Data Jenis Kerusakan Mesin Injection Molding Data Fungsi Komponen Mesin Injection Molding Estimasi Parameter

5.3. Data Jenis Kerusakan Mesin Injection Molding

Mesin injection molding mengalami kerusakan yang disebabkan oleh komponen yang terdapat dari mesin tersebut. Berikut dapat dilihat uraian komponen yang mengalami kerusakan serta penyebab kerusakannya pada Tabel 5.4. Tabel 5.4. Uraian Kerusakan Mesin Injection Molding No. Komponen Kerusakan yang Dialami Penyebab Kerusakan 1. O-ring Motor Motor berhenti bergerak - Kurangnya pelumas pada gear - Kumparan rusak - O-Ring aus 2. Cylinder Screw Ram Cylinder Screw Ram rusak - Ram aus 3. Heater Heater pecah - Kebocoran resin yang menyebabkan PCB rusak - Suhu pemanas terlalu tinggi 4. Nozzle Nozzle bocor - Rocket-ring aus 5. Oil Valve Oil valve rusak - Malfungsi heater yang menyebabkan pentil meleleh 6. Pressure Clamp Pressure Clamp rusak - Kebocoran udara - Kebocoran oli Sumber: PT. Neo National

5.4. Data Fungsi Komponen Mesin Injection Molding

Komponen pada mesin injection molding memiliki fungsi masing-masing dalam menjalankan mesin tersebut. Berikut dapat dilihat fungsi dari komponen- komponen mesin injection molding pada Tabel 5.5. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.5. Fungsi Komponen-Komponen Mesin Injection Molding No. Komponen Uraian Fungsi 1. O-ring Motor Berfungsi untuk menghasilkan daya yang digunakan untuk menggerakkanmemutar screw 2. Cylinder Screw Ram Berfungsi untuk mempermudah gerakan screw sekaligus menjaga perputaran screw tetap konstan 3. Heater Berfungsi sebagai pemanas elektrik 4. Nozzle Berfungsi untuk menginjeksi resin cair dari screw ke mold 5. Oil Valve Berfungsi untuk menjaga aliran oli tetap lancar 6. Pressure Clamp Berfungsi untuk mengatur tekanan hidrolik Sumber: PT. Neo National

5.5. Reliability Centered Maintenance

Reliability Centered Maintenance RCM merupakan sebuah proses teknik logika untuk menentukan tugas-tugas pemeliharaan yang akan menjamin sebuah perancangan sistem keandalan dengan kondisi pengoperasian yang spesifik pada sebuah lingkungan pengoperasian yang khusus. Adapun langkah-langkah yang diperlukan dalam RCM adalah: 1. Pemilihan Sistem dan Pengumpulan Informasi 2. Pendefinisian Batasan Sistem 3. Deskripsi Sistem dan Diagram Blok Fungsi 4. Fungsi Sistem dan Kegagalan Fungsi 5. Failure Mode and Effect Analysis FMEA 6. Logic Tree Analysis LTA 7. Pemilihan Tindakan Universitas Sumatera Utara

5.5.1. Pemilihan Sistem dan Pengumpulan Informasi

Proses analisis RCM sebaiknya dilakukan pada tingkat sistem bukan pada tingkat komponen. Dengan proses analisis pada tingkat sistem akan memberikan informasi yang lebih jelas mengenai fungsi dan kegagalan fungsi komponen terhadap sistem. Namun proses analisis tidak dilakukan pada semua sistem, dikarenakan proses analisis akan menjadi sangat luas bila dilakukan pada dua atau lebih sistem. Proses analisis RCM ini dilakukan pada sistem permesinan produk kipas angin. Pada Gambar 5.1. diketahui bahwa mesin injection molding yang memiliki frekuensi kerusakan dan downtime mesin yang paling tinggi, maka peninjauan lebih lanjut akan dilakukan pada mesin injection molding. Selanjutnya dilakukan pengumpulan informasi yang bertujuan untuk memperoleh data yang berhubungan dengan mesin injection molding. Data tersebut dikumpulkan dengan melakukan pengamatan secara langsung, wawancara terhadap orang yang ahli dan data historis dari mesin tersebut.

5.5.2. Pendefinisian Batasan Sistem

Pendefinisian batasan sistem sangat diperlukan dalam analisis RCM. Hal ini dilakukan untuk menghindari tumpang tindih antara satu sistem dengan sistem lainnya dan untuk menentukan input dan output dari sistem tersebut, sehingga semua fungsi dapat diketahui lebih jelas dan akurat. Pendefinisian batasan sistem dilakukan dengan 2 step dokumentasi yaitu gambaran luar batasan boundary Universitas Sumatera Utara overview dan gambaran detail batasan boundary details seperti pada Tabel 5.6. dan Tabel 5.7. Tabel 5.6. Gambaran Luar Batasan Boundary Overview RCM-System Analysis Step 2-1 System Boundary Definition Plant ID : Information : Boundary Overview System ID : Plant : PT. Neo National Rev no : System : Permesinan Produk Kipas Angin Date : 4112015 Subsystem : Mesin Injection Molding Analyst : Agnes Cristine Clamping Unit Peralatan Utama, meliputi: Plasticating Unit Drive Unit Start with: Batasan Fisik Primer, meliputi: - Mold ditutup lalu dihimpit dengan tekanan tinggi. - Plasticating unit yang terdiri dari nozzle, barrel dan screw bergerak mendekati mold dengan tekanan tinggi hingga 100 kgcm², hingga nozzle bersentuhan dengan mold. - Mesin melakukan proses injeksi pengisian dengan menyuntikkan plastik cair resin cair ke dalam mold. - Menahan proses injeksi dengan besaran tekanan yang diatur beserta waktu yang dibutuhkan. - Pendinginan cooling dimulai bersamaan dengan waktu charging. Charging resin disuntikkan dengan berputarnya screw dengan bantuan motor hidrolik ke arah putaran yang telah ditentukan. - Melepas himpitan mold dengan mengembalikan ke tekanan normal pada sistem hidrolik yang bekerja untuk menghimpit cetakan yang sebelumnya bertekanan tinggi. - Membuka secara perlahan untuk menjaga kondisi cetakan yang rentan terhadap kerusakan akibat gesekan. - Ejector mendorong produk dari sisi core agar mudah diambil. Terminate with: Hasil molding selanjutnya dibawa ke stasiun perakitan untuk melanjutkan produksi ke proses perakitan produk kipas angin. System : Permesinan Produk Kipas Angin Wed, 4 Nov 2015 Sub System : Mesin Injection Molding Page 1 of 1 Step 2-1 Boundary Overview Universitas Sumatera Utara Pendefinisian batasan sistem dilakukan dengan gambaran detail batasan boundary details seperti pada Tabel 5.7. Tabel 5.7. Gambaran Detail Batasan Boundary Details RCM-System Analysis Step 2-1 System Boundary Definition Plant ID : Information : Boundary Overview System ID : Plant : PT. Neo National Rev no : System : Permesinan Produk Kipas Angin Date : 4112015 Subsystem : Mesin Injection Molding Analyst : Agnes Cristine Tipe Batasan Sistem Lokasi Perhubungan IN Mold Mold ditutup lalu dihimpit dengan tekanan tinggi. IN Mold Plasticating unit yang terdiri dari nozzle, barrel dan screw bergerak mendekati mold dengan tekanan tinggi hingga 100 kgcm², hingga nozzle bersentuhan dengan mold. IN Injection Mesin melakukan proses injeksi pengisian dengan menyuntikkan plastik cair resin cair ke dalam mold. IN Injection Menahan proses injeksi dengan besaran tekanan yang diatur beserta waktu yang dibutuhkan. IN Injection Pendinginan cooling dimulai bersamaan dengan waktu charging. Charging resin cair disuntikkan dengan berputarnya screw dengan bantuan motor hidrolik ke arah putaran yang telah ditentukan. OUT Eject Melepas himpitan mold dengan mengembalikan ke tekanan normal pada sistem hidrolik yang bekerja untuk menghimpit cetakan yang sebelumnya bertekanan tinggi. OUT Eject Membuka secara perlahan untuk menjaga kondisi cetakan yang rentan terhadap kerusakan akibat gesekan OUT Eject Ejector mendorong produk dari sisi core agar mudah diambil. System : Permesinan Produk Kipas Angin Wed, 4 Nov 2015 Sub System : Mesin Injection Molding Page 1 of 1 Step 2-2 Boundary Details Universitas Sumatera Utara

