Fungsi Sistem dan Kegagalan Fungsi Failure Mode and Effect Analysis FMEA

5.5.4. Fungsi Sistem dan Kegagalan Fungsi

Fungsi sistem merupakan kinerja yang diharapkan oleh suatu sistem untuk dapat beroperasi sedangkan kegagalan sistem merupakan ketidakmampuan suatu komponensistem untuk memenuhi standar yang diharapkan. Aktivitas penelususuran data akan lebih terstruktur dan mudah dilakukan dengan pengkodean fungsi dan kegagalan fungsi. Pengkodean fungsi dan kegagalan fungsi dilakukan dengan keterangan sebagai berikut: 1. Huruf melambangkan nama unit operasi dari mesin injection molding 2. Angka pertama melambangkan nama komponen utama mesin injection molding 3. Angka kedua melambangkan kegagalan fungsi Pendeskripsian fungsi dan kegagalan fungsi pada PT. Neo National dapat dilihat pada Tabel 5.11. Tabel 5.11. Fungsi Sistem dan Kegagalan Fungsi Kode Fungsi Sistem Kode Kegagalan Fungsi Uraian Fungsi atau Kegagalan Fungsi A.1. Berfungsi untuk menghasilkan daya yang digunakan untuk menggerakkanmemutar screw A.1.1. Screw tidak bisa berputar sehingga tidak dapat mengalirkan resin cair ke mold A.2. Berfungsi untuk mempermudah gerakan screw sekaligus menjaga perputaran screw tetap konstan A.2.1. Tidak mampu menjaga gerakan screw tetap konstan B.1. Berfungsi sebagai pemanas elektrik B.1.1. Resin tidak dapat mencair sempurna sehingga tidak bisa dialirkan ke nozzle Sumber : Pengumpulan Data Universitas Sumatera Utara Tabel 5.11. Fungsi Sistem dan Kegagalan Fungsi Lanjutan Kode Fungsi Sistem Kode Kegagalan Fungsi Uraian Fungsi atau Kegagalan Fungsi B.2. Berfungsi untuk menginjeksi resin cair dari screw ke mold B.2.1. Resin cair tidak bisa diinjeksi ke mold B.3. Berfungsi untuk menjaga aliran oli tetap lancar B.3.1. Oli tidak dapat mengalir dengan lancar karena adanya kebocoran C.1. Berfungsi untuk mengatur tekanan hidrolik C.1.1. Tekanan yang dihasilkan tidak maksimal karena adanya kebocoran udara Sumber : Pengumpulan Data

5.5.5. Failure Mode and Effect Analysis FMEA

Failure mode dan analisis FMEA memfokuskan pada penyebab kerusakan dan mekanisme terjadinya kerusakan seperti mode kegagalan, penyebab kegagalan dan dampak kegagalan yang ditimbulkan. FMEA menggambarkan tingkat keseringan kejadian, kerusakan, keparahan dan tingkat deteksi kerusakan yang dinyatakan dengan nilai RPN Risk Priority Number. Nilai RPN yang dihasilkan menunjukkan tingkat prioritas perbaikan untuk area yang terdapat dalam sistem. Adapun FMEA pada kerusakan mesin injection molding dapat dilihat pada Tabel 5.10. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.12. Penentuan Risk Priority Number Major Sub System No Parts Failure Mode Occurance Failure Causes Detection Failure Effect Severity RPN Drive Unit 1 O-ring Motor Gerakan motor putus- putusberhenti 5 - Kurangnya pelumas pada gear - Kumparan rusak - O-ring aus 4 Screw berhenti memutar karena O-ring Motor tidak mampu menghasilkan daya untuk menggerakkan screw 9 180 2 Cylinder Screw Ram Cylinder Screw Ram tidak mampu menahan gerakan screw 5 - Ram aus 9 Gerakan screw tidak konstan menyebabkan resin tidak meleleh secara merata 3 135 Plasticating Unit 1 Heater Heater pecah 6 - Kebocoran resin yang menyebabkan PCB rusak - Suhu pemanas terlalu tinggi 5 Resin tidak meleleh 9 270 2 Nozzle Nozzle bocor 5 - Rocket-ring aus 7 Resin cair yang akan diinjeksi ke mold meluber 7 245 3 Oil Valve Oil valve bocor 5 - Malfungsi heater yang menyebabkan pentil meleleh 6 Oli tumpah 3 90 Clamping Unit 1 Pressure Clamp Pressure Clamp tidak dapat menjepit clamp 5 - Kebocoran udara - Kebocoran oli 4 Hidrolik tidak mampu menekan clamp dengan maksimal 9 180 Sumber : Pengolahan Data Universitas Sumatera Utara

5.5.6. Logic Tree Analysis LTA