Hubungan antara Motivasi Berprestasi dan Dukungan Sosial

commit to user 37

D. Hubungan antara Motivasi Berprestasi dan Dukungan Sosial

dengan Intensi Berwirausaha Setiap perbuatan atau perilaku yang dilakukan seseorang pasti didasari dengan niat untuk melakukan sesuatu. Perilaku yang akan dilakukan seseorang dapat diketahui dari intensinya. Hal ini dikarenakan intensi merupakan dimensi probabilitas subjektif yang melibatkan suatu hubungan antara diri dengan beberapa tindakan Fishbein dan Ajzen, 1975. Niat untuk melakukan perilaku adalah kecenderungan seseorang untuk memilih melakukan atau tidak melakukan sesuatu pekerjaan. Niat ini ditentukan oleh sejauh mana individu memiliki sikap positif pada perilaku tertentu, dan sejauh mana kalau individu memilih untuk melakukan perilaku tertentu itu dan mendapat dukungan dari orang-orang lain yang berpengaruh dalam kehidupannya Wijaya, 2008. Seseorang membutuhkan waktu yang lama untuk berfikir hingga akhirnya menjadikan wirausaha sebagai tingkah laku yang terencana Riyanti, 2009. Wirausaha merupakan perilaku yang terencana, sehingga sangat tepat dijelaskan melalui intensinya. Apabila diketahui intensi seseorang, maka akan dapat diketahui kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu target tingkah laku di masa yang akan datang. Target tingkah laku tersebut adalah menjadi seorang wirausaha, sehingga dapat diprediksi kemungkinan untuk memulai usaha atau berwirausaha. Intensi muncul karena pengaruh dari beberapa hal, seperti lingkungan keluarga, pendidikan, usia, jenis kelamin, nilai personal Wijaya, 2007. Hal tersebut tidak luput dari tiga dasar motif sosial: motif untuk berprestasi, motif commit to user 38 untuk berafiliasi menjalin persahabatan, dan motif untuk berkuasa. Dari perbandingan ketiga motif tersebut, ternyata seorang wirausaha terlihat jelas memiliki motif berprestasi yang menonjol sangat tinggi dibandingkan dengan individu yang tidak tertarik berwirausaha As’ad, 1991. Seseorang memiliki minat berwirausaha karena adanya suatu motif tertentu, yaitu motif berprestasi achievement motive , sehingga dapat dikatakan bahwa minat berwirausaha lahir dari motif ingin berprestasi Suryana, 2003. Motif berprestasi dijelaskan Purwanto 1990 merupakan suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai yang terbaik guna mencapai kepuasan secara pribadi. Lebih lanjut, McClelland 1987 menyatakan bahwa motivasi berprestasi adalah motif yang mendorong individu dalam mencapai sukses dan bertujuan untuk berhasil dalam kompetisi dengan beberapa ukuran keberhasilan, yaitu dengan membandingkan prestasi sendiri sebelumnya maupun dengan prestasi orang lain. Hal ini menunjukan bahwa motivasi berpestasi memiliki peranan yang penting dalam berwirausaha. Salah satu ciri wirausahawan yang dikatakan berhasil adalah berorientasi pada prestasi Kasmir, 2007. Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya. Seseorang yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan menyukai tugas-tugas yang menantang, bertanggung jawab, dan terbuka untuk umpan balik yang memperbaiki prestasi inovatif dan kreatif. Selain itu, hasil penelitian Lestari dan Helmi 2000 menyatakan orang yang memiliki motivasi berprestasi tinggi dapat mengerjakan sesuatu dengan lebih semangat sehingga dapat menjadi dasar pertimbangan yang baik dalam commit to user 39 pengembangan diri . Selanjutnya, Suryana 2003 mengatakan bahwa orang-orang yang motivasi berprestasinya tinggi dipandang cocok untuk menjadi seorang wirausaha. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka ada kemungkinan bahwa seorang wirausaha mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi. Motivasi berprestasi merupakan unsur intrinsik dari diri manusia, unsur intrinsik belum tentu dapat berkembang secara optimal tanpa adanya unsur ekstrinsik, yaitu: dukungan sosial. Selaras dengan pernyataan bahwa manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan memerlukan dukungan dari pihak lain, begitu pula seorang wirausaha. Hasil penelitian Prasetya 2009 menyatakan bahwa tujuan ketika seseorang melakukan usaha adalah kemandirian, tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa seseorang melakukan usaha membutuhkan suatu dukungan sosial dalam perjalanan usahanya, terlebih ketika individu sedang start-up bussines . Dukungan sosial adalah ketersediaan sumber daya baik individu atau kelompok yang memberikan suatu kenyamanan baik fisik maupun psikologis, perhatian, penghargaan, bantuan, yang semua itu akan mengarahkan tingkah laku individu dalam mengatasi hambatan atau mencapai target tujuan yang telah ditentukan. Hisrich, dkk. 2008 menyatakan bahwa seorang wirausaha membutuhkan dukungan yang kuat dan sistem penasehat dalam setiap fase dari usaha baru. Dukungan ini bisa berupa dukungan moral psikologis atau dukungan profesional dukungan terkait aktivitas usaha. Dukungan moral dapat berupa empati, kepedulian, perhatian, kenyamanan, dan penilaian positif dari orang lain terkait aktivitas wirausaha yang dilakukan individu. Sedangkan dukungan profesional commit to user 40 dapat berupa jaringan sosial, dukungan informasi dari orang lain terkait aktivitas wirausaha yang dilakukan individu. Individu yang mendapatkan dukungan sosial tinggi cenderung lebih mantap dalam bertindak, lebih percaya diri, memperkuat keyakinan untuk berhasil, dan memperkokoh jaringan. Dukungan seperti ini memberi keyakinan yang lebih besar dalam kemampuan mengakses sumber-sumber yang penting untuk pencapaian hasil-hasil wirausaha yang sukses, sehingga kemungkinan ini dirasa semakin memperkuat intensi berwirausaha. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa individu yang memperoleh dukungan sosial yang tinggi akan cenderung memperkuat intensi berwirausaha. Berdasarkan uraian di atas, orang yang mempunyai keinginan kuat dalam wirausaha dapat diketahui melalui intensi berwirausaha. Motivasi berprestasi dimungkinkan akan mempengaruhi intensi berwirausaha. Selain itu, dukungan sosial yang tinggi juga akan mempengaruhi intensi berwirausaha. Individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi dan mendapatkan dukungan sosial yang tinggi dari berbagai pihak akan meningkatkan intensi berwirausaha mahasiswa.

