Analisis Conjoint Preferensi Lembaga Kredit Formal Dalam Pemberian Kredit Usahatani di Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo

(1)

73

Lampiran 1. Karateristik Responden Lembaga Kredit Formal No.

Responden

Jabatan Nama Lembaga Kredit Formal

1 Ketua CU CU Bahagia

2 Ketua CU CU Sondang Nauli

3 Ketua CU CU Merdeka

4 Ketua CU CU Unam

5 Penyelia Kredit BMT Al Karomah 6 Penyelia Kredit BPR NBP

7 Penyelia Kredit BPR Pijer Podi Kekelengan 8 Penyelia Kredit CU Serayan

9 Penyelia Kredit Bank Nasional Indonesia 10 Penyelia Kredit Bank Republik Indonesia 11 Penyelia Kredit Bank Danamon

12 Penyelia Kredit Bank Mandiri 13 Penyelia Kredit Bank SUMUT 14 Penyelia Kredit Bank Panin 15 Penyelia Kredit Bank BTPN 16 Penyelia Kredit Bank Ula MM 17 Penyelia Kredit Bank Permata 18 Penyelia Kredit Bank Bukopin 19 Penyelia Kredit BPR Logo Karo Asri 20 Penyelia Kredit Bank Dana

21 Penyelia Kredit Bank CIMB Niaga

22 Ketua CU CU Lau Gumba

23 Ketua CU CU Ajimbelang

24 Ketua CU CU Ajijahe

25 Ketua CU CU Aji Buhara

26 Ketua CU CU Aji Julu

27 Ketua CU CU Tangkulen

28 Ketua CU CU Guru Singa

29 Ketua CU CU Korpri

30 Ketua CU CU Kutagadung

31 Ketua CU CU Emmia

32 Ketua CU CU Sisampat Sampaten

33 Ketua CU CU Lau Dimbo

34 Ketua CU CU Raya

35 Ketua CU CU Sikeleng Kelengan

36 Ketua CU CU GBKP Kota

37 Ketua CU CU GBKP Jalan Udara

38 Ketua CU CU GBKP GG Pertanian

39 Ketua CU CU GBKP Raya

40 Ketua CU CU Lau Kemit

41 Ketua CU CU Kata Suah

42 Ketua CU CU Reh Jorena


(2)

43 Ketua CU CU Buah Sinuan

44 Ketua CU CU Ulih Latih

45 Ketua CU CU Gotong Royong

46 Ketua CU CU Malemna

47 Ketua CU CU Kiniriahenta

48 Ketua CU CU Jadi Rejekita

49 Ketua CU CU Juma Percebahen

50 Ketua CU CU Simpang Ujung Aji

51 Ketua CU CU Tambar Malem

52 Ketua CU CU Rumah Berastagi


(3)

Lampiran 2. Karateristik Responden Lembaga Kredit Non Formal No.

Responden

Jabatan Nama Lembaga Kredit Formal 1 Pemilik Kredit Pribadi Pemberi Kredit Perseorangan 2 Pemilik Kredit Pribadi Pemberi Kredit Perseorangan 3 Pemilik Kredit Pribadi Pemberi Kredit Perseorangan 4 Pemilik Kredit Pribadi Pemberi Kredit Perseorangan 5 Pemilik Kredit Pribadi Pemberi Kredit Perseorangan 6 Pemilik Kredit Pribadi Pemberi Kredit Perseorangan 7 Pemilik Kredit Pribadi Pemberi Kredit Perseorangan 8 Pemilik Kredit Pribadi Pemberi Kredit Perseorangan 9 Pemilik Kredit Pribadi Pemberi Kredit Perseorangan 10 Pemilik Kredit Pribadi Pemberi Kredit Perseorangan 11 Pemilik Kredit Pribadi Pemberi Kredit Perseorangan 12 Pemilik Kredit Pribadi Pemberi Kredit Perseorangan 13 Pemilik Kredit Pribadi Pemberi Kredit Perseorangan 14 Pemilik Kredit Pribadi Pemberi Kredit Perseorangan 15 Pemilik Kredit Pribadi Pemberi Kredit Perseorangan 16 Pemilik Kredit Pribadi Pemberi Kredit Perseorangan 17 Pemilik Kredit Pribadi Pemberi Kredit Perseorangan 18 Pemilik Kredit Pribadi Pemberi Kredit Perseorangan 19 Pemilik Kredit Pribadi Pemberi Kredit Perseorangan 20 Pemilik Kredit Pribadi Pemberi Kredit Perseorangan 21 Pemilik Kredit Pribadi Pemberi Kredit Perseorangan 22 Pemilik Kredit Pribadi Pemberi Kredit Perseorangan 23 Pemilik Kredit Pribadi Pemberi Kredit Perseorangan 24 Pemilik Kredit Pribadi Pemberi Kredit Perseorangan 25 Pemilik Kredit Pribadi Pemberi Kredit Perseorangan 26 Pemilik Kredit Pribadi Pemberi Kredit Perseorangan 27 Pemilik Kredit Pribadi Pemberi Kredit Perseorangan 28 Pemilik Kredit Pribadi Pemberi Kredit Perseorangan 29 Pemilik Kredit Pribadi Pemberi Kredit Perseorangan 30 Pemilik Kredit Pribadi Pemberi Kredit Perseorangan 31 Pemilik Kredit Pribadi Pemberi Kredit Perseorangan


(4)

Lampiran 3. Hasil Analisis Conjoint PreferensiLembaga Kredit terhadap Kredit

Utilities

Utility Estimate Std. Error

Agunan Surat Tanah -1.341 .041

Barang Bergerak -.363 .041

Tanpa Agunan 1.704 .041

Prosedur pinjaman Susah .037 .041

Sedang -.052 .041

Mudah .015 .041

Persyaratan pinjaman Susah .015 .041

Sedang -.074 .041

Mudah .059 .041

Plafon kredit Kecil .059 .041

Sedang -.096 .041

Besar .037 .041

Tenggang waktu Lama .015 .041

Sedang .059 .041

Cepat -.074 .041

Lokasi lembaga kredit Dekat -.074 .041

Sedang .037 .041

Jauh .037 .041

Tingkat suku bunga Tinggi .037 .041

Sedang -.119 .041

Rendah .081 .041

Biaya administrasi Mahal -.096 .041

Sedang .015 .041

Murah .081 .041

Jangka waktu pengembalian

Lama .015 .041

Sedang .059 .041

Cepat -.074 .041

Prosedur cicilan Kaku -.074 .041

Sedang .037 .041

Fleksibel .037 .041

(Constant) 2.852 .029


(5)

Lampiran 4. Nilai Kepentingan (importance values) Atribut Kredit Importance Values

agunan 54.547

prosedur pinjaman 6.896

persyaratan pinjaman 3.953

plafon kredit 4.370

tenggang waktu 2.731

lokasi lembaga kredit 5.692

tingkat suku bunga 6.314

biaya administrasi 4.749

jangka waktu pengembalian 5.897

prosedur cicilan 4.850

Averaged Importance Score

Lampiran 5. Nilai Korelasi Hasil Proses Conjoint Correlationsa

Value Sig.

Pearson's R .999 .000

Kendall's tau .894 .000

a. Correlations between observed and estimated preferences a Correlations between observed and estimated preferences Lampiran 6. Grafik setiap atribut


(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

Lampiran 7. Grafik Nilai Kepentingan Atribut Kredit


(11)

Lampiran 8. Preferensi Lembaga Kredit NonFormal terhadap Kredit

No Atribut Lembaga Kredit Non Formal

1 Agunan Tanpa agunan

2 Prosedur Pinjaman mudah

3 Persyaratan Pinjaman mudah

4 Plafon Kredit kecil

5 Tenggang Waktu cepat

6 Lokasi dekat

7 Tingkat Suku Bunga tinggi

8 Biaya Administrasi murah

9 Jangka Waktu

Pengembalian

cepat

10 Prosedur Cicilan Kredit fleksibel


(12)

DAFTAR PUSTAKA

Ashari. 2009. Peran Perbankan Nasional dalam Pembiayaan Sektor Pertanian di

Indonesia. ForumPenelitian Agro Ekonomi. Vol.27 No. 1 Juli 2009. Pusat

Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian.

Ashari dan S. Friyatno. 2006. Perspektif pendirian bank pertanian di pedesaan. Jurnal Agro Ekonomi XXIV(2): 107−122.

Badan Pusat Statistik, 2016, Berastagi Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Kecamatan Berastagi.

Carolina Dan Sutarto. 2014. Peranan Credit Union Sebagai lembaga Pembiayaan Mikrostudi Kasus: Pada Usaha Umkm Di Desa Tumbang Manggo

Kecamatan Sanaman. Mantikei, Kabupaten Katingan, Provinsi

Kalimantan Tengah. Studi Ilmu Ekonomi.Yogyakarta.

[CU] Merdeka. 2014. Laporan Rapat Anggota Tahunan. Desa Merdeka: CU Merdeka.

Firmansyah,T. 2015. “Analisis Persepsi dan Preferensi Konsumen Terhadap Jeruk Keprok Garut di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Skripsi Sarjana Tak Diterbitkan.Institut Pertanian Bogor.

Hair, Joseph F. et al. 2006. Multivariate Data Analysis. New Jersey: Prentice-Hall.

Hasibuan .2011.Dasar-dasar Perbankan.Grafindo:Jakarta.

Hastuti, E.L. 2004. Aksesibilitas masyarakat terhadap kelembagaan pembiayaan pertanian di pedesaan. ICASERD Working Paper No. 57. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian, Bogor. 14 hlm. Irawan, B. 1989. Pelayanan kredit informal di pedesaan Sulawesi Selatan. Jurnal

AgroEkonomi VIII(2): 23−45.

Juarwan,I .2013.“Analisis Preferensi Konsumen Terhadap Atribut Sayuran Organik di Kota Bogor”.Skripsi Sarjana Tak Diterbitkan.Institut Pertanian Bogor.

Kasmir,2000. Manajemen Perbankan,Jakarta: PT. Raja Grafindo persada. Kasmir. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Revisi. Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada.

Kotler P. 2005. Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium. Jakarta (ID): PT Prenhallindo.


(13)

72

Mahmud. 2011.Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Mosher, A.T. 1966. Menggerak dan Membangun Pertanian. Syarat-Syarat

Mutlak Pembangunan dan Modernisasi. Disadur oleh S.Krisnashi dan

Bahrin Samad dari buku Getting Agriculture Moving. Yasaguna,Jakarta. 206 hlm.

Naresh K. Malhotra. (2010). Marketing Reseach: An Applied Orientation Sixth Edition Pearson Education.

Nugraha, A. 2014. Identifikasi Biaya Transaksi Dan Modal Sosial Untuk

Menentukan Skema Kredit Yang Sesuai Untuk Sektor Pertanian. Studi

Ilmu Ekonomi.Malang.

Nurmanaf, A.R. 2007. Lembaga informal pembiayaan mikro lebih dekat dengan petani. Analisis Kebijakan Pertanian V(2): 99−109.

Paulina, Ratri Mahardika. 2012. Sikap Kepercayaan Petani Terhadap Lembaga Keuangan Formal Dan Non Formal Pada Usahatani Padi Di Kecamatan

Tarik Kabupaten Sidoarjo. Studi Ilmu Agribisnis. Jawa Timur.

Ridwan, Muhammad, 2003. Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil, Yogyakarta: UII Press.

Santoso, S. 2012. Aplikasi SPSS pada Statistik Multivariat. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta.

Sarwono, J. 2006. Panduan cepat dan Mudah SPSS 14. Edisi I. Yogyakarta: Andi Offset.

Sudarsono, Heri, 2004. Bank & Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Ekonisia.

