Kesimpulan Tinjauan Pustaka .1 Kredit

69

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Lembaga Kredit Formal memiliki kecenderungan untuk memilih kredit dengan agunan surat tanah, prosedur peminjaman sedang, persyaratan peminjaman sedang, plafon kredit sedang, tenggang waktu cepat, lokasi lembaga kredit dekat, tingkat suku bunga sedang, biaya administrasi mahal, jangka waktu pengembalian kredit cepat dan prosedur cicilan kredit kaku. 2. Dalam memilih kredit, terlihat bahwa lembaga kredit formal menganggap atribut agunan sebagai faktor yang terpenting dalam mengambil keputusan untuk memberikan kredit kemudian dibawahnya berturut – turut atribut prosedur pinjaman, tingkat suku bunga, jangka waktu pengembalian, lokasi lembaga kredit, prosedur cicilan, biaya administrasi, plafon kredit serta persyaratan pinjaman sedangkan atribut yang tidak begitu penting dalam memberikan kredit ialah tenggang waktu. 3. Berdasarkan nilai korelasinya dapat diketahui bahwa nilai Korelasi Pearson’s 0,000 sign. 0,05 dan nilai Kendall’s Tau 0,000 sign 0,05. Interpretasinya adalah adanya hubungan yang kuat antara preferensi estimasi dan preferensi aktual, atau ada predictive accuracy yang tinggi pada proses conjoint. 4. Atribut kredit agunan, prosedur peminjaman, persyaratan peminjaman lebih mudah pada lembaga kredit nonformal dibandingkan dengan lembaga kredit formal. Sedangkan tenggang waktu realisasi kredit, jangka waktu pengembalian kredit, lokasi, prosedur cicilan kredit pada kedua lembaga Universitas Sumatera Utara kredit adalah sama. Perbedaan mencolok adalah pada tingkat suku bunga,biaya administrasi dan plafon kredit yaitu suku bunga tinggi, biaya administrasi tidak ada dan plafon kredit kecil bagi lembaga kredit non formal dan sebaliknya bagi lembaga kredit formal yaitu suku bunga sedang, biaya administrasi mahal dan plafon kredit sedang

6.2. Saran 1. Kepada Lembaga Kredit

Lembaga kredit nonformal sebaiknya jangan hanya mengambil keuntungan yang tinggi sebab saat ini sudah semakin banyak institusi pengganti sebagai pesaing. Lembaga kredit formal agar lebih melonggarkan prosedur peminjaman, syarat peminjaman sehingga lebih disenangi masyarakat sebagai lembaga kredit.

2. Kepada Pemerintah

Pemerintah dapat merumuskan kebijakan kredit dimasa yang akan datang meningkatkan kemudahan kredit bagi lembaga kredit dalam menyalurkan kredit.

3. Kepada Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian tentang solusi perbedaan preferensi petani dan preferensi lembaga kredit. Universitas Sumatera Utara 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Kredit Kredit berasal dari bahasa Yunani, credere, yang berarti kepercayaan. Dengan demikian istilah kredit memiliki arti khusus, yaitu meminjamkan uang atau penundaan pembayaran. Apabila orang mengatakan membeli secara kredit maka hal itu berarti si pembeli tidak harus membayarnya pada saat itu juga Untung, 2000. Prinsip penyaluran kredit adalah prinsip kepercayaan dan kehati-hatian. Indikator kepercayaan ini adalah kepercayaan moral, kepercayaan komersil, finansial dan agunan. Kepercayaan dibedakan atas kepercayaan murni dan kepercayaan reserve Hasibuan, 2011. Menurut Suyatno et al 2007 unsur-unsur yang terdapat dalam kredit yaitu kepercayaan, waktu, degree of risk dan prestasi : a. Kepercayaan yaitu keyakinan si pemberi kredit bahwa prestasi yang diberikannya baik dalam bentuk uang, barang atau jasa, akan benar-benar diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang. b. Waktu yaitu suatu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang. Dalam unsur waktu ini, terkandung pengertian nilai agio dari uang yaitu uang yang ada sekarang lebih tinggi nilainya dari uang yang akan diterima pada masa yang akan datang. Universitas Sumatera Utara c. Degree of risk yaitu suatu tingkat risiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima kemudian hari. Semakin lama kredit diberikan semakin tinggi pula tingkat risikonya, karena sejauh kemampuan manusia untuk menerobos hari depan itu, maka masih selalu terdapat unsur ketidaktentuan yang tidak dapat diperhitungkan. Inilah unsur risiko maka timbullah jaminan dalam pemberian kredit. d. Prestasi atau objek kredit itu tidak saja diberikan dalam bentuk uang, tetapi juga dapat bentuk barang atau jasa. Namun karena kehidupan modern sekarang ini didasarkan kepada uang, maka transaksi-transaksi kredit yang menyangkut uanglah yang sering kita jumpai dalam praktek perkreditan.

