J. S. Poerwardarminta, kamus umum Bahasa Indonesia Jakarta ; Balai Pustaka, Hubungan Sumber Belajar dengan Prestasi Belajar Ekonomi

Maka yang dimaksud judul di sini adalah suatu aktivitas yang membudaya dalam diri siswa, dan secara Global akan berkaitan dengan satu sama lain dengan kehidupan lingkungan-lingkungan lainnya sebagai elemen-elemen di dalam kehidupan siswa yang paling mempengaruhi prestasi belajarnya. Prestasi belajar adalah sebuah ungkapan yang terdiri dari dua kata, yaitu prestasi dan belajar. Keduanya mempunyai makna berbeda, karena itu sebelum pengertian ungkapan prestasi belajar dibicarakan, ada baiknya pembahasan ini diarahkan terlebih dahulu untuk mendapatkan pemahaman lebih jauh mengenai makna kata “prestasi” dan “belajar”. Dalam kamus bahasa Indonesia WJS Poerwardarminta, kata prestasi menunjuk pada arti “apa yang diarahkkan”. 7 Arti ini senada dengan kamus bahasa Indonesia departemen pendidikan dan kebudayaan yang mengartikan prestasi sebagai hasil yang dicapai. dikerjakandilakukan. Dari definisi di atas dapat kita katakan bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan atau diciptakan, yang menyenangkan hati, yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja. Menurut Lester D. Crow mengemukakan belajar ialah ”upaya untuk memperoleh kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan, dan sikap-sikap. Belajar dikatakan berhasil manakala seseorang mampu mengulangi kembali materi yang telah dipelajarinya”. 8 Menurut Gagne mengemukakan bahwa belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia yang terjadi setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan oleh proses pertumbuhan saja. Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siwa sedemikan rupa sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu setelah ia mengalami situasi tadi. 9 7

W. J. S. Poerwardarminta, kamus umum Bahasa Indonesia Jakarta ; Balai Pustaka,

1978, Cet V 8 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung, Alfabeta, 2003, h 13 9 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung, Alfabeta, 2003, h 17 Adapun pengertian belajar adalah ”suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya”. 10 Belajar merupakan hal yang sangat penting bagi manusia. Kerapkali, kita mengenal belajar dalam arti mengais pengetahuan dari sekolah. Seyogianya, belajar dilihat secara luas dan digambarkan untuk mengatur pengalaman dengan cara tertentu sehingga seseorang dalam memperoleh sesuatu mempunyai sesuatu untuk masa depan. Selanjutnya disimpulkan, bahwa semakin banyak pengalaman orang, sedikitkurang ia harus belajar. Pengalaman-pengalaman baru akan ditangani atas dasar pengalaman-pengalaman yang lalu. Lama kelamaan manusia menjadi terprogram. Dengan begitu, ia dapat menangani pengalaman-pengalaman baru. Dalam psikologi pendidikan disimpulkan bahwa hal-hal pokok dari pengertian belajar adalah : 1. Belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu yang belajar, baik aktual maupun potensial 2. Perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif sama. 3. Perubahan itu karena usaha. 11 Menurut M. Arifin, mengatakan bahwa belajar adalah ”suatu kegiatan anak didik dalam menerima, menggapi serta menganalisis bahan- bahan pelajaran yang disajikan oleh pengajar yang berakhir pada kemampuan untuk menguasai bahan pelajaran”. 12 Dari pengertian diatas dapat difahami bahwa pengertian hakikat belajar adalah yaitu suatu perubahan yang terjadi dalam diri individu di mana perubahan itu nantinya akan mempengaruhi pola fikir individu 10 Slameto, Belajar dan factor-faktor yang mempengaruhinya, Jakarta; Rineka Cipta, 2010, h 2 11

M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan,

Jakarta; Cv. Pedoman Ilmu Jaya, 1995, Cet III, h 56 12 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta ; kalam Mulia, 2002, Cet III, h 26 dalam berbuat dan bertindak, dan perubahan itu merupakan hasil dari pengalaman individu dalam belajar. Berdasarkan perumusan dua kata yaitu prestasi dan belajar dapat dimengerti bahwa prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan atau kemajuan dalam individu sebagai hasil dari aktivitas belajar, baik perubahan tingkah laku, ilmu pengetahuan atau kecakapan yang diketahui lewat hasil evaluasi berupa angka atau simbol yang menunjukkan nilai yang diraih siswa. Keberhasilan belajar diukur dari hasil yang diperoleh. Semakin banyak informasi yang dapat dihafal maka semakin bagus hasil belajar. Bukan hanya itu, kemampuan mengungkapkan hasil belajar juga ditentukan oleh kecepatan dan ketepatan. Semakin cepat dan tepat individu dapat mengungkapkan informasi yang dihafalnya, semakin bagus hasil belajar. Dengan demikian belajar lebih berorientasi pada hasil yang harus dicapai. 13 Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah penilaian tingkat hasil belajar atas penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dicapai oleh siswa setelah melakukan proses belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dan biasanya dinyatakan dalam bentuk angka, symbol, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai pada periode tertentu. Prestasi belajar dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan berguna untuk mengetahui tingkat pencapaian siswa, bila belum mencapai target penguasaan sesuai dengan yang diharapkan maka siswa harus diremediasi dipahamkan kembali sampai mampu. Didalam kurikulum tingkat satuan pendidikan aspek penilaian bertujuan menilai aspek kognitif kemampuan menguasai bahan pelajaran, aspek afektif sikap siswa, dan aspek psikomotor 13 Wina Sanjaya , Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta: Kencana, 2005, Cet.I h 88 ketrampilan yang sudah dikuasai oleh siswa. Dalam penelitian mata pelajaran ekonomi yang digunakan di SMP Bakti Mulya 400 adalah penilaian kognitif dan penilaian afektif.