Supriatna, A. 2008. Aksesibilitas petani kecil pada sumber kredit pertanian di tingkat desa: Studi kasus petani padi di Nusa Tenggara Barat.Jurnal Sosio Ekonomi Pertanian dan Agribisnis VIII(2): 134−139.

Suyatno T, Chali HA, Sukada M, Ananda TY, Marala DT. 2007. Dasar-dasar

Perkreditan. Ed ke-4. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Syafa’at, N. dan A. Djauhari. 1992. Identifikasi penyebab rendahnya penyaluran kredit usaha tani. Jurnal Agro Ekonomi IX(2):113−119.

Syukur, M., E.L. Hastuti, A. Supriatna, Supadi,Sumedi, dan B.W.D. Wicaksono. 2003.Laporan akhir: Kajian Pembiayaan PertanianMendukung Pengembangan Agribisnis dan Agroindustri di Pedesaan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian, Bogor.

Untung,B.2000.Kredit Perbankan di Indonesia.Erlangga:Jakarta.


(14)

22 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian

Penelitian dilakukan di Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), purposive maksudnya dalam hal ini pengambilan daerah penelitian berdasarkan pertimbangan tertentu. Daerah penelitian dipilih secara sengaja dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Berastagi merupakan kecamatan yang memiliki jumlah anggota Kopdit terbesar di Kabupaten Karo yaitu sebanyak 19.777 orang. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas petani di kecamatan Berastagi lebih memilih Koperasi Kredit sebagai sumber permodalannya.

Tabel 2. Jumlah Anggota Kopdit (Orang) Tiap Kecamatan di Kabupaten Karo

No. Kecamatan/Sub District Jumlah Anggota Kopdit (Orang)

1 Mardingding 0

2 Laubaleng 0

3 Tigabinanga 0

4 Juhar 0

5 Munte 48

6 Kutabuluh 0

7 Payung 549

8 Tiganderket 25

9 Simpang Empat 0

10 Naman Teran 0

11 Merdeka 18 257

12 Kabanjahe 15 364

13 Berastagi 19 777

14 Tigapanah 5 146

15 Dolat Rayat 0

16 Merek 3 366

17 Barusjahe 1 775

Sumber: Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Karo,2015


(15)

23

3.2 Metode Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah lembaga-lembaga kredit yang memberikan kredit di Kecamatan Berastagi. Jumlah populasi lembaga-lembaga kredit yang memberikan kredit di Kecamatan Berastagi tidak dapat diketahui secara pasti sehingga penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara nonprobability

sampling yakni dengan teknik judgement sampling.

Judgement sampling dilakukan untuk memilih responden yang tepat

sebagaisumber informasi berdasarkan kriteria tertentu yaitu responden yang memahami kredit dan menguasai secara jelas lembaga kredit yang diwakilinya. Selain itu responden dari lembaga kredit yang satu dengan lembaga kredit yang lainnya harus memiliki jabatan yang setara. Oleh karena itu responden yang dipilih harus memiliki jabatan yang kurang lebih sama antara lembaga kredit yang satu dengan lembaga kredit lainnya.

Sampel di dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu sampel lembaga kredit formal dianalisis dengan analisis conjoint dan sampel lembaga kredit non formal dianalisis dengan analisis deskriptif. Menurut Hair, et al. (2006) dalam analisis

conjoint ukuran sampel yangdipertimbangkan berkisar antara lima puluh sampai

dua ratus yang dianggapsudah cukup memadai. Jumlah sampel Lembaga Kredit Formal yang digunakan di dalam penelitian iniditetapkan sebanyak 52 responden yang dianggap telah mewakili populasi lembaga-lembaga kredit formal yang memberikan kredit di Kecamatan Berastagi.

Menurut Gay dalam Mahmud (2011, hlm.159) berpendapat bahwa ukuran minimum sampel yang dapat diterima berdasarkan metode penelitian yang digunakan, yaitu metode deskriptif korelasional, minimal 30 subjek. Jumlah


(16)

sampel Lembaga Kredit Nonformal yang digunakan di dalam penelitian iniditetapkan sebanyak 30 responden yang dianggap telah mewakili populasi lembaga-lembaga kreditnonformal yang memberikan kredit di Kecamatan Berastagi.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung melalui wawancara kepada responden dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah dibuat terlebih dahulu. Sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber-sumber lain yang relevan, seperti Kantor CU Merdeka Unit Peceren, Kantor Pusat CU Merdeka dan dari instansi terkait lainnya yang dapat mendukung kelengkapan data dalam penelitian ini.

3.4 Metode Analisis Data

Untuk menyelesaikan masalah (1),(2) dan (3) dianalisis dengan menggunakan analisis conjoint adalah analisis yang digunakan untuk melihat preferensi konsumen pada suatu produk. Dengan kata lain hasil utama conjoint adalah suatu design dari suatu produk atau objek tertentu yang diinginkan oleh sebagian besar responden (Santoso, 2012).

Model Analisis Conjoint

U (X) = ∑ ∑ ��� ���� Dimana :

U (X) : keseluruhan utilitas dari alternatif


(17)

25

aij : j = 1,2 ki dari i atribut ( l = 1,2,.... m) ki : nomor level pada atribut i

m : nomor atribut

Xij : 1 apabila level j dari atribut ; dan 0 kalau tidak dipilih

Pentingnya atribut dinyatakan dalam :

Ii = {max (aij) – min (aij)} , untuk masing – masing i

Pentingnya atribut ini dinormalkan dalam kaitannya dengan kepentingan relatif dengan atribut yang lain, Wi :

Wi = ��

���

Sehingga,

� ��=�

� �

Model yang dipergunakan adalah :

U = bo + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6

Dimana :

X1, X2 : variabel dummy untuk atribut 1 X3, X4 : variabel dummy untuk atribut 2 X5, X6 : variabel dummy untuk atribut 3

Proses dasar analisis conjoint seperti yang dijelaskan Santoso (2012) terdiri dari: 1. Menentukan Faktor dan Level

Menentukan atribut dari kredit dengan subatributnya(level). Atribut lembaga kredit yang dipilih yaitu agunan, prosedur peminjaman, persyaratan peminjaman,


(18)

plafon kredit, tenggang waktu antara permohonan dan realisasi kredit, lokasi lembaga kredit, biaya administrasi, jangka waktu pengembalian, prosedur cicilan dan tingkat suku bunga.

Berikut atribut dan level/ sub-atribut kredit baik dari sisi penerima kredit dan dari sisi lembaga pemberi kredit:

1) Agunan

Agunan merupakan suatu jaminan yang diwajibkan oleh lembaga kredit kepada petani untuk memperoleh kredit usahatani.

Agunan yang terdapat pada kredit usaha tani terdiri dari :

1. Surat Tanah, yaitu surat tanah yang dapat berupa surat tanah bangunan atau surat tanah usahatani yang diusahakan. Surat tanah merupakan surat yang menunjukkan kepemilikan bangunan atau usahatani yang dimiliki oleh petani. 2. Barang Bergerak, yaitu Barang- barang bergerak yang dimiliki oleh petani

yang dapat diagunkan dalam memperoleh kredit misalnya sepeda motor, mobil dll. Berkas dari barang bergerak tersebut yang kemudian dijadikan agunan yaitu yang menyatakan kepemilikan dari barang-barang bergerak tersebut misalnya buku hitam mobil.

3. Tanpa Agunan, yaitu di mana peminjaman kredit tanpa menggunakan agunan baik barang bergerak maupun surat tanah. Dalam memberikan kredit kepada petani lembaga kredit hanya berdasarkan aspek kepercayaan.

2) Prosedur Peminjaman

Prosedur peminjaman adalah Syarat-syarat yang diwajibkan oleh lembaga kredit dalam memperoleh kredit usahatani. Syarat-syarat ini dibutuhkan oleh lembaga


(19)

27

kredit untuk memberikan keputusan akan memberikan kredit atau tidak kepada petani. Ada 5 syarat wajib yang harus dimiliki oleh petani agar lembaga kredit memberikan kredit kepada petani yaitu :

a. Fotokopi kartu identitas berupa KTP. Jika sudah menikah maka harus KTP suami dan KTP istri. Fungsinya adalah meyakinkan bahwa pinjaman tersebut disetujui oleh kedua belah pihak (suami dan istri).

b. Fotokopi akta nikah. Fungsinya adalah untuk mengetahui apakah barang/harta yang digunakan untuk jaminan merupakan harta bersama atau bukan. Jika harta bersama tentu harus disetujui dan diketahui oleh kedua belah pihak.

c. Fotokopi kartu keluarga. Fungsinya adalah untuk mengetahui berapa anak atau orang yang masih ditanggung oleh calon peminjam/debitur selain dirinya dan pasangannya.

d. Buku tabungan. Buku tabungan ini biasanya difotokopi 3 bulan terakhir. Fungsinya adalah melihat kemampuan finansial calon peminjam yang nantinya menjadi pertimbangan pihak bank untuk menyetujui permintaannya atau tidak. e. Jaminan atau agunan. Syarat harta yang bisa dijadikan jaminan harus memiliki nilai jual yang lebih daripada jumlah pinjaman yang anda ajukan. Jika tidak maka harus menambahkan jaminan lain hingga diperoleh jumlah total ang memenuhi batas minimal.

Prosedur Peminjaman dari kredit terdiri dari :

1. Susah, yaitu prosedur peminjaman kredit susah karena banyaknya prosedur kredit yang harus dipenuhi dapat dikatakan prosedur kredit yang harus dipenuhi terdiri atas >7syarat. Dalam hal ini syarat wajib sudah terpenuhi


(20)

yaitu fotokopi KTP, Fotokopi kartu keluarga, fotokopi akta nikah, buku tabungan dan jaminan.

2. Sedang, yaitu prosedur peminjaman kredit sedang karena prosedur yang harus dipenuhi tidak tergolong banyak dan sedikit sehingga digolongkan sebagai prosedur peminjaman sedang atau dapat dikatakan prosedur kredit yang harus dipenuhi terdiri atas 5-7 syarat. Dalam hal ini syarat wajib sudah terpenuhi yaitu fotokopi KTP, Fotokopi kartu keluarga, fotokopi akta nikah, buku tabungan dan jaminan.

3. Mudah, yaitu prosedur kredit yang harus dipenuhi mempunyai syarat <5 syarat. Artinya syarat yang dipenuhi kurang dari 5 syarat wajib yaitu fotokopi KTP, Fotokopi kartu keluarga, fotokopi akta nikah, buku tabungan dan jaminan. Artinya ada syarat wajib yang tidak dipenuhi.

3). Persyaratan Peminjaman

Persyaratan Peminjaman maksudnya adalah Lembaga kredit dalam memberikan kredit mewajibkan petani untuk menjadi anggota atau tidak mewajibkan menjadi anggota. Prosedur Peminjaman dari kredit terdiri dari :

1. Susah, yaitu Lembaga kredit mewajibkan petani untuk menjadi anggota lembaga kredit tersebut. Artinya petani dalam meminjam kredit harus menjadi anggota lembaga kredit tersebut.

2. Sedang, yaitu persyaratan peminjaman kredit sedang karena lembaga kredit mewajibkan petani menjadi anggota untuk memperoleh kredit dan boleh juga tidak harus menjadi anggota untuk memperoleh kredit atau tidak ada keterikatan dalam memperoleh kredit .


(21)

29

3. Mudah, yaitu Lembaga kredit tidak mewajibkan petani untuk menjadi anggota lembaga kredit tersebut.

4). Plafon Kredit

Plafon Kredit adalah besarnya dana yang dikeluarkan oleh lembaga kredit kepada petani dalam meminjam kredit. Plafon kredit yang dikeluarkan oleh lembaga kredit tergantung dari besar resiko yang akan diperoleh oleh lembaga tersebut, artinya dana yang dikeluarkan sesuai dengan analisis resiko yang terlebih dahulu dilakukan oleh pihak lembaga kredit. Adapun analisis resiko tersebut meliputi jaminan yang diberikan petani dan kemampuan membayar dari petani tersebut.

