c. Kesepakatan, komitmen dan insentif
5. Apakah ada diputuskan atau dipahami tentang pelaksanaan
pemberantasan DBD ini pada pertemuan-pertemuan lintas sektor? 6.
Apakah dalam pertemuan-pertemuan lintas sektor untuk mendapatkan kesepakatan dan komitmen dalam pertemuan-
pertemuan tersebut diperlukan dana? Jika ya, darimana dana tersebut?
d. Kontinuitas perencanaan
7. Apakah saat dilaporkan adanya kasus DBD, DKK langsung
melaksanakan fogging?
e. Kompetensi partisipan
8. Apakah ada bapak instruksikan untuk melaksanakan PSN kepada
masyarakat? 9.
Apakah masyarakat terlibat aktif dalam penanggulangan DBD? Bagaimana bentuk keterlibatannya?
G. Pedoman Wawancara dengan Masyarakat I. Karakteristik Informan
Nama :
Jenis Kelamin : Laki-lakiPerempuan
Umur : Tahun
Pendidikan Terakhir : Tanggal Wawancara :
II. Pertanyaan a. Kesadaran pentingnya koordinasi
1. Menurut laporan kasus DBD, Puskesmas Medan Helvetia memiliki
kasus DBD cukup tinggi. Apakah ibu mengetahui hal tersebut? 2.
Apakah langkah-langkah yang seharusnya dilakukan jika ada kasus DBD?
3. Apa saja program penanggulangan DBD yang diselenggarakan di
puskesmas? Bagaimana
pelaksanaannya? Apakah
petugas puskesmas
pernah mengunjungi
rumah ibu?
Apa yang
dilakukannya? 4.
Apakah dalam penanggulangan kasus DBD diperlukan koordinasi? Jika ya, mengapa ?
b. Komunikasi
5. Apakah ibu ada menghubungi atau melaporkan kepada kepala
lingkungan, lurah, camat atau puskesmas apabila ada kasus DBD?
Universitas Sumatera Utara
c. Kontinuitas perencanaan
6. Apakah saat dilaporkan adanya kasus DBD, DKK langsung
melaksanakan fogging?
d. Kompetensi partisipan
7. Apakah ada camat menginstruksikan untuk melaksanakan PSN
kepada masyarakat? 8.
Apakah masyarakat terlibat aktif dalam penanggulangan DBD? Bagaimana bentuk keterlibatannya?
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3. Surat Izin Penelitian dari Dinas Kesehatan Kota Medan
29
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
63
DAFTAR PUSTAKA
Daft, Richard L. 2002. Manajemen. Ed.Lima. Pernerbit Erlangga. Jakarta. Depkes RI. 2006. Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue
PSN DBD oleh Juru Pemantau Jentik JUMANTIK. Jakarta. Dinas Kesehatan Kota Medan. 2014. Profil Kesehatan Kota Medan Tahun 2013.
Medan.
Dinas Kesehatan Provinsi Sumuatera Utara. 2014. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013. Medan.
Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional. 2006. Laporan Kajian Kebijakan Penanggulangan Wabah Penyakit Menular Studi Kasus DBD. Jakarta.
Handayaningrat, Soewarno. 1991. Administrasi Pemerintahan dalam
Pembangunan Nasional. Cetakan ke-7. Jakarta: CV. Haji Masagung. Handoko, T.Hani. 2000. Manajemen. Yogyakarta.
Hasibuan, M.S.P. 2011. Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah. Ed.Revisi,
Cetakan ke-9. Bumi Aksara. Jakarta.
Kementerian Kesehatan RI. 2011a. Modul Pengendalian Demam Berdarah.
Jakarta.
. 2011b. Pemberantasan Demam Berdarah Membutuhkan Komitmen Semua Pihak. Jakarta.
. 2013. Buku Saku Pengendalian Demam Berdarah Dengue Untuk Pengelola Program DBD Puskesmas. Jakarta.
. 2014. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013.
Jakarta.
Ketani, Nurlela. 2002. Azas-azas Manajemen. Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan
Politik Universitas Sumatera Utara. Medan.
. 2004. Administrasi Pembangunan. Dosen Fakultas Ilmu Sosial
dan Politik Universitas Sumatera Utara. Medan.
Universitas Sumatera Utara
Kurniawan, Arif.