2. Fungsi Prestasi Belajar

Menurut Zainal Arifin, fungsi utama dari prestasi belajar sebagai berikut: a Indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik. b Lambang pemuasan hasrat ingin tahu. c Bahan informasi dalam inovasi pendidikan. d Indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. e Indikator terhadap daya serap atau kecerdasan anak didik. f Indikator terhadap daya serap atau kecerdasan anak didik. Dari kelima fungsi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. a Indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik. Dari prestasi belajar yang ada, maka dapat diketahui bagaimana kualitas belajar yang telah dilaksanakan oleh suatu lembaga pendidikan tersebut. Dalam hal ini mutu pendidikan dan pengetahuan yang telah diberikan dan diajarkan oleh para pendidik pada siswa dan seberapa besarkah siswa dapat menyerap dan menguasai pengetahuan yang telah diberikan tersebut. Berkenaan dengan kuantitas, dapat diketahui seberapa banyak pengetahuan yang pernah diperoleh siswa. Kuantitas biasa dirumuskan dalam bentuk angka dan huruf. b Lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Hal ini didasarkan atas asumsi bahwa para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai tendensi keingintahuan courisity dan merupakan kebutuhan anak didik dalam suatu program pendidikan. c Bahan informasi dalam inovasi pendidikan. Prestasi belajar dapat digunakan pendorong bagi anak–anak didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan tehnologi serta meningkatkan mutu pendidikan. d Indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. Indikator dalam arti bahwa prestasi belajar dapat digunakan sebagai indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan. Maksudnya adalah bahwa kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan anak didik. Indikator ekstern dalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan anak didik di masyarakat, maksudnya adalah kurikulum yang digunakan relevan pula dengan kebutuhan pembangunan masyarakat. e Indikator terhadap daya serap atau kecerdasan anak didik. Dalam hal ini siswa yang mempunyai daya serap tinggi akan dapat mengingat dan menyerap dengan baik pelajarannya atau pengetahuan yang telah diberikan, sehingga bila mengikuti tes belajar ia tidak mengalami kesulitan belajar. Berbeda dengan siswa yang memiliki daya serap kurang baik, tentu akan sedikit mengalami kesulitan dalam menyerap pelajaran atau pengetahuan yang telah diberikan. Dari kedua hal tersebut diatas akan dapat diketahui perbedaan dari hasil atau prestasi belajar siswa. Siswa yang mempunyai kelebihan dalam menyerap pengetahuan atau pelajaran akan berprestasi tinggi sedangkan siswa yang memiliki kekurangan dalam menyerap pelajaran atau pengetahuan mempunyai prestasi rendah. Dari fungsi–fungsi tersebut di atas dapat diketahui bahwa ”sangat penting bagi kita untuk mengetahui prestasi belajar baik secara perseorangan maupun kelompok. Fungsi prestasi belajar selain sebagai indikator keberhasilan dalam bidang study tertentu juga sebagai indikator kualitas industri pendidikan”. 14 Prestasi belajar merupakan tolok ukur keberhasilan belajar siswa dengan demikian proses belajar mengajar berhubungan erat dengan prestasi belajar. Dari definisi diatas, maka dapat dikatakan bahwa prestasi belajar merupakan pengukuran dan nilai tingkat 14 Zainal Arifin . Evaluasi Intruksional, Bandung: Remadja Karya, 1995 penguasaan pengetahuan yang diperoleh melalui proses belajar mengajar dan dinyatakan dengan simbol, angka, dan huruf. Prestasi belajar siswa dapat diketahui dengan adanya evaluasi belajar atau penilaian hasil belajar. Menurut Zainal Arifin, evaluasi dalam pendidikan bertujuan antara lain sebagai berikut : a. Untuk mengetahui sampai sejauh mana anak didik menguasai materi yang telah diberikan. b. Untuk mengetahui sampai sejauh mana kemampuan, keuletan, dan kemampuan anak didik terhadap mata pelajaran. c. Untuk mengetahui apakah tingkat kemajuan anak didik sudah sesuai dengan tingkat kemajuan menurut program kerja. d. Untuk mengetahui derajat efisiensi dan keefektifan strategi pengajaran yang telah digunakan, baik yang menyangkut metode atau tehnik mengajar. 15

3. Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Ada banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, baik faktor dari dalam diri siswa maupun faktor dari luar siswa. Adapun faktor–faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang dikemukakan oleh Slameto adalah : a. Faktor Intern 1 Faktor Jasmaniah a Faktor Kesehatan Faktor kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya yang hal itu akan mempengaruhi prestasi belajarnya. b Cacat Tubuh Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi prestasi belajar. Siswa yang cacat belajarnya juga terganggu, jika hal ini terjadi hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat Bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatnya itu. 15 Zainal Arifin . Evaluasi Intruksional, Bandung: Remadja Karya, 1995 2 Faktor Psikologis a Intelegensi Intelegensi itu adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat dan afektif, mengetahui dan menggunakan konsep – konsep yang abstrak secara afektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. b Perhatian Perhatian adalah keafektifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata – mata tertuju pada suatu objek benda atau hal atau sekumpulan objek. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. c Minat M i n a t a d a l a h k e c e n d e r u n g a n y a n g t e t a p u n t u k memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. d Bakat Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih. e Motif Motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Didalam menentukan tujuannya itu dapat disadari atau tidak., akan tetapi untuk mencapai tujuan perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah m o t i f i t u s e n d i r i s e b a g a i d a y a p e n g g e r a k a t a u pendorongnya. Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa dapat belajar dengan baik atau padanya mempunyai motif untuk berfikir dan memusatkan perhatian dalam melaksanakan kegiatan yang berhubungan atau menunjang belajar. f Kematangan Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan seseorang dimana alat – alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Belajarnya akan lebih berhasil jika anak sudah siap matang. Jadi kemajuan baru untuk memiliki kecakapan itu tergantung dari kematangan dan belajar. g Kesiapan Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi, kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena siswa yang mempersiapkan belajarnya maka prestasi belajarnya akan baik. Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Kelelahan jasmani dan rohani dapat dihilangkan dengan cara : tidur, istirahat, rekreasi, dan lain – lain. b. Faktor Ekstern 1 Faktor Keluarga Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa : Cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga, keadaan ekonomi, keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan. 2 Faktor Sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan siswa, hubungan siswa dengan siswa, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. a Metode Mengajar Suatu jalan yang harus dilalui didalam mengajar. Metode mengajar mempengaruhi belajar. Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. b Kurikulum Kurikulum diartikan sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran s e r t a c a r a y a n g d i g u n a k a n s e b a g a i p e d o m a n penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. c Hubungan Guru dengan Siswa Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa. Proses tersebut juga dipengaruhi oleh hubungan yang ada dalam proses itu sendiri. Jadi cara belajar siswa juga dipengaruhi oleh relasinya dengan gurunya. d Hubungan Siswa dengan Siswa Menciptakan relasi yang baik antar siswa adalah perlu, agar dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar siswa. e Disiplin Sekolah Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah atau juga dalam belajar. f Alat Pelajaran Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan itu. g Waktu Sekolah Waktu sekolah ialah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah. h Standar Pelajaran diatas ukuran Guru sebaiknya tidak memberi pelajaran di atas ukuran standar karena akan mengakibatkan siswa kurang mampu dan takut kepada guru. i Keadaan Gedung Dengan jumlah siswa yang banyak serta variasi karakteristik mereka masing – masing menuntut keadaan gedung dewasa ini harus memadai didalam setiap kelas. j Metode Belajar Metode belajar yang tepat akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal ini mencakup rutinitas dalam belajar, pembagian waktu dalam belajar, memilih cara belajar yang tepat dan cukup istirahat akan meningkatkan hasil belajar. k Tugas Rumah Tugas rumah yang diberikan oleh guru sebaiknya tidak terlalu banyak, karena waktu di rumah dapat dimanfaatkan untuk kegiatan lain. c. Faktor masyarakat meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat. 1 Kegiatan siswa dalam masyarakat Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya. Tetapi siswa harus selektif dalam memilih kegiatan di dalam masyarakat agar tidak terganggu dalam belajarnya. 2 Media massa Media massa yang baik memberi pengaruh yang baik terhadap siswa dan juga terhadap belajarnya. 3 Teman bergaul Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka perlulah diusahakan agar siswa memiliki teman bergaul yang baik dan pembinaan pergaulan yang baik serta pengawasan dari orang tua dan pendidik harus cukup bijaksana. 4 Bentuk kehidupan masyarakat Kehidupan masyarakat di sekitar siswa juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu dapat mendorong semangat anak atau siswa untuk belajar lebih giat lagi. 16