Plafon Kredit dari kredit terdiri dari :

1. Besar, yaitu plafon kredit besar apabila dana yang dikeluarkan oleh lembaga kredit kepada petani dalam meminjam kredit memiliki tingkat resiko yang besar atau jika dinyatakan dengan angka sebesar >Rp. 200 juta.

2. Sedang, yaitu plafon kredit sedang apabila dana yang dikeluarkan oleh lembaga kredit kepada petani dalam meminjam kredit memiliki tingkat resiko yang sedang atau jika dinyatakan dengan angka sebesar Rp.100-200 juta.

3. Kecil, yaitu plafon kredit kecil apabila dana yang dikeluarkan oleh lembaga kredit kepada petani dalam meminjam kredit memiliki tingkat resiko yang sedang atau jika dinyatakan dengan angka sebesar <Rp.100 juta.


(22)

5) Tenggang Waktu Antara Permohonan dan Realisasi Kredit

Tenggang Waktu Antara Permohonan dan Realisasi Kredit adalah waktu yang dibutuhkan lembaga kredit untuk menyetujui kredit yang diajukan oleh petani. Proses ini dimulai dari pengajuan berkas-berkas, penyelidikan berkas pinjaman, wawancara 1, on the spot, wawancara 2, keputusan kredit, penandatanganan akad kredit, realisasi kredit dan penyaluran dana. Tenggang Waktu Antara Pemohon dan Realisasi Kredit dari kredit terdiri dari :

1. Lama, yaitu waktu yang dibutuhkan lembaga kredit untuk menyetujui kredit yang diajukan oleh petani yang dimulai dari proses pengajuan berkas-berkas, penyelidikan berkas pinjaman, wawancara 1, on the spot, wawancara 2, keputusan kredit, penandatanganan akad kredit, realisasi kredit dan penyaluran dana membutuhkan waktu yang lama yaitu membutuhkan waktu 8-14 hari. 2. Sedang, yaitu waktu yang dibutuhkan lembaga kredit untuk menyetujui kredit

yang diajukan oleh petani yang dimulai dari proses pengajuan berkas-berkas, penyelidikan berkas pinjaman, wawancara 1, on the spot, wawancara 2, keputusan kredit, penandatanganan akad kredit, realisasi kredit dan penyaluran dana membutuhkan waktu yang sedang yaitu membutuhkan waktu 3-7 hari. 3. Cepat, yaitu waktu yang dibutuhkan lembaga kredit untuk menyetujui kredit

yang diajukan oleh petani yang dimulai dari proses pengajuan berkas-berkas, penyelidikan berkas pinjaman, wawancara 1, on the spot, wawancara 2, keputusan kredit, penandatanganan akad kredit, realisasi kredit dan penyaluran dana membutuhkan waktu yang cepat yaitu membutuhkan waktu 1-2 hari.


(23)

31

6). Lokasi Lembaga Kredit

Lokasi lembaga kredit merupakan jarak lembaga kredit tersebut dari petani. Lokasi lembaga kredit berhubungan dengan pengawasan oleh lembaga kredit tersebut. Lokasi Lembaga Kredit tersebut terdiri dari :

1. Jauh merupakan jarak lembaga kredit tersebut jauh dari petani sehingga membutuhkan biaya transportasi yang besar dan waktu yang lama untuk melakukan pengawasan kepada petani atau sekitar >5 km dari petani.

2. Sedang merupakan jarak lembaga kredit tersebut tidak jauh dan tidak juga dekat dari petani sehingga membutuhkan biaya transportasi yang sedang dan waktu yang sedang untuk melakukan pengawasan kepada petani atau sekitar 3-5 km dari petani.

3. Dekat merupakan jarak lembaga kredit tersebut dekat dari petani sehingga tidak membutuhkan biaya transportasi dan tidak membutuhkan waktu yang lama untuk melakukan pengawasan kepada petani atau sekitar 0-2 km dari petani.

7). Tingkat Suku Bunga adalah besarnya bunga yang dikenakan lembaga kredit kepada petani dari jumlah kredit yang dipinjam oleh petani. Tingkat suku bunga merupakan pendapatan dan keuntungan yang diperoleh oleh lembaga kredit. Tingkat Suku Bunga dalam kredit , terdiri dari :

1. Tinggi yaitu tingkat suku bunga dalam kredit mampu memberikan pendapatan dan keuntungan yang tinggi kepada lembaga kredit atau suku bunga tersebut terdapat di antara >7%.

2. Sedang yaitu tingkat suku bunga dalam kredit mampu memberikan pendapatan dan keuntungan yang tidak tinggi dan juga tidak rendah kepada lembaga kredit atau suku bunga tersebut terdapat di antara 1%-7%.


(24)

3. Rendah yaitu tingkat suku bunga dalam kredit mampu memberikan pendapatan dan keuntungan yang rendah kepada lembaga kredit tingkat atau suku bunga tersebut terdapat di antara <1%.

8). Biaya Administrasi Kredit adalah biaya tambahan yang dikenakan oleh lembaga kredit kepada petani untuk memenuhi administrasi lembaga kredit misalnya untuk membayar tenaga administrasi dan materai. Biaya administrasi dipengaruhi oleh biaya yang diperlukan untuk administrasi dan besarnya plafon kredit. Semakin besar plafon kredit maka semakin besar biaya administrasinya. Biaya administrasi juga merupakan tambahan pendapatan yang diperoleh oleh lembaga kredit. Biaya Administrasi Kredit terdiri dari :

1. Mahal yaitu biaya administrasi dalam kredit mampu memberikan tambahan pendapatan dan keuntungan yang tinggi kepada lembaga kredit atau biaya administrasi tersebut sebesar > Rp. 5.000.000.

2. Sedang yaitu biaya administrasi dalam kredit mampu memberikan tambahan pendapatan dan keuntungan yang tidak tinggi dan juga tidak rendah kepada lembaga kredit atau biaya administrasi tersebut sebesar Rp.100.000-Rp.5.000.000.

3. Murah yaitu biaya administrasi dalam kredit mampu memberikan tambahan pendapatan dan keuntungan yang rendah kepada lembaga kredit atau biaya administrasi tersebut sebesar < Rp 100.000.

9). Jangka Waktu Pengembalian Kredit adalah waktu yang disepakati oleh lembaga kredit dan petani untuk mengembalikan kredit di mana waktu tersebut


(25)

33

dimulai dari ketika lembaga kredit mengeluarkan kredit sampai uang tersebut kembali kepada lembaga kredit.

1. Lama yaitu waktu yang disepakati oleh lembaga kredit dan petani untuk mengembalikan kredit di mana waktu tersebut dimulai dari ketika lembaga kredit mengeluarkan kredit sampai uang tersebut kembali kepada lembaga kredit membutuhkan waktu lama atau sekitar >4 tahun.

2. Sedang yaitu waktu yang disepakati oleh lembaga kredit dan petani untuk mengembalikan kredit di mana waktu tersebut dimulai dari ketika lembaga kredit mengeluarkan kredit sampai uang tersebut kembali kepada lembaga kredit membutuhkan waktu sedang atau sekitar 2-4 tahun.

3. Cepat yaitu waktu yang disepakati oleh lembaga kredit dan petani untuk mengembalikan kredit di mana waktu tersebut dimulai dari ketika lembaga kredit mengeluarkan kredit sampai uang tersebut kembali kepada lembaga kredit membutuhkan waktu cepat atau sekitar <2 tahun.

10). Prosedur Cicilan Kredit adalah kebijakan lembaga kredit tentang bagaimana cara petani membayar cicilan kredit kepada lembaga kredit.

1. Kaku yaitu kebijakan yang dikeluarkan lembaga kredit dimana petani membayar cicilan kredit kepada lembaga kredit harus mengikuti pola cicilan yang diinginkan lembaga kredit misalnya dibayar secara mingguan,bulanan dan harian.

2. Sedang yaitu kebijakan yang dikeluarkan lembaga kredit dimana cara petani membayar cicilan kredit kepada lembaga kredit boleh mengikuti pola cicilan yang diinginkan lembaga kredit dan boleh juga tidak harus mengikuti pola cicilan yang diinginkan lembaga kredit


(26)

3. Fleksibel yaitu kebijakan yang dikeluarkan lembaga kredit dimana cara petani membayar cicilan kredit kepada lembaga kredit tidak harus mengikuti pola cicilan yang diinginkan lembaga kredit.

Tabel 3. Atribut dan Level Lembaga Kredit Formal

Dari atribut dan sub atribut yang telah diperoleh jumlah atribut kredit sebanyak 10 faktor terdapat 30 subatribut/level.

Atribut Level

1. Agunan 1.

2. 3.

Surat Tanah Barang Bergerak Tanpa Agunan

2. Prosedur Pinjaman 1.

2. 3.

Susah Sedang Mudah 3. Tenggang Waktu Antara Pemohon

dan Realisasi Kredit

1. 2. 3. Lama Sedang Cepat 4. Lokasi Lembaga Kredit 1.

2. 3.

Jauh Sedang Dekat

5. Tingkat Suku Bunga 1.

2. 3.

Tinggi Sedang Rendah

6. Biaya Administrasi 1.

2. 3.

Mahal Sedang Murah 7. Jangka Waktu

Pengembalian 1. 2. 3. Lama Sedang Cepat

8. PlafonKredit 1.

2. 3.

Rendah Sedang Besar 9. Persyaratan Pinjaman 1.

2. 3.

Susah Sedang Mudah

10. Prosedur Cicilan 1.

2. 3.

Kaku Sedang Fleksibel


(27)

35 2. Membuat Desain Stimuli

Tabel 4. Desain Stimuli Kredit Lembaga Kredit Formal

Agunan Prosedur pinjaman Persyaratan peminjaman Plafon kredit Tenggang waktu Lokasi lembaga kredit Tingkat suku bunga Biaya administrasi Jangka waktu pengembalian Prosedur cicilan Card ID 1 Tanpa

agunan mudah susah kecil cepat dekat tinggi mahal sedang fleksibel 1 2 Barang

bergerak sedang sedang sedang cepat jauh sedang mahal cepat kaku 2 3 surat tanah susah mudah besar cepat sedang rendah mahal lama sedang 3 4

surat tanah sedang susah sedang lama dekat rendah murah sedang kaku 4 5 tanpa

agunan susah sedang besar lama jauh tinggi murah cepat sedang 5

6 surat tanah susah sedang sedang sedang dekat sedang mahal lama fleksibel 6 7

surat tanah sedang mudah kecil cepat jauh sedang murah sedang sedang 7 8 tanpa

agunan susah mudah kecil sedang dekat sedang murah cepat kaku 8

9 surat tanah mudah susah besar lama sedang sedang sedang cepat kaku 9 10 barang

bergerak susah sedang kecil cepat sedang rendah sedang sedang kaku 10 11 barang

bergerak susah mudah sedang lama jauh tinggi sedang sedang fleksibel 11 12 tanpa

agunan sedang susah besar cepat jauh sedang sedang lama fleksibel 12


(28)

