UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Studi kepustakaan adalah metode yang akan digunakan peneliti dengan
mengumpulkan informasi
yang relevan
dengan fokus
permasalahan atau yang sedang diteliti. Informasi berupa buku-buku ilmiah, laporan penelitian baik berbentuk cetak maupun elektronik.
Informasi ataupun teori yang mendukung pengembangan analisis data yang di dapat oleh peneliti selama melakukan wawancara dan observasi di
lapangan. Sedangkan menurut miles dan Huberman, seperti yang dikutip
Sarantakos 1993 menyatakan bahwa penelitian kualitatif sedikit banyak dapat dianalogikan dengan proses penyelidikan investigasi, tidak banyak
berbeda dengan kerja detektif yang harus mendapat gambaran dan sense tentang fenomena yang diselidikinya. Pengambilan sampel baru dapat
ditetapkan lebih tergas setelah penelitian dimulai, dan kurang bermanfaat apabila ditentukan terlalu cepat dari awal.
3.5.1 Penentuan Informan
Pada penelitian kualitatif penentuan informan dapat dilakukan dengan dua sistem, yaitu sistem purposif dan sistem bola salju snowball.
Sistem purposive dilakukan dengan menetapkan kriteria yang tepat terhadap informan yang akan diwawancarai, sedangkan pada sistem bola
salju snowball informan didapatkan dari rekomendasi informan sebelumnya.
Teknik pengambilan sampel untuk subjek penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Teknik purposive sampling
adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut dianggap
paling tahu tentang apa yang kita harapkan atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi objek atau
situasi sosial yang diteliti Sugiyono.2008 : 218 . Dalam penelitian ini, jumah subjek yang dijadikan penelitian tidak dibatasi, tergantung
kebutuhan dan kelengkapan informasi yang peneliti inginkan. Dalam penelitian ini diambil dua subjek yang dianggap mampu memberikan data
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
yang peneliti inginkan. Sebelumnya, peneliti memberikan kriteria terhadap subjek penelitian. Hal ini penting yang berguna sebagai patokan subjek
yang dianggap tepat dan dapat memberi data yang peneliti butuhkan. Dalam penelitian ini informan yang akan diteliti dipilih
berdasarkan kriteria sebagai berikut : 1.
Perokok usia 18 tahun ke atas yang telah berpartisipasi dan masuk ke tahap finalis dari kota Medan dalam program
customer engagement “In Or Out’ yang diselenggarakan oleh
brand Marlboro dari PT Phillip Morris Indonesia. 2.
Special Brand Ambassador Marlboro 5.0 2014 yang berperan sebagai pendukung program customer engagement
“In Or Out”.
3.5.2 Keabsahan Data
Penelitian kualitatif menghadapi persoalan penting mengenai pengujian keabsahan hasil penelitian. Banyak hasil penelitian kulitatif
diragukan kebenarannya karena beberapa hal: a.
Subjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam penelitian kulitatif
b. Alat penelitian yang diandalkan adalah wawancara dan observasi
apapun bentuknya mengandung banyak kelemahan ketika dilakukan secara terbuka dan apalagi tanpa kontrol dalam observasi partisipasi.
c. Sumber data kualitatif yang kurang credible akan memengaruhi hasil
akurasi penelitian. Bungin,2008:253. Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
o Perpanjangan keikutsertaan kehadiran peneliti dalam setiap tahap
penelitian kualitatif membantu peneliti untuk memahami semua data yang dihimpun dalam penelitian. Peneliti kualitatif adalah orang yang
langsung melakukan wawancara dan observasi dengan informan- informannya. Karena itu peneliti kulitatif adalah peneliti yang memiliki
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
waktu yang lama bersama dengan informan dilapangan, bahkan sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai Bungin,2008:254.
o Ketekunan pengamatan untuk memperoleh derajat keabsahan yang
tinggi, maka jalan penting lainnya adalah dengan meningkatkan ketekunan dalam pengamatan di lapangan. Pengamatan bukanlah suatu
teknik pengumpulan data yang hanya mengandalkan kemampuan pancaindra, namun juga menggunakan semua pancaindra termasuk
adalah pendengaran, perasaan, dan insting peneliti. Dengan meningkatkan ketekunan pengamatan di lapangan maka, derajat
keabsahan data telah ditingkatkan pula Bungin,2008:256. Untuk
menguji keabsahan
hasil penelitian,
peneliti menggunakan teknik triangulasi yaitu dengan memanfaatkan sesuatu
yang lain untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Menurut Denzin dalam Moleong, 2005 ada
empat macam triangulasi yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori yakni sebagai berikut :
1. Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek
kembali derajat kepercayaan suatu informasi dengan cara : 1 membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara ;
2 membandingkan apa yang dikatakan di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi ; 3 membandingkan apa yang
dikatakan tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu ; 4 membandingkan keadaan dan perspektif
seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain ; 5 membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang
berkaitan. 2.
Pada triangulasi dengan metode terdapat dua strategi, yaitu mengecek derajat kepercayaan hasil penelitian dan mengecek derajat
kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama. 3.
Triangulasi yang ketiga ialah dengan jalan memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat
kepercayaan data.
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4. Triangulasi dengan teori dilakukan menguraikan pola, hubungan dan
menyertakan penjelasan yang muncul dari analisis untuk mencari tema atau penjelasan pembanding Moleong,2004:330-332.
3.6 Teknik Analisis Data