4. Penilaian hasil belajar sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP

Prestasi belajar atau hasil belajar dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan KTSP diketahui dengan adanya pencapaian kompetensi oleh siswa, dimana kompetensi tersebut merupakan kebulatan pengetahuan kognitif, sikap afektif dan ketrampilan psikomotor yang dapat didemonstrasikan, ditunjukkan atau ditampilkan oleh siswa sebagai hasil belajar. Untuk penilaian mata pelajaran ekonomi di SMP Bakti Mulya 400 hanya digunakan 2 aspek yaitu aspek kognitif dan aspek afektif. Menurut UU no.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dan PP RI no.19 tahun 2005 tujuan penilaian dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah untuk mengetahui apakah siswa telah atau belum menguasai suatu kompetensi dasar tertentu. Penilaian juga bertujuan untuk : a. Mengetahui tingkat pencapaian kompetensi siswa b. Mengukur pengetahuan dan perkembangan siswa c. Mengetahui kesulitan belajar siswa d. Mengetahui hasil pembelajaran 16 Slameto , Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta ; Rineka Cipta, 2010, h 54-71 e. Mengetahui pencapaian kurikulum f. Mendorong siswa belajar g. Mendorong guru agar mengajar agar lebih baik. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh data tentang proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan secara berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam mengambil keputusan. Menurut UU no.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dan PP RI no.19 tahun 2005 kriteria atau hal–hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian antara lain : a. Penilaian dapat dilakukan melalui tes dan non tes Bentuk penilaian melalui tes digunakan untuk mengetahui aspek kognitif dan aspek psikomotor. Bentuk penilaian tes meliputi pilihan ganda, uraian, jawaban singkat, menjodohkan, benar salah, unjuk kerja atau performance, dan portofolio. Untuk bentuk penilaian non tes digunakan untuk mengetahui aspek afektif. Bentuk penilaian non tes melalui angket dan pengamatan. b. Penilaian harus mencakup tiga aspek kemampuan Tiga aspek kemampuan tersebut yaitu : aspek kognitif pengetahuan yang berkaitan dengan kompetensi berfikir, kompetensi memperoleh pengetahuan, pemahaman, penentuan, dan penalaran. Aspek afektif sikap yang berkaitan dengan sikap terhadap suatu obyek. Aspek psikomotor ketrampilan yaitu yang berkaitan dengan kompetensi melakukan pekerjaan dengan melibatkan anggota badan. c. Menggunakan berbagai cara penilaian pada waktu proses belajar mengajar sedang berlangsung, misalnya mendengarkan, observasi, mengajukan pertanyaan, memberikan tes. d. Pemilihan alat dan jenis penilaian berdasarkan tujuan pembelajaran. e. Mengacu pada tujuan dan fungsi misalnya pemberian umpan balik, pemberian informasi kepada siswa tentang tingkat keberhasilan belajarnya, memberikan laporan kepada orang tua. f. Alat penilaian harus mendorong kemampuan penalaran dan kreatifitas siswa. g. Mengacu pada prinsip deferensiasi yaitu memberikan peluang kepada siswa untuk menunjukkan apa yang diketahui, dipahami, dan mampu melakukannya. h. Tidak bersifat diskriminasi yaitu memilih–milih mana siswa yang berhasil dan mana siswa yang gagal dalam menerima pembelajaran.

