 0,0000
10 33
33 0,5272
0,7010 0,0289
0,1756 0,0000
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.20. Perhitungan Index of Fit dengan Distribusi Normal pada Komponen Heater Lanjutan
i ti
hari Xi = ti
hari Fi
Yi Xi -
��Yi - Ῡ Xi -��
2
n Yi -
Ῡ
2
n
11 33
33 0,5815
0,7196 0,0620
0,1756 0,0001
12 33
33 0,6359
0,7376 0,0940
0,1756 0,0002
13 33
33 0,6902
0,7550 0,1249
0,1756 0,0003
14 34
34 0,7446
0,7717 0,2418
0,4287 0,0004
15 35
35 0,7989
0,7878 0,3896
0,7929 0,0006
16 36
36 0,8533
0,8032 0,5664
1,2682 0,0008
17 36
36 0,9076
0,8180 0,6367
1,2682 0,0010
18 37
37 0,9620
0,8320 0,8509
1,8546 0,0012
Jumlah 562 562
9,0000 12,3244
7,1490 17,9506
0,0095
Sumber : Pengolahan Data
� = 1
� ∑ �� − ���� − ��
� �=1
��∑ �� − ��
2
�
� �=1
� ��∑ �� − ��
2
�
� �=1
� = 0,9856
2. Distribusi Lognormal
Perhitungan Index of Fit dengan distribusi lognormal dapat dilihat pada Tabel 5.21.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.21. Perhitungan Index of Fit dengan Distribusi Lognormal pada Komponen Heater
i ti
hari Xi = lnti
hari Fi
Yi Xi --
��Yi - Ῡ Xi --��
2
n Yi -
Ῡ
2
n
1 23
3,1355 0,0380
0,5152 0,0501
0,0049 0,0016
2 23
3,1355 0,0924
0,5368 0,0437
0,0049 0,0012
3 24
3,1781 0,1467
0,5583 0,0320
0,0036 0,0009
4 28
3,3322 0,2011
0,5797 0,0104
0,0005 0,0006
5 29
3,3673 0,2554
0,6008 0,0053
0,0002 0,0004
6 30
3,4012 0,3098
0,6216 0,0019
0,0000 0,0002
7 30
3,4012 0,3641
0,6421 0,0013
0,0000 0,0001
8 32
3,4657 0,4185
0,6622 -0,0008
0,0001 0,0000
9 33
3,4965 0,4728
0,6818 -0,0002
0,0002 0,0000
10 33
3,4965 0,5272
0,7010 0,0011
0,0002 0,0000
11 33
3,4965 0,5815
0,7196 0,0023
0,0002 0,0001
12 33
3,4965 0,6359
0,7376 0,0035
0,0002 0,0002
13 33
3,4965 0,6902
0,7550 0,0046
0,0002 0,0003
14 34
3,5264 0,7446
0,7717 0,0083
0,0005 0,0004
15 35
3,5553 0,7989
0,7878 0,0128
0,0009 0,0006
16 36
3,5835 0,8533
0,8032 0,0181
0,0013 0,0008
17 36
3,5835 0,9076
0,8180 0,0203
0,0013 0,0010
18 37
3,6109 0,9620
0,8320 0,0265
0,0018 0,0012
Jumlah 562 61,7589
9,0000 12,3244
0,2411 0,0211
0,0095
Sumber : Pengolahan Data
� = 1
� ∑ �� − ���� − ��
� �=1
��∑ �� − ��
2
�
� �=1
� ��∑ �� − ��
2
�
� �=1
� = 0,9430
Universitas Sumatera Utara
3. Distribusi Eksponensial
Perhitungan Index of Fit dengan distribusi eksponensial dapat dilihat pada Tabel 5.22.