13 barang

bergerak mudah sedang besar cepat dekat tinggi murah lama kaku 13

14 barang

bergerak mudah susah sedang sedang jauh rendah murah lama sedang 14

15

surat tanah sedang sedang besar sedang sedang tinggi murah sedang fleksibel 15 16 tanpa

agunan sedang mudah sedang sedang sedang tinggi sedang lama kaku 16

17 barang

bergerak mudah mudah kecil lama sedang sedang murah lama fleksibel 17 18 barang

bergerak sedang mudah besar lama dekat rendah mahal cepat fleksibel 18 19 tanpa

agunan sedang sedang kecil lama dekat rendah sedang lama sedang 19

20 barang

bergerak susah susah besar sedang dekat sedang sedang sedang sedang 20 21 surat tanah mudah sedang kecil sedang jauh rendah sedang cepat fleksibel 21 22 barang

bergerak sedang susah kecil sedang sedang tinggi mahal cepat sedang 22 23

surat tanah susah susah kecil lama jauh tinggi mahal lama kaku 23

24 surat tanah mudah mudah sedang cepat dekat tinggi sedang cepat sedang 24 25 tanpa

agunan mudah sedang sedang lama sedang sedang mahal sedang sedang 25

26 tanpa

agunan mudah mudah besar sedang jauh rendah mahal sedang kaku 26

27 tanpa

agunan susah susah sedang cepat sedang rendah murah cepat fleksibel 27


(29)

31

Pada tabel 4 yaitu pada stimuli satu kombinasi atribut kredit yang mungkin menjadi preferensi lembaga kredit formal adalah Tanpa Agunan, prosedur peminjaman mudah(<3 syarat-4 syarat), tenggang waktu lama(8-14 hari), lokasi lembaga kredit jauh (>5 km), tingkat suku bunga Sedang (1%-7%), biaya administrasi sedang (Rp.100.000-Rp. 5.000.000), prosedur cicilan fleksibel, persyaratan peminjaman mudah, plafon kredit besar (>Rp. 200 juta) dan jangka waktu pengembalian sedang (2-4 tahun). Pada stimuli dua, kombinasi atribut kredit yang mungkin menjadi preferensi lembaga kredit formal adalah Surat tanah, prosedur peminjaman susah, tenggang waktu lama(8-14 hari), lokasi lembaga kredit jauh((>5 km), tingkat suku bunga tinggi (>7%), biaya administrasi mahal (> Rp. 5.000.000 ), prosedur cicilan kaku, persyaratan peminjaman susah, plafon kredit besar dan jangka waktu pengembalian lama (>4 tahun). Demikian juga pada stimuli tiga hingga seterusnya sampai pada stimuli yang ke – 27.

3. Mengumpulkan Pendapat Responden terhadap setiap Stimuli yang Ada Hasil pembuatan stimuli dengan menggunakan prosedur orthogonal itulah yang kemudian disertakan dengan kuesioner untuk dievaluasi oleh responden. Responden diminta memberikan penilaian terhadap stimuli tersebut.Penilaian responden menggunakan rating yaitu memakai skala likert dimana angka 1 = sangat suka, 2 = suka sekali, 3 = cukup suka, 4 = tidak suka sekali, 5 = sangat tidak suka sekali. Pendapat setiap responden ini disebut sebagai utility yang dinyatakan dengan angka dan menjadi dasar perhitungan conjoint.

Rating diisi oleh lembaga kredit formal yang menjadi responden dalam penelitian ini dan ditulis sesuai dengan selera mereka masing –masing dengan menggunakan skala likert dari nilai 1- 5. Dari hasil penelitian terhadap stimuli tersebut kemudian dilanjutkan dengan proses conjoint.


(30)

Tabel 5 Pemberian Rating pada Kredit Agunan Prosedur pinjaman Persyaratan peminjaman Plafon kredit Tenggang waktu Lokasi lembaga kredit Tingkat suku bunga Biaya administrasi Jangka waktu pengembalian Prosedur cicilan Card ID Rating STS TS

B S SS 1 tanpa

agunan mudah Susah kecil cepat dekat tinggi mahal sedang fleksibel 1 2 barang

bergerak sedang sedang sedang cepat jauh sedang mahal cepat Kaku 2 3

surat tanah susah mudah besar cepat sedang rendah mahal lama sedang 3 4 surat tanah sedang susah sedang lama dekat rendah murah sedang Kaku 4

26 tanpa

agunan mudah mudah besar sedang jauh rendah mahal sedang Kaku 26

27 tanpa

agunan susah susah sedang cepat sedang rendah murah cepat fleksibel 27


(31)

33

4. Melakukan Proses Konjoin dengan Memasukan Data yang Ada

Hasil penilaian/pemberian rating oleh para responden diolah dengan analisis conjoint dengan bantuan perangkat lunak SPSS.Hasil analisis conjoint secara keseluruhan dilihat dari overall statistics pada SPSS subfile summary.Hasil analisis ini diperoleh untuk memperkirakan atribut kredit yang diinginkan oleh responden berdasarkan penilaian terhadap stimuli tersebut yang disertakan dalam kuesioner sebelumnya.

5. Hasil Analisis

Output yang dihasilkan dari proses analisis analisis conjoint berupa nilai utility yaitu perbandingan antara nilai kegunaan dengan tiap-tiap taraf atributnya.Importance values yaitu suatu nilai perbandingan antara nilai kepentingan dengan tiap-tiap atribut kredit serta nilai korelasi Pearson dan Kendall’s Tau untuk mengetahui seberapa tinggi predictive accuracy – nya.

Hasil Analisis Conjoint Pada Kredit

Tabel 6. Hasil Analisis Conjoint Atribut dan Level Lembaga Kredit Formal

Atribut Level

Nilai

Kegunaan (utility values)

Nilai Kepentingan Relatif

(%)(Importance values)

1. Agunan 1.

2. 3. Surat Tanah Barang Bergerak Tanpa Agunan -a1 a2 a3 b1

2. Prosedur Pinjaman 1. 2. 3. Susah Sedang Mudah a1 -a2 a3 b2

3. Tenggang Waktu Antara Pemohon dan Realisasi Kredit

1. 2. 3. Lama Sedang Cepat a1 a2 -a3 b3


(32)

Intrepetasi hasilnya yaitu nilai utlity yang terbesar menunjukkan level dari atribut yang menjadi preferensi lembaga pemberi kredit formal sehingga apabila level-level atribut yang memiliki nilai utility paling besar digabungkan maka akan membentuk kombinasi/stimuli dari karakteristik kredit yang menjadi preferensi lembaga pemberi kredit formal.

Nilai kepentingan untuk melihat atribut manakah yang paling penting dari kredit menurut preferensi lembaga pemberi kredit formal. Interpretasi hasilnya yaitu nilai kepentingan yang paling besar menunjukkan atribut kredit yang paling 4. Lokasi Lembaga

Kredit 1. 2. 3. Jauh Sedang Dekat -a1 -a2 a3 b4

5. Tingkat Suku Bunga 1. 2. 3. Tinggi Sedang Rendah -a1 a2 a3 b5

6. Biaya Administrasi 1. 2. 3. Mahal Sedang Murah -a1 a2 a3 b6

7. Jangka Waktu Pengembalian 1. 2. 3. Lama Sedang Cepat a1 -a2 a3 b7

8. Plafon Kredit 1. 2. 3. Rendah Sedang Besar -a1 a2 a3 b8

9. Persyaratan Pinjaman 1. 2. 3. Susah Sedang Mudah a1 a2 -a3 b9

10. Prosedur Cicilan 1. 2. 3. Kaku Sedang Fleksibel a1 -a2 a3 b10


(33)

35

penting sehingga mendasari lembaga pemberi kredit formal untuk memilih kredit serta untuk uji keakuratan dilihat darikorelasi Pearson’s dan Kendall’s Tau.

Uji Keakuratannya (predictive accuracy) :

H0 : tidak adanya hubungan yang kuat antara preferensi estimasi danpreferensi aktual, atau tidak ada predictive accuracy yang tinggi padaproses conjoint. H1 : adanya hubungan yang kuat antara preferensi estimasi dan preferensiaktual, atau ada predictive accuracy yang tinggi pada proses conjoint.

Jika Sign. < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima Jika Sign. > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak

Jika sign < 0,05 maka predictive accuracy tinggi pada proses conjoint. Sementara untuk mengetahui apakah proses conjoint yang menggunakan sampel tersebut bisa selaras jika digunakan pada populasi maka hasil conjoint diuji dengan sejumlah

holdout stimuli. Holdout stimuli yang dibuat SPSS sebagai penguji hasil yang

didapat nanti, jika nilai signifikansi 0,00 (kurang dari 0,05) dapat dikatakan bahwa proses conjoint yang menggunakan sampel tersebut bisa selaras jika digunakan pada populasi (Santoso, 2012).

Untuk menyelesaikan masalah (4) dianalisis dengan membandingkan hasil analisis conjoint preferensi lembaga kredit formal terhadap kredit dengan preferensi lembaga kredit nonformal terhadap kredit untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kedua lembaga kredit tersebut.


(34)

3.5 Defenisi dan Batasan Operasional 3.5.1 Defenisi

1. Kredit Pertanian merupakan uang yang dipinjamkan oleh Lembaga Kredit kepada petani sebagai modalusahatani .

2. Lembaga Kredit merupakan Lembaga yang meminjamkan uang kepada petani sebagai modal usahatani.

3. Atribut kredit adalah karakteristik dari kredit yang diinginkan oleh lembaga kredit.Atribut lembaga kredit yang dipilih yaitu agunan, prosedur peminjaman, persyaratan peminjaman, plafon kredit, tenggang waktu antara permohonan dan realisasi kredit, lokasi lembaga kredit, biaya administrasi, jangka waktu pengembalian, prosedur cicilan dan tingkat suku bunga.

4. Analisis Conjoint adalah teknik multivariat yang digunakan untukmengetahui bagaimana preferensi lembaga kredit terhadap kredit danuntuk membantu mendapatkan kombinasi atau komposisi atribut-atribut kredit yang paling disukai konsumen.

5. Preferensi adalah pilihan lembaga kredit terhadap kombinasi atribut-atribut kredit dan memberikan perhatian terbesar pada atribut pentingyang memberikan manfaat-manfaat yang dicarinya.

3.5.2 Batasan Operasional

1. Penelitian dilakukan di Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo.

2. Sampel dalam penelitian ini adalah Lembaga Kredit di Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo yang memberikan kredit.

3. Waktu penelitian dilakukan pada tahun 2016.


(35)

37

BAB IV

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

4.1 Deskripsi Daerah Penelitian

Kecamatan Berastagi merupakan salah satu dari 17 Kecamatan yang ada di Kabupaten Karo dengan ibu Kota Kecamatan Berastagi. Jarak tempuh ke Kabanjahe sebagai ibu kota Kabupaten adalah 11 Km dan 65 km ke Kota Medan sebagai ibu kota Propinsi Sumatera Utara.

Kecamatan Berastagi dengan luas 3.050 Ha, berada pada ketinggian rata-rata 1.375 m diatas permukaan laut dengan temperature antara 1900C s/d 2600C dengan kelembaban udara berkisar 79%, dengan batas-batas sebagai berikut: - Sebelah Utara : Kabupaten Deli Serdang

- Sebelah Timur : Kecamatan Tigapanah/Dolat Rayat - Sebelah Selatan : Kec.Kabanjahe

- Sebelah Barat : Kecamatan Simpang Empat/Kecamatan Merdeka.

4.2 Keadaan Penduduk

4.2.1. Komposisi Penduduk Menurut Umur

Tabel 7. Banyaknya Penduduk Dirinci Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur

No Kelompok Umur

Penduduk (orang)

Laki-laki Perempuan Jumlah

1 0-4 2825 2 716 5 541

2 5-9 2714 2 577 5 291

3 10-14 2383 2 235 4 618

4 15 – 19 1952 1 793 3 745

5 20-24 1714 1 598 3 312


(36)

6 25-29 1860 1 829 3 689

7 30-34 1965 1 933 3 898

8 35-39 1902 1 875 3 777

9 40-44 1697 1 686 3 383

10 45-49 1386 1 498 2 884

11 50-54 1167 1 285 2 452

12 55-59 1026 1 152 2 178

13 60-64 795 855 1 650

14 65-69 485 629 1 114

15 70-74 295 389 684

16 75+ 244 515 759

Jumlah 24410 24565 48 975

Sumber : Kecamatan Berastagi Dalam Angka 2016

Tabel 7. diatas menunjukkan bahwa jumlah penduduk paling banyak terdapat pada golongan umur 0-4 tahun yaitu sebesar 5541 jiwa, dan jumlah golongan paling sedikit adalah pada golongan umur 70-74 yaitu sebesar 684 jiwa . Hal ini menunjukkan bahwa penduduk di daerah penelitian dominan berada pada usia 0-4 tahun .