B. Sumber Belajar 1. Pengertian Sumber Belajar

Belajar tidak harus dihadiri oleh guru. Dalam belajar siswa dapat menggunakan sumber belajar yang tersedia di sekolah, baik berupa buku-buku, majalah, perpustakaan, laboratorium dan kegiatan lain yang dapat menjadi sumber belajar. Siswa harus aktif mencari dan berinteraksi dengan sumber belajar. Proses belajar bersifat individual dan kontekstual, artinya proses belajar terjadi dalam diri peserta didik sesuai dengan perkembangannya dan lingkungannya. Peserta didik seharusnya tidak hanya belajar dari guru atau pendidik saja, tetapi dapat pula belajar dengan berbagai sumber belajar yang tersedia dilingkungannya. Oleh karena itu sumber belajar adalah suatu sistem yang terdiri dari sekumpulan bahan atau situasi yang diciptakan dengan sengaja dan dibuat agar memungkinkan peserta didik belajar secara individual. Pada hakikatnya, alam semesta ini merupakan sumber belajar bagi manusia sepanjang masa. Jadi, konsep sumber belajar memiliki makna yang sangat luas, meliputi segala yang ada di jagad raya ini . Menurut Assosiasi Teknologi Komunikasi PendidikanAECT, sumber belajar adalah meliputi semua sumber baik berupa data, orang atau benda yang dapat digunakan untuk memberi fasilitas kemudahan belajar bagi peserta didik. Oleh karena itu sumber belajar adalah semua komponen sistem intruksional baik yang secara khusus dirancang maupun yang menurut sifatnya dapat dipakai atau dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran. Sumber belajar adalah “Segala daya yang dapat dimanfaatkan guna memberikan kemudahan kepada seseorang dalam belajarnya”. 17 Sesungguhnya sumber belajar itu banyak jenisnya. Adapun sumber belajar itu meliputi pesan message, orang People, bahan materials, alat device, teknik tehnique, lingkungan setting, dan lainnya yang bisa digunakan untuk memberikan kemudahan bagi siswa dalam belajar dan menambah pengetahuannya. Dengan sumber belajar tersebut, maka siswa mendapatkan fasilitas yang dapat memungkinkannya untuk belajar dengan baik. 18 Jenis-jenis sumber belajar diantaranya adalah : a. Pesan adalah informasi pembelajaran yang akan disampaikan yang dapat berupa ide, fakta, ajaran, nilai, dan data. Dalam sistem persekolahan, pesan ini berupa seluruh mata pelajaran yang disampaikan kepada peserta didik. b. Orang adalah manusia yang berperan sebagai pencari, penyimpan, pengolah, dan penyaji pesan. Contohnya guru, dosen, pustakawan, instruktur, pelatih olahraga, tenaga ahli, produser, peneliti dan masih banyak lagi, bahkan termasuk peserta didik itu sendiri. c. Bahan adalah merupakan perangkat lunak software yang mengandung pesan-pesan pembelajaran yang biasanya disajikan melalui peralatan tertentu ataupun oleh dirinya sendiri. Contohnya, buku teks, modul, transparasi OHP, kaset program audio, kaset program video, program slide suara, pembelajaran berbasis komputer, film dan lain-lain. 17 Nana Sudjana, dkk. Tehnologi Pengajaran, Bandung: Sinar Baru, 2001 , h 77 18 Drs. Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008, h 208-209 d. Alat adalah perangkat keras hardware yang digunakan untuk menyajikan pesan yang tersimpan dalam bahan. Contohnya, OHP, proyektor slide, tape recorder, videoCD player, komputer, proyektor film dan lain-lain. e. Teknik adalah prosedur atau langkah-langkah tertentu yang disiapkan dalam menggunakan bahan, alat, lingkungan dan orang untuk menyampaikan pesan. Misalnya demonstrasi, diskusi, praktikum, pembelajaran mandiri, sistem pendidikan terbukajarak jauh, tutorial tatap muka dan sebagainya. f. Latarlingkungan adalah situasi di sekitar terjadinya proses pembelajaran tempat peserta didik menerima pesan pembelajaran. Lingkungan dibedakan menjadi dua macam, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan nonfisik. Lingkungan fisik contohnya, gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, aula, bengkel dan lain-lain. Sedangkan lingkungan nonfisik contohnya, tata ruang belajar, ventilasi udara, cuaca, suasana lingkungan belajar dan lain-lain. 19 Menurut Donald P. Ely, sumber belajar adalah data, orang, dan atau sesuatu yang memungkinkan peserta didik melakukan belajar. Sumber belajar meliputi semua sumber yang berkenaan dengan data, manusia, barang-barang yang memungkinkan dapat digunakan secara terpisah atau kombinasi, yang oleh peserta didik biasanya digunakan secara optimal untuk memberikan fasilitas dalam kegiatan belajar. Dengan demikian sumber belajar yang dimanfaatkan dalam pendidikan adalah suatu sistem yang terdiri dari sekumpulan bahan atau situasi yang diciptakan dengan sengaja dan dibuat agar memungkinkan peserta didik belajar secara individual. Sumber belajar inilah yang sering disebut media pembelajaran. 20 Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat memberikan kemudahan kepada peserta didik dalam memperoleh sejumlah 19 Bambang warsita , Teknologi pembelajaran, Jakarta: Rineka cipta, 2008 Cet I, h 209-210 20 Bambang warsita , Teknologi pembelajaran, Jakarta: Rineka cipta, 2008 Cet I, h 210-211 informasi, pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan dalam proses belajar mengajar”. 21 Selain itu sumber belajar adalah segala macam sumber yang ada diluar diri seseorang peserta didik dan yang memungkinkan memudahkan terjadinya proses belajar. Oleh karena itu, dalam pemilihan sumber belajar yang baik, perlu memperhatikan beberapa kriteria , yaitu: ekonomis, praktis, dan sederhana, mudah diperoleh, bersifat fleksibel luwes, dan komponen-komponennya sesuai dengan tujuan pembelajaran. Sumber belajar meliputi apa saja dan siapa saja yang memungkinkan peserta didik dapat belajar. Setiap sumber belajar harus memuat pesan pembelajaran dan harus ada interaksi timbal balik antara peserta didik dengan sumber belajar tersebut. Sumber belajar dapat juga berarti satu set bahan atau situasi yang sengaja diciptakan untuk menunjang peserta didik belajar. Dengan demikian sumber belajar adalah segala sesuatu baik yang sengaja dirancang by design maupun yang telah tersedia by utilization yang dapat dimanfaatkan baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama untuk membuat atau membantu peserta didik belajar. 22 Dari pendapat–pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sumber belajar adalah segala sesuatu yang mendatangkan manfaat dan memberikan kemudahan pada peserta didik dalam memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan yang dapat memudahkan pencapaian tujuan belajar yang tersedia atau dipersiapkan baik langsung maupun tidak langsung yang konkrit atau abstrak.