5.5.3. Deskripsi Sistem dan Diagram Blok Fungsi

Deskripsi sistem dan diagram blok fungsi merupakan representasi dari fungsi-fungsi utama sistem yang berupa blok-blok yang berisi fungsi dari setiap subsistem yang menyusun sistem tersebut. Ada beberapa item yang dikembangkan pada tahap ini yaitu: 1. Deskripsi sistem system description Tabel 5.8. Deskripsi Sistem System Description RCM-System Analysis Step 2-1 System Boundary Definition Plant ID : Information : Boundary Overview System ID : Plant : PT. Neo National Rev no : System : Permesinan Produk Kipas Angin Date : 4112015 Subsystem : Mesin Injection Molding Analyst : Agnes Cristine Drive Unit: Drive unit untuk kontrol kerja dari injection molding, terdiri dari O-ring Motor untuk menggerakan screw dan injection piston menggunakan hydraulic system sistem pompa yang akan mengalirkan fluida dan menginjeksi resin cair ke mold. Plasticating Unit: Resin masuk ke dalam plasticating unit. Dengan adanya screw yang berputar menjadikan resin tercampur lebih homogen. Dibagian depan screw terjadi pemanasan resin hingga titik melting, resin mengalami proses plastizicing. Resin berubah bentuk dari padat ke cairan. Dengan bentuk cairan mememudahkan untuk proses injeksi ke nozzle dan akhirnya ke dalam mold. Clamping Unit: Resin cair dalam plasticating unit diinjeksikan ke nozzle. Melalui sprue material mengalir ke mold, tekanan dan kecepatannya aliran ditentukan oleh perputaran screw. Kemudian dilakukan proses cooling dengan menentukan laju pendinginan untuk proses solidifikasi plastik. Mold dapat dibuka dengan memisahkan satu bagian dengan bagian lainnya. Selanjutnya plastik hasil injeksi dikeluarkan melalui ejector. System : Permesinan Produk Kipas Angin Wed, 4 Nov 2015 Sub System : Mesin Injection Molding Page 1 of 1 Step 3-1 System Description Universitas Sumatera Utara

2. Blok diagram

Blok diagram berfungsi untuk memberikan gambaran struktur fungsi sistem dengan jelas. Adapun blok diagram mesin injection molding dapat dilihat pada Gambar 5.2. Drive Unit Plasticating Unit Clamping Unit Plastik Cair Tekanan 100 kg Cm 2 Listrik Hasil Molding Gambar 5.2. Blok Diagram Mesin Injection Molding 3. System work breakdown structure SWBS SWBS akan menjabarkan komponen-komponen yang diasosiasikan dari masing-masing subsistem fungsi. Penguraian bagian dari unit proses dapat dilihat pada Gambar 5.3. Injection Molding A B C A.1 A.2 A.3 Komponen Level III Unit Proses Level II Sistem Level I Gambar 5.3. System Work Breakdown Structure SWBS Universitas Sumatera Utara Susunan daftar peralatan akan lebih akurat, terstruktur dan mempermudah aktivitas penelusuran peralatan proses molding di mesin injection molding dengan melakukan pengkodean. Pengkodean yang dilakukan adalah sebagai berikut: A. Huruf melambangkan nama subsistem dari mesin injection molding antara lain: a Huruf A adalah fungsi drive unit untuk melakukan kontrol kerja dari mesin injection molding. b Huruf B adalah fungsi plasticating unit untuk memasukkan plastik cair resin dan melakukan pemanasan. c Huruf C adalah fungsi clamping unit sebagai tempat untuk menyatukan molding. B. Angka yang mengikuti huruf melambangkan nama komponen utama mesin injection moldingantara lain: a Drive Unit 1. O-ring Motor 2. Cylinder Screw ram b Plasticating Unit 1. Heater 2. Nozzle 3. Oil valve c Clamping Unit 1. Pressure Clamp Universitas Sumatera Utara Komponen-komponen yang sering mengalami downtime dapat dilihat pada Tabel 5.9. Tabel 5.9. System Work Breakdown Structure Mesin Injection Molding Kode Unit Proses Kode Nama Part A Drive Unit A.1. O-ring Motor A.2. Cylinder Screw Ram B Plasticating Unit B.1. Heater B.2. Nozzle B.3. Oil Valve C Clamping Unit C.1. Pressure Clamp Sumber : Pengumpulan Data 4. Data historis peralatan Data historis peralatan dapat diperoleh dari kegagalan fungsi mesin injection molding pada PT. Neo National yang dapat dilihat pada Tabel 5.10. Tabel 5.10. Data Historis Komponen No. Parts Failure Mode Failure Cause 1. O-ring Motor Motor berhenti bergerak - Kurangnya pelumas pada gear - Kumparan rusak - O-ring aus 2. Cylinder Screw Ram Cylinder Screw Ram rusak - Ram aus 3. Heater Heater pecah - Kebocoran resin yang menyebabkan PCB rusak - Suhu pemanas terlalu tinggi 4. Nozzle Nozzle bocor - Rocket-ring aus 5. Oil Valve Oil valve rusak - Malfungsi heater yang menyebabkan pentil meleleh 6. Pressure Clamp Pressure Clamp rusak - Kebocoran udara - Kebocoran oli Sumber : Pengumpulan Data Universitas Sumatera Utara