Tabel 5.22. Perhitungan Index of Fit dengan Distribusi Eksponensial pada Komponen Heater
i ti
hari Xi = ti
hari Fi
Yi Xi --
��Yi - Ῡ Xi --��
2
n Yi -
Ῡ
2
n
1 23
23 0,0380
0,0388 7,5199
3,7558 0,0465
2 23
23 0,0924
0,0969 7,0417
3,7558 0,0407
3 24
24 0,1467
0,1587 5,7394
2,8978 0,0351
4 28
28 0,2011
0,2245 2,3486
0,5768 0,0295
5 29
29 0,2554
0,2950 1,4631
0,2743 0,0241
6 30
30 0,3098
0,3707 0,7121
0,0830 0,0189
7 30
30 0,3641
0,4528 0,6119
0,0830 0,0139
8 32
32 0,4185
0,5421 -0,3199
0,0336 0,0094
9 33
33 0,4728
0,6402 -0,5567
0,1756 0,0054
10 33
33 0,5272
0,7490 -0,3633
0,1756 0,0023
11 33
33 0,5815
0,8711 -0,1462
0,1756 0,0004
12 33
33 0,6359
1,0102 0,1011
0,1756 0,0002
13 33
33 0,6902
1,1719 0,3885
0,1756 0,0027
14 34
34 0,7446
1,3648 1,1428
0,4287 0,0094
15 35
35 0,7989
1,6040 2,4580
0,7929 0,0235
16 36
36 0,8533
1,9191 4,6140
1,2682 0,0518
17 36
36 0,9076
2,3817 6,8244
1,2682 0,1133
18 37
37 0,9620
3,2690 13,3793
1,8546 0,2979
Jumlah 562 562
9,0000 17,1607 52,9588
17,9506 0,7250
Sumber : Pengolahan Data
� = 1
� ∑ �� − ���� − ��
� �=1
��∑ �� − ��
2
�
� �=1
� ��∑ �� − ��
2
�
� �=1
� = 0,8155
Universitas Sumatera Utara
4. Distribusi Weibull
Perhitungan Index of Fit dengan distribusi lognormal dapat dilihat pada Tabel 5.23.
Tabel 5.23. Perhitungan Index of Fit dengan Distribusi Weibull pada Komponen Heater
i ti
hari Xi = lnti
hari Fi
Yi Xi --
��Yi - Ῡ Xi --��
2
n Yi - Ῡ
2
n
1 1
23 3,1355 0,0380
-3,2497 0,8003
0,0049 2
2 23
3,1355 0,0924 -2,3336
0,5296 0,0049
3 3
24 3,1781 0,1467
-1,8408 0,3286
0,0036 4
4 28
3,3322 0,2011 -1,4939
0,0941 0,0005
5 5
29 3,3673 0,2554
-1,2209 0,0433
0,0002 6
6 30
3,4012 0,3098 -0,9922
0,0134 0,0000
7 7
30 3,4012 0,3641
-0,7924 0,0075
0,0000 8
8 32
3,4657 0,4185 -0,6123
-0,0024 0,0001
9 9
33 3,4965 0,4728
-0,4459 0,0063
0,0002 10
10 33
3,4965 0,5272 -0,2890
0,0165 0,0002
11 11
33 3,4965 0,5815
-0,1380 0,0264
0,0002 12
12 33
3,4965 0,6359 0,0102
0,0361 0,0002
13 13
33 3,4965 0,6902
0,1586 0,0458
0,0002 14
14 34
3,5264 0,7446 0,3110
0,0813 0,0005
15 15
35 3,5553 0,7989
0,4725 0,1261
0,0009 16
16 36
3,5835 0,8533 0,6519
0,1820 0,0013
17 17
36 3,5835 0,9076
0,8678 0,2149
0,0013 18
18 37
3,6109 0,9620 1,1845
0,3105 0,0018
Jumlah 562 61,7589
9,0000 -9,7522 2,8605
0,0211 1,2805
Sumber : Pengolahan Data
� = 1
� ∑ �� − ���� − ��
� �=1
��∑ �� − ��
2
�
� �=1
� ��∑ �� − ��
2
�
� �=1
� = 0,9661
Universitas Sumatera Utara
Rekapitulasi hasil perhitungan pola distribusi interval waktu kerusakan komponen heater dapat dilihat pada Tabel 5.24.
