Uji Multikolinieritas Uji Autokorelasi Uji Heteroskedastisitas

52 Tabel 4.2 Sumber: Data Diolah output spss 22.0 Dengan melihat tampilan grafik histogram dalam gambar 4.1 menjelaskan bahwa pola distribusi yang mendekati normal sedangkan pada grafik 4.2 grafik normal plot menunjukan titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengukuti arah garis diagonal. Pada tabel 4.2 juga menunjukan nilai Klomogorov-Smirnov pada uji ini adalah sebesar 0,62 0,05. Nilai Asymp. Sig. 2-tailed pada tabel diatas adalah sebesar 0,20 0,05. Nilai Klomogorov- Smirnov dan Asymp. Sig. 2-tailed menunjukan nilainya lebih besar dari 0,05, ini artinya data terdistribusi secara normal. Maka disimpulkan bahwa dalam penelitian ini semua sampel pada penelitian ini terdistribusi secara normal.

4.2.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikoloniearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang baik yaitu model regresi yang tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Untuk mengetahui ada atau tidaknya multikoloniearitas dapat dilihat dari nilai Universitas Sumatera Utara 53 tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor VIF yang terdapat pada masing-masing variabel seperti pada tabel 4.3 Tabel 4.3 Sumber : Data Diolah output SPSS 22.0 Dari tabel 4.3 menunjukkan bahwa hasil perhitungan menunjukkan tidak ada variabel independen yang nilai tolerance kurang dari 0,10. Hal ini berarti tidak ada korelasi antar variabel independen. Suatu model regresi juga dinyatakan bebas dari multikolonieritas jika mempunyai nilai VIF dibawah 10. Dari tabel 4.3 dapat diketahui bahwa pada model regresi, semua variable independen memiliki nilai VIF yang rendah di bawah angka 10 yang berarti bahwa tidak terjadi multikolonieritas dalam model regresi.

4.2.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan apakah dalam model regresi linear terdapat korelasi. Problem autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Kondisi ini sering ditemukan pada data time series karena adanya “gangguan” pada individu atau kelompok cenderung mempengaruhi pada individu atau kelompok yang sama pada periode berikutnya. Universitas Sumatera Utara 54 Penelitian ini menggunakan pengujian run test untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Apabila nilai Asymp. Sig. 2-tailed 0,05 maka persamaan regresi dikatakan terkena problem autokorelasi Tabel 4.4 Sumber : Data Diolah output SPSS 22.0 menunjukkan bahwa residual dalam persamaan regresi tidak random dengan nilai Asymp. Sig. 2-tailed 0,05. Kondisi ini menunjukan bahwa dalam penelitian ini tidak terjadi autokorelasi .

4.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Menurut Ghozali 2011:139, model regresi yang baik adalah yang bebas dari heteroskedastisitas. Kebanyakan data crossection mengandung situasi yang heteroskedastisitas karena data ini menghimpun berbagai data yang mewakili semua ukuran baik kecil, sedang, maupun besar Penelitian ini Universitas Sumatera Utara 55 menggunakan uji statistik dengan melihat grafik scatterplot. Hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan grafik scatterplot di tunjukan pada gambar 4.3 Gambar 4.3 Uji Heteroskedastisitas Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi ini tidak terjadi heteroskedastisitas. Akan tetapi analisis dengan grafik plot memiliki kelemahan dalam keakuratan menginterpretasikannya, oleh sebab itu perlu dilakukan uji statistik untuk lebih menjamin keakuratan hasil penelitian. Uji Glejser adalah salah satu uji statistik digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas. Universitas Sumatera Utara 56 Tabel 4.5 Sumber : Data Diolah output SPSS 22.0 Berdasarkan hasil yang ditunjukkan dalam tabel 4.5 tersebut nampak bahwa semua variabel bebas menunjukkan hasil yang tidak signifikan karena berada diatas α 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel bebas tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas dalam varian kesalahan. 4.3 Uji Hipotesis 4.3.1 Koefisien determinasi

Dokumen yang terkait

Financial Distress, Corporate Governance dan Karakteristik Peruahaan terhadap Pengungkapan Sukarela pada Laporan Tahunan Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013)

0 3 165

Pengaruh Rasio Keuangan, Struktur Corporate Governance, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Financial Distress (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2014)

3 20 155

ANALISIS PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP LUAS VOLUNTARY DISCLOSURE(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di BEI)

0 7 102

CORPORATE GOVERNANCE, TAX DISCLOSURE DAN VOLUNTARY FINANCIAL DISCLOSURE (Studi Pada Perusahaan di Indonesia yang terdaftar di BEI 2009-2012).

1 3 16

Pengaruh Rasio Keuangan, Struktur Corporate Governance, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Financial Distress (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2014)

0 0 12

Pengaruh Rasio Keuangan, Struktur Corporate Governance, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Financial Distress (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2014)

0 0 2

Pengaruh Rasio Keuangan, Struktur Corporate Governance, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Financial Distress (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2014)

1 1 15

Pengaruh Rasio Keuangan, Struktur Corporate Governance, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Financial Distress (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2014)

0 0 44

Pengaruh Rasio Keuangan, Struktur Corporate Governance, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Financial Distress (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2014)

0 2 5

Pengaruh Rasio Keuangan, Struktur Corporate Governance, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Financial Distress (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2014)

0 0 30