2. Klasifikasi Sumber Belajar

21 Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung: Remadja Rosdakarya, 2003, h 48 22 Bambang Warsita , Teknologi Pembelajaran, Jakarta: Rineka cipta, 2008 Cet I, h 211-212 Dari berbagai sumber belajar yang ada dan mungkin dikembangkan dalam pembelajaran pada garis besarnya dapat dikelompokkan menjadi: a. Manusia. b. Bahan. c. Lingkungan. d. Alat dan Peralatan. e. Aktivitas. f. Pesat. g. Tehnik. a. Manusia Yang dimaksud manusia yaitu orang yang menyampaikan pesan secara langsung: seperti guru konselor, administrator, yang diniati secara khusus dan disengaja untuk kepentingan belajar by design. Manusia yang bertindak sebagai penyimpan, pengolah, dan penyaji pesan, tidak termasuk mereka yang menjalankan fungsi pengembangan dan pengolahan sumber belajar, misalnya guru Pembina, tutor, murid, pemain, pembicara tidak termasuk tim guru pembimbing kurikulum, peneliti, produser, tehnisi dan lain- lain. Di samping itu ada pula orang tidak diniati untuk kepentingan proses belajar mengajar tetapi memiliki sesuatu keahlian yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan proses belajar mengajar, misalnya pemimpin perusahaan, pengurus koperasi, dan sebagainya. Orang-orang tersebut tidak diniati, tetapi sewaktu-waktu bisa dimanfaatkan untuk kepentingan belajar. b. Bahan Bahan yaitu sesuatu yang mengandung pesan pembelajaran: baik yang diniati secara khusus seperti film pendidikan, peta, grafik, buku paket, dan sebagainya, yang biasanya disebut media pengajaran instructional media, maupun bahan yang bersifat umum. c. Lingkungan Lingkungan yaitu ruang dan tempat dimana sumber-sumber dapat berinteraksi dengan para peserta didik. Ruang dan tempat yang diniati secara sengaja untuk kepentingan belajar, misalnya perpustakaan, ruang kelas, laboratorium, ruang micro teaching, dan sebagainya. Di samping itu, ada pula ruang dan tempat yang tidak diniati untuk kepentingan belajar, namun bisa dimanfaatkan; misalnya museum, kebun binatang, kebun raya, candi, dan tempat– tempat beribadah. d. Alat dan Peralatan Alat adalah sesuatu biasa pula disebut hard ware atau perangkat keras yang diberikan untuk menyampaikan pesan. Atau dengan kata lain alat dan peralatan adalah sumber belajar untuk produksi dan atau memainkan sumber–sumber lain. Alat dan peralatan untuk produksi menghasilkan misalnya kamera untuk produksi foto dan tape recorder. Sedangkan alat dan peralatan yang digunakan untuk memainkan sumber lain misalnya proyektor, film, pesawat televise, pesawat radio dan sebagainya. e. Aktivitas Aktivitas yaitu sumber belajar yang biasanya merupakan kombinasi antar suatu tehnik dengan sumber lain untuk memudahkan belajar, misalnya pengajaran berprograma merupakan kombinasi antara teknik penyajian bahan dengan buku, contoh lain seperti simulasi dan karya wisata. f. Pesan Pesan adalah pelajaran atau informasi yang diteruskan oleh komponen lain dalam bentuk ide, fakta, arti dan data. Contoh: Semua bidang studi atau mata pelajaran seperti IPS, IPA, Bahasa, Politik, Ekonomi, Logika, Etika, Kesehatan dan lain–ain. g. Tehnik Teknik adalah prosedur rutin atau acuan yang disiapkan untuk menggunakan bahan, peralatan, orang dan lingkunga untuk menyampaikan pesan. Contohnya pengajaran terprogram, belajar sendiri, simulasi, permainan, demonstrasi, kuliah, ceramah, tanya jawab. 23 Sedang klasifikasi yang biasa dilakukan terhadap sumber belajar menurut Nana sudjana dan Ahmad Rivai yaitu: 24 1 Sumber belajar tercetak : buku, majalah, brosur, poster, denah, ensiklopedi, kamus, dan lain–lain. 2 Sumber belajar non cetak; film, video, model, audio cassette, transparansi, realita, objek, dan lain-lain. 3 Sumber belajar yang terbentuk fasilitas: perpustakaan, laboratorium, ruang belajar, studio, lapangan olahraga, dan lain-lain. 4 Sumber belajar yang berupa kegiatan : Wawancara, kerja kelompok, observasi, simulasi, permainan dan lain–lain. 5 Sumber belajar yang berupa lingkungan di masyarakat, taman, terminal, toko, pasar, pabrik, museum, dan lain–lain. Dari beberapa pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa sumber belajar meliputi banyak jenis. Sumber belajar merupakan salah satu alat pendidikan baik dalam bentuk lingkungan atau situasi dimana bila di manfaatkan dengan baik dan benar, maka akan menghasilkan sesuatu yang berguna, dan salah satunya menambah pengetahuan.