Tabel 5.24. Rekapitulasi Pola Distribusi Interval Waktu Kerusakan Komponen Heater
Distribusi Index of Fit
Keterangan
Normal 0,9593
Lognormal 0,9430
Eksponensial 0,8155
Weibull 0,9661
Terpilih
Sumber : Pengolahan Data
5.6.3. Komponen Noozle
Perhitungan secara manual dilakukan dengan menghitung Index of Fit. Pemilihan pola ditribusi dilakukan dengan cara memilih Index of Fit yang
terbesar. Berikut adalah perhitungan untuk mendapatkan distribusi kerusakan komponen noozle.
1. Distribusi Normal
Langkah awal adalah menghitung nilai tengah kerusakan median rank. Nilai ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
�� = � − 0,3
� + 0,4 �� =
1 − 0,3
16 + 0,4 = 0,0427
Perhitungan Index of Fit dengan distribusi normal dapat dilihat pada Tabel 5.25.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.25. Perhitungan Index of Fit dengan Distribusi Normal pada Komponen Noozle
i ti
hari Xi = ti
hari Fi
Yi Xi -
��Yi - Ῡ Xi -��
2
n Yi -
Ῡ
2
n
1 23
23 0,0427
0,5170 1,9810
8,7209 0,0018
2 26
26 0,1037
0,5413 1,2641
4,8538 0,0013
3 28
28 0,1646
0,5654 0,8130
2,9006 0,0009
4 30
30 0,2256
0,5892 0,4595
1,4475 0,0006
5 33
33 0,2866
0,6128 0,1304
0,2053 0,0003
6 33
33 0,3476
0,6359 0,0885
0,2053 0,0001
7 34
34 0,4085
0,6586 0,0213
0,0413 0,0000
8 35
35 0,4695
0,6806 -0,0008
0,0022 0,0000
9 35
35 0,5305
0,7021 0,0033
0,0022 0,0000
10 36
36 0,5915
0,7229 0,0453
0,0881 0,0001
11 38
38 0,6524
0,7429 0,1856
0,6350 0,0002
12 40
40 0,7134
0,7622 0,4019
1,6819 0,0004
13 41
41 0,7744
0,7806 0,5935
2,3928 0,0006
14 41
41 0,8354
0,7982 0,7024
2,3928 0,0008
15 42
42 0,8963
0,8150 0,9361
3,2288 0,0011
16 42
42 0,9573
0,8308 1,0499
3,2288 0,0013
Jumlah 557
557 8,0000
10,9557 8,6749
32,0273 0,0095
Sumber : Pengolahan Data
� = 1
� ∑ �� − ���� − ��
� �=1
��∑ �� − ��
2
�
� �=1
� ��∑ �� − ��
2
�
� �=1
� = 0,9834
2. Distribusi Lognormal
Perhitungan Index of Fit dengan distribusi lognormal dapat dilihat pada Tabel 5.26.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.26. Perhitungan Index of Fit dengan Distribusi Lognormal pada Komponen Noozle
i ti
hari Xi = lnti
hari Fi
Yi Xi -
��Yi - Ῡ Xi -��
2
n Yi -
Ῡ
2
n
1 23
3,1355 0,0427
0,5170 0,0671
0,0100 0,0018
2 26
3,2581 0,1037
0,5413 0,0398
0,0048 0,0013
3 28
3,3322 0,1646
0,5654 0,0243
0,0026 0,0009
4 30
3,4012 0,2256
0,5892 0,0128
0,0011 0,0006
5 33
3,4965 0,2866
0,6128 0,0028
0,0001 0,0003
6 33
3,4965 0,3476
0,6359 0,0019
0,0001 0,0001
7 34
3,5264 0,4085