2011. Implementasi
Program Pencegahan
dan Penanggulangan Demam Berdarah Dengue di Kota Surakarta Tahun
2010. Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Moeloeng, L. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Cetakan ke-17.
Penerbit Remaja Rosdakarya. Bandung.
Ndraha, Taliziduhu. 2003. Kybernology Ilmu Pemerintahan Baru Jilid 1.
Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.
Nur, R. 2005. Pelaksanaan Strategi Promosi Kesehatan Pada Pencegahan Penyakit Demam Berdarah DBD di Wilayah Kerja Puskesmas Somba
Opu Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan. Skripsi. Makassar Universitas Hasanuddin.
Prabawa, Yossy, F. 2009. Pengaruh Koordinasi dan Efektivitas Kerja Karyawan terhadap Kualitas Produk pada CV. Permata 7 Wonogiri.
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.
Puskesmas Medan Helvetia. 2015
Sitti.C. Rosmini dan Halimuddin, 2011. Peningkatan peran Serta Masyarakat dalam pemberantasan Sarang Nyamuk DBD PSN-DBD di Dua
Kelurahan di Kota Palu, Sulawesi Tengah. Media Litbang Kesehatan
Volume 21 Nomor 4 Tahun 2011.
Sriwulandari, Wiwit. 2009. Evaluasi Pelaksanaan Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue Dinas Kesehatan
Kabupaten Magetan Tahun 2008. Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Subargus, Amin. 2007. Analisis terhadap Kebijakan Pemberantasan Sarang Nyamuk PSN dalam Upaya Penanggulangan Demam Berdarah
Dengue DBD di Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Jurnal Kesehatan Surya Medika Yogyakarta. Yogyakarta.
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R D. Penerbit
Alfabeta, CV. Bandung.
Universitas Sumatera Utara
Unair News. 2016. Penanganan Demam Berdarah Butuh Peran Lintas Sektoral. online, http:news.unair.ac.id20160125penanganan-dbd
butuh-peran lintas-sektoral di akses tanggal 25 Januari 2016.
Sutarto. 2002. Dasar-dasar Organisasi. Penerbit Gajah Mada University Press.
Yogyakarta.
WHO. 2012. Global Strategy For Dengue Prevention And Control. Perancis
Widoyono. 2008.
Penyakit Tropis,
Epidemiologi, Penularan
dan Pemberantasannya. Penerbit Erlangga. Semarang.
Zulkoni, Akhsin. 2010. Parasitologi. Penerbit Nuha Medika. Yogyakarta.
Universitas Sumatera Utara
32
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang dapat diamati Bogdan dan Taylor dalam Moeloeng 2004. Penelitian ini dipilih untuk menganalisis pelaksanaan fungsi koordinasi dalam
program penanggulangan DBD di Puskesmas Medan Helvetia Tahun 2015.
3.2 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Puskesmas Medan Helvetia, dengan pertimbangan bahwa berdasarkan data Puskesmas Medan Helvetia Tahun 2014
diketahui ada 147 kasus DBD di wilayah kerja Puskesmas Medan Helvetia. Penulis melihat setiap bulan permasalahan selalu ada, seolah-olah program yang dijalankan
puskesmas kurang berhasil. Sehingga penulis ingin meneliti dimana letak permasalahannya. Apakah masalahnya dikarenakan kurangnya pelaksanaan
koordinasi ? kurangnya biaya ? atau kurang dilibatkannya masyarakat ? atau ada hal-hal lain.
3.2.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-September tahun 2015, di mulai dari survei pendahuluan sampai penelitian.
Universitas Sumatera Utara
3.3 Informan Penelitian
Dalam penelitian ini Informan diambil dengan menggunakan teknik purposive, yaitu teknik dimana peneliti mempunyai atau memiliki kecenderungan
untuk memilih
informan yang
dianggap mengetahui
informasi dan
permasalahannya secara mendalam berkaitan dengan topik penelitian, yaitu koordinasi antarunit yang ada di puskesmas dan lintas sektoral di wilayah kerja
puskesmas, berjumlah delapan informan, yang terdiri dari satu informan kepala bidang PMK Dinas Kesehatan Kota Medan, satu informan kepala puskesmas, satu
informan petugas DBD puskesmas, satu informan camat Medan Helvetia, satu informan lurah, satu informan kepala lingkungan dan dua informan masyarakat
yang pernah menderita penyakit DBD dan yang tidak pernah menderita penyakit DBD.
3.4 Metode Pengumpulan Data