5.5.4. Fungsi Sistem dan Kegagalan Fungsi

Fungsi sistem merupakan kinerja yang diharapkan oleh suatu sistem untuk dapat beroperasi sedangkan kegagalan sistem merupakan ketidakmampuan suatu komponensistem untuk memenuhi standar yang diharapkan. Aktivitas penelususuran data akan lebih terstruktur dan mudah dilakukan dengan pengkodean fungsi dan kegagalan fungsi. Pengkodean fungsi dan kegagalan fungsi dilakukan dengan keterangan sebagai berikut: 1. Huruf melambangkan nama unit operasi dari mesin injection molding 2. Angka pertama melambangkan nama komponen utama mesin injection molding 3. Angka kedua melambangkan kegagalan fungsi Pendeskripsian fungsi dan kegagalan fungsi pada PT. Neo National dapat dilihat pada Tabel 5.11. Tabel 5.11. Fungsi Sistem dan Kegagalan Fungsi Kode Fungsi Sistem Kode Kegagalan Fungsi Uraian Fungsi atau Kegagalan Fungsi A.1. Berfungsi untuk menghasilkan daya yang digunakan untuk menggerakkanmemutar screw A.1.1. Screw tidak bisa berputar sehingga tidak dapat mengalirkan resin cair ke mold A.2. Berfungsi untuk mempermudah gerakan screw sekaligus menjaga perputaran screw tetap konstan A.2.1. Tidak mampu menjaga gerakan screw tetap konstan B.1. Berfungsi sebagai pemanas elektrik B.1.1. Resin tidak dapat mencair sempurna sehingga tidak bisa dialirkan ke nozzle Sumber : Pengumpulan Data Universitas Sumatera Utara Tabel 5.11. Fungsi Sistem dan Kegagalan Fungsi Lanjutan Kode Fungsi Sistem Kode Kegagalan Fungsi Uraian Fungsi atau Kegagalan Fungsi B.2. Berfungsi untuk menginjeksi resin cair dari screw ke mold B.2.1. Resin cair tidak bisa diinjeksi ke mold B.3. Berfungsi untuk menjaga aliran oli tetap lancar B.3.1. Oli tidak dapat mengalir dengan lancar karena adanya kebocoran C.1. Berfungsi untuk mengatur tekanan hidrolik C.1.1. Tekanan yang dihasilkan tidak maksimal karena adanya kebocoran udara Sumber : Pengumpulan Data

5.5.5. Failure Mode and Effect Analysis FMEA

Failure mode dan analisis FMEA memfokuskan pada penyebab kerusakan dan mekanisme terjadinya kerusakan seperti mode kegagalan, penyebab kegagalan dan dampak kegagalan yang ditimbulkan. FMEA menggambarkan tingkat keseringan kejadian, kerusakan, keparahan dan tingkat deteksi kerusakan yang dinyatakan dengan nilai RPN Risk Priority Number. Nilai RPN yang dihasilkan menunjukkan tingkat prioritas perbaikan untuk area yang terdapat dalam sistem. Adapun FMEA pada kerusakan mesin injection molding dapat dilihat pada Tabel 5.10. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.12. Penentuan Risk Priority Number Major Sub System No Parts Failure Mode Occurance Failure Causes Detection Failure Effect Severity RPN Drive Unit 1 O-ring Motor Gerakan motor putus- putusberhenti 5 - Kurangnya pelumas pada gear - Kumparan rusak - O-ring aus 4 Screw berhenti memutar karena O-ring Motor tidak mampu menghasilkan daya untuk menggerakkan screw 9 180 2 Cylinder Screw Ram Cylinder Screw Ram tidak mampu menahan gerakan screw 5 - Ram aus 9 Gerakan screw tidak konstan menyebabkan resin tidak meleleh secara merata 3 135 Plasticating Unit 1 Heater Heater pecah 6 - Kebocoran resin yang menyebabkan PCB rusak - Suhu pemanas terlalu tinggi 5 Resin tidak meleleh 9 270 2 Nozzle Nozzle bocor 5 - Rocket-ring aus 7 Resin cair yang akan diinjeksi ke mold meluber 7 245 3 Oil Valve Oil valve bocor 5 - Malfungsi heater yang menyebabkan pentil meleleh 6 Oli tumpah 3 90 Clamping Unit 1 Pressure Clamp Pressure Clamp tidak dapat menjepit clamp 5 - Kebocoran udara - Kebocoran oli 4 Hidrolik tidak mampu menekan clamp dengan maksimal 9 180 Sumber : Pengolahan Data Universitas Sumatera Utara

5.5.6. Logic Tree Analysis LTA

Penyusunan Logic Tree Analysis LTA memiliki tujuan untuk mengklasifikasikan failure mode ke dalam beberapa kategori sehingga nantinya dapat ditentukan tingkat prioritas dalam penanganan masing-masing failure mode bsrdasarkan kategorinya. Empat hal yang penting dalam menentukan prioritas LTA, yaitu: 1. Evident, yaitu apakah operator mengetahui telah terjadi gangguan pada sistem dalam kondisi normal? 2. Safety, yaitu apakah mode kerusakan ini menyebabkan masalah keselamatan? 3. Outage, yaitu apakah mode kerusakan ini mengakibatkan seluruh atau sebagian mesin terhenti? 4. Category, yaitu pengkategorian yang diperoleh setelah menjawab pertanyaan- pertanyaan yang diajukan. Pada bagian ini komponen terbagi dalam 4 kategori, yakni: a. Kategori A Safety Problem b. Kategori B Outage Problem c. Kategori C Economic Problem d. Kategori D Hidden Failure Universitas Sumatera Utara Pada kondisi normal, apakah operator mengetahui bahwa sesuatu telah terjadi? Failure Mode Apakah mode kegagalan menyebabkan masalah keselamatan? Hidden Failure Safety Problem Apakah mode kegagalan mengakibatkan seluruh sebagian sistem terhenti? Outage Problem Kemungkinan kecil economic problem TIDAK TIDAK TIDAK YA YA YA A D B C Gambar 5.4. Flowchart Penyusunan LTA Logic Tree Analysis diperoleh dari hasil wawancara terhadap operator pada mesin injection molding. Hasil wawancara LTA dapat dilihat pada Tabel 5.13. Tabel 5.13. Identifikasi Hasil Wawancara LTA pada PT. Neo National No. Parts Failure Mode Evident Safety Outage Category 1 O-ring Motor Motor berhenti bergerak Y T Y B 2 Cylinder Screw Ram Cylinder Screw Ram rusak T - - D 3 Heater Heater pecah Y T Y B 4 Nozzle Nozzle bocor Y T Y B 5 Oil Valve Oil valve rusak T - - D 6 Pressure Clamp Pressure Clamp rusak Y T Y B Sumber : Pengolahan Data Universitas Sumatera Utara

5.5.7. Pemilihan Tindakan

Pemilihan tindakan merupakan tahap terakhir dalam proses RCM. Proses ini akan menentukan tindakan yang tepat untuk mode kerusakan tertentu. Jika tugas pencegahan secara teknis tidak menguntungkan untuk dilakukan, tindakan standar yang harus dilakukan bergantung pada konsekuensi kegagalan yang terjadi. Pemilihan tindakan didasari dengan menjawab pertanyaan penuntun selection guide yang disesuaikan pada road map pemilihan tindakan yang dapat dilihat pada Gambar 5.5. Universitas Sumatera Utara Apakah umur kehandalan untuk kerusakan ini dikertahui? Apakah T.D task dapat digunakan? Tentukan T.D task Apakah C.D task dapat digunakan? TIDAK TIDAK TIDAK YA YA 1 2 3 4 YA Sebagian YA Tentukan C.D task Apakah mode kegagalan termasuk kategori D? Apakah F.F task dapat digunakan? Tentukan F.F task Apakah dari antara task ini efektif? 5 6 TIDAK TIDAK YA YA Dapatkah sebuah desain modifikasi mengeliminasi mode kegagalan dan efeknya? Tentukan T.DC.DF.F task Menerima resiko kegagalan Desain Modifikasi 7 TIDAK TIDAK YA YA Gambar 5.5. Road Map Pemilihan Tindakan Universitas Sumatera Utara Tabel 5.14. Pemilihan Tindakan Perawatan Mesin Injection Molding PT. Neo National No. Parts Failure Mode Selection Guide Selection Task 1 2 3 4 5 6 7 1 O-ring Motor Motor berhenti bergerak Y Y T T - Y - T.D 2 Cylinder Screw Ram Cylinder Screw Ram rusak Y T T Y Y Y - F.F 3 Heater Heater pecah Y Y T T - Y - T.D 4 Nozzle Nozzle bocor Y T T T - Y - T.D 5 Oil Valve Oil valve rusak T - Y Y Y Y - F.F 6 Pressure Clamp Pressure Clamp rusak Y Y T T - Y - T.D Sumber : Pengolahan Data Pemilihan tindakan pencegahan berdasarkan hasil analisis terhadap FMEA dan LTA adalah sebagai berikut: 1. Time Directed T.D yaitu tindakan yang diambil yang lebih berfokus pada aktivitas pembersihan yang dilakukan secara berkala. Komponen yang termasuk dalam pemilihan tindakan ini adalah: a. O-ring Motor b. Heater c. Noozle d. Pressure Clamp 2. Finding Failure F.F, tindakan yang diambil dengan tujuan untuk menemukan kerusakan peralatan yang tersembunyi dengan pemeriksaan berkala. Komponen yang termasuk dalam pemilihan tindakan ini adalah: a. Cylinder Screw Ram b. Oil Valve Universitas Sumatera Utara