0,6586 0,0002
0,0000 0,0000
8 35
3,5553 0,4695
0,6806 -0,0001
0,0000 0,0000
9 35
3,5553 0,5305
0,7021 0,0003
0,0000 0,0000
10 36
3,5835 0,5915
0,7229 0,0018
0,0001 0,0001
11 38
3,6376 0,6524
0,7429 0,0059
0,0007 0,0002
12 40
3,6889 0,7134
0,7622 0,0119
0,0015 0,0004
13 41
3,7136 0,7744
0,7806 0,0171
0,0020 0,0006
14 41
3,7136 0,8354
0,7982 0,0202
0,0020 0,0008
15 42
3,7377 0,8963
0,8150 0,0263
0,0026 0,0011
16 42
3,7377 0,9573
0,8308 0,0295
0,0026 0,0013
Jumlah 557 56,5695
8,0000 10,9557 0,2620
0,0301 0,0095
Sumber : Pengolahan Data
� = 1
� ∑ �� − ���� − ��
� �=1
��∑ �� − ��
2
�
� �=1
� ��∑ �� − ��
2
�
� �=1
� = 0,9687
3. Distribusi Eksponensial
Perhitungan Index of Fit dengan distribusi eksponensial dapat dilihat pada Tabel 5.27.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.27. Perhitungan Index of Fit dengan Distribusi Eksponensial pada Komponen Noozle
i ti
hari Xi = ti
hari Fi
Yi Xi -
��Yi - Ῡ Xi -��
2
n Yi -
Ῡ
2
n
1 23
23 0,0427
0,0436 10,6947
8,7209 0,0512
2 26
26 0,1037
0,1094 7,3986
4,8538 0,0441
3 28
28 0,1646
0,1799 5,2395
2,9006 0,0370
4 30
30 0,2256
0,2557 3,3366
1,4475 0,0300
5 33
33 0,2866
0,3377 1,1080
0,2053 0,0234
6 33
33 0,3476
0,4270 0,9460
0,2053 0,0170
7 34
34 0,4085
0,5252 0,3444
0,0413 0,0112
8 35
35 0,4695
0,6340 -0,0591
0,0022 0,0062
9 35
35 0,5305
0,7561 -0,0362
0,0022 0,0023
10 36
36 0,5915
0,8952 -0,0639
0,0881 0,0002
11 38
38 0,6524
1,0568 0,3437
0,6350 0,0007
12 40
40 0,7134
1,2497 1,5600
1,6819 0,0057
13 41
41 0,7744
1,4889 3,3410
2,3928 0,0182
14 41
41 0,8354
1,8040 5,2906
2,3928 0,0457
15 42
42 0,8963
2,2667 9,4707
3,2288 0,1085
16 42
42 0,9573
3,1540 15,8482
3,2288 0,3039
Jumlah 557 557
8,0000 15,1838
64,7628 32,0273
0,7053
Sumber : Pengolahan Data
� = 1
� ∑ �� − ���� − ��
� �=1
��∑ �� − ��
2
�
� �=1
� ��∑ �� − ��
2
�
� �=1
� = 0,8516
4. Distribusi Weibull
Perhitungan Index of Fit dengan distribusi lognormal dapat dilihat pada Tabel 5.28.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.28. Perhitungan Index of Fit dengan Distribusi Weibull pada Komponen Noozle
i ti
hari Xi = lnti
hari Fi
Yi Xi -
��Yi - Ῡ Xi -��
2
n Yi -
Ῡ
2
n
1 23
3,1355 0,0427
-3,1322 1,0377
0,0100 0,4204
2 26
3,2581 0,1037
-2,2124 0,4645
0,0048 0,1751
3 28
3,3322 0,1646
-1,7154 0,2394
0,0026 0,0866
4 30
3,4012 0,2256
-1,3638 0,1109
0,0011 0,0426
5 33
3,4965 0,2866
-1,0856 0,0214
0,0001 0,0187
6 33
3,4965 0,3476
-0,8509 0,0122
0,0001 0,0061
7 34
3,5264 0,4085