2.1.2 Bank, BMT dan Credit Union Sebagai Lembaga Kredit Formal 1 Bank

Pengertian Bank menurut Kasmir 2012:42 “ Badan Usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak”. 2 Baitul Maal Wa Tamwil BMT Baitul Maal Wa Tamwil BMT terdiri dari dua istilah, yaitu baitul maal dan baitul tamwil. Baitul maal lebih mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dan penyaluran dana yang non profit, seperti zakat, infak dan sedekah. Sedangkan baitul tamwil sebagai usaha pengumpulan dan penyaluran dana komersial Sudarsono, 2004:64. Dalam pengertian lebih jelasnya Baitul Maal Wa Tamwil yaitu rumah pengembangan harta yang melakukan kegiatan pengembangan Universitas Sumatera Utara usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha mikro dan kecil dengan antara lain mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonomi. Baitul maal menerima titipan dana zakat, infaq dan sedekah serta mengoptimalkan distribusinya sesuai dengan peraturan dan amanah. BMT juga merupakan organisasi bisnis yang juga berperan sosial sebagai lembaga bisnis. BMT lebih mengembangkan usahanya pada sektor keuangan yakni simpan pinjam. Usaha ini seperti usaha perbankan, yakni menghimpun dana anggota dan calon anggota nasabah serta menyalurkannya pada sector ekonomi yang halal dan menguntungkan. Namun demikian, terbuka luas bagi BMT untuk mengembangkan lahan bisnisnya pada sektor riil maupun sektor keuangan lain yang dilarang dilakukan oleh lembaga keuangan bank. Karena BMT bukan bank, maka ia tidak tunduk pada aturan perbankan Ridwan, 2003:126. 3 Credit Union CU Koperasi kredit atau Credit Union atau biasa disingkat CU adalah sebuah lembaga keuangan yang bergerak di bidang simpan pinjam yang dimiliki dan dikelola oleh anggotanya, dan yang bertujuan untuk mensejahterakan anggotanya sendiri. Credit Union berbeda dengan koperasi atau lembaga perbankan umumnya. Manfaat CU bagi anggota adalah mengubah pola pikir. Maksudnya, dari yang terbiasa instan langsung memanfaatkan uang saat mendapat pinjaman menjadi menciptakan modal dahulu dengan menabung secara rutin. Menabung sistem CU berbeda dengan menabung secara ‘tradisional’ di lembaga lain, misalnya bank, setelah menabung, uang itu ditarik untuk dipergunakan.Tetapi di CU lebih modern karena ada dana yang tersimpan. Universitas Sumatera Utara Konsep Koperasi kredit Credit Union memiliki tiga prinsip utama yaitu: 1 asas swadaya tabungan hanya diperoleh dari anggotanya 2 asas setia kawan pinjaman hanya diberikan kepada anggota, dan 3 asas pendidikan dan penyadaran membangun watak adalah yang utama; hanya yang berwatak baik yang dapat diberi pinjaman. Menurut Carolina dan Sutarto 2013 sesuai dengan visi, misi, falsafah, asas dan prinsip-prinsip Credit Union yang dimiliki, CU mempunyai fungsi dan peran sebagai berikut: a. Membangun dan mengembangkan potensi kemampuan ekonomi anggota Credit Union pada khususnya dan masyarakat pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial. b. Berperan aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia masyarakat. c. Memperkokoh perekonomian anggota dan masyarakat sebagai usaha dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian sosial. 2.2 Landasan Teori 2.2.1 Preferensi