Hubungan Faktor Lingkungan Aktivitas Produksi dengan Syndrome

Dari 30 orang lingkungan di lingkungan aktivitas produksi aspal hotmix yang meliputi bagian pencampuran, bagian pemilihan material dan bagian pemeriksaan produksi yang tidak menggunakan APD atau tidak baik paling banyak menderita syndrome ISPA sebanyak 19 orang 82,6 dan yang tidak menderita syndrome ISPA sebanyak 4 orang 17,4. Hasil uji statistik diperoleh nilai probabilitas p = 0,002 0,05 artinya terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan APD dengan syndrome ISPA pada pekerja industri aspal.

4.4.2. Hubungan Faktor Lingkungan Aktivitas Produksi dengan Syndrome

ISPA pada Penduduk di Kawasan Pelabuhan Balohan Sabang Tahun 2011 Hubungan faktor lingkungan pada lingkungan pemukiman yang meliputi: suhu, kelembaban, kadar debu dan jarak rumah dengan industri dengan terjadinya syndrome ISPA pada pekerja industri aspal dapat diuraikan pada tabel 4.11 berikut ini: Tabel 4.11. Hubungan Faktor Lingkungan Aktivitas Produksi Aspal Hotmix dengan Syndrome ISPA pada Penduduk di Kawasan Pelabuhan Balohan Sabang Tahun 2011 No Lingkungan Permukiman Syndrome ISPA Jumlah P Sakit Tidak Sakit N n n 1 Suhu Baik 29 59,2 20 40,8 49 100 0,038 Tidak baik 21 84,0 4 16,0 25 100 2 Kelembaban Baik 26 56,5 20 43,5 46 100 0,011 Tidak Baik 24 85,7 4 14,3 28 100 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.11 Lanjutan 3 Kadar Debu Baik 12 40,0 18 60,0 30 100 0,000 Tidak Baik 38 86,4 6 13,6 44 100 4 Jarak Rumah dgn Industri Baik 9 31,0 20 69,0 29 100 0,000 Tidak Baik 41 91,1 4 8,9 45 100 Berdasarkan Tabel 4.11 di atas diketahui dari dari 74 orang responden di lingkungan pemukiman, 25 orang yang lingkungan rumahnya dengan suhu yang tidak baik atau tidak memenuhi syarat paling banyak menderita syndrome ISPA sebanyak 21 orang 84,0 dan yang tidak menderita syndrome ISPA sebanyak 4 orang 16. Sedangkan lingkungan rumahnya yang suhunya baik atau memenuhi syarat sebanyak 49 orang. Hasil uji statistik diperoleh nilai probabilitas p = 0,038 0,05 artinya terdapat hubungan yang signifikan antara suhu dengan syndrome ISPA pada penduduk di kawasan industri pelabuhan balohan. Dari 74 orang responden di lingkungan pemukiman, 28 orang yang lingkungan rumahnya dengan kelembaban tidak baik atau tidak memenuhi syarat paling banyak menderita syndrome ISPA sebanyak 24 orang 85,7 dan yang tidak menderita syndrome ISPA sebanyak 4 orang 14,3. Sedangkan lingkungan rumahnya yang kelembaban baik atau memenuhi syarat sebanyak 46 orang. Hasil uji statistik diperoleh nilai probabilitas p = 0,011 0,05 artinya terdapat hubungan yang signifikan antara kelembaban dengan syndrome ISPA pada penduduk di kawasan industri pelabuhan balohan. Universitas Sumatera Utara Dari 74 orang responden di lingkungan pemukiman, 44 orang yang lingkungan rumahnya dengan kadar debu tidak baik atau tidak memenuhi syarat paling banyak menderita syndrome ISPA sebanyak 38 orang 86,4 dan yang tidak menderita syndrome ISPA sebanyak 6 orang 44,0, sedangkan lingkungan rumahnya yang kadar debu baik atau memenuhi syarat sebanyak 30 orang. Hasil uji statistik diperoleh nilai probabilitas p = 0,000 0,05 artinya terdapat hubungan yang signifikan antara kadar debu dengan syndrome ISPA pada penduduk di kawasan industri pelabuhan balohan. Dari 74 orang responden di lingkungan pemukiman, 45 orang yang jarak lingkungan rumahnya dengan industri yang tidak baik atau tidak memenuhi syarat paling banyak menderita syndrome ISPA sebanyak 41 orang 91,1 dan yang tidak menderita syndrome ISPA sebanyak 4 orang 8,9. Sedangkan lingkungan rumah yang jaraknya dengan industri baik atau memenuhi syarat sebanyak 29 orang. Hasil uji statistik diperoleh nilai probabilitas p = 0,000 0,05 artinya terdapat hubungan yang signifikan antara jarak rumah dengan syndrome ISPA pada penduduk di kawasan industri pelabuhan balohan.

4.5 Analisis Multivariat

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Masyarakat terhadap Pencegahan Penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) di Kelurahan Aek Nauli Kecamatan Siantar Selatan Kota Pematangsiantar tahun 2013

3 102 120

Analisa Kecenderungan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (Ispa) Pada Bayi Dan Balita Tahun 2000-2004 Untuk Peramalan Pada Tahun 2005-2009 Di Kabupaten Simalungun

0 37 101

Hubungan Peran Orang Tua dalam Pencegahan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dengan Kekambuhan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Martubung Medan

17 141 71

Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun 2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota Medan

1 45 92

Gambaran Distribusi Frekuensi Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (Ispa) Pada Balita Di Puskesmas Stabat Kabupaten Langkat Tahun 2005

1 41 79

Kajian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada Balita di Kota Medan & Kabupaten Deli Serdang

0 33 3

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan Penanggulangannya

0 38 8

ANALISIS MODEL EPIDEMI SIR (SUSPECTIBLE, INFECTED, RECOVERED) PADA PENYAKIT INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA), RECOVERED) PADA PENYAKIT INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA).

1 9 15

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kondisi Infeksi Saluran Pernafasan Akut (Ispa) Di Rsud Panembahan Senopati Bantul.

1 2 14

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Konsep Dasar Infeksi, Saluran Pernafasan, Infeksi Akut, dan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) - Analisis Faktor yang Mempengaruhi Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di Kota Medan Tahun 2002-2012

0 0 14