aktif dalam menangani demam berdarah. Dalam pencegahan dibuat dengan cara promosi kesehatan sedangkan dalam pemberantasan dibuat dengan cara
pelaksanaan fogging. Namun walaupun sudah ditetapkan komitmen tersebut, masih saja ada pihak yang tidak menjalankan kewajibannya.
Selain menetapkan kesepakatan dan komitmen, dalam penanggulangan kasus DBD sebenarnya juga ada intensif bagi pelaksana koordinasi. Insentif ini
berupa dana yang dikeluarkan dalam hal nya penanggulangan DBD, seperti dana untuk transportasi bagi pihak yang di undang untuk membicarakan mengenai kasus
dbd ataupun dana yang dikeluarkan untuk makan dan minum saat diadakannya pertemuan dalam rangka membicarakan penanggulangan DBD.
5.3 Komunikasi
Komunikasi merupakan sebuah proses dimana informasi dipertukarkan dan dimengerti oleh dua orang atau lebih yang biasanya untuk maksud memotivasi
atau mempengaruhi perilaku. Dalam penelitian ini komunikasi dilakukan secara berjenjang. Dalam organisasi komunikasi dilakukan dengan dua cara yaitu
komunikasi vertikal ke atas dan komunikasi vertikal ke bawah. Dalam komunikasi vertikal ke atas, pesan disampaikan melalui bawahan kepada pimpinan, misalnya
pesan dari kepala lingkungan ke lurah, dari lurah ke camat, dari camat ke puskesmas maupun dari puskesmas ke dinas. Arus pesan kepada atasan ini berisikan tentang
laporan, tugas-tugas yang telah diselesaikan, pertanyaan yang tidak atau kurang jela mengenai metode dan prosedur kerja. Dari hasil penelitian dapat terlihat bahwa
dalam pelaksanaan rapat lintas sektoral, puskesmas selalu memberikan laporan kasus kepada dinas kesehatan, yang berhubungan dengan kesehatan masyarakat
Universitas Sumatera Utara
salah satunya yaitu DBD. Laporan tersebut berupa laporan kelurahan mana saja yang memiliki kasus terbanyak.
Selain komunikasi vertikal ke bawah ada juga yang disebut dengan komunikasi vertikal ke atas. Pesan yang disampaikan yaitu dari pimpinan kepada
bawahan, misalnya dari dinas kesehatan ke puskesmas, puskesmas ke camat, camat ke kepling, kepling ke lurah dan lurah ke masyarakat.aktivitas yang dilakukan pada
komunikasi tingkat ini yaitu, pimpinan memberikan berbagai informasi yang relevan seperti instruksi, pengarahan dan penjelasan tentang berbagai hal yang
diperlukan. Dari hasil penelitian, saat dilakukan rapat lintas sektoral yang dilakukan setiap bulannya dan juga dihadiri oleh seluruh petugas DBD yang ada di puskesmas
kota Medan, pihak DKK selalu memberikan arahan untuk lebih meningkatkan PSN dalam menangani kasus DBD. Selain itu, rapat yang dilakukan di kecamatan yaitu
ada minilog, yang dilakukan sebulan sekali dengan mengundang pak camat. Dalam rapat tersebut dilakukan juga evaluasi mengenai pelaksanaan PSN.
Dalam penelitian ini puskesmas juga melakukan komunikasi dengan pihak lintas sektoral. Media yang digunakan dalam komunikasi untuk melaksanakan
koordinasi adalah melalui telepon seluler maupun tatap muka secara langsung. Puskesmas juga mengadakan rapat lintas sektoral, tetapi rapat lintas sektoral
tersebut tidak memiliki jadwal rutin. Berdasarkan yang telah dipaparkan di atas dapat dilhat bahwa komunikasi
sudah dilakukan. Namun yang menjadi permasalahannya yaitu komunikasi antara pihak puskesmas dengan masyarakat. Dari hasil wawancara salah satu informan
menyatakan bahwa kurangnya informasi yang diberikan puskesmas terkait dbd,
Universitas Sumatera Utara
informan menyatakan bahwa jarang sekali petugas puskesmas datang ke rumah- rumah untuk melakukan pemeriksaan jentik bahkan saat ditemukan kasus dbd di
masyarakat, puskesmas tidak ada datang untuk melaksanakan penyelidikan epidemiologi dan fogging. Oleh karena itu, diharapkan kerjasama yang baik antara
puskesmas dengan pihak kecamatan, agar pihak kecamatan bisa menggerakkan warga-warga untuk melaksanakan gotong royong dan menjaga kebersihan terutama
kebersihan rumah masing-masing.
5.4 Kontinuitas Perencanaan