5.6. Pemilihan Pola Distribusi

Berdasarkan hasil analisis RCM pada mesin injection molding, maka perhitungan reliability hanya didasarkan pada komponen yang bersifat time directed TD. Komponen yang bersifat time directed adalah o-ring motor, heater, nozzle dan pressure clamp. Reliability memerlukan bentuk pola data interval kerusakan komponen yang berdistribusi normal, lognormal, eksponensial dan weibull. Pengujian pola distribusi dilakukan dengan menggunakan data interval waktu antar kerusakan tiap-tiap komponen. Pemilihan distribusi dilakukan berdasarkan nilai Index of Fit yang terbesar dengan menggunakan metode Least Square.

5.6.1. Komponen O-ring Motor

Perhitungan secara manual dilakukan dengan menghitung Index of Fit. Pemilihan pola ditribusi dilakukan dengan cara memilih Index of Fit yang terbesar. Berikut adalah perhitungan untuk mendapatkan distribusi kerusakan komponen O-ring Motor. 1. Distribusi Normal Langkah awal adalah menghitung nilai tengah kerusakan median rank. Nilai ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus: �� = � − 0,3 � + 0,4 �� = 1 − 0,3 11 + 0,4 = 0,0614 Universitas Sumatera Utara Perhitungan Index of Fit dengan distribusi normal dapat dilihat pada Tabel 5.15. Tabel 5.15. Perhitungan Index of Fit dengan Distribusi Normal pada Komponen O-ring Motor i ti hari Xi = ti hari Fi Yi Xi - ��Yi - Ῡ Xi - �� 2 n Yi - Ῡ 2 n 1 32 32 0,0614 0,5245 1,8375 11,9279 0,0023 2 35 35 0,1491 0,5593 1,0621 6,4981 0,0014 3 39 39 0,2368 0,5936 0,4066 1,8039 0,0008 4 41 41 0,3246 0,6272 0,1415 0,5477 0,0003 5 44 44 0,4123 0,6599 -0,0136 0,0270 0,0001 6 44 44 0,5000 0,6915 0,0036 0,0270 0,0000 7 45 45 0,5877 0,7216 0,0568 0,2171 0,0001 8 47 47 0,6754 0,7503 0,2319 1,1427 0,0004 9 49 49 0,7632 0,7773 0,5125 2,7956 0,0008 10 51 51 0,8509 0,8026 0,8880 5,1758 0,0013 11 51 51 0,9386 0,8260 1,0649 5,1758 0,0018 Jumlah 478 478 5,5000 7,5339 6,1918 35,3388 0,0093 Sumber : Pengolahan Data � = 1 � ∑ �� − ���� − �� � �=1 ��∑ �� − �� 2 � � �=1 � ��∑ �� − �� 2 � � �=1 � = 0,9844 2. Distribusi Lognormal Perhitungan Index of Fit dengan distribusi lognormal dapat dilihat pada Tabel 5.16. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.16. Perhitungan Index of Fit dengan Distribusi Lognormal pada Komponen O-ring Motor i ti hari Xi = lnti hari Fi Yi Xi - ��Yi - Ῡ Xi -�� 2 n Yi - Ῡ 2 n 1 32 3,4657 0,0614 0,5245 0,0475 0,0080 0,0023 2 35 3,5553 0,1491 0,5593 0,0259 0,0039 0,0014 3 39 3,6636 0,2368 0,5936 0,0090 0,0009 0,0008 4 41 3,7136 0,3246 0,6272 0,0028 0,0002 0,0003 5 44 3,7842 0,4123 0,6599 -0,0006 0,0000 0,0001 6 44 3,7842 0,5000 0,6915 0,0001 0,0000 0,0000 7 45 3,8067 0,5877 0,7216 0,0017 0,0002 0,0001 8 47 3,8501 0,6754 0,7503 0,0058 0,0007 0,0004 9 49 3,8918 0,7632 0,7773 0,0120 0,0015 0,0008 10 51 3,9318 0,8509 0,8026 0,0200 0,0026 0,0013 11 51 3,9318 0,9386 0,8260 0,0240 0,0026 0,0018 Jumlah 478 41,3789 5,5000 7,5339 0,1482 0,0207 0,0093 Sumber : Pengolahan Data � = 1 � ∑ �� − ���� − �� � �=1 ��∑ �� − �� 2 � � �=1 � ��∑ �� − �� 2 � � �=1 � = 0,9734 3. Distribusi Eksponensial Perhitungan Index of Fit dengan distribusi eksponensial dapat dilihat pada Tabel 5.17. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.17. Perhitungan Index of Fit dengan Distribusi Eksponensial pada Komponen O-ring Motor i ti hari Xi = ti hari Fi Yi Xi - ��Yi - Ῡ Xi -�� 2 n Yi - Ῡ 2 n 1 32 32 0,0614 0,0634 9,9551 11,9279 0,0687 2 35 35 0,1491 0,1615 6,5183 6,4981 0,0540 3 39 39 0,2368 0,2703 2,9497 1,8039 0,0399 4 41 41 0,3246 0,3924 1,3256 0,5477 0,0265 5 44 44 0,4123 0,5315 -0,2187 0,0270 0,0146 6 44 44 0,5000 0,6931 -0,1305 0,0270 0,0052 7 45 45 0,5877 0,8861 -0,0717 0,2171 0,0002 8 47 47 0,6754 1,1253 0,6836 1,1427 0,0034 9 49 49 0,7632 1,4404 2,8165 2,7956 0,0235 10 51 51 0,8509 1,9030 7,3230 5,1758 0,0856 11 51 51 0,9386 2,7903 14,0181 5,1758 0,3138 Jumlah 478 478 5,5000 10,2572 45,1690 35,3388 0,6353 Sumber : Pengolahan Data � = 1 � ∑ �� − ���� − �� � �=1 ��∑ �� − �� 2 � � �=1 � ��∑ �� − �� 2 � � �= 1 � = 0,8666 4. Distribusi Weibull Perhitungan Index of Fit dengan distribusi lognormal dapat dilihat pada Tabel 5.18. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.18. Perhitungan Index of Fit dengan Distribusi Weibull pada Komponen O-ring Motor i ti hari Xi = lnti hari Fi Yi Xi - ��Yi - Ῡ Xi -�� 2 n Yi - Ῡ 2 n 1 32 3,4657 0,0614 -2,7588 0,6607 0,0080 0,4530 2 35 3,5553 0,1491 -1,8233 0,2676 0,0039 0,1529 3 39 3,6636 0,2368 -1,3083 0,0767 0,0009 0,0555 4 41 3,7136 0,3246 -0,9355 0,0197 0,0002 0,0152 5 44 3,7842 0,4123 -0,6320 -0,0024 0,0000 0,0010 6 44 3,7842 0,5000 -0,3665 0,0036 0,0000 0,0023 7 45 3,8067 0,5877 -0,1210 0,0182 0,0002 0,0150 8 47 3,8501 0,6754 0,1180 0,0570 0,0007 0,0378 9 49 3,8918 0,7632 0,3649 0,1160 0,0015 0,0723 10 51 3,9318 0,8509 0,6434 0,1990 0,0026 0,1245 11 51 3,9318 0,9386 1,0261 0,2641 0,0026 0,2192 Jumlah 478 41,3789 5,5000 -5,7929 1,6803 0,0207 1,1485 Sumber : Pengolahan Data � = 1 � ∑ �� − ���� − �� � �=1 ��∑ �� − �� 2 � � �=1 � ��∑ �� − �� 2 � � �=1 � = 0,9905 Rekapitulasi hasil perhitungan pola distribusi interval waktu kerusakan komponen O-ring Motor dapat dilihat pada Tabel 5.19. Tabel 5.19. Rekapitulasi Pola Distribusi Interval Waktu Kerusakan Komponen O-ring Motor Distribusi Index of Fit Keterangan Normal 0,9844 Lognormal 0,9734 Eksponensial 0,8666 Weibull 0,9905 Terpilih Sumber : Pengolahan Data Universitas Sumatera Utara

