Penelitian Terdahulu Analisis Conjoint Preferensi Lembaga Kredit Formal Dalam Pemberian Kredit Usahatani di Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo

Untuk jumlah stimuli yang terlalu banyak bisa dilakukan pengurangan stimuli dengan ketentuan stimuli minimal : Minimum stimuli = jumlah level – jumlah faktor + 1 Asumsi pada analisis conjoint berbeda dengan analisis multivariat lainnya, proses conjoint tidak membutuhkan uji asumsi seperti normalitas, homoskedastisitas, dan lainnya Santoso, 2012. Dalam evaluasi model, hasil analisis conjoint ini untuk akurasi baik individu maupun agregat. Tujuan keduanya ialah memastikan seberapa konsisten model memprediksi preferensi yang diberikan responden. Untuk memeriksa kecocokan model keseluruhan dapat digunakan nilai korelasinya. Semakin tinggi korelasinya semakin cocok atau semakin baik modelnya. Untuk data ranking dilihat korelasi antara ranking aktual dan prediksi dengan Taun Kendall, sedangkan data rating digunakan korelasi Pearson Hair,et al, 2006.

2.3 Penelitian Terdahulu

Penelitian Oleh Imaddudin Juarwan 2013 dengan judul “Analisis Preferensi Konsumen Terhadap Atribut Sayuran Organik di Kota Bogor”. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik konsumen dan proses pengambilan keputusan pembelian dengan menggunakan analisis deskriptif, serta menganalisis preferensi atribut yang terdapat pada sayuran organik serta kombinasi atribut mana yang paling disukai oleh konsumen dengan menggunakan analisis konjoin. Atribut yang akan diteliti antara lain; atribut harga, kemasan, label, dan keberagamanvariasi sayuran organik. Data yang digunakan merupakan data primer diperoleh dari hasil kuesioner terhadap 100 responden diolah Universitas Sumatera Utara menggunakan alat analisis deskriptif dan analisis konjoin dengan perangkat lunak SPSS for windows. Hasil penelitian didapatkan bahwa harga merupakan atribut yang paling penting dalam produk sayuran organik. Sedangkan kombinasi yang paling disukai konsumen adalah sama dengan rata-rata harga sayur konvensional, kemasan kotak plastik, memiliki label organik, dan mempunyai banyak keberagamanvariasi jenis sayuran organik. Penelitian Oleh Tria Firmansyah , 2015 dengan judul “ Analisis Persepsi dan Preferensi Konsumen Terhadap Jeruk Keprok Garut di Kabupaten Garut, Jawa Barat ”. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui karakteristik konsumen, persepsi konsumen, dan preferensi konsumen terhadap jeruk keprok garut. Dari hasil sampling didapat bahwa karakteristik umum konsumen jeruk keprok garut sebagian besar adalah wanita, yang mayoritas berasal dari kecamatan yang tidak jauh dari pusat Kota, berusia 25 – 35 tahun dengan penghasilan rata – rata diatas Rp 2 000 000, dan sudah menikah. Konsumen memandang akan jeruk keprok garut ialah bahwa jeruk garut memiliki rasa manis segar dengan sedikit rasa keasaman, harga yang relatif terjangkau, memiliki kadar air cukup tinggi, dengan warna kulit buah kuning kehijauan yang cukup bersih, serta memiliki aroma harum yang kuat dan khas, dan cukup mudah ditemui di wilayah perkotaan di Kabupaten Garut. Preferensi konsumen diukur dengan metode konjoin yang menunjukan bahwa konsumen lebih condong memilih jeruk keprok garut dengan kombinasi atribut harga yang murah yaitu berkisar pada harga terendah di pasar Rp 13 000 – 17 000, rasa yang manis, kadar air yang sedang, warna kulit yang kuning kehijauan, dan aroma yang harum. Universitas Sumatera Utara

2.4 Kerangka Pemikiran