Dari 74 orang responden di lingkungan pemukiman, 44 orang yang lingkungan rumahnya dengan kadar debu tidak baik atau tidak memenuhi syarat
paling banyak menderita syndrome ISPA sebanyak 38 orang 86,4 dan yang tidak menderita syndrome ISPA sebanyak 6 orang 44,0, sedangkan lingkungan
rumahnya yang kadar debu baik atau memenuhi syarat sebanyak 30 orang. Hasil uji statistik diperoleh nilai probabilitas p = 0,000 0,05 artinya terdapat hubungan
yang signifikan antara kadar debu dengan syndrome ISPA pada penduduk di kawasan industri pelabuhan balohan.
Dari 74 orang responden di lingkungan pemukiman, 45 orang yang jarak lingkungan rumahnya dengan industri yang tidak baik atau tidak memenuhi syarat
paling banyak menderita syndrome ISPA sebanyak 41 orang 91,1 dan yang tidak menderita syndrome ISPA sebanyak 4 orang 8,9. Sedangkan lingkungan rumah
yang jaraknya dengan industri baik atau memenuhi syarat sebanyak 29 orang. Hasil uji statistik diperoleh nilai probabilitas p = 0,000 0,05 artinya terdapat hubungan
yang signifikan antara jarak rumah dengan syndrome ISPA pada penduduk di kawasan industri pelabuhan balohan.
4.5 Analisis Multivariat
Analisis multivariat dilakukan untuk melihat hubungan variabel independen dengan variabel dependen secara bersama-sama dengan menggunakan uji regresi
logistik ganda multiple logistic regression untuk mencari faktor-faktor dominan
Universitas Sumatera Utara
terhadap gejala gangguan saluran pernafasan pada pekerja industri aspal hotmix dengan melalui langkah yaitu :
1. Melakukan pemilihan variabel yang potensial dimasukkan dalam model. untuk
tahap pertama variabel yang dipilih atau dianggap signifikan pada analisis bivariat. Variabel yang mempunyai p 0,25 dikeluarkan dari model secara
berurutan atau bertahap dimulai dari p value terbesar. 2.
Untuk tahap kedua variabel independen yang masuk model pada tahap pertama selanjutnya dilakukan pengujian secara bersama-sama. Variabel yang memiliki p
0,05 dikeluarkan secara bertahap, dimulai dari p value yang terbesar, sehingga didapatkan fit model p 0,05. Kemudian diperoleh faktor yang paling dominan
berpengaruh terhadap syndrome ISPA pada pekerja dan penduduk di kawasan pelabuhan balohan sabang dalam model regresi logistik.
Untuk faktor lingkungan aktivitas produksi aspal Hotmix terdapat dari 4 variabel yang signifikan pada analisis bivariat yaitu suhu, kelembaban, kadar debu
dan penggunaan alat pelindung diri APD. Dari analisis multivariat pada uji tahap pertama ada 2 variabel yang dikeluarkan dari model yang nilai p 0,25 yaitu suhu
dan kelembaban. Hanya 2 variabel yang masuk dalam kandidat model yaitu variabel kadar debu dengan nilai p=0,0090,05 dan penggunaan APD dengan nilai p=0,004
0,05. Dengan demikian didapatkan model terbaik dalam menentukan variabel yang paling berpengaruh dari faktor lingkungan aktivitas produksi aspal Hotmix terhadap
syndrome ISPA pada pekerja di kawasan pelabuhan Balohan Sabang. Model ini dapat
Universitas Sumatera Utara
memprediksikan besar kecilnya pengaruh faktor lingkungan aktivitas produksi aspal Hotmix terhadap syndrome ISPA pada pekerja. Hasil akhir uji regresi logistik dapat
dilihat pada tabel 4.12 di bawah ini:
Tabel 4.12. Hasil Uji Regresi Logistik yang Masuk dalam Model dengan Nilai p0,05 untuk Faktor Lingkungan Aktivitas Produksi Aspal Hotmix
terhadap
Syndrome ISPA pada Pekerja di Kawasan Pelabuhan Balohan Sabang
No Variabel
B P
Exp B 95CI
1 APD
-4,297 0,004
14,125 0,001-0,262
2 Kadar Debu
-4,010 0,009
18,117 0,001-0,367
Constant 13,716
0,002 004871,8
Overall percentage : 90,0
Pada lingkungan pemukiman penduduk terdapat dari 4 variabel pada yang signifikan pada analisis bivariat yaitu suhu, kelembaban, kadar debu dan jarak rumah
dengan industri. Dari analisis multivariat pada uji tahap pertama ada 2 variabel yang dikeluarkan dari model yang nilai p 0,25 yaitu suhu dan kelembaban. Hanya 2
variabel yang masuk dalam kandidat model yaitu variabel kadar debu dengan nilai p=0,0100,05 dan jarak rumah dengan industri dengan nilai p=0,000 0,05.
Dengan demikian didapatkan model terbaik dalam menentukan variabel yang paling berpengaruh dari faktor lingkungan aktivitas produksi terhadap syndrome
ISPA pada penduduk di kawasan pelabuhan Balohan Sabang. Model ini dapat memprediksikan besar kecilnya pengaruh faktor lingkungan aktivitas produksi
terhadap syndrome ISPA pada penduduk. Hasil akhir uji regresi logistik dapat dilihat pada tabel 4.13 di bawah ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.13. Hasil Uji Regresi Logistik yang Masuk dalam Model dengan Nilai p 0,05 untuk Faktor Lingkungan Aktivitas Produksi terhadap
Syndrome ISPA pada Penduduk di Kawasan Pelabuhan Balohan Sabang
No Variabel
B P
Exp B 95CI
1 Kadar Debu
-1,752 0,010
19,731 0,046-0,660
2 Jarak Rumah dengan Industri
-2,785 0,000
6,325 0,016-0,242
Constant 6,054
0,000 425,901
Overall percentage : 82,4
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Karakteristik Penderita Syndrome ISPA