17
tetapi juga hal yang penting untuk pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur dan pemangku kepentingan lainnya.
3. Dapat dipertanggungjawabkan accountability
Perusahaan harus mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara
benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku
kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan.
4. Pertanggungjawaban responsibility
Perusahaan mematuhi peraturan perundang-undangan serta melaksanakan tanggung jawabnya terhadap masyarakat dan
lingkungan sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai good corporate
citizen.
5. Independensi
Untuk melancarkan pelaksanaan Good Corporate Governance, perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-masing
bagian dalam perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain.
Dari penjelasan dari beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa keberadaan Corporate Governance menjadi salah satu alat proteksi bagi kepentingan
pemegang saham principal yang hanya memiliki sedikit informasi tentang perusahaan. Corporate Governance menjadi suatu mekanisme pengawasan yang
mendorong direksi melakukan kegiatan operasional perusahaan demi kepentingan pemegang saham. Dalam penelitian ini hanya ada dua proksi yang
menggambarkan Corporate Governance, yaitu proporsi dewan komisaris independen dan komite audit.
2.1.4.1 Komisaris Independen
Wardhani 2007 menjelaskan salah satu permasalahan dalam penerapan Corporate Governance adalah: “Adanya CEO yang
memiliki kekuatan yang lebih besar dibandingkan dengan dewan komisaris. Fungsi komisaris adalah untuk mengawasi kinerja dari
Universitas Sumatera Utara
18
direksi yang dipimpin oleh CEO tersebut. Efektivitas komisaris dalam menyeimbangkan kekuatan CEO tersebut sangat dipengaruhi oleh
tingkat independensi dari dewan komisaris tersebut”. Menurut Gedie dan Ghozali 2012:3, tingkat independensi
dewan biasanya dihubungkan dengan jumlah direktur dari luar dalam dewan direksi, dan dualitas non-CEO contohnya, CEO bukan anggota
dewan. Lebih jauh, dualitas CEO biasanya mengarah pada menurunnya independensi dan keefektifan dewan direksi.
Meiryanda 2012 :199, penurunan independensi dapat memberikan akibat pada pengungkapan informasi perusahaan, sebagai
hasil dari bertambahnya kekuatan manajer, yang tujuannya dapat berlawanan dengan pemegang saham. Keberadaan komisaris
independen pada suatu perusahaan dapat mempengaruhi integritas suatu laporan keuangan yang dihasilkan oleh manajemen. Jika
perusahaan memiliki komisaris independen maka laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen cenderung lebih berintegrasi, karena
didalam perusahaan terdapat badan yang mengawasi dan melindungi hak pihak-pihak luar di luar manajemen perusahaan.
Penelitian milik Nasir dan Abdullah 2004 menunjukan hasil positif bahwa komposisi board independence akan berpengaruh positif
terhadap pengungkapan. Jadi seharusnya semakin besar komposisi dewan komisaris independen maka akan mendorong pengungkapan
sukarela yang lebih baik.
Universitas Sumatera Utara
19
2.1.4.2 Komite Audit
Ardina dan Basuki 2013, pembentukan komite audit merupakan salah satu hal yang penting dalam menciptakan Corporate
Governance yang baik. Komite berperan penting dalam memantau operasi perusahaan dan sistem pengendalian internal dengan tujuan
melindungi pemegang saham. Komite audit merupakan mekanisme penting untuk
meningkatkan transparansi perusahaan, mendorong manajemen mengungkapkan informasi lebih lanjut.
Marta 2004, komite audit “membantu untuk memastikan akuntansi keuangan dan sistem pengawasan bekerja dengan baik”.
Peran komite audit berkembang dari tahun ke tahun untuk memenuhi kebutuhan dan perubahan lingkungan bisnis. Tanggung jawab komite
audit di bidang laporan keuangan adalah untuk memastikan bahwa laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen telah memberikan
gambaran sebenarnya tentang kondisi keuangan, hasil usahanya, rencana, dan komitmen jangka panjang.
Komite audit dibentuk untuk membantu dewan komisaris two tier systems dalam mengawasi kinerja kegiatan pelaporan keuangan
dan pelaksanaan audit baik internal maupun eksternal dalam perusahaan dan untuk mempertahankan indenpedensi komite audit
beranggotakan komisaris independen, dan pihak-pihak diluar perusahaan yang terlepas dari kegiatan manajemensehari-hari dan
Universitas Sumatera Utara
20
mempunyai tanggung jawab utama untuk membantu dewan komisaris dalam menjalankan tanggung jawabnya terutama dengan masalah yang
berhubungan dengan kebijakan akuntansi perusahaan, pengawasan internal, dan sistem pelaporan keuangan.
Oleh karena itu, manajer yang bertindak sebagai agen akan mengungkapkan informasi perusahaan lebih terbuka sebagai bentuk
keefektifan kinerja komite audit. Komite audit yang efektif dapat meningkatkan pengendalian internal yang memiliki kekuatan untuk
meningkatkan pengungkapan yang berhubungan dengan nilai perusahaan dan meningkatkan pengungkapan sukarela.
2.1.5 Leverage