-0,6441 0,0010
0,0000 0,0007
8 35
3,5553 0,4695
-0,4558 0,0016
0,0000 0,0004
9 35
3,5553 0,5305
-0,2796 0,0051
0,0000 0,0042
10 36
3,5835 0,5915
-0,1107 0,0205
0,0001 0,0114
11 38
3,6376 0,6524
0,0553 0,0606
0,0007 0,0220
12 40
3,6889 0,7134
0,2229 0,1167
0,0015 0,0362
13 41
3,7136 0,7744
0,3981 0,1667
0,0020 0,0548
14 41
3,7136 0,8354
0,5900 0,2009
0,0020 0,0796
15 42
3,7377 0,8963
0,8183 0,2742
0,0026 0,1151
16 42
3,7377 0,9573
1,1487 0,3409
0,0026 0,1779
Jumlah 557
56,5695 8,0000
-8,6174 3,0743
0,0301 1,2519
Sumber : Pengolahan Data
� = 1
� ∑ �� − ���� − ��
� �=1
��∑ �� − ��
2
�
� �=1
� ��∑ �� − ��
2
�
� �=1
� = 0,9898
Rekapitulasi hasil perhitungan pola distribusi interval waktu kerusakan komponen noozle dapat dilihat pada Tabel 5.29.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.29. Rekapitulasi Pola Distribusi Interval Waktu Kerusakan Komponen
Noozle Distribusi
Index of Fit Keterangan
Normal 0,9834
Lognormal 0,9687
Eksponensial 0,8516
Weibull 0,9898
Terpilih
Sumber : Pengolahan Data
5.6.4. Komponen Pressure Clamp
Perhitungan secara manual dilakukan dengan menghitung Index of Fit. Pemilihan pola ditribusi dilakukan dengan cara memilih Index of Fit yang
terbesar. Berikut adalah perhitungan untuk mendapatkan distribusi kerusakan komponen pressure clamp.
1. Distribusi Normal
Langkah awal adalah menghitung nilai tengah kerusakan median rank. Nilai ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
�� = � − 0,3
� + 0,4 �� =
1 − 0,3
15 + 0,4 = 0,0455
Perhitungan Index of Fit dengan distribusi normal dapat dilihat pada Tabel 5.30.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.30. Perhitungan Index of Fit dengan Distribusi Normal pada Komponen Pressure Clamp
I ti
hari Xi = ti
hari Fi
Yi Xi --
��Yi - Ῡ Xi --��
2
n Yi -
Ῡ
2
n
1 28
28 0,0455
-1,6906 16,0046
5,9745 0,1905
2 29
29 0,1104
-1,2245 10,3671
4,7790 0,1000
3 31
31 0,1753
-0,9333 6,0355
2,7879 0,0581
4 33
33 0,2403
-0,7055 3,1511
1,3301 0,0332
5 37
37 0,3052
-0,5095 0,2378
0,0145 0,0173
6 38
38 0,3701
-0,3315 -0,1768
0,0190 0,0073
7 38
38 0,4351
-0,1635 -0,0872
0,0190 0,0018
8 38
38 0,5000
0,0000 0,0000
0,0190 0,0000
9 40
40 0,5649
0,1635 0,4142
0,4279 0,0018
10 40
40 0,6299
0,3315 0,8398
0,4279 0,0073
11 41
41 0,6948
0,5095 1,8003
0,8323 0,0173
12 41
41 0,7597
0,7055 2,4927
0,8323 0,0332
13 42
42 0,8247
0,9333 4,2311
1,3701 0,0581
14 43
43 0,8896
1,2245 6,7753
2,0412 0,1000
15 43
43 0,9545
1,6906 9,3548
2,0412 0,1905