4.2.2 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 8. Banyaknya Penduduk Menurut Desa/Kelurahan dan Jenis Kelamin

No Desa/Kelurahan

Penduduk (orang)

Laki-laki Perempuan Jumlah Rasio Jenis Kelamin(%)

1 Gurusinga 2 123 2146 4269 98,9

2 Raya 2 867 2978 5845 96,2

3 Rumah Berastagi 4 456 4468 8924 99,7

4 Tl.Mulgap II 1 464 1528 2992 95,8

5 Gundaling II 2 666 2813 5479 94,7

6 Gundaling I 4 275 4275 8550 100

7 Tl.Mulgap I 1 252 1222 2474 102,4

8 Sempajaya 3 136 3129 6265 100,2

9 Doulu 1 334 1220 2554 109,3

10 Lau Gumba 837 786 1623 106,4

Jumlah 24410 24565 48 975 99,3

Sumber : Kecamatan Berastagi Dalam Angka 2016


(37)

39

Tabel 8. menunjukkan bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan yaitu laki-laki sebanyak 24410 sedangkan perempuan sebanyak 24565 Jiwa. Jumlah total penduduk yaitu sebesar 48 975 dengan rasio jenis kelamin 99,3 %

4.2.3 Sarana dan Prasarana

Tabel 9. Banyaknya Sekolah Menurut Desa/Kelurahan

No Desa/Kelurahan

Sekolah (Unit) Sekolah

Dasar (SD)

Sekolah Menegah

Pertama (SMP)

Sekolah Mengengah Atas

(SMA)

1 Gurusinga 3 0 0

2 Raya 2 1 1

3 Rumah Berastagi 3 1 3

4 Tl.Mulgap II 0 0 0

5 Gundaling II 2 2 1

6 Gundaling I 9 4 2

7 Tl.Mulgap I 1 0 0

8 Sempajaya 3 1 1

9 Doulu 2 0 0

10 Lau Gumba 0 0 0

Jumlah 25 9 8

Sumber : Kecamatan Berastagi Dalam Angka 2016

Tabel 9. menunjukkan bahwa jumlah sekolah dasar (SD) adalah sebanyak 25, jumlah Sekolah Menegah Pertama (SMP) adalah sebanyak 9 dan jumlah Sekolah Mengengah Atas (SMA) adalah sebanyak 8.


(38)

Tabel 10. Banyaknya Fasilitas Kesehatan Menurut Desa/Kelurahan No Desa/Kelurahan

Fasilitas Kesehatan (Unit) Rum ah sakit Pus kes mas PUS TU

BPU Polin des

Posy andu

BKI A

1 Gurusinga 0 1 1 0 0 2 0 2 Raya 2 0 2 0 0 4 0 3 Rumah Berastagi 0 0 3 2 0 6 0 4 Tl.Mulgap II 0 0 1 0 0 1 0 5 Gundaling II 0 0 1 1 0 2 0 6 Gundaling I 0 1 5 0 0 6 0

7 Tl.Mulgap I 0 0 1 0 2 3 0 8 Sempajaya 0 0 1 0 0 4 0

9 Doulu 0 0 1 0 0 2 0 10 Lau Gumba 0 0 1 0 0 1 0

Jumlah 2 2 17 3 2 31 0 Sumber : Kecamatan Berastagi Dalam Angka 2016

Tabel 10. menunjukkan bahwa jumlah rumah sakit adalah sebanyak 2, jumlah Puskesmas adalah sebanyak 2, jumlah PUSTU adalah sebanyak 17, jumlah BPU adalah sebanyak 3, jumlah Polindes adalah sebanyak 2, jumlah Posyandu adalah sebanyak 31 dan jumlah BKIA adalah sebanyak 0.

Tabel 11. Banyaknya Tempat Peribadatan Menurut Desa/Kelurahan

No Desa/Kelurahan

Fasilitas Kesehatan (Unit) Masi id Lang gar/ Mush ola Gereja Protest an Gerej a Kath olik

Kuil Viha ra

1 Gurusinga 2 0 2 1 0 0 2 Raya 3 2 6 1 0 0 3 Rumah Berastagi 3 1 4 0 0 0 4 Tl.Mulgap II 0 0 0 0 0 0 5 Gundaling II 0 1 5 0 0 0 6 Gundaling I 2 8 8 1 1 0 7 Tl.Mulgap I 2 0 0 0 0 0 8 Sempajaya 3 4 1 0 2 0 9 Doulu 2 3 3 1 0 0 10 Lau Gumba 2 2 1 1 0 0 Jumlah 19 21 30 5 0 3 Sumber : Kecamatan Berastagi Dalam Angka 2016


(39)

41

Tabel 11. menunjukkan bahwa jumlah mesjid adalah sebanyak 19, jumlah Mushola adalah sebanyak 21, jumlah Gereja Protestan adalah sebanyak 30, jumlah Gereja Katolik adalah sebanyak 5, jumlah vihara adalah sebanyak 3 dan jumlah kuil adalah sebanyak 0.

4.3. Karakteristik Sampel Dalam Penelitian

Dalam penelitian ini responden merupakan responden yang berasal dari lembaga kredit yang memberikan kredit di Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo. Berdasarkan penelitian, responden lembaga kredit yang menjadi sampel dalam penelitian dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

4.3.1 Jenis lembaga yang diwakilkan oleh responden

Adapun jenis lembaga yang diwakilkan oleh responden di daerah penelitian Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo bervariasi dari Credit Union, Bank dan

Baitul Maal Wa Tamwi. Jenis lembaga yang diwakilkan oleh responden adalah

sebagai berikut :

Tabel 12. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis lembaga yang diwakilkan

No. JenisLembaga Jumlah(Jiwa) Persentase (%)

1 Bank 15 18

2 Credit Union 36 44

3 Baitul Maal Wa Tamwil 1 1

4. Pemberi Kredit Perseorangan 30 37

Jumlah 82 100 %

Sumber :Data diolah dari lampiran 1 dan lampiran 2

Tabel 12 diatas dapat dilihat Jenis lembaga yang diwakilkan responden yang terbesar berada pada jenis lembaga Pemilik Kredit Perseorangan dengan jumlah


(40)

30 jiwa atau 37 % dan yang terkecil pada jenis lembaga Baitul Maal Wa Tamwil dengan jumlah 1 jiwa atau 1 %.

4.3.2 Jabatan responden

Adapun Jabatan responden yang diwakilkan oleh responden di daerah penelitian Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo bervariasi dari Ketua CU, Penyelia Kreditdan Baitul Maal Wa Tamwi. Jabatan responden yang diwakilkan oleh responden adalah sebagai berikut :

Tabel 13. Distribusi Responden Berdasarkan Jabatan responden yang diwakilkan

No. Jabatan Respnden Jumlah(Jiwa) Persentase(%)

1 PenyeliaKredit 16 19

2 Ketua CU 36 44

3 Pemilik Kredit Pribadi 30 37

Jumlah 82 100 %

Sumber :Data diolah dari lampiran 1 dan lampiran 2

Tabel 13 diatas dapat dilihat Jabatan responden yang diwakilkan responden yang terbesar berada pada jabatan Ketua CU dengan jumlah 36 jiwa atau 44 % dan yang terkecil pada jabatan Penyelia Kredit dengan jumlah 16 jiwa atau 19 %.


(41)

43

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Preferensi Lembaga Kredit Formal terhadap Kombinasi Atribut Kredit Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis preferensi lembaga kredit formal terhadap atribut kredit untuk menganalisis urutan atribut yang paling penting dari produk kredit dan untuk mengetahui tingkat keakuratan prediksi antara hasil estimasi dengan hasil aktual pada proses conjoint. Berikut ini hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan proses analisis conjoint. Hasil dari penelitian ini dapat dilihat dari overall statistics pada SPSS.

Tabel 14. Hasil Analisis Conjoint PreferensiLembaga Kredit Formal terhadap Kredit

No. Atribut Level / Taraf NilaiKegunaan (Utility values)

Nilai Kepentingan

Relatif (%) (Importance

values)

1 Agunan Surat Tanah -1.341

54.547%

BarangBergerak -.363

Tanpa Agunan 1.704

2 Prosedur Peminjaman

Susah .037

6.896%

Sedang -.052

Mudah .015

3 Persyaratan Peminjaman

Susah -1.94

3.953%

Sedang .025

Mudah 1.57

4 Plafon Kredit Kecil .059

4.370%

Sedang -.096

Besar .037


(42)

5 Tenggang Waktu

Lama .015

2.731%

Sedang .059

Cepat -.074

6 Lokasi Lembaga Kredit

Dekat -.074

5.692%

Sedang .037

Jauh .037

7 Tingkat Suku Bunga

Tinggi .037

6.314%

Sedang -.119

Rendah .081

8 Biaya

Administrasi

Mahal -.096

4.749%

Sedang .015

Murah .081

9 Jangka Waktu

Pengembalian

Lama .015

5.897%

Sedang .059

Cepat -.074

10 Prosedur Cicilan

Kaku -.074

4.850%

Sedang .037

Fleksibel .037

Kredit yang menjadi preferensi lembaga kredit formal dapat dilihat dari nilai kegunaan (utility values) yang paling besar diantara level / taraf pada masing – masing atribut. Berdasarkan hasil penelitian spesifikasi kredit yang disukai oleh lembaga kredit formal yaitu ditinjau dari :

1. Agunan

Agunan yang menjadi pilihan lembaga kredit formal ialah kredit dengan surat tanah. Agunan surat tanah dapat berupa surat tanah bangunan atau surat tanah usaha tani yang diusahakan. Agunan surat tanah lebih dipilih lembaga kredit


(43)

45

formal daripada barang bergerak dan tanpa agunan karena nilai tanah yang terus naik sehingga lebih menguntungkan lembaga kredit formal ketika agunan tersebut harus dilelang. Sedangkan agunan barang bergerak nilainya terus turun sehingga nilainya akan turun ketika dilelang oleh lembaga kredit formal sehingga tidak begitu disukai oleh lembaga kredit formal. Sedangkan tanpa agunan tidak dapat dipilih oleh Lembaga Kredit Formal karena resiko usahatani yang sangat besar sehingga tidak mungkin lembaga kredit formal memberikan kredit dengan tanpa agunan.

Hasil ini dapat dilihat di Tabel 14. dimana pada atribut agunan, surat tanah memiliki nilai kegunaan (utility values) terkecil diantara taraf yang lain yaitu sebesar -1.341. Berikut ini grafik nilai kegunaan atribut agunan kredit pada analisis conjoint :

Gambar 2. Grafik Nilai Kegunaan Taraf Agunan Kredit Sumber : Analisis Data Primer, 2016


(44)

2. Prosedur Peminjaman

Prosedur Peminjaman yang menjadi pilihan lembaga kredit formal ialah kredit dengan prosedur peminjaman sedang. Prosedur peminjaman kredit sedang karena prosedur yang harus dipenuhi tidak tergolong banyak dan sedikit sehingga digolongkan sebagai prosedur peminjaman sedang atau dapat dikatakan prosedur kredit yang harus dipenuhi terdiri atas 5-7 syarat. Dalam hal ini syarat wajib sudah terpenuhi yaitu fotokopi KTP, Fotokopi kartu keluarga, fotokopi akta nikah, buku tabungan dan jaminan.

