Pandangan Konsumen terhadap Program Customer Engagement “In Or Out”

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Andika, informan 3, menyatakan bahwa dirinya terbujuk oleh tawaran hadiah perjalanan ke Tokyo, London, dan New York yang diinformasikan salah seorang SBA padanya, sama seperti informan 4, Reza, informan 5, Fikrie, dan informan 6, Hanny. Hal ini mengindikasikan bahwa berarti SBA melakukan komunikasi yang baik pada entourage sehingga mereka tertarik untuk menjadi partisipan program ini. Bahkan informan 1, Febri, memberi hipotesa bahwa program In Or Out dapat tersebar luas dan berjalan dengan baik karena ada peran SBA di dalamnya.

4.5.2 Pandangan Konsumen terhadap Program Customer Engagement “In Or Out”

“In Or Out” adalah program customer engagement yang diusung oleh Marlboro pada 2014 lalu. In Or Out menawarkan hadiah utama berupa perjalanan ke tiga kota di tiga negara dan tiga benua yaitu Tokyo, London, dan New York. 10 pemenang akan merasakan pengalaman luar biasa selama 10 hari menjelajahi tiga destinasi dengan kultur yang berbeda-beda dengan akomodasi serba kelas satu. Tantangan partisipan adalah mengumpulkan 12 badges yang menggambarkan ikon dari tiga kota destinasi. Badges ini mengharuskan partisipan untuk memburunya di media-media online, majalah, dan acara- acara offline yang diselenggarakan Marlboro yang tentunya dibantu oleh SBA. Informan yang diwawancara mengikuti program ini karena berbagai motif, seperti informan 1, Febri, dan informan 4, Reza, awalnya mengikuti program ini atas ajakan teman mereka yang merupakan SBA Marlboro untuk bisa membantu mereka mencapai target partisipan. Berbeda dengan Dicky dan Hanny yang memiliki seorang teman yang sama yang pernah berhasil memenangkan program Marlboro Lights Connection 2012 dan berangkat ke Istanbul, Berlin, dan New York, mereka memiliki keinginan untuk merasakan pengalaman yang sama seperti teman mereka itu lewat program In Or Out. Sedangkan Fikrie, awalnya menganggap In Or Out adalah program customer engagement yang biasa saja dan sama seperti program-program Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA yang lainnya, hingga pandangannya berubah saat dia berhasil menjadi finalis program tersebut dan diberangkatkan ke Bali dimana ia merasakan pengalaman pertama berpesta di kapal pesiar. Fikrie menyebutnya sebagai perjalanan yang tidak terlupakan. Informan 3, Andika, pun tidak merasa kecewa walaupun ia tidak memenangkan hadiah utama. Ia menyatakan hadiah perjalanan ke Bali gratis dan membawa pulang Apple iPad Mini 32GB saja sudah lebih dari apa yang diharapkannya. Sebagai pemenang program perwakilan kota Medan, Febri dan Dicky berhak atas perjalanan ke Tokyo, London, dan New York pada pertengahan 2015 lalu. Seluruh biaya ditanggung oleh Phillip Morris termasuk urusan visa yang mengharuskan Dicky dan Febri bolak-balik ke konsulat Inggris dan Amerika yang berada di Jakarta. Tidak seberuntung Dicky, Febri hanya mampu menempuh Tokyo saja karena visanya ke London dan New York tidak berhasil terbit. Meski begitu, Febri tetap merasa kagum dengan berbagai hadiah dan fasilitas mewah dari Marlboro untuk para pemenang In Or Out. Dicky yang berhasil mendapatkan visa ke tiga negara tersebut menggambarkan In Or Out adalah perjalanan yang tak terlupakan dan pengalaman berharga yang mengubah hidupnya. Dicky yang memang gemar pelesir ini menyatakan program In Or Out menanamkan pesan untuk menjadi orang yang berani mengambil keputusan dan sedikit banyak karakter tersebut mulai tumbuh dalam dirinya semenjak mengikuti program In Or Out. Christina menjelaskan bahwa program In Or Out ini juga memiliki arti tersendiri dari judulnya, yaitu ‘Apakah Anda memilih untuk ikut dalam program ini In atau Or memilih tidak mau ikut program ini Out ’? Ini juga berkaitan dengan kampanye ‘Never Say Maybe’ yang memberi pesan bahwa buatlah keputusan hanya dengan ‘iya’ atau ‘tidak’, jangan dengan ‘mungkin’. Itulah mengapa terdapat ikon kata maybe mungkin dicoret dengan tinta merah. Keenam informan memberikan umpan balik positif tentang program In Or Out dalam wawancara dengan peneliti, meskipun 4 dari 6 informan hanya menjadi finalis, dan 1 dari 2 informan pemenang hanya bisa berangkat ke satu destinasi. Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Terdapat 4 hirarki yang mendasari keterlibatan emosional pelanggan dengan organisasi dimana masing-masing hirarki mewakili aktifitas spesifik dari kebutuhan emosional customer. Model ini digambarkan dalam sebuah piramida yang menggambarkan urutan hirarki dari sebuah customer engagement. Sumber : Majalah Loyalty Management Vol 1 Number 5 November 2009 Seperti pada gambar diatas, hirarki pertama adalah Confidence. Hal ini berkaitan dengan apakah sebuah organisasi dapat dipercaya atau tidak karena kepercayaan diri menjadi dasar level yang lebih tinggi dari keterlibatan emosional yang hendak dibangun. Tahap ini melingkupi kemampuan perusahaan untuk menyampaikan pesan secara terpercaya dan tetap memegang janji. Pada tahap ini, Marlboro mampu memberikan bukti adanya kegiatan Marlboro Lights Connection pada tahun 2012 yang memberikan kepercayaan pada partisipan program In Or Out termasuk keenam informan, selain nama besar Marlboro di bawah naungan Phillip Morris yang juga menjadi penguat kepercayaan konsumen atas program tersebut. Lalu hirarki kedua adalah Integrity berkomitmen untuk tetap konsisten. Apakah perusahaan memperlakukan customer seperti apa yang seharusnya? Jika terjadi masalah, apakah customer bisa mengandalkan perusahaan untuk menyelesaikan masalahnya secara adil? Merek Marlboro yang dielu-elukan sebagai merek yang berkelas dan mewah dalam segmen produk rokok putih oleh konsumennya membuktikan dalam program In Or Out bahwa Marlboro tetap Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA memastikan semua partisipannya mendapatkan yang terbaik dari Marlboro. Hal ini diperkuat oleh pernyataan informan finalis Fikrie, bahwa Marlboro membuat partisipannya merasa eksklusif dan spesial dengan selalu diundang ke acara-acara Marlboro, dan pernyataan informan finalis Andika, yang merasa segala treatment yang didapatkannya sebagai finalis sudah lebih dari cukup. Lalu hirarki ketiga adalah Pride, perasaan positif dari asosiasi dan identifikasi perusahaan. Customer akan lebih merasa bangga bukan karena asosiasinya dengan perusahaan yang menjadi konten, namun lebih kepada apa yang dikatakan kepada mereka adalah benar- benar “mereka”. Hirarki ini merujuk pada perlakuan customer secara hormat, perasaan bangga menjadi customer sebuah produk atau jasa atau perusahaan, dan rasa prestisius mengenai sebuah produkjasaperusahaan tertentu. Hal ini digambarkan oleh Andika yang mendapatkan perasaan prestise ketika menggunakan produk Marlboro. Hal ini juga diungkapkan Dicky yang walaupun dirinya tidak menggunakan produk Marlboro, melainkan Sampoerna A Mild, ia tetap merasakan kebanggaan yang sama karena berpendapat bahwa toh A Mild juga satu ‘rumah’ dengan Marlboro, yaitu Phillip Morris International. Ini pun dirasakan Febri yang menyatakan ia merasa tidak keberatan dan justru bangga dengan merek Marlboro yang diasosiasikan orang dengan dirinya terkait dengan terpilihnya ia sebagai pemenang dalam program In Or Out, menjadi Special Brand Ambassador Marlboro Medan selama setahun dan sekarang menjabat sebagai Project Leader SBA Marlboro Medan. Dan hirarki keterlibatan emosional dari customer yang tertinggi adalah Passion. Seorang yang dikatakan pelanggan setia akan menggambarkan hubungan mereka sebagai sesuatu yang tak tergantikan irreplaceable dan sebagai pasangan yang cocok a perfect fit. Pernyataan ini diungkapkan oleh informan finalis Fikrie, yang mengatakan bahwa dirinya sudah sampai ke titik dimana ketika melihat atau mendengar nama merek Marlboro, ia merasa bagian dari Marlboro, ia merasa memiliki karakteristik ‘be Marlboro’, dan ini diperkuat dengan pengalamannya yang sudah menggunakan produk Marlboro Red selama 4 tahun secara konsisten. Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