5.6.2. Komponen Heater

Perhitungan secara manual dilakukan dengan menghitung Index of Fit. Pemilihan pola ditribusi dilakukan dengan cara memilih Index of Fit yang terbesar. Berikut adalah perhitungan untuk mendapatkan distribusi kerusakan komponen heater. 1. Distribusi Normal Langkah awal adalah menghitung nilai tengah kerusakan median rank. Nilai ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus: �� = � − 0,3 � + 0,4 �� = 1 − 0,3 18 + 0,4 = 0,0380 Perhitungan Index of Fit dengan distribusi normal dapat dilihat pada Tabel 5.20. Tabel 5.20. Perhitungan Index of Fit dengan Distribusi Normal pada Komponen Heater i ti hari Xi = ti hari Fi Yi Xi - ��Yi - Ῡ Xi -�� 2 n Yi - Ῡ 2 n 1 23 23 0,0380 0,5152 1,3938 3,7558 0,0016 2 23 23 0,0924 0,5368 1,2159 3,7558 0,0012 3 24 24 0,1467 0,5583 0,9126 2,8978 0,0009 4 28 28 0,2011 0,5797 0,3383 0,5768 0,0006 5 29 29 0,2554 0,6008 0,1864 0,2743 0,0004 6 30 30 0,3098 0,6216 0,0771 0,0830 0,0002 7 30 30 0,3641 0,6421 0,0520 0,0830 0,0001 8 32 32 0,4185 0,6622 -0,0175 0,0336 0,0000 9 33 33 0,4728 0,6818 -0,0051 0,1756 0,0000 10 33 33 0,5272 0,7010 0,0289 0,1756 0,0000 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.20. Perhitungan Index of Fit dengan Distribusi Normal pada Komponen Heater Lanjutan i ti hari Xi = ti hari Fi Yi Xi - ��Yi - Ῡ Xi -�� 2 n Yi - Ῡ 2 n 11 33 33 0,5815 0,7196 0,0620 0,1756 0,0001 12 33 33 0,6359 0,7376 0,0940 0,1756 0,0002 13 33 33 0,6902 0,7550 0,1249 0,1756 0,0003 14 34 34 0,7446 0,7717 0,2418 0,4287 0,0004 15 35 35 0,7989 0,7878 0,3896 0,7929 0,0006 16 36 36 0,8533 0,8032 0,5664 1,2682 0,0008 17 36 36 0,9076 0,8180 0,6367 1,2682 0,0010 18 37 37 0,9620 0,8320 0,8509 1,8546 0,0012 Jumlah 562 562 9,0000 12,3244 7,1490 17,9506 0,0095 Sumber : Pengolahan Data � = 1 � ∑ �� − ���� − �� � �=1 ��∑ �� − �� 2 � � �=1 � ��∑ �� − �� 2 � � �=1 � = 0,9856 2. Distribusi Lognormal Perhitungan Index of Fit dengan distribusi lognormal dapat dilihat pada Tabel 5.21. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.21. Perhitungan Index of Fit dengan Distribusi Lognormal pada Komponen Heater i ti hari Xi = lnti hari Fi Yi Xi -- ��Yi - Ῡ Xi --�� 2 n Yi - Ῡ 2 n 1 23 3,1355 0,0380 0,5152 0,0501 0,0049 0,0016 2 23 3,1355 0,0924 0,5368 0,0437 0,0049 0,0012 3 24 3,1781 0,1467 0,5583 0,0320 0,0036 0,0009 4 28 3,3322 0,2011 0,5797 0,0104 0,0005 0,0006 5 29 3,3673 0,2554 0,6008 0,0053 0,0002 0,0004 6 30 3,4012 0,3098 0,6216 0,0019 0,0000 0,0002 7 30 3,4012 0,3641 0,6421 0,0013 0,0000 0,0001 8 32 3,4657 0,4185 0,6622 -0,0008 0,0001 0,0000 9 33 3,4965 0,4728 0,6818 -0,0002 0,0002 0,0000 10 33 3,4965 0,5272 0,7010 0,0011 0,0002 0,0000 11 33 3,4965 0,5815 0,7196 0,0023 0,0002 0,0001 12 33 3,4965 0,6359 0,7376 0,0035 0,0002 0,0002 13 33 3,4965 0,6902 0,7550 0,0046 0,0002 0,0003 14 34 3,5264 0,7446 0,7717 0,0083 0,0005 0,0004 15 35 3,5553 0,7989 0,7878 0,0128 0,0009 0,0006 16 36 3,5835 0,8533 0,8032 0,0181 0,0013 0,0008 17 36 3,5835 0,9076 0,8180 0,0203 0,0013 0,0010 18 37 3,6109 0,9620 0,8320 0,0265 0,0018 0,0012 Jumlah 