3. Memilih Sumber Belajar

Memilih sumber belajar harus didasarkan pada kriteria tertentu, yang menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai ada dua macam, yaitu “Kriteria umum dan kriteria berdasarkan tujuan yang hendak dicapai”. Kriteria–kriteria tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1 Kriteria Umum a Ekonomi dalam pengertian murah Ekonomi tidak berarti harganya rendah, dapat juga dana untuk pengadaan sumber belajar cukup tinggi namun karena 23 Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung: Remadja Rosdakarya, 2003 , h.48 24 Nana Sudjana, dkk . Tehnologi Pengajaran, Bandung: Sinar Baru , h 80 pemanfaatannya untuk jangka panjang sehingga terhitung murah. Misalnya video, tape recorder. b Praktis dalam sederhana Praktis maksudnya tidak memerlukan pelayanan serta pengadaan sampingan yang sulit dan langka. Sederhana maksudnya tidak memerlukan ketrampilan khusus yang rumit. Semakin praktis dan sederhana sumber belajar itu, akan semakin diprioritaskan untuk diplih dan dimanfaatkan. c Mudah diperoleh Sumber belajar sedapat mungkin berada di dekat tempat kegiatan belajar berlangsung, tidak perlu diadakan atau dibeli di toko. Sumber belajar yang tidak dirancang mudah diperoleh dan dapat dicari di lingkungan sekitar. d Bersifat fleksibel Sumber belajar dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan pendidikan dan tidak dipengaruhi oleh faktor luar, misalnya kemajuan teknologi, nilai budaya, berbagai keinginan pemakai sumber belajar itu sendiri. Contohnya: kaset video bersifat fleksibel karena dapat dipakai untuk beberapa program instruksional. e Komponen–komponen yang sesuai dengan tujuan Sering terjadi sumber belajar mempunyai tujuan yang sesuai, pesan cocok, tetapi keadaan fisik tidak terjangkau, karena di luar kemampuan yang disebabkan oleh biaya yang tinggi dan memakan waktu lama. 2 Kriteria Berdasarkan Tujuan Beberapa kriteria memilih sumber belajar berdasarkan tujuan antara lain: a Sumber belajar untuk memotivasi Sumber belajar untuk memotivasi terutama berguna untuk memotivasi mereka terhadap mata pelajaran yang diberikan. Misalnya dengan memanfaatkan gambar–gambar yang menarik, darmawisata. b Sumber belajar untuk pengajaran Yaitu untuk mendukung kegiatan pembelajaran yang biasanya dipakai oleh guru untuk memperluas bahan pelajaran, melengkapi kekurangan bahan, sebagai kerangka bahan yang sistematis. c Sumber belajar untuk penelitian Merupakan bentuk yang dapat diobservasi, analisis, dan dicatat secara teliti. Jenis sumber belajar ini diperoleh langsug di tengah masyarakat atau lingkungan. Sedangkan sumber belajar yang di rancang dapat dibentuk melalui rekaman video ataupun audio. d Sumber belajar untuk memecahkan masalah Beberapa ciri yang harus diperhatikan, misalnya sebelum dimulai perlu diketahui apakah masalah yang dihadapi sudah cukup jelas sehingga dapat diperoleh sumber belajar yang tepat. Apakah sumber belajar memungkinkan didapat atau disediakan dan dimanakah dapat diperoleh. Apakah sumber belajar tersebut masih aktual, seperti apa jenisnya, dan apakah sumber belajar lain dapat dipakai. Kemudian dapat dibuat kesimpulan benarkah atau tepatkah keputusan yang diambil terhadap sumber belajar itu. e Sumber belajar untuk presentasi Sumber belajar macam ini lebih ditekankan sebagai alat metode atau strategi untuk menyampaikan pesan. Fungsi sumber belajar ini sebagai metode, tehnik, atau strategi. Jadi sumber belajar merupakan perantara dari pesan siswa. Jadi dapat disimpulkan bahwa memilih sumber belajar yang tepat sangat perlu dilakukan. Hal ini dimaksudkan supaya peserta didik dapat menyerap ilmu dan melakukan belajar dengan baik. Jadi pemilihan sumber belajar tersebut tidak boleh sembarangan dan pemilihan sumber belajar yang tepat harus berdasarkan dari macam– macam kebutuhan untuk pembelajaran dimana siswa akan dapat cepat dan mudah dalam menyerap pengetahuan dalam belajarnya. 25

