BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan tersebut merupakan upaya seluruh potensi Bangsa Indonesia, baik
masyarakat, swasta maupun pemerintah Depkes RI, 2004. Upaya perbaikan dalam bidang kesehatan masyarakat salah satunya
dilaksanakan melalui program upaya kesehatan yang memiliki tujuan umum untuk meningkatkan pemerataan dan mutu upaya kesehatan yang berhasil guna dan
berdayaguna serta terjangkau oleh segenap anggota masyarakat. Sementara itu, salah satu tujuan khususnya adalah menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan
dari penyakit menular dan penyakit tidak menular termasuk kesehatan gigi Depkes RI, 2000.
Salah satu tujuan yang ingin dicapai pemerintah untuk terwujudnya Indonesia Sehat 2015 adalah memerangi HIV AIDS dan penyakit menular lainnya. Selain
mengatasi masalah HIV AIDS, pemerintah juga memprioritaskan pengentasan masalah penyakit menular lainnya seperti; malaria, TBC, Infeksi Saluran Pernafasan
Akut ISPA dan lain-lain Depkes RI, 2000.
Universitas Sumatera Utara
Penyakit ISPA adalah penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran napas mulai dari hidung saluran atas hingga alveoli
saluran bawah Depkes RI, 2008. Data dari World Health Organization WHO menyebutkan bahwa ISPA
merupakan salah satu penyebab kematian tersering dinegara sedang berkembang yang menyerang 400 sampai dengan 500 juta jiwa dengan Proportional Mortality Rate
PMR sebesar 26,67 WHO, 2008. Program pengendalian ISPA menetapkan bahwa semua kasus yang ditemukan
harus mendapat tata laksana sesuai standar, dengan demikian penemuan angka kasus ISPA juga menggambarkan penatalaksanaan kasus ISPA. Jumlah kasus ISPA di
masyarakat diperkirakan sebanyak 10 dari populasi. Target cakupan program ISPA nasional pada balita sebesar 76 dari perkiraan jumlah kasus, namun pada tahun
2008 cakupan penemuan kasus baru mencapai 18,81 Depkes RI, 2008. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar RISKESDAS tahun 2007,
Infeksi Saluran Pernapasan Akut ISPA masih merupakan masalah kesehatan yang penting di Indonesia karena menyebabkan kematian yang cukup tinggi dengan
proporsi 3,8 untuk penyebab kematian di semua umur, sementara prevalensi nasional ISPA ada sebesar 25,5 16 propinsi di atas angka nasional. Untuk angka
kunjungan pasien ke rumah sakit dengan penyakit gangguan sistem pernafasan berada di peringkat pertama yaitu sebesar 18,6 Ditjen Bina Yanmedik, 2009.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Aceh, prevalensi Infeksi Saluran Pernafasan Akut ISPA pada tahun 2008 sebesar 63,78 dan pada tahun
2009 sebesar 70,36, urutan pertama terbanyak dari 10 jenis penyakit menular Profil Dinas Kesehatan Propinsi Aceh, 2008, 2009, dan data dari Dinas Kesehatan
Kota Banda Aceh, prevalensi Infeksi Saluran Pernafasan Akut ISPA pada tahun 2008 sebesar 50,91 dan pada tahun 2009 sebesar 46,8, urutan pertama terbanyak
dari 10 jenis penyakit menular Profil Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh, 2008, 2009.
Salah satu daerah yang termasuk ke dalam wilayah administratif di Propinsi NAD adalah Sabang. Sebagai daerah wisata, Sabang memiliki pembangunan sarana
dan prasarana yang terus berkembang dengan pesat. Hal ini di fungsikan untuk menarik minat para wisatawan agar berkunjung ke Sabang. Untuk terus menjaga
image yang baik mengenai sabang, maka perlu adanya tindakan-tindakan untuk senantiasa meningkatkan derajat kesehatan serta melestarikan kebersihan, keindahan
dan keasrian Sabang. Dalam tujuan melestarikan Sabang sebagai daerah wisata juga perlu adanya
pembangunan dibidang sarana jalan sebagai salah satu penghubung agar mudahnya aksesibilitas ketempat-tempat tujuan wisata. Di Kawasan Pelabuhan Balohan Sabang
terdapat sebuah pabrik yang memroduksi aspal Hotmix aspal beton bernama Pabrik Tamitana yang berlokasi tidak terlalu jauh dari pemukiman penduduk sekitar. Pabrik
tersebut juga berada di dataran yang sedikit lebih tinggi dari pemukiman, sehingga
Universitas Sumatera Utara
debu-debu yang beterbangan yang dikeluarkan dari adanya kegiatan proses produksi aspal Hotmix tersebut menjangkau ke pemukiman penduduk. Dari survey awal yang
dilakukan peneliti para pekerja pabrik Tamitana dan penduduk tidak sedikit yang mengeluhkan mengalami gangguan pernafasan dikarenakan terkontaminasi dengan
debu-debu akibat proses produksi aspal Hotmix tersebut. Di tahun 2009, ISPA merupakan penyakit peringkat pertama dari 10 pola
penyakit terbanyak di Kawasan Pelabuhan Laut Balohan dengan 2.230 kasus, dimana kasus terbanyak terjadi pada bulan Februari dan Desember yaitu masing-masing
sebesar 297 kasus. Profil Kesehatan Puskesmas Sukajaya, 2009 Sementara pada tahun 2010 penyakit ISPA di Kawasan Pelabuhan Laut
Balohan ada sebesar 2424 kasus dengan kasus terbanyak terjadi pada bulan Desember sebesar 311 kasus. Bagian P2P Puskemas Suka Jaya Tahun 2010
Berdasarkan data kasus ISPA tahun 2009 dan 2010 di atas, dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan sebesar 194 kasus. Peningkatan ini menunjukkan bahwa
penyakit ISPA masih belum teratasi dan merupakan kasus yang perlu mendapat perhatian khusus.
Sebagian besar ISPA disebabkan oleh infeksi, akan tetapi dapat juga disebabkan oleh bahan-bahan seperti aspirasi minyak mineral, Inhalasi bahan-bahan
organik atau uap kimia seperti Berillium, inhalasi bahan-bahan debu yang mengandung alergen, seperti spora aktinomisetes termofilik yang terdapat pada
Universitas Sumatera Utara
ampas tebu di pabrik gula, obat Nitrofurantoin, Busulfan, Metotreksat, radiasi dan Desquamative interstitial pneumonia, Eosinofilic pneumonia Alsagaff, 2005.
Dari hasil penelitian Sarijan 2005, ada Hubungan Faktor Lingkungan dan Perilaku Keluarga dengan Kejadian ISPA Pada Balita di Desa Banjararjo Kecamatan
Ayah Tahun 2005. Penelitian Hidayati 2004, Faktor Lingkungan Ventilasi, Kepadatan Hunian dan Kelembaban Berhubungan dengan Kejadian ISPA Pada Balita
Di Kelurahan Pasie Nan Tigo Kecamatan Koto Tangah Kota Padang Tahun 2004. Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang Pengaruh Lingkungan Aktivitas Produksi Aspal Hotmix terhadap Syndrome Infeksi Saluran Pernafasan Akut ISPA Pada Pekerja dan
Penduduk di Kawasan Pelabuhan Balohan Sabang Tahun 2011.
1.2.
Permasalahan
Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana Pengaruh Lingkungan Aktivitas Produksi Aspal Hotmix terhadap Syndrome Infeksi
Saluran Pernafasan Akut ISPA Pada Pekerja dan Penduduk di Kawasan Pelabuhan Balohan Sabang Tahun 2011.
1.3. Tujuan Penelitian