562 61,7589 9,0000 12,3244 0,2411 0,0211 0,0095 Sumber : Pengolahan Data � = 1 � ∑ �� − ���� − �� � �=1 ��∑ �� − �� 2 � � �=1 � ��∑ �� − �� 2 � � �=1 � = 0,9430 Universitas Sumatera Utara 3. Distribusi Eksponensial Perhitungan Index of Fit dengan distribusi eksponensial dapat dilihat pada Tabel 5.22. Tabel 5.22. Perhitungan Index of Fit dengan Distribusi Eksponensial pada Komponen Heater i ti hari Xi = ti hari Fi Yi Xi -- ��Yi - Ῡ Xi --�� 2 n Yi - Ῡ 2 n 1 23 23 0,0380 0,0388 7,5199 3,7558 0,0465 2 23 23 0,0924 0,0969 7,0417 3,7558 0,0407 3 24 24 0,1467 0,1587 5,7394 2,8978 0,0351 4 28 28 0,2011 0,2245 2,3486 0,5768 0,0295 5 29 29 0,2554 0,2950 1,4631 0,2743 0,0241 6 30 30 0,3098 0,3707 0,7121 0,0830 0,0189 7 30 30 0,3641 0,4528 0,6119 0,0830 0,0139 8 32 32 0,4185 0,5421 -0,3199 0,0336 0,0094 9 33 33 0,4728 0,6402 -0,5567 0,1756 0,0054 10 33 33 0,5272 0,7490 -0,3633 0,1756 0,0023 11 33 33 0,5815 0,8711 -0,1462 0,1756 0,0004 12 33 33 0,6359 1,0102 0,1011 0,1756 0,0002 13 33 33 0,6902 1,1719 0,3885 0,1756 0,0027 14 34 34 0,7446 1,3648 1,1428 0,4287 0,0094 15 35 35 0,7989 1,6040 2,4580 0,7929 0,0235 16 36 36 0,8533 1,9191 4,6140 1,2682 0,0518 17 36 36 0,9076 2,3817 6,8244 1,2682 0,1133 18 37 37 0,9620 3,2690 13,3793 1,8546 0,2979 Jumlah 562 562 9,0000 17,1607 52,9588 17,9506 0,7250 Sumber : Pengolahan Data � = 1 � ∑ �� − ���� − �� � �=1 ��∑ �� − �� 2 � � �=1 � ��∑ �� − �� 2 � � �=1 � = 0,8155 Universitas Sumatera Utara 4. Distribusi Weibull Perhitungan Index of Fit dengan distribusi lognormal dapat dilihat pada Tabel 5.23. Tabel 5.23. Perhitungan Index of Fit dengan Distribusi Weibull pada Komponen Heater i ti hari Xi = lnti hari Fi Yi Xi -- ��Yi - Ῡ Xi --�� 2 n Yi - Ῡ 2 n 1 1 23 3,1355 0,0380 -3,2497 0,8003 0,0049 2 2 23 3,1355 0,0924 -2,3336 0,5296 0,0049 3 3 24 3,1781 0,1467 -1,8408 0,3286 0,0036 4 4 28 3,3322 0,2011 -1,4939 0,0941 0,0005 5 5 29 3,3673 0,2554 -1,2209 0,0433 0,0002 6 6 30 3,4012 0,3098 -0,9922 0,0134 0,0000 7 7 30 3,4012 0,3641 -0,7924 0,0075 0,0000 8 8 32 3,4657 0,4185 -0,6123 -0,0024 0,0001 9 9 33 3,4965 0,4728 -0,4459 0,0063 0,0002 10 10 33 3,4965 0,5272 -0,2890 0,0165 0,0002 11 11 33 3,4965 0,5815 -0,1380 0,0264 0,0002 12 12 33 3,4965 0,6359 0,0102 0,0361 0,0002 13 13 33 3,4965 0,6902 0,1586 0,0458 0,0002 14 14 34 3,5264 0,7446 0,3110 0,0813 0,0005 15 15 35 3,5553 0,7989 0,4725 0,1261 0,0009 16 16 36 3,5835 0,8533 0,6519 0,1820 0,0013 17 17 36 3,5835 0,9076 0,8678 0,2149 0,0013 18 18 37 3,6109 0,9620 1,1845 0,3105 0,0018 Jumlah 562 61,7589 9,0000 -9,7522 2,8605 0,0211 1,2805 Sumber : Pengolahan Data � = 1 � ∑ �� − ���� − �� � �=1 ��∑ �� − �� 2 � � �=1 � ��∑ �� − �� 2 � � �=1 � = 0,9661 Universitas Sumatera Utara Rekapitulasi hasil perhitungan pola distribusi interval waktu kerusakan komponen heater dapat dilihat pada Tabel 5.24. Tabel 5.24. Rekapitulasi Pola Distribusi Interval Waktu Kerusakan Komponen Heater Distribusi Index of Fit Keterangan Normal 0,9593 Lognormal 0,9430 Eksponensial 0,8155 Weibull 0,9661 Terpilih Sumber : Pengolahan Data