Prosedur peminjaman sedang lebih dipilih daripada prosedur peminjaman mudah dan prosedur peminjaman susah karena prosedur peminjaman yang susah akan membuat petani kesulitan karena banyaknya syarat yang harus dipenuhi oleh petani untuk memperoleh kredit sehingga sulit bagi petani memperoleh kredit sehingga petani akan malas meminjam di lembaga kredit formal tersebut.

Sebaliknya prosedur peminjaman mudah akan membuat petani terlalu mudah memperoleh kredit tanpa harus memenuhi syarat-syarat yang merupakan suatu jaminan bagi lembaga kredit formal terhadap kredit yang diberikan kepada petani. Selain itu apabila prosedur peminjaman mudah, faktor keamanan kredit tersebut lebih tidak terjamin. Oleh karena itu maka lembaga kredit formal lebih memilih prosedur peminjaman sedang daripada prosedur peminjaman mudah dan prosedur peminjaman susah. Hasil ini dapat dilihat di Tabel 14. Dimana pada atribut prosedur peminjaman sedang memiliki nilai kegunaan (utility values) terkecil diantara taraf yang lain yaitu sebesar -0.052.


(45)

47

Berikut ini grafik nilai kegunaan atribut prosedur pinjaman kredit pada analisis conjoint :

Gambar 3. Grafik Nilai Kegunaan Taraf Prosedur Pinjaman Kredit Sumber : Analisis Data Primer, 2016

3. Persyaratan Peminjaman

Persyaratan Peminjaman yang menjadi pilihan lembaga kredit formal ialah kredit dengan persyaratan peminjaman susah. Persyaratan peminjaman susah yaitu Lembaga kredit mewajibkan petani untuk menjadi anggota lembaga kredit tersebut. Artinya petani dalam meminjam kredit harus menjadi anggota lembaga kredit tersebut.

Persyaratan peminjaman susah lebih dipilih daripada persyaratan peminjaman mudah dan persyaratan peminjaman sedang karena untuk meminjamkan kredit lembaga kredit formal mewajibkan petani untuk menjadi anggota. Dengan


(46)

menjadi anggota maka akan lebih mudah bagi lembaga kredit formal melacak keberadaan petani jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Selain itu sudah merupakan sistem dari lembaga kredit formal yang bersangkutan artinya proses pembayaran kredit dengan debet pinjaman ke rekening, agar mempunyai rekening maka diwajibkan menjadi nasabah.

Hasil ini dapat dilihat di Tabel 14. Dimana pada atribut prosedur peminjaman susah memiliki nilai kegunaan (utility values) terkecil diantara taraf yang lain yaitu sebesar -1.94.

Berikut ini grafik nilai kegunaan atribut persyaratan pinjaman kredit pada analisis conjoint :

Gambar 4. Grafik Nilai Kegunaan Taraf Persyaratan Pinjaman Kredit Sumber : Analisis Data Primer, 2016

4. Plafon Kredit

Plafon Kredit yang menjadi pilihan lembaga kredit formal ialah kredit dengan plafon kredit sedang. Plafon kredit sedang apabila dana yang dikeluarkan oleh


(47)

49

lembaga kredit kepada petani dalam meminjam kredit memiliki tingkat resiko yang sedang atau jika dinyatakan dengan angka sebesar Rp.100-200 juta.

Plafon kredit sedang lebih dipilih lembaga kredit formal karena plafon kredit yang besar akan berisiko tinggi bagi lembaga kredit formal dalam memberikan kredit. Sedangkan plafon kredit yang kecil tidak dipilih oleh lembaga kredit formal karena dengan plafon kredit kecil akan sulit mencapai target yang besar karena jumlah pegawai yang terbatas. Sehinga lembaga kredit formal lebih memilih plafon kredit sedang.

Hasil ini dapat dilihat di Tabel 14. Dimana pada atribut platform agunan sedang memiliki nilai kegunaan (utility values) terkecil diantara taraf yang lain yaitu sebesar -0.096. Berikut ini grafik nilai kegunaan atribut persyaratan pinjaman kredit pada analisis conjoint :

Gambar 5. Grafik Nilai Kegunaan Taraf Plafon Agunan Kredit Sumber : Analisis Data Primer, 2016


(48)

5. Tenggang Waktu

Tenggang Waktu yang menjadi pilihan lembaga kredit formal ialah kredit dengan tenggang waktu cepat. Cepat, yaitu waktu yang dibutuhkan lembaga kredit untuk menyetujui kredit yang diajukan oleh petani yang dimulai dari proses pengajuan berkas-berkas, penyelidikan berkas pinjaman, wawancara 1, on the spot, wawancara 2, keputusan kredit, penandatanganan akad kredit, realisasi kredit dan penyaluran dana membutuhkan waktu yang cepat yaitu membutuhkan waktu 1-2 hari.

Dalam Tenggang Waktu Antara Pemohon dan Realisasi Kredit Lembaga kredit formal lebih memilih tenggang waktu cepat karena waktu yang cepat tentu saja akan membuat pekerjaan mereka lebih cepat selesai sehingga target dapat lebih mudah dicapai. Selain itu waktu yang cepat akan membuat petani merasa puas karena waktu yang cepat dalam proses pencairan uang.

Hasil ini dapat dilihat pada Tabel 14. Dimana pada atribut tenggang waktu cepat memiliki nilai kegunaan (utility values) terkecil diantara taraf yang lain yaitu sebesar -0.074.


(49)

51

Berikut ini grafik nilai kegunaan atribut tenggang waktu kredit pada analisis conjoint :

Gambar 6. Grafik Nilai Kegunaan Taraf Tenggang Waktu Kredit Sumber : Analisis Data Primer, 2016

6. Lokasi Lembaga Kredit

Lokasi Lembaga Kredit yang menjadi pilihan lembaga kredit formal ialah kredit dengan lokasi lembaga kredit dekat. Lokasi lembaga kredit dekat merupakan jarak lembaga kredit tersebut dekat dari petani sehingga tidak membutuhkan biaya transportasi dan tidak membutuhkan waktu yang lama untuk melakukan pengawasan kepada petani atau sekitar 0-2 km dari petani.

Lembaga kredit formal lebih memilih lokasi lembaga kredit dekat karena dengan lokasi lembaga kredit yang dekat akan memudahkan bagi petani untuk mengakses lembaga kredit tersebut sehingga lebih menghemat biaya dan waktu petani sehinnga petani lebih memilih lembaga kredit tersebut. Selain itu lokasi lembaga


(50)

kredit yang dekat akan lebih memudahkan lembaga kredit formal untuk melakukan pengawasan terhadap kredit yang dipinjam oleh petani.

Hasil ini dapat pada Tabel 14. Dimana pada atribut lokasi lembaga kredit dekat memiliki nilai kegunaan (utility values) terkecil diantara taraf yang lain yaitu sebesar -0.074. Berikut ini grafik nilai kegunaan atribut lokasi lembaga kredit pada analisis conjoint :

Gambar 7. Grafik Nilai Kegunaan Taraf Lokasi Lembaga Kredit Sumber : Analisis Data Primer, 2016

7. Tingkat Suku Bunga

Tingkat Suku Bunga yang menjadi pilihan lembaga kredit formal ialah kredit dengan tingkat suku bunga sedang. Tingkat suku bunga sedang yaitu tingkat suku bunga dalam kredit mampu memberikan pendapatan dan keuntungan yang tidak


(51)

53

tinggi dan juga tidak rendah kepada lembaga kredit atau suku bunga tersebut terdapat di antara 1%-7%.

Tingkat suku bunga sedang lebih dipilih lembaga kredit daripada tingkat suku bunga rendah dan tigkat suku bunga tinggi karena tingkat suku bunga yang rendah akan merugikan lembaga kredit karena sedikitnya pendapatan dan keuntungan yang diperoleh dari pemberian kredit tersebut. Sebaiknya tingkat suku bunga tinggi tidak terjangkau oleh petani, sehingga petani tidak meminjam di lembaga kredit formal tersebut. Hal ini tentu saja merugikan lembaga kredit formal tersebut. Hasil ini dapat dilihat pada Tabel 14. Dimana pada atribut tingkat suku bunga sedang memiliki nilai kegunaan (utility values) terkecil diantara taraf yang lain yaitu sebesar -0.119. Berikut ini grafik nilai kegunaan atribut tingkat suku bunga kredit pada analisis conjoint :

Gambar 8. Grafik Nilai Kegunaan Taraf Tingkat Suku Bunga Kredit Sumber : Analisis Data Primer, 2016


(52)

8. Biaya Administrasi

Biaya administrasi yang menjadi pilihan lembaga kredit formal ialah kredit dengan biaya administrasi mahal. Mahal yaitu biaya administrasi dalam kredit mampu memberikan tambahan pendapatan dan keuntungan yang tinggi kepada lembaga kredit atau biaya administrasi tersebut sebesar > Rp. 5.000.000.

Biaya administrasi mahal lebih dipilih daripada biaya administrasi murah dan sedang karena dengan biaya administrasi yang mahal maka semakin banyak pendapatan yang diperoleh oleh lembaga kredit formal tersebut.

Hasil ini dapat dilihat pada Tabel 14. Dimana pada atribut biaya administrasi mahal memiliki nilai kegunaan (utility values) terkecil diantara taraf yang lain yaitu sebesar -0.096. Berikut ini grafik nilai kegunaan atribut biaya administrasi kredit pada analisis conjoint :

Gambar 9. Grafik Nilai Kegunaan Taraf Biaya Administrasi Kredit Sumber : Analisis Data Primer, 2016


(53)

55

9. Jangka Waktu Pengembalian Kredit

Jangka waktu pengembalian kredit yang menjadi pilihan lembaga kredit formal ialah kredit dengan jangka waktu pengembalian kredit cepat. Jangka waktu pengembalian kredit cepat yaitu waktu yang disepakati oleh lembaga kredit dan petani untuk mengembalikan kredit di mana waktu tersebut dimulai dari ketika lembaga kredit mengeluarkan kredit sampai uang tersebut kembali kepada lembaga kredit membutuhkan waktu cepat atau sekitar <2 tahun.

Jangka waktu pengembalian kredit cepat lebih dipilih daripada jangka waktu karena semakin cepat uang tersebut dikembalikan oleh petani maka uang tersebut dapat diputarkan lagi untuk dipinjam oleh petani lainnya dan juga untuk mengurangi resiko uang tersebut tidak kembali.

Hasil ini dapat dilihat pada Tabel 14. Dimana pada atribut jangka waktu pengembalian kredit cepat memiliki nilai kegunaan (utility values) terkecil diantara taraf yang lain yaitu sebesar -0.074.


(54)

Berikut ini grafik nilai kegunaan atribut jangka waktu pengembalian kredit pada analisis conjoint :

Gambar 10. Grafik Nilai Kegunaan Taraf Jangka Waktu Pengembalian Kredit Sumber : Analisis Data Primer, 2016

10. Prosedur Cicilan Kredit

Prosedur cicilan kredit yang menjadi pilihan lembaga kredit formal ialah kredit dengan Prosedur cicilan kredit kaku. Prosedur cicilan kredit kaku yaitu kebijakan yang dikeluarkan lembaga kredit dimana petani membayar cicilan kredit kepada lembaga kredit harus mengikuti pola cicilan yang diinginkan lembaga kredit misalnya dibayar secara mingguan,bulanan dan harian.

