substansi yang paling signifikan melalui inhalasi yang dapat penyakit baik akut maupun kronis.
Untuk mengatasi hal tersebut, dilakukan upaya pencegahan dan perlindungan terhadap kesehatan bagi penduduk. Salah satu upaya pencegahan tersebut adalah
memberikan penyuluhan, berpola hidup bersih dan sehat yaitu tidak berbicara sewaktu melakukan aktivitas di luar rumah seperti menyapu halaman, dan makan dan
minum pada tempat yang terbuka dan pencegahan secara dini dengan memeriksakan diri pada puskesmas. Penduduk di kawasan tersebut sering mengabaikan hal ini.
Sesuai dengan pendapat Mangkunegoro 2003, semakin tinggi partikel debu dalam udara dan semakin lama paparan berlangsung, maka jumlah partikel yang mengendap
di paru akan semakin banyak. Sesuai dengan KepmenkesRI nomor 829MenkesSKVII1999 Tentang
persyaratan kesehatan rumah tinggal kadar debu 10 mgmikron. Partikel debu yang berdiameter 10 mgm
3
5.3.4. Jarak Rumah dengan Industri
merupakan indikator yang baik tentang adanya kelainan saluran pernapasan, karena adanya hubungan yang kuat antara gejala saluran
pernapasan dengan kadar partikel debu di udara Pope, 2003.
Jarak rumah dengan industri dalam penelitian dengan melihat batas lingkungan pemukiman penduduk dengan industri aspal Hotmix dengan jarak
≥ 2 Km. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dari 74 orang, sebanyak 45 rumah
responden di lingkungan pemukiman dengan jarak 2 Km atau tidak memenuhi
Universitas Sumatera Utara
syarat dan tidak baik paling banyak menderita syndrome ISPA yaitu 41 orang 91,1, dan tidak sakit 4 orang 8,9. Sedangkan rumah responden yang
≥ 2 Km atau memenuhi syarat dan baik sebanyak 29 39,2, yang menderita ISPA yaitu 9
orang 31 dan tidak sakit sebanyak 20 orang 69. Hasil uji statistik diperoleh nilai probabilitas p=0,0000,05 artinya terdapat
hubungan yang signifikan antara jarak rumah dengan syndrome ISPA pada penduduk di Kawasan Balohan Sabang. Hasil analisa multivariat diperoleh nilai eks B untuk
kadar debu sebesar 6,235 dengan p value 0,000. Hal ini berarti jarak rumah dengan industri mempunyai pengaruh sebesar 6 kali untuk terjadinya risiko penyakit ISPA
pada penduduk. Jarak rumah yang terlalu dekat dengan industri akan menyebabkan
terpaparnya penduduk umumnya melalui inhalasi. Hal ini akan menyebabkan penduduk menderita syndrome ISPA bila tidak diatasi dengan segera. Hasil
pengamatan peneliti bahwa jarak rumah yang paling dekat dengan pemukiman penduduk lebih kurang 1,5 Km, dan yang paling jauh 3,2 Km. Hal ini dapat
digambarkan bahwa penduduk yang menderita sakit lebih besar sebagian besar pada rumah yang jaraknya kurang dari 2 Km dibandingkan penduduk yang jarak rumahnya
lebih dari 2 Km di kawasan Balohan Sabang. Hal ini membuktikan bahwa ada pengaruh antara jarak rumah dengan industri terhadap penderita syndrome ISPA.
Sejalan dengan pendapat Yunus 2006 yang menyimpulkan bahwa lama paparan mempunyai pengaruh terhadap gangguan fungsi paru. Pendapat Pudjiastuti 2002
Universitas Sumatera Utara
mengatkan partikel debu akan berada du udara dalam waktu yang relatif lama dalam keadaan melayang-layang di udara, kemudian masuk ke dalam tubuh manusia melalui
pernapasan. Sesuai dengan penelitian ini bahwa lingkungan permukiman penduduk di
kawasan pelabuhan Balohan Sabang tersebut proteksi untuk penccegahan dari polusi udara tersebut terutama yang disebabkan oleh debu yang terbawa oleh angin belum
memadai, artinya penanaman penghijauan pohon-pohon disekitar lingkungan pemukiman pada kawasan tersebut hanya sebagian kecil. Peneliti dapat menganalisis
bahwa jika memang banyaknya penghijauan yang ditanam di sekitar lingkungan pemukiman akan mengurangi polusi debu tersebut, dimana sebagian besar dapat
diserap oleh pohon- pohon yang berada di sekitar rumah. Berkaitan dengan debu aspal Hotmix, debu yang dihasilkan dapat berupa agregat kasar dan halus, sehingga
agregat tersebut terbawa bersama angin. Menurut Peraturan Menteri Perindustrian 2010, pertimbangan jarak terhadap
pemukiman bagi pemilihan lokasi kegiatan industri pada prinsipnya memiliki 2 tujuan pokok yaitu dampak positif dan negatif. Berdampak positif dalam rangka
pemenuhan tenaga kerja dan aspek pemasaran produk. Berdampak negatif karena kegiatan industri menghasilkan pollutan dan limbah yang dapat membahayakan bagi
kesehatan masyarakat. Untuk mengatasi hal tersebut, dilakukan upaya pencegahan dan perlindungan
terhadap kesehatan lingkungan pemukiman penduduk. Salah satu upaya pencegahan
Universitas Sumatera Utara
tersebut adalah memberikan penyuluhan, melakukan isolasi atau penyekatan untuk mengurangi paparan debu aspal terhadap lingkungan pemukiman dengan membuat
unit pengolahan penyaringan limbah debu dan penghijauan di lingkungan perusahaan. Demikian juga di kawasan pelabuhan Balohan sabang yang di kawsan tersebut
terdapat lingkungan penduduk, dengan membuat penghijauan di sekitar kawasan tersebut.
Sesuai dengan pendapat Mangkunegoro 2003, semakin tinggi partikel debu dalam udara dan semakin lama paparan berlangsung, maka jumlah partikel yang
mengendap di paru akan semakin banyak. Jarak terhadap pemukiman yang ideal minimal 2 Km dari lokasi kegiatan
industri. Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor: 35M-INDPER32010.
5.3.5. Fenomena Faktor Risiko pada Pekerja dan Penduduk