5.6.3. Komponen Noozle

Perhitungan secara manual dilakukan dengan menghitung Index of Fit. Pemilihan pola ditribusi dilakukan dengan cara memilih Index of Fit yang terbesar. Berikut adalah perhitungan untuk mendapatkan distribusi kerusakan komponen noozle. 1. Distribusi Normal Langkah awal adalah menghitung nilai tengah kerusakan median rank. Nilai ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus: �� = � − 0,3 � + 0,4 �� = 1 − 0,3 16 + 0,4 = 0,0427 Perhitungan Index of Fit dengan distribusi normal dapat dilihat pada Tabel 5.25. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.25. Perhitungan Index of Fit dengan Distribusi Normal pada Komponen Noozle i ti hari Xi = ti hari Fi Yi Xi - ��Yi - Ῡ Xi -�� 2 n Yi - Ῡ 2 n 1 23 23 0,0427 0,5170 1,9810 8,7209 0,0018 2 26 26 0,1037 0,5413 1,2641 4,8538 0,0013 3 28 28 0,1646 0,5654 0,8130 2,9006 0,0009 4 30 30 0,2256 0,5892 0,4595 1,4475 0,0006 5 33 33 0,2866 0,6128 0,1304 0,2053 0,0003 6 33 33 0,3476 0,6359 0,0885 0,2053 0,0001 7 34 34 0,4085 0,6586 0,0213 0,0413 0,0000 8 35 35 0,4695 0,6806 -0,0008 0,0022 0,0000 9 35 35 0,5305 0,7021 0,0033 0,0022 0,0000 10 36 36 0,5915 0,7229 0,0453 0,0881 0,0001 11 38 38 0,6524 0,7429 0,1856 0,6350 0,0002 12 40 40 0,7134 0,7622 0,4019 1,6819 0,0004 13 41 41 0,7744 0,7806 0,5935 2,3928 0,0006 14 41 41 0,8354 0,7982 0,7024 2,3928 0,0008 15 42 42 0,8963 0,8150 0,9361 3,2288 0,0011 16 42 42 0,9573 0,8308 1,0499 3,2288 0,0013 Jumlah 557 557 8,0000 10,9557 8,6749 32,0273 0,0095 Sumber : Pengolahan Data � = 1 � ∑ �� − ���� − �� � �=1 ��∑ �� − �� 2 � � �=1 � ��∑ �� − �� 2 � � �=1 � = 0,9834 2. Distribusi Lognormal Perhitungan Index of Fit dengan distribusi lognormal dapat dilihat pada Tabel 5.26. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.26. Perhitungan Index of Fit dengan Distribusi Lognormal pada Komponen Noozle i ti hari Xi = lnti hari Fi Yi Xi - ��Yi - Ῡ Xi -�� 2 n Yi - Ῡ 2 n 1 23 3,1355 0,0427 0,5170 0,0671 0,0100 0,0018 2 26 3,2581 0,1037 0,5413 0,0398 0,0048 0,0013 3 28 3,3322 0,1646 0,5654 0,0243 0,0026 0,0009 4 30 3,4012 0,2256 0,5892 0,0128 0,0011 0,0006 5 33 3,4965 0,2866 0,6128 0,0028 0,0001 0,0003 6 33 3,4965 0,3476 0,6359 0,0019 0,0001 0,0001 7 34 3,5264 0,4085 0,6586 0,0002 0,0000 0,0000 8 35 3,5553 0,4695 0,6806 -0,0001 0,0000 0,0000 9 35 3,5553 0,5305 0,7021 0,0003 0,0000 0,0000 10 36 3,5835 0,5915 0,7229 0,0018 0,0001 0,0001 11 38 3,6376 0,6524 0,7429 0,0059 0,0007 0,0002 12 40 3,6889 0,7134 0,7622 0,0119 0,0015 0,0004 13 41 3,7136 0,7744 0,7806 0,0171 0,0020 0,0006 14 41 3,7136 0,8354 0,7982 0,0202 0,0020 0,0008 15 42 3,7377 0,8963 0,8150 0,0263 0,0026 0,0011 16 42 3,7377 0,9573 0,8308 0,0295 0,0026 0,0013 Jumlah 557 56,5695 8,0000 10,9557 0,2620 0,0301 0,0095 Sumber : Pengolahan Data � = 1 � ∑ �� − ���� − �� � �=1 ��∑ �� − �� 2 � � �=1 � ��∑ �� − �� 2 � � �=1 � = 0,9687 3. Distribusi Eksponensial Perhitungan Index of Fit dengan distribusi eksponensial dapat dilihat pada Tabel 5.27. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.27. Perhitungan Index of Fit dengan Distribusi Eksponensial pada Komponen Noozle i ti hari Xi = ti hari Fi Yi Xi - ��Yi - Ῡ Xi -�� 2 n Yi - Ῡ 2 n 1 23 23 0,0427 0,0436 10,6947 8,7209 0,0512 2 26 26 0,1037 0,1094 7,3986 4,8538 0,0441 3 28 28 0,1646 0,1799 5,2395 2,9006 0,0370 4 30 30 0,2256 0,2557 3,3366 1,4475 0,0300 5 33 33 0,2866 0,3377 1,1080 0,2053 0,0234 6 33 33 0,3476 0,4270 0,9460 0,2053 0,0170 7 34 34 0,4085 0,5252 0,3444 0,0413 0,0112 8 35 35 0,4695 0,6340 -0,0591 0,0022 0,0062 9 35 35 0,5305 0,7561 -0,0362 0,0022 0,0023 10 36 36 0,5915 0,8952 -0,0639 0,0881 0,0002 11 38 38 0,6524 1,0568 0,3437 0,6350 0,0007 12 40 40 0,7134 1,2497 1,5600 1,6819 0,0057 13 41 41 0,7744 1,4889 3,3410 2,3928 0,0182 14 41 41 0,8354 1,8040 5,2906 2,3928 0,0457 15 42 42 0,8963 2,2667 9,4707 3,2288 0,1085 16 42 42 0,9573 3,1540 15,8482 3,2288 0,3039 Jumlah 557 557 8,0000 15,1838 64,7628 32,0273 0,7053 Sumber : Pengolahan Data � = 1 � ∑ �� − ���� − �� � �=1 ��∑ �� − �� 2 � � �=1 � ��∑ �� − �� 2 � � �=1 � = 0,8516 4. Distribusi Weibull Perhitungan Index of Fit dengan distribusi lognormal dapat dilihat pada Tabel 5.28. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.28. Perhitungan Index of Fit dengan Distribusi Weibull pada Komponen Noozle i ti hari Xi = lnti hari Fi Yi Xi - ��Yi - Ῡ Xi -�� 2 n Yi - Ῡ 2 n 1 23 3,1355 0,0427 -3,1322 1,0377 0,0100 0,4204 2 26 3,2581 0,1037 -2,2124 0,4645 0,0048 0,1751 3 28 3,3322 0,1646 -1,7154 0,2394 0,0026 0,0866 4 30 3,4012 0,2256 -1,3638 0,1109 0,0011 0,0426 5 33 3,4965 0,2866 -1,0856 0,0214 0,0001 0,0187 6 33 3,4965 0,3476 -0,8509 0,0122 0,0001 0,0061 7 34 3,5264 0,4085 -0,6441 0,0010 0,0000 0,0007 8 35 3,5553 0,4695 -0,4558 0,0016 0,0000 0,0004 9 35 3,5553 0,5305 -0,2796 0,0051 0,0000 0,0042 10 36 3,5835 0,5915 -0,1107 0,0205 0,0001 0,0114 11 38 3,6376 0,6524 0,0553 0,0606 0,0007 0,0220 12 40 3,6889 0,7134 0,2229 0,1167 0,0015 0,0362 13 41 3,7136 0,7744 0,3981 0,1667 0,0020 0,0548 14 41 3,7136 0,8354 0,5900 0,2009 0,0020 0,0796 15 42 3,7377 0,8963 0,8183 0,2742 0,0026 0,1151 16 42 3,7377 0,9573 1,1487 0,3409 0,0026 0,1779 Jumlah 557 56,5695 8,0000 -8,6174 3,0743 0,0301 1,2519 Sumber : Pengolahan Data � = 1 � ∑ �� − ���� − �� � �=1 ��∑ �� − �� 2 � � �=1 � ��∑ �� − �� 2 � � �=1 � = 0,9898 Rekapitulasi hasil perhitungan pola distribusi interval waktu kerusakan komponen noozle dapat dilihat pada Tabel 5.29. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.29. Rekapitulasi Pola Distribusi Interval Waktu Kerusakan Komponen Noozle Distribusi Index of Fit Keterangan Normal 0,9834 Lognormal 0,9687 Eksponensial 0,8516 Weibull 0,9898 Terpilih Sumber : Pengolahan Data

