commit to user 16
Wijaya 2007 bahwa intensi wirausaha adalah keinginan atau niat yang ada pada diri seseorang untuk melakukan suatu tindakan wirausaha. Katz
dan Gartner dalam Indarti dan Rostiani, 2008 mendefiniskan intensi berwirausaha sebagai suatu proses pencarian informasi yang dapat digunakan
untuk mencapai tujuan pembentukan suatu usaha. Seseorang dengan intensi untuk memulai suatu usaha akan memiliki kesiapan dan kemajuan yang lebih
baik dalam usaha yang dijalankannya apabila dibandingkan dengan seseorang tanpa ada intensi.
Berdasarkan konsep yang diutarakan para ahli di atas dapat diketahui bahwa intensi berwirausaha adalah posisi individu dalam dimensi probabilitas
subjektif yang melibatkan suatu hubungan antara diri dengan beberapa tindakan berwirausaha guna mencapai tujuan yaitu menjadi wirausaha yang
berhasil.
2. Karakteristik Wirausaha
Wirausaha yang berhasil memiliki karakteristik tertentu. Zimmerer 2008 memaparkan bahwa seorang wirausaha yang berhasil memiliki karakteristik
sebagai berikut: a.
Komitmen yang tinggi Kewirausahaan adalah kerja keras, dan agar sukses dalam
menjalankan usaha, seorang wirausaha harus memiliki komitmen penuh. Para pendiri usaha sering kali membenamkan diri sepenuhnya dalam usaha yang
dijalankan. Kebanyakan wirausaha harus melewati rintangan yang tampak
commit to user 17
mengecilkan hati
ketika memulai
usaha dan
mempertahankan perkembangannya. Hal tersebut memerlukan sebuah komitmen yang penuh.
b. Toleransi terhadap ambiguitas
Para wirausaha cenderung memiliki toleransi tinggi terhadap situasi yang selalu berubah dan ambigu, lingkungan tempat kerjanya. Kemampuan
untuk menangani ketidakpastian ini sangat penting sebab seorang wirausaha akan terus menerus dituntut mengambil keputusan dengan menggunakan
informasi-informasi baru yang kadang-kadang bertentangan dengan yang diperoleh dari berbagi sumber yang tidak lazim.
c. Fleksibilitas
Kemampuan beradaptasi dengan perubahan permintaan pelanggan dan usahanya. Adanya kekakuan sering mengakibatkan kegagalan. Dengan
berubahnya masyarakat, orang –orang, dan selera para wirausaha juga harus
bersedia menyesuaikan usahanya untuk memenuhi perubahan-perubahan ini. d.
Keuletan Hambatan, rintangan, dan kekalahan umumnya tidak menghalangi
para wirausaha yang bertekad baja menggapai visinya. Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa wirausaha yang berhasil
memiliki karakteristik sebagai berikut: komitmen yang tinggi dalam menjalankan usahanya, toleransi terhadap ambiguitas, fleksibilitas dalam melihat situasi, dan
memiliki keuletan dalam menghadapi rintangan.
commit to user 18
3. Teori Intensi
Teori intensi dari Fishbein dan Ajzen 1991 mendasarkan pada
Theory if planned behavior.
Teori tersebut mengasumsikan bahwa perilaku yang ditampilkan oleh seseorang didasarkan atas alasan tertentu. Individu akan berpikir
tentang konsekuensi perilaku yang ditampilkan dan membuat keputusan atas pertimbangan-pertimbangan dalam mencapai hasil tertentu. Kunci dari anteseden
perilaku dalam teori ini adalah intensi Riyanti, 2009. Menurut
Theory if planned behavior
, perilaku individu dituntun oleh tiga hal, yaitu:
behavioral beliefs, normative beliefs, dan control beliefs
.
Behavioral beliefs
adalah keyakinan seseorang tentang
outcome
yang diharapkan dari tingkah laku yang dimaksud serta evaluasi terhadap
outcome
tersebut.
Normative beliefs
memuat harapan normatif mengenai perilaku yang dimaksud dan motivasi untuk memenuhi harapan tersebut.
Control beliefs
adalah keyakinan individu tentang faktor-faktor yang dapat memfasilitasi dan menghambat ditampilkannya perilaku
dan keyakinan individu tentang kemampuannya mengatasi faktor-faktor tersebut. Proses selanjutnya,
behavioral beliefs
akan menghasilkan sikap terhadap perilaku
attitude towards behavior
.
Normative beliefs
akan menghasilkan penerimaan tekanan sosial yang disebut
subjective norm
, dan akan membangkitkan
perceived behavior control
. Kombinasi antara sikap terhadap perilaku,
subjective norm,
dan
perceived behavior control
akan menghasilkan formasi intensi.
commit to user 19
Hal tersebut dapat ditunjukan melalui gambar berikut ini:
Gambar 2.1
Theory if Planned Behavior
Ajzen 1991 Allport dalam Riyanti, 2009 menyatakan bahwa sikap adalah keadaan
mental dan saraf dari kesiapan, yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap respon individu pada semua obyek dan
situasi yang berkaitan dengannya. Sikap seseorang terhadap suatu tingkah laku dipengaruhi oleh keyakinannya tentang konsekuensi yaitu:
cost
dan
benefit
terhadap ditampilkannya tingkah laku. Misalnya seorang wirausaha membutuhkan keuletan dan modal yang kuat. Selain itu juga adanya evaluasi terhadap
konsekuensinya, misal dengan menjadi wirausahawan tidak perlu bekerja kepada orang lain, bisa mengumpulkan uang lebih banyak, dan sebagainya.
Norma subyektif merupakan persepsi seseorang terhadap tekanan sosial untuk melakukan atau tidak melakukan tingkah laku tertentu. Sedangkan
perceived behavioral control
sebagai derajat kemudahan atau kesulitan yang
Attitude toward the behavior
Subjective norm
Perceived behavi
oral control
intention behavior
commit to user 20
dipersiapkan untuk melakukan tingkah laku dan hal tersebut diasumsikan mencerminkan pengalaman masa lampau Ajzen, 1991.
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa perilaku individu dituntun melalui tiga hal, yaitu:
behavioral beliefs, normative beliefs, dan control beliefs
. Tiga hal ini akan menghasilkan sikap perilaku, norma subyektif, dan
kontrol perilaku. Hasil tersebut merupakan determinan dasar untuk mengukur intensi.
4. Aspek-aspek Intensi Berwirausaha