E. Hubungan antara Motivasi Berprestasi dengan Intensi Berwirausaha

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TATA RUANG KULIAH DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN MINAT BELAJAR MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

0 4 39

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN MINAT WIRAUSAHA PADA MAHASISWA Hubungan Antara Motivasi Berprestasi Dengan Minat Wirausaha Pada Mahasiswa.

0 2 14

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN MINAT WIRAUSAHA PADA MAHASISWA Hubungan Antara Motivasi Berprestasi Dengan Minat Wirausaha Pada Mahasiswa.

0 2 18

PENDAHULUAN Hubungan Antara Motivasi Berprestasi Dengan Minat Wirausaha Pada Mahasiswa.

0 2 8

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Minat Berwirausaha pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 4 14

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Minat Berwirausaha pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 3 18

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA ANGGOTA LANUD ADI SOEMARMO YANG Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Intensi Berwirausaha Pada Anggota LANUD Adi Soemarmo Yang Menjelang Pensiun.

0 1 15

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN INTENSI BERWIRASWASTA PADA MAHASISWA.

0 1 7

Hubungan antara Adversity Quotient dan Kompetensi Sosial dengan Intensi Berwirausaha Mahasiswa Program Studi Manajemen di Universitas Sebelas Maret Surakarta.

0 0 18

HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET.

1 0 11