Prosedur cicilan kredit kaku lebih dipilih karena prosedur cicilan tersebut sudah merupakan kebijakan yang dibuat oleh lembaga kredit pusat. Alasan lain adalah untuk mengurangi resiko karena dengan sistem pembayaran bulanan atau harian


(55)

57

maka resiko pertanian yang besar tersebut dapat ditekan. Selain itu sistem pembayaran cicilan harian atau bulanan lebih memudahkan perputaran uang dari kredit tersebut.

Hasil ini dapat dilihat pada Tabel 14. Dimana pada atribut prosedur cicilan kredit kaku memiliki nilai kegunaan (utility values) terkecil diantara taraf yang lain yaitu sebesar -0.074. Berikut ini grafik nilai kegunaan atribut prosedur cicilan kredit pada analisis conjoint :

Gambar 11. Grafik Nilai Kegunaan Taraf Prosedur Cicilan Kredit Sumber : Analisis Data Primer, 2016

Dengan demikian kredit yang menjadi preferensi lembaga kredit formal yakni kredit dengan spesifikasi agunan surat tanah, prosedur peminjaman sedang, persyaratan peminjaman sedang, platform agunan sedang, tenggang waktu cepat, lokasi lembaga kredit dekat, tingkat suku bunga sedang, biaya administrasi mahal, jangka waktu pengembalian kredit cepat dan prosedur cicilan kredit kaku.


(56)

5.2 Urutan Atribut Kredit yang Paling Penting menurut Preferensi Lembaga Kredit Formal

Berdasarkan hasil analisis conjoint diketahui bahwa urutan atribut kredit yang paling penting menurut lembaga kredit formal dimulai dari agunan (54.547 %), prosedur pinjaman (6.896 %), tingkat suku bunga (6.314 %), jangka waktu pengembalian (5.897 %), lokasi lembaga kredit (5.692 %), prosedur cicilan (4.850 %), biaya administrasi (4.749 %), plafon kredit (4.370 %), persyaratan pinjaman (3.953 %), serta tenggang waktu (2.731 %).

Tabel 15. Nilai Kepentingan (importance values) Atribut Kredit Importance Values

Agunan 54.547

Prosedur pinjaman 6.896

Persyaratan pinjaman 3.953

Plafon kredit 4.370

Tenggang waktu 2.731

Lokasi lembaga kredit 5.692

Tingkat suku bunga 6.314

Biaya administrasi 4.749

Jangka waktu pengembalian 5.897

Prosedur cicilan 4.850

Averaged Importance Score

Sumber : Analisis Data Primer, 2016

Terlihat bahwa atribut agunan memiliki nilai kepentingan tertinggi kemudian dibawahnya berturut – turut atribut prosedur pinjaman, tingkat suku bunga, jangka waktu pengembalian, lokasi lembaga kredit, prosedur cicilan, biaya administrasi, plafon kredit serta persyaratan pinjaman dan yang terakhir tenggang waktu. Hal ini menandakan bahwa lembaga kredit formal menganggap atribut agunan sebagai faktor yang terpenting dalam mengambil keputusan untuk


(57)

59

memberikan kredit sedangkan atribut yang tidak begitu penting dalam memberikan kredit ialah tenggang waktu. Berikut adalah grafik nilai kepentingan atribut lembaga kredit formal hasil analisis conjoint :

Gambar 12. Grafik Nilai Kepentingan Atribut Kredit Sumber : Analisis Data Primer, 2016

5.3. Tingkat Keakuratan Prediksi Model Hasil Analisis Conjoint

Untuk mengetahui tingkat keakuratan prediksi model hasil analisis conjoint dapat dilihat melalui nilai korelasi Pearson’s R dan Kendall’s Tau.

Tabel 16. Nilai Korelasi Hasil Proses Conjoint Correlations(A)

Value Sig.

Pearson's R Kendall's Tau

.999 .000

.894 .000

A Correlations Between Observed And Estimated Preferences Sumber : Analisis Data Primer, 2014


(58)

Uji Keakuratan (predictive accuracy):

H0 : tidak adanya hubungan yang kuat antara preferensi estimasi dan preferensi aktual, atau tidak ada predictive accuracy yang tinggi pada proses conjoint. H1 : adanya hubungan yang kuat antara preferensi estimasi dan preferensi aktual,

atau ada predictive accuracy yang tinggi pada proses conjoint. Keterangan:

Jika Signifikasi < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima Jika Signifikasi > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak

Pada Tabel 16. terlihat angka korelasi yang dihasilkan tinggi (di atas 0,5) baik pada nilai korelasi Pearson’s (0.999) maupun Kendall’s Tau (0,894) dan kedua korelasi tersebut adalah signifikan karena angka signifikansi keduanya di bawah 0,05.

Berdasarkan nilai signifikansi Pearson’s dan Kendall’s Tau yang sama – sama bernilai 0.000 dimana 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima sehingga interpretasinya adalah adanya hubungan yang kuat antara preferensi estimasi dan preferensi aktual, atau ada predictive accuracy yang tinggi pada proses

conjoint.maka dapat dikatakan bahwa proses conjoint yang menggunakan sampel

tersebut bisa selaras jika digunakan pada populasi lembaga kredit formal. Ini berarti bahwa kredit yang menjadi preferensi lembaga kredit formal sampel dapat menggambarkan preferensi lembaga kredit formal secara keseluruhan (populasi).


(59)

61

5.4. Perbandingan Preferensi Pemberian Kredit Antara Lembaga Kredit Formal Dan Lembaga Kredit NonFormal di Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo

Perbandingan Preferensi Pemberian Kredit Antara Lembaga Kredit Formal Dan Lembaga Kredit NonFormal di Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo dapat dilihat dengan membandingkan Preferensi Lembaga Kredit Formal yang diperoleh melalui analisis conjoint kemudian dibandingkan dengan Preferensi Lembaga Kredit Nonformal. Berikut ini hasil perbandingan Antara Lembaga Kredit Formal Dan Lembaga Kredit NonFormal di Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo.

Tabel 17. Perbandingan Preferensi Lembaga Kredit Formal dan Lembaga Kredit Non Formal

No Atribut Lembaga Kredit Formal Lembaga Kredit Non Formal

1 Agunan Surat tanah Tanpa agunan

2 Prosedur Pinjaman

sedang mudah

3 Persyaratan Pinjaman

susah mudah

4 Plafon Kredit sedang kecil

5 Tenggang Waktu cepat cepat

6 Lokasi Dekat dekat

7 Tingkat Suku Bunga

Sedang tinggi

8 Biaya

Administrasi

Mahal murah

9 Jangka Waktu Pengembalian

Cepat cepat

10 Prosedur Cicilan Kredit

Kaku kaku


(60)

Berdasarkan hasil penelitian maka perbandingan preferensi lembaga kredit formal dan lembaga kredit non formal ditinjau dari :

1. Agunan

Agunan yang menjadi pilihan lembaga kredit formal ialah kredit dengan surat tanah. Sedangkan agunan yang menjadi pilihan lembaga kredit non formal ialah kredit dengan tanpa agunan. Artinya kredit yang diberikan tanpa agunan baik surat tanah maupun barang bergerak. Lembaga kredit nonformal memberikan kredit tanpa agunan karena lembaga kredit tersebut sudah melakukan survey terlebih dahulu kepada calon peminjam kredit sehingga sudah mengenal pendapatan, kemampuan membayar dari calon peminjam kredit dan sudah memperkirakan apabila gagal membayar kredit barang/harta apa yang dimiliki calon peminjam kredit untuk menggantikan kredit tersebut. Selain itu kredit tanpa agunan untuk mendapatkan calon peminjam kredit sebanyak mungkin.

2. Prosedur Pinjaman

Prosedur Peminjaman merupakan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh kredit pertanian. Setiap lembaga kredit memiliki prosedur peminjaman yang berbeda-beda antara satu lembaga dengan lembaga lainnya. Prosedur peminjaman tersebut harus dipenuhi oleh petani agar dapat memperoleh kredit dari lembaga tersebut. Prosedur Peminjaman yang menjadi pilihan lembaga kredit formal ialah kredit dengan prosedur peminjaman sedang. Sedangkan prosedur peminjaman yang menjadi pilihan lembaga kredit nonformal ialah kredit dengan prosedur peminjaman mudah. Adapun yang dimaksud dengan prosedur peminjaman kredit mudah karena syarat meminjam kredit atau prosedur kredit


(61)

63

yang harus dipenuhi mempunyai syarat <5 syarat. Artinya syarat yang dipenuhi kurang dari 5 syarat wajib yaitu fotokopi KTP, Fotokopi kartu keluarga, fotokopi akta nikah, buku tabungan dan jaminan. Artinya ada syarat wajib yang tidak dipenuhi.

Prosedur peminjaman kredit mudah bagi lembaga kredit karena sedikit prosedur kredit yang harus dipenuhi dapat dikatakan prosedur kredit yang harus dipenuhi terdiri atas 0 syarat-4 syarat. Prosedur peminjaman kredit di lembaga kredit nonformal mudah bagi petani karena meminjam kredit berdasarkan asas kepercayaan yang dibangun berdasarkan intensitas hubungan dan citra yang muncul dalam masyarakat terhadap seseorang. Selain itu prosedur peminjaman mudah agar lebih banyak petani yang meminjam di lembaga tersebut karena petani tidak menyukai prosedur peminjaman yang rumit. Selain itu, meminjam di lembaga kredit non formal tidak memerlukan syarat dan uang langsung cair pada waktu itu juga.

3. Persyaratan Peminjaman

Persyaratan Peminjaman yang menjadi pilihan lembaga kredit formal ialah kredit dengan persyaratan peminjaman susah. Sedangkan persyaratan peminjaman yang menjadi pilihan lembaga kredit nonformal ialah kredit dengan persyaratan peminjaman mudah. Mudah, yaitu Lembaga kredit tidak mewajibkan petani untuk menjadi anggota lembaga kredit tersebut.

Meminjam di lembaga kredit non formal tidak harus menjadi anggota karena lembaga kredit nonformal memberikan kredit sesuai kekayaan yang dimiliki oleh petani dan tidak akan memberikan melebihi kekayaan yang dimiliki oleh petani.


(62)

Selain itu persyaratan peminjaman mudah agar lebih banyak petani yang meminjam di lembaga tersebut karena petani tidak menyukai persyaratan peminjaman yang susah.

4. Plafon Kredit

Plafon Kredit yang menjadi pilihan lembaga kredit formal ialah kredit dengan platform kredit sedang. Plafon Kredit yang menjadi pilihan lembaga kredit nonformal ialah kredit dengan plafon kredit kecil. Kecil, yaitu plafon kredit kecil apabila dana yang dikeluarkan oleh lembaga kredit kepada petani dalam meminjam kredit memiliki tingkat resiko yang sedang atau jika dinyatakan dengan angka sebesar <Rp.100 juta. Karena resiko yang dihadapi lembaga kredit nonformal sangat besar sehingga lembaga kredit nonformal hanya berani dengan plafon kredit kecil.

5. Tenggang Waktu

Tenggang Waktu yang menjadi pilihan lembaga kredit formal ialah kredit dengan tenggang waktu cepat. Tenggang Waktu yang menjadi pilihan lembaga kredit nonformal adalah sama dengan lembaga kredit formal yaitu kredit dengan tenggang waktu cepat. Tenggang Waktu Cepat, yaitu waktu yang dibutuhkan lembaga kredit untuk menyetujui kredit yang diajukan oleh petani yang dimulai dari proses pengajuan berkas-berkas, penyelidikan berkas pinjaman, wawancara 1, on the spot, wawancara 2, keputusan kredit, penandatanganan akad kredit, realisasi kredit dan penyaluran dana membutuhkan waktu yang cepat yaitu membutuhkan waktu 1-2 hari.