4. Fungsi Sumber Belajar

Dalam keragaman sifat sifat dan kegunaan sumber belajar dapat dirumuskan kegunaannya sebagai berikut : 1 Merupakan pembuka jalan dan pengembangan wawasan terhadap proses belajar mengajar yang ditempuh. 2 Merupakan pemandu teknis dan langkah–langkah operasional untuk menelusuri secara teliti guna penguasaan keilmuan tuntas. 3 Memberikan ilustrasi dan contoh–contoh yang berkaitan dengan aspek–aspek bidang keilmuan yang dipelajari. 4 Memberikan petunjuk dan gambaran kaitan bidang keilmuan yang sedang dipelajari dengan berbagai bidang keilmuan lainnya. 5 Menginformasikan sejumlah penemuan baru yang pernah diperoleh orang lain yang berhubungan dengan bidang keilmuan tertentu. 6 Menunjukkan berbagai permasalahan yang timbul dan merupakan konsekuensi logis dalam suatu bidang keilmuan yang menuntut adanya kemampuan pemecahan dari orang yang mengabdikan diri dalam bidang tersebut. 26

C. Hubungan Sumber Belajar dengan Prestasi Belajar Ekonomi

Sumber belajar yang terdiri dari berbagai jenis atau ragam sangat mendukung siswa dalam proses belajarnya. Pemilihan dan penggunaan sumber belajar yang tepat akan sangat membantu siswa dalam meningkatkan belajarnya. Siswa yang dapat menggunakan dan memilih sumber belajar yang tepat diduga akan dapat memperoleh presyasi belajar yang optimal. Menurut Abdul Majid mengatakan bahwa “ Sumber belajar meliputi semua sumber tempat atau lingkungan, benda, orang, buku dan 25 Nana Sudjana, dkk. Tehnologi Pengajaran , Bandung: Sinar Baru, 2001 26 Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi , Bandung: Remadja Rosdakarya, 2004, h 19-20 peristiwa yang dapat digunakan oleh pelajar baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan, biasanya dalam situasi informal, untuk memberikan fasilitas belajar”. Sumber belajar akan menjadi bermakna bagi peserta didik maupun guru apabila sumber belajar diorganisir melalui satu rancangan yang memungkinkan seseorang dapat memanfaatkannya sebagai sumber belajar. Jika tidak maka tempat atau lingkungan alam sekitar, benda, orang atau buku hanya sekedar tempat, benda, orang atau buku yang tidak berarti apa-apa. Menurut kamus besar bahasa Indonesia ”prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru”. Sumber belajar harus dipergunakan secara efektif sehingga melakukan kontak pada pelajar secara tepat. Untuk memperoleh kefgiatan seperti itu, personalia yang terlibat di dalamnya harus melakukan fungsinya. Fungsi tidak sama dengan pekerjaan Job, tetapi lebih cenderung mengandung arti pengelompokkan tugas-tugas atau kegiatan. 27 Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai memberikan pengertian sumber belajar adalah “Segala daya yang dapat dimanfaatkan guna memberikan kemudahan kepada seseorang dalam belajarnya”. Dalam memilihnya siswa harus menyesuaikan dengan kebutuhan belajarnya sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan mereka. Pemilihan dan penggunaan sumber belajar yang tepat oleh siswa dimungkinkan dapat menambah atau meningkatkan prestasi belajar siswa. 28 Prestasi belajar siswa merupakan sesuatu hal yang penting, karena merupakan hasil yang telah dicapai oleh siswa selama mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah. 27 Abdul Majid , Perencanaan Pembelajaran, Bandung: 2005, Rosda, Cet. I h. 171 28 Nana Sudjana, dkk. Tehnologi Pengajaran, Bandung: Sinar Baru , h 77 Siswa dengan kemandirian belajar yang tinggi akan berusaha untuk mendapatkan dan menggunakan segala fasilitas dan sumber belajar yang duperlukan dengan sebaik-baiknya, maka diduga siswa akan lebih mudah mengikuti proses belajarnya dan mereka akan mampu mengembangkan pengetahuan yang telah diberikan. Dengan demikian diduga prestasi belajar mereka akan dapat dicapai dengan optimal.

D. Kerangka Berpikir