4.5.3 Kepercayaan Merek

Dokumen yang terkait

The Influence of Percemed Value, Brand Reputation to Customer Commitment Through Consumer Trust On Online Shopping at WWW TOKO BAGUS.COM

0 6 200

Pengaruh Customer Engagement dan Word of Mouth terhadap Brand Loyalty (Studi pada Konsumen Kosmetik Merek Maybelline di Kota Bandung).

6 31 26

Analisis Pengaruh Ekuitas Merek dan Kepercayaan Merek Pada Loyalitas Konsumen Telephone Genggam Merek Nokia.

0 1 23

Analisis Program Customer Engagement dan Kepercayaan Merek pada Konsumen. (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Program Customer Engagement “In Or Out” dan Kepercayaan Merek Pada Konsumen)

0 0 12

Analisis Program Customer Engagement dan Kepercayaan Merek pada Konsumen. (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Program Customer Engagement “In Or Out” dan Kepercayaan Merek Pada Konsumen)

0 0 2

Analisis Program Customer Engagement dan Kepercayaan Merek pada Konsumen. (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Program Customer Engagement “In Or Out” dan Kepercayaan Merek Pada Konsumen)

0 3 12

Analisis Program Customer Engagement dan Kepercayaan Merek pada Konsumen. (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Program Customer Engagement “In Or Out” dan Kepercayaan Merek Pada Konsumen)

0 1 32

Analisis Program Customer Engagement dan Kepercayaan Merek pada Konsumen. (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Program Customer Engagement “In Or Out” dan Kepercayaan Merek Pada Konsumen)

1 2 3

PENGARUH KEPERCAYAAN KONSUMEN PADA MEREK

0 0 1

PENGARUH CUSTOMER ENGAGEMENT MELALUI SOSIAL MEDIA TERHADAP KEPERCAYAAN MEREK (STUDI KASUS PADA AKUN FACEBOOK BLUEBAND INDONESIA)

0 1 11