Jumlah 562 562
7,5000 0,0000
61,4402 22,9156
0,8163
Sumber : Pengolahan Data
� = 1
� ∑ �� − ���� − ��
� �=1
��∑ �� − ��
2
�
� �=1
� ��∑ �� − ��
2
�
� �=1
� = 0,9470
2. Distribusi Lognormal
Perhitungan Index of Fit dengan distribusi lognormal dapat dilihat pada Tabel
5.31.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.31. Perhitungan Index of Fit dengan Distribusi Lognormal pada Komponen Pressure Clamp
i ti
hari Xi = lnti
hari Fi
Yi Xi --
��Yi - Ῡ Xi --��
2
n Yi -
Ῡ
2
n
1 28
3,3322 0,0455
0,5181 0,0471
0,0053 0,0019
2 29
3,3673 0,1104
0,5439 0,0348
0,0041 0,0013
3 31
3,4340 0,1753
0,5696 0,0208
0,0022 0,0009
4 33
3,4965 0,2403
0,5949 0,0106
0,0009 0,0005
5 37
3,6109 0,3052
0,6199 0,0002
0,0000 0,0003
6 38
3,6376 0,3701
0,6444 -0,0009
0,0000 0,0001
7 38
3,6376 0,4351
0,6682 -0,0004
0,0000 0,0000
8 38
3,6376 0,5000
0,6915 0,0002
0,0000 0,0000
9 40
3,6889 0,5649
0,7139 0,0022
0,0004 0,0001
10 40
3,6889 0,6299
0,7356 0,0038
0,0004 0,0002
11 41
3,7136 0,6948
0,7564 0,0071
0,0007 0,0003
12 41
3,7136 0,7597
0,7763 0,0091
0,0007 0,0006
13 42
3,7377 0,8247
0,7952 0,0136
0,0010 0,0008
14 43
3,7612 0,8896
0,8132 0,0188
0,0014 0,0011
15 43
3,7612 0,9545
0,8301 0,0213
0,0014 0,0014
Jumlah 562 54,2186
7,5000 10,2713
0,1882 0,0185
0,0095
Sumber : Pengolahan Data
� = 1
� ∑ �� − ���� − ��
� �=1
��∑ �� − ��
2
�
� �=1
� ��∑ �� − ��
2
�
� �=1
� = 0,9480
3. Distribusi Eksponensial
Perhitungan Index of Fit dengan distribusi eksponensial dapat dilihat pada
Tabel 5.32.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.32. Perhitungan Index of Fit dengan Distribusi Eksponensial pada Komponen Pressure Clamp
i ti
hari Xi = ti
hari Fi
Yi Xi --
��Yi - Ῡ Xi --��
2
n Yi -
Ῡ
2
n
1 28
28 0,0455
0,0465 8,5192
5,9745 0,0540
2 29
29 0,1104
0,1170 7,0228
4,7790 0,0459
3 31
31 0,1753
0,1928 4,8737
2,7879 0,0379
4 33
33 0,2403
0,2748 3,0001
1,3301 0,0301
5 37
37 0,3052
0,3641 0,2717
0,0145 0,0226
6 38
38 0,3701
0,4622 -0,2582
0,0190 0,0156
7 38
38 0,4351
0,5710 -0,2002
0,0190 0,0094
8 38
38 0,5000
0,6931 -0,1351
0,0190 0,0043
9 40
40 0,5649
0,8323 -0,2892
0,4279 0,0009
10 40
40 0,6299
0,9939 0,1203
0,4279 0,0002
11 41
41 0,6948
1,1868 0,8493
0,8323 0,0039
12 41
41 0,7597
1,4260 1,6946
0,8323 0,0153
13 42
42 0,8247
1,7411 3,6026
1,3701 0,0421
14 43
43 0,8896
2,2037 6,9571
2,0412 0,1054
15 43
43 0,9545
3,0910 11,8668
2,0412 0,3066
Jumlah 562
562 7,5000
14,1965 47,8954
22,9156 0,6940
Sumber : Pengolahan Data