5.6.4. Komponen Pressure Clamp

Perhitungan secara manual dilakukan dengan menghitung Index of Fit. Pemilihan pola ditribusi dilakukan dengan cara memilih Index of Fit yang terbesar. Berikut adalah perhitungan untuk mendapatkan distribusi kerusakan komponen pressure clamp. 1. Distribusi Normal Langkah awal adalah menghitung nilai tengah kerusakan median rank. Nilai ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus: �� = � − 0,3 � + 0,4 �� = 1 − 0,3 15 + 0,4 = 0,0455 Perhitungan Index of Fit dengan distribusi normal dapat dilihat pada Tabel 5.30. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.30. Perhitungan Index of Fit dengan Distribusi Normal pada Komponen Pressure Clamp I ti hari Xi = ti hari Fi Yi Xi -- ��Yi - Ῡ Xi --�� 2 n Yi - Ῡ 2 n 1 28 28 0,0455 -1,6906 16,0046 5,9745 0,1905 2 29 29 0,1104 -1,2245 10,3671 4,7790 0,1000 3 31 31 0,1753 -0,9333 6,0355 2,7879 0,0581 4 33 33 0,2403 -0,7055 3,1511 1,3301 0,0332 5 37 37 0,3052 -0,5095 0,2378 0,0145 0,0173 6 38 38 0,3701 -0,3315 -0,1768 0,0190 0,0073 7 38 38 0,4351 -0,1635 -0,0872 0,0190 0,0018 8 38 38 0,5000 0,0000 0,0000 0,0190 0,0000 9 40 40 0,5649 0,1635 0,4142 0,4279 0,0018 10 40 40 0,6299 0,3315 0,8398 0,4279 0,0073 11 41 41 0,6948 0,5095 1,8003 0,8323 0,0173 12 41 41 0,7597 0,7055 2,4927 0,8323 0,0332 13 42 42 0,8247 0,9333 4,2311 1,3701 0,0581 14 43 43 0,8896 1,2245 6,7753 2,0412 0,1000 15 43 43 0,9545 1,6906 9,3548 2,0412 0,1905 Jumlah 562 562 7,5000 0,0000 61,4402 22,9156 0,8163 Sumber : Pengolahan Data � = 1 � ∑ �� − ���� − �� � �=1 ��∑ �� − �� 2 � � �=1 � ��∑ �� − �� 2 � � �=1 � = 0,9470 2. Distribusi Lognormal Perhitungan Index of Fit dengan distribusi lognormal dapat dilihat pada Tabel 5.31. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.31. Perhitungan Index of Fit dengan Distribusi Lognormal pada Komponen Pressure Clamp i ti hari Xi = lnti hari Fi Yi Xi -- ��Yi - Ῡ Xi --�� 2 n Yi - Ῡ 2 n 1 28 3,3322 0,0455 0,5181 0,0471 0,0053 0,0019 2 29 3,3673 0,1104 0,5439 0,0348 0,0041 0,0013 3 31 3,4340 0,1753 0,5696 0,0208 0,0022 0,0009 4 33 3,4965 0,2403 0,5949 0,0106 0,0009 0,0005 5 37 3,6109 0,3052 0,6199 0,0002 0,0000 0,0003 6 38 3,6376 0,3701 0,6444 -0,0009 0,0000 0,0001 7 38 3,6376 0,4351 0,6682 -0,0004 0,0000 0,0000 8 38 3,6376 0,5000 0,6915 0,0002 0,0000 0,0000 9 40 3,6889 0,5649 0,7139 0,0022 0,0004 0,0001 10 40 3,6889 0,6299 0,7356 0,0038 0,0004 0,0002 11 41 3,7136 0,6948 0,7564 0,0071 0,0007 0,0003 12 41 3,7136 0,7597 0,7763 0,0091 0,0007 0,0006 13 42 3,7377 0,8247 0,7952 0,0136 0,0010 0,0008 14 43 3,7612 0,8896 0,8132 0,0188 0,0014 0,0011 15 43 3,7612 0,9545 0,8301 0,0213 0,0014 0,0014 Jumlah 562 54,2186 7,5000 10,2713 0,1882 0,0185 0,0095 Sumber : Pengolahan Data � = 1 � ∑ �� − ���� − �� � �=1 ��∑ �� − �� 2 � � �=1 � ��∑ �� − �� 2 � � �=1 � = 0,9480 3. Distribusi Eksponensial Perhitungan Index of Fit dengan distribusi eksponensial dapat dilihat pada Tabel 5.32. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.32. Perhitungan Index of Fit dengan Distribusi Eksponensial pada Komponen Pressure Clamp i ti hari Xi = ti hari Fi Yi Xi -- ��Yi - Ῡ Xi --�� 2 n Yi - Ῡ 2 n 1 28 28 0,0455 0,0465 8,5192 5,9745 0,0540 2 29 29 0,1104 0,1170 7,0228 4,7790 0,0459 3 31 31 0,1753 0,1928 4,8737 2,7879 0,0379 4 33 33 0,2403 0,2748 3,0001 1,3301 0,0301 5 37 37 0,3052 0,3641 0,2717 0,0145 0,0226 6 38 38 0,3701 0,4622 -0,2582 0,0190 0,0156 7 38 38 0,4351 0,5710 -0,2002 0,0190 0,0094 8 38 38 0,5000 0,6931 -0,1351 0,0190 0,0043 9 40 40 0,5649 0,8323 -0,2892 0,4279 0,0009 10 40 40 0,6299 0,9939 0,1203 0,4279 0,0002 11 41 41 0,6948 1,1868 0,8493 0,8323 0,0039 12 41 41 0,7597 1,4260 1,6946 0,8323 0,0153 13 42 42 0,8247 1,7411 3,6026 1,3701 0,0421 14 43 43 0,8896 2,2037 6,9571 2,0412 0,1054 15 43 43 0,9545 3,0910 11,8668 2,0412 0,3066 Jumlah 562 562 7,5000 14,1965 47,8954 22,9156 0,6940 Sumber : Pengolahan Data � = 1 � ∑ �� − ���� − �� � �=1 ��∑ �� − �� 2 � � �=1 � ��∑ �� − �� 2 � � �=1 � = 0,8007 4. Distribusi Weibull Perhitungan Index of Fit dengan distribusi lognormal dapat dilihat pada Tabel 5.33. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.33. Perhitungan Index of Fit dengan Distribusi Weibull pada Komponen Pressure Clamp i ti hari Xi = lnti hari Fi Yi Xi -- ��Yi - Ῡ Xi --�� 2 n Yi - Ῡ 2 n 1 28 3,3322 0,0455 -3,0679 0,7147 0,0053 0,4271 2 29 3,3673 0,1104 -2,1458 0,3979 0,0041 0,1726 3 31 3,4340 0,1753 -1,6463 0,2004 0,0022 0,0821 4 33 3,4965 0,2403 -1,2918 0,0891 0,0009 0,0380 5 37 3,6109 0,3052 -1,0103 0,0017 0,0000 0,0149 6 38 3,6376 0,3701 -0,7717 -0,0054 0,0000 0,0037 7 38 3,6376 0,4351 -0,5603 -0,0005 0,0000 0,0000 8 38 3,6376 0,5000 -0,3665 0,0039 0,0000 0,0019 9 40 3,6889 0,5649 -0,1836 0,0262 0,0004 0,0083 10 40 3,6889 0,6299 -0,0061 0,0394 0,0004 0,0188 11 41 3,7136 0,6948 0,1713 0,0701 0,0007 0,0334 12 41 3,7136 0,7597 0,3549 0,0883 0,0007 0,0530 13 42 3,7377 0,8247 0,5545 0,1343 0,0010 0,0794 14 43 3,7612 0,8896 0,7902 0,1946 0,0014 0,1174 15 43 3,7612 0,9545 1,1285 0,2442 0,0014 0,1849 Jumlah 562 54,2186 7,5000 -8,0509 2,1989 0,0185 1,2355 Sumber : Pengolahan Data � = 1 � ∑ �� − ���� − �� � �=1 ��∑ �� − �� 2 � � �=1 � ��∑ �� − �� 2 � � �=1 � = 0,9691 Rekapitulasi hasil perhitungan pola distribusi interval waktu kerusakan komponen pressure clamp dapat dilihat pada Tabel 5.34. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.34. Rekapitulasi Pola Distribusi Interval Waktu Kerusakan Komponen Pressure Clamp Distribusi Index of Fit Keterangan Normal 0,9470 Lognormal 0,9480 Eksponensial 0,8007 Weibull 0,9691 Terpilih Sumber : Pengolahan Data

5.7. Estimasi Parameter

Penentuanestimasi parameter didasarkan pada pola distribusi data yang diperoleh pada langkah penentuan pola distribusi data sebelumnya. Penentuan parameter diperoleh dengan menggunakan software minitab. Berikut rekapitulasi parameter untuk masing-masing komponen. Tabel 5.35. Rekapitulasi Pola Distribusi dan Parameter Interval Kerusakan Komponen Kritis Mesin Injection Molding No Part Distribusi Terpilih Parameter 1. O-ring Motor Weibull α = 45,97 ; β = 9,075 2. Heater Weibull α = 32,98 ; β = 9,641 3. Noozle Weibull α = 37,16 ; β = 7,585 4. Pressure Clamp Weibull α = 38,29 ; β = 7,818 Sumber : Pengolahan Data Universitas Sumatera Utara

5.8. Perhitungan Keandalan dan Jadwal Perawatan Komponen Mesin