3. Sistem pemantauan dan evaluasi partisipatif yang komprehensif dalam proses perencanaan dan penganggaran telah terbentuk
4. Anggaran berdasarkan kerangka jangka menengah 5. Target anggaran layak dan berdasarkan proses Penyusunan anggaran yang realistis.
6. Pengendalian Pengeluaran digunakan Untuk Memastikan Kinerja Anggaran 7. Koordinasi dengan PPKD
Perencanaan anggaran yang meliputi perencanaan pembangunan daerah, perencanaan sektoral dan APBD kurang baik. Sistem pemantauan dan evaluasi
partisipatif yang komprehensif dalam proses perencanaan dan penganggaran telah terbentuk dan hanya saja pelaksanaannya kurang maksimal. Hasil penelitian ini tidak
sependapat dengan penelitian terdahulu Haikal 2007 karena perbedaan indikator- indikator yang digunakan penulis dalam variable perencanaan dan juga perbedaan
lokasi penelitian yang dilakukan, penulis melakukan penelitian di kota Pematang siantar sedangkan peneliti terdahulu dilakukan pada Pemkab Aceh.
5.4.2 Pengaruh Pengelolaan kas terhadap kinerja SKPD Pemko Siantar
Variabel Pengelolaan kas Pemko Siantar berpengaruh terhadap kinerja manajerial SKPD. Pengelolaan kas daerah didasarkan atas efektivitas dan efisiensi
penanganan dana-dana yang berasal dari penerimaan daerah dan dari pemerintah pusat. Syahrida, 2009 Adanya pengaruh secara parsial pemahaman sistem
akuntansi dan pengelolaan keuangan daerah terhadap kinerja SKPD . Penerimaan daerah berasal Pendapatan Asli Daerah dan penerimaan dari pusat
berasal dari Dana Perimbangan yaitu Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak. Respon tiap-tiap pemerintah daerah terhadap
pengelolaan keuangan atau kas daerah dan dana transfer yang diberikan oleh pemerintah pusat berbeda-beda. Tidak semua daerah memiliki kesiapan dalam
menerima dana transfer tersebut. Dampaknya adalah terjadi perilaku yang tidak
Universitas Sumatera Utara
simetris sebagai respon terhadap dana transfer yang diberikan. Wulan 2008, menguraikan bahwa ketika pemerintah pusat memberikan bantuan transfer kepada
pemerintah daerah sebagai upaya untuk meningkatkan belanja daerah, terdapat indikasi respon yang asimetris terhadap bantuan tersebut. Wulan 2008 menunjukkan
bahwa transfer pemerintah pusat berpengaruh terhadap besarnya pengeluaran yang dilakukan oleh pemerintah daerah kabupaten atau kota. Pada saat pemerintah daerah
menerima transfer dari pemerintah pusat dana itu digunakan tanpa adanya upaya untuk meningkatkan PAD tiap-tiap daerah. Mahfatik 1997 menunjukkan bahwa
Pengeluaran pemerintah pada setiap kategori infrastuktur cenderung lebih besar dari kebutuhannya dan kinerja yang dihasilkan oleh pengeluaran Pemerintah Kabupaten
Sleman untuk infrastruktur masih memberikan kelemahan dan ancaman pada tugas pokok dan fungsi unit kerja yang menangani.
5.4.3 Pengaruh Pelaporan terhadap kinerja SKPD Pemko Siantar