� = 1
� ∑ �� − ���� − ��
� �=1
��∑ �� − ��
2
�
� �=1
� ��∑ �� − ��
2
�
� �=1
� = 0,8007
4. Distribusi Weibull
Perhitungan Index of Fit dengan distribusi lognormal dapat dilihat pada Tabel
5.33.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.33. Perhitungan Index of Fit dengan Distribusi Weibull pada Komponen Pressure Clamp
i ti
hari Xi = lnti
hari Fi
Yi Xi --
��Yi - Ῡ Xi --��
2
n Yi -
Ῡ
2
n
1 28
3,3322 0,0455
-3,0679 0,7147
0,0053 0,4271
2 29
3,3673 0,1104
-2,1458 0,3979
0,0041 0,1726
3 31
3,4340 0,1753
-1,6463 0,2004
0,0022 0,0821
4 33
3,4965 0,2403
-1,2918 0,0891
0,0009 0,0380
5 37
3,6109 0,3052
-1,0103 0,0017
0,0000 0,0149
6 38
3,6376 0,3701
-0,7717 -0,0054
0,0000 0,0037
7 38
3,6376 0,4351
-0,5603 -0,0005
0,0000 0,0000
8 38
3,6376 0,5000
-0,3665 0,0039
0,0000 0,0019
9 40
3,6889 0,5649
-0,1836 0,0262
0,0004 0,0083
10 40
3,6889 0,6299
-0,0061 0,0394
0,0004 0,0188
11 41
3,7136 0,6948
0,1713 0,0701
0,0007 0,0334
12 41
3,7136 0,7597
0,3549 0,0883
0,0007 0,0530
13 42
3,7377 0,8247
0,5545 0,1343
0,0010 0,0794
14 43
3,7612 0,8896
0,7902 0,1946
0,0014 0,1174
15 43
3,7612 0,9545
1,1285 0,2442
0,0014 0,1849
Jumlah 562
54,2186 7,5000
-8,0509 2,1989
0,0185 1,2355
Sumber : Pengolahan Data
� = 1
� ∑ �� − ���� − ��
� �=1
��∑ �� − ��
2
�
� �=1
� ��∑ �� − ��
2
�
� �=1
� = 0,9691
Rekapitulasi hasil perhitungan pola distribusi interval waktu kerusakan komponen pressure clamp dapat dilihat pada Tabel 5.34.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.34. Rekapitulasi Pola Distribusi Interval Waktu Kerusakan Komponen Pressure Clamp
Distribusi Index of Fit
Keterangan
Normal 0,9470
Lognormal 0,9480
Eksponensial 0,8007
Weibull 0,9691
Terpilih
Sumber : Pengolahan Data
5.7. Estimasi Parameter
Penentuanestimasi parameter didasarkan pada pola distribusi data yang diperoleh pada langkah penentuan pola distribusi data sebelumnya. Penentuan
parameter diperoleh dengan menggunakan software minitab. Berikut rekapitulasi parameter untuk masing-masing komponen.
Tabel 5.35. Rekapitulasi Pola Distribusi dan Parameter Interval Kerusakan Komponen Kritis Mesin Injection Molding
No Part
Distribusi Terpilih Parameter
1. O-ring Motor
Weibull α = 45,97 ; β = 9,075
2. Heater
Weibull α = 32,98 ; β = 9,641
3. Noozle
Weibull α = 37,16 ; β = 7,585
4. Pressure Clamp
Weibull α = 38,29 ; β = 7,818
Sumber : Pengolahan Data
Universitas Sumatera Utara
5.8. Perhitungan Keandalan dan Jadwal Perawatan Komponen Mesin