(63)

65

Dalam Tenggang Waktu Antara Pemohon dan Realisasi Kredit Lembaga kredit nonformal lebih memilih tenggang waktu cepat karena dengan uang yang cepatnya uang cair maka lebih banyak petani yang akan meminjam di lembaga kredit tersebut.

6. Lokasi Lembaga Kredit

Lokasi Lembaga Kredit yang menjadi pilihan lembaga kredit formal ialah kredit dengan lokasi lembaga kredit dekat. Lokasi Lembaga Kredit yang menjadi pilihan lembaga kredit nonformal adalah sama dengan lembaga kredit formal yaitu kredit dengan lokasi lembaga kredit dekat. Lokasi lembaga kredit dekat merupakan jarak lembaga kredit tersebut dekat dari petani sehingga tidak membutuhkan biaya transportasi dan tidak membutuhkan waktu yang lama untuk melakukan pengawasan kepada petani atau sekitar 0-2 km dari petani.

Lembaga kredit formal lebih memilih lokasi lembaga kredit dekat karena dengan lokasi lembaga kredit yang dekat akan memudahkan bagi petani untuk mengakses lembaga kredit tersebut sehingga lebih menghemat biaya dan waktu petani sehinnga petani lebih memilih lembaga kredit tersebut. Selain itu lokasi lembaga kredit yang dekat akan lebih memudahkan lembaga kredit nonformal untuk melakukan pengawasan terhadap kredit yang dipinjam oleh petani.

7. Tingkat Suku Bunga

Tingkat Suku Bunga yang menjadi pilihan lembaga kredit formal ialah kredit dengan tingkat suku bunga sedang. Tingkat Suku Bunga yang menjadi pilihan lembaga kredit nonformal ialah kredit dengan tingkat suku bunga tinggi. Tingkat


(64)

suku bunga tinggi yaitu tingkat suku bunga dalam kredit mampu memberikan pendapatan dan keuntungan yang tinggi kepada lembaga kredit atau suku bunga tersebut terdapat di antara >7%.

Tingkat suku bunga tinggi lebih dipilih lembaga kredit non formal daripada tingkat suku bunga rendah dan tingkat suku bunga tinggi karena resiko yang besar oleh lembaga kredit non formal sehingga tingkat suku bunga yang tinggi baru sebanding dengan resiko besar yang diterima.

8. Biaya Administrasi

Biaya administrasi yang menjadi pilihan lembaga kredit formal ialah kredit dengan biaya administrasi mahal. Sedangkan biaya administrasi yang menjadi pilihan lembaga kredit nonformal ialah kredit dengan tidak ada biaya administrasi. Tidak ada biaya administrasi karena lembaga kredit non formal tidak mempunyai administrasi sehingga tidak ada biaya untuk administrasi. Selain itu agar lebih banyak petani yang meminjam di lembaga kredit nonformal tersebut.

9. Jangka Waktu Pengembalian Kredit

Jangka waktu pengembalian kredit yang menjadi pilihan lembaga kredit formal ialah kredit dengan jangka waktu pengembalian kredit cepat. Jangka waktu pengembalian kredit yang menjadi pilihan lembaga kredit non formal adalah sama dengan lembaga kredit formal yaitu kredit dengan jangka waktu pengembalian kredit cepat. Jangka waktu pengembalian kredit cepat yaitu waktu yang disepakati oleh lembaga kredit dan petani untuk mengembalikan kredit di mana waktu tersebut dimulai dari ketika lembaga kredit mengeluarkan kredit


(65)

67

sampai uang tersebut kembali kepada lembaga kredit membutuhkan waktu cepat atau sekitar <2 tahun.

Jangka waktu pengembalian kredit cepat lebih dipilih daripada jangka waktu karena semakin cepat uang tersebut dikembalikan oleh petani maka uang tersebut dapat diputarkan lagi untuk dipinjam oleh petani lainnya dan juga untuk mengurangi resiko uang tersebut tidak kembali.

10. Prosedur Cicilan Kredit

Prosedur cicilan kredit yang menjadi pilihan lembaga kredit formal ialah kredit dengan Prosedur cicilan kredit kaku. Prosedur cicilan kredit yang menjadi pilihan lembaga kredit nonformal adalah sama dengan lembaga kredit formal yaitu kredit dengan prosedur cicilan kredit kaku. Prosedur cicilan kaku yaitu kebijakan yang dikeluarkan lembaga kredit dimana petani membayar cicilan kredit kepada lembaga kredit harus mengikuti pola cicilan yang diinginkan lembaga kredit misalnya dibayar secara mingguan,bulanan dan harian.

Alasannya adalah untuk mengurangi resiko karena dengan sistem pembayaran bulanan atau harian maka resiko pertanian yang besar tersebut dapat ditekan. Selain itu sistem pembayaran cicilan harian atau bulanan lebih memudahkan perputaran uang dari kredit tersebut.

Pada dasarnya filosofi yang dijadikan pertimbangan pemberian kredit komersial dan informal adalah sama, yaitu dibangun atas dasar kepercayaan (trust). Hal yang membedakan adalah pada lembaga kredit komersial, kepercayaan dibangun atas dasar bukti-bukti empiris yang ditunjukkan oleh dokumen-dokumen yang sah menurut hukum. Sementara pada lembaga kredit informal, kepercayaan dibangun


(66)

berdasarkan intensitas hubungan dan citra yang muncul dalam masyarakat terhadap seseorang (Syukur et al. 2003).

Dengan perbedaan pola pendekatan ini, masyarakat petani/pedesaan cenderung memilih lembaga informal karena lebih sesuai dengan karakteristik masyarakat pedesaan yang tidak menyukai hal-hal yang bersifat formal (Ashari dan Friyatno 2006).

Dari penjelasan di atas diketahui bahwa atribut kredit agunan, prosedur peminjaman, persyaratan peminjaman lebih mudah pada lembaga kredit nonformal dibandingkan dengan lembaga kredit formal. Sedangkan tenggang waktu realisasi kredit, jangka waktu pengembalian kredit, lokasi, prosedur cicilan kredit pada kedua lembaga kredit adalah sama. Perbedaan mencolok adalah pada tingkat suku bunga,biaya administrasi dan plafon kredit yaitu suku bunga tinggi, biaya administrasi tidak ada dan plafon kredit kecil bagi lembaga kredit non formal dan sebaliknya bagi lembaga kredit formal yaitu suku bunga sedang, biaya administrasi mahal dan plafon kredit sedang.


(1)

3) Utara yang telah memfasilitasi penyelenggaraan perkualiahan serta kegiatan administrasi dan organisasi di kampus.

4) Seluruh Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara yang telah membekali ilmu pengetahuan kepada penulis selama ini.

5) Seluruh lembaga kredit di Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian terutama Kakak Junesha dan Pak Tanding.

6) Suci Ramadhani, SP, Retno Anggita Putri, SP, Rizki Pratama, Kholida Zuhri Harahap, Imam Syauqani, Samsi Hutabarat,SP dan Fitri Rizki Amalia yaitu para sahabat yang telah menemani, mendukung Penulis, dan memberi semangat dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

7) Abang Albert Lambok, Kakak Annisa Azzahra, Kakak Suryati, David, Jefri, Ivan dan Diana Kusumawaty yang selalu menyemangati dan menghibur penulis dalam suka maupun duka.

8) Seluruh teman-teman Agribisnis angkatan 2012 yang tidak dapat Penulis sebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik demi tercapainya karya terbaru kedepannya. Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juli 2016


(2)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

RIWAYAT HIDUP ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka... 8

2.1.1 Kredit ... 8

2.1.2 Bank,BMT dan Credit Union Sebagai Lembaga Pemberi Kredit ... 9

2.2 Landasan Teori ... 11

2.2.1 Preferensi ... 11

2.2.2 Teori Perkreditan dan Perbankan ... 13

2.2.3 Analisis Conjoint ... 15

2.3 Penelitian Terdahulu ... 18

2.4 Kerangka Pemikiran ... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 22

3.2 Metode Pengambilan Sampel ... 23

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 24

3.4 Metode Analisis Data ... 24

3.5 Definisi dan Batasan Operasional... 42

3.5.1 Definisi ... 42

3.5.2 Batasan Operasional ... 42

BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN 4.1 Deskripsi Daerah Penelitian ... 43

4.2 Keadaan Penduduk ... 43

4.2.1 Komposisi Penduduk Menurut Umur ... 43

4.2.2 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 44

4.2.3 Sarana dan Prasarana ... 45

4.3 Karakteristik Sampel Dalam Penelitian ... 47


(3)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Preferensi Lembaga Kredit Formal terhadap Kombinasi

Atribut Kredit ... 49 5.2 Urutan Atribut Kredit yang Paling Penting menurut

Preferensi Lembaga Kredit Formal ... 64 5.3 Tingkat Keakuratan Prediksi Model Hasil

Analisis Conjoint ... 65 5.4 Perbandingan Preferensi Pemberian Kredit Antara

Lembaga Kredit Formal Dan Lembaga Kredit NonFormal di Kecamatan Berastagi ... 67

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ... 75 6.2 Saran ... 76 DAFTAR PUSTAKA


(4)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Hal

1. Periode, Jumlah dan Pertambahan Anggota Credit Union Merdeka

4 2. Jumlah Anggota Kopdit tiap Kecamatan di Kabupaten

Karo

22

3. Atribut dan Level Lembaga Kredit Formal 34

4. i Desain Stimuli Kredit Lembaga Kredit Formal 35

5. Pemberian Rating pada Kredit 38

6. Hasil Analisis Conjoint pada Atribut dan Level Lembaga Kredit Formal

39

7. Banyaknya Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur

43 8. Banyaknya Penduduk Menurut Desa/Kelurahan dan

Jenis Kelamin

44

9. Banyaknya Sekolah Menurut Desa/Kelurahan 45

10. Banyaknya Fasilitas Kesehatan Menurut Desa/Kelurahan 46 11. Banyaknya Tempat Peribadatan Menurut Desa/Kelurahan 46

12. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Lembaga yang Diwakilkan

47 13. Distribusi Responden Berdasarkan Jabatan Responden

yang Diwakilkan

48 14. Hasil Analisis Conjoint Preferensi Lembaga Kredit

Formal terhadap Kredit

49 15. Nilai Kepentingan (importance values) Atribut Kredit 64

16. Nilai Korelasi Hasil Proses Conjoint 65

17. Perbandingan Preferensi Lembaga Kredit Formal dan Lembaga Kredit Non Formal


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Hal

1. Kerangka Pemikiran 21

2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.

Grafik Nilai Kegunaan Taraf Agunan Kredit

Grafik Nilai Kegunaan Taraf Prosedur Pinjaman Kredit Grafik Nilai Kegunaan Taraf Persyaratan Pinjaman Kredit

Grafik Nilai Kegunaan Taraf Plafon Kredit

Grafik Nilai Kegunaan Taraf Tenggang Waktu Kredit Grafik Nilai Kegunaan Taraf Lokasi Lembaga Kredit Grafik Nilai Kegunaan Taraf Tingkat Suku Bunga Kredit Grafik Nilai Kegunaan Taraf Biaya Administrasi Kredit Grafik Nilai Kegunaan Taraf Jangka Waktu

Pengembalian Kredit

Grafik Nilai Kegunaan Taraf Prosedur Cicilan Kredit Grafik Nilai Kepentingan Atribut Kredit

51 53 54 55 57 58 59 60 62 63 65


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul

1. Karateristik Responden Lembaga Kredit Formal 2. Karateristik Responden Lembaga Kredit NonFormal 3. Hasil Analisis Conjoint PreferensiLembaga Kredit Formal

terhadap Kredit

4. Nilai Kepentingan (importance values) Atribut Kredit 5. Nilai Korelasi Hasil Proses Conjoint

6. Grafik setiap atribut 7.

8.

Grafik Nilai Kepentingan Atribut Kredit