Pengelolaan Kas Landasan Teori 1. Perencanaan Anggaran

Budget Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit kesatuan moneter dan berlaku untuk jangka waktu periode tertentu yang akan datang. M. Nafarin 2004 : “Anggaran budget adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program- program yang telah disahkan”. Mulyadi 2001 : “Anggaran adalah suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter dan satuan ukuran waktu yang lain, yang mencakup jangka waktu satu tahun”.

2.1.2 Pengelolaan Kas

Penempatan pengelolaan kas sebagai bidang strategis yang terpisah mencerminkan pentingnya menginstitusionalisasikan praktek-praktek penanganan kas yang tepat di pemerintah daerah. Hal ini dapat menjadi bidang strategis yang paling mudah untuk mendapatkan nilai baik, karena pengelolaan kas yang efektif dan tepat merupakan komponen dasar pengelolaan keuangan yang mantap. Kas merupakan bentuk aktiva yang paling likuid yang bisa dipergunakan segera untuk memenuhi kewajiban financial perusahaan. Masalah utama bagi pengelolaan kas adalah menyediakan kas yang memadai, tidak terlalu banyak yang dapat mengurangi keuntungan dan tidak terlalu sedikit yang dapat mengganggu likuditasnya. Laporan arus kas merupakan salah satu bagian dari laporan keuangan yang harus dibuat oleh perusahaan. Laporan arus kas dibuat untuk memenuhi tujuan – tujuan berikut ini : Secokusumo et all, 1998 Universitas Sumatera Utara 1. Untuk memperkirakan arus kas masa mendatang Sumber dan penggunaan kas perusahaan tidaklah berubah secara dramatis dari tahun ke tahun, oleh karena itu penerimaan dan pengeluaran kas dapat diterima sebagai alat yang baik untuk memperkirakan penerimaan dan pengeluaran kas di masa yang akan datang. 2. Untuk mengevaluasi keputusan manajemen. Laporan arus kas akan melaporkan kegiatan investasi perusahaan, sehingga memberikan informasi arus kas kepada investor dan kreditur untuk mengevaluasi keputusan manajer. 3. Untuk menentukan kemampuan perusahaan membayar deviden kepada pemegang saham, pembayaran bunga dan pokok pinjaman kepada kreditur. Pemegang saham tertarik pada penerimaan deviden dari investasinya dalam saham perusahaan. 4. Untuk menunjukkan hubungan laba bersih terhadap perubahan kas perusahaan. Biasanya kas dan laba bersih bergerak bersama. Tingginya tingkat laba cenderung menyebabkan peningkatan kas dan sebaliknya. Akan tetapi nilai sisa kas bisa menurun ketika laba bersih tinggi dan kas bisa meningkat ketika laba bersih rendah. Adanya kemungkinan bangkrutnya suatu perusahaan yang mempunyai laba bersih yang cukup tinggi tetapi arus kas yang rendah, menyebabkan diperlukannya informasi arus kas bagi investor. Indikator pengelolaan kas menurut Peter Rooney et all 2007 adalah : 1. Adanya kapasitas SDM dan kelembagaan yang memadai untuk fungsi akuntansi dan keuangan 2. Sistem informasi akuntansi dan manajemen sudah terintegrasi Universitas Sumatera Utara 3. Seluruh transaksi dan saldo keuangan pemerintah daerah dicatat secara akurat dan tepat waktu 4. Terdapat laporan keuangan dan informasi manajemen yang dapat diandalkan. Pengelolaan kas daerah didasarkan atas efektivitas dan efisiensi penanganan dana-dana yang berasal dari penerimaan daerah dan dari pemerintah pusat. Penerimaan daerah berasal Pendapatan Asli Daerah dan penerimaan dari pusat berasal dari Dana Perimbangan yaitu Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak. Respon tiap-tiap pemerintah daerah terhadap pengelolaan keuangan atau kas daerah dan dana transfer yang diberikan oleh pemerintah pusat berbeda-beda. Tidak semua daerah memiliki kesiapan dalam menerima dana transfer tersebut. Dampaknya adalah terjadi perilaku yang tidak simetris sebagai respon terhadap dana transfer yang diberikan. Wulan, 2008 menguraikan bahwa ketika pemerintah pusat memberikan bantuan transfer kepada pemerintah daerah sebagai upaya untuk meningkatkan belanja daerah, terdapat indikasi respon yang asimetris terhadap bantuan tersebut. Wulan 2008 menunjukkan bahwa transfer pemerintah pusat berpengaruh terhadap besarnya pengeluaran yang dilakukan oleh pemerintah daerah kabupaten atau kota. Pada saat pemerintah daerah menerima transfer dari pemerintah pusat dana itu digunakan tanpa adanya upaya untuk meningkatkan PAD tiap-tiap daerah. Entitas pelaporan yang wajib menyusun dan menyajikan laporan arus kas adalah unit organisasi yang mempunyai fungsi perbendaharaan. Unit organisasi yang Universitas Sumatera Utara mempunyai fungsi perbendaharaan adalah unit yang ditetapkan sebagai bendaharawan umum negaradaerah danatau kuasa bendaharawan umum negaradaerah.Menurut Undang-Undang nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara,Bendaharawan Umum Negara BUN Indonesia dipegang oleh Menteri Keuangan. Sedangkan Kuasa Bendaharawan Umum Negara Kuasa BUN dipegang oleh DirektoratPengelolaan Kas Negara Dir PKN Dirjen Perbendaharaan. Maka unit organisasi yangmempunyai fungsi perbendaharaan adalah Departemen Keuangan c.q. Dirjen Perbendaharaan. Jadi entitas pelaporan untuk Laporan Arus Kas Pemerintah Pusat adalah: 1. KPPN yangmenghasilkan LAK - KPPN 2. Kanwil Ditjen Perbendaharaan yang menghasilkan LAK - Kanwil 3. Direktorat PKN yang menghasilkan LAK - BUN 4. Ditjen Perbendaharaan c.q. DIA yang menghasilkan LAK- PP. Lebih lanjut Priyo 2008 menjelaskan bahwa saat masyarakat pemerintah daerah menerima transfer maka akan terjadi kenaikan penerimaan pajak daerah dan peningkatan konsumsi barang publik. Hal ini menunjukkan bahwa transfer meningkatkan konsumsi akan barang publik namun tidak menjadi substitut pajak daerah. Kondisi inilah yang dalam berbagai literatur disebut dengan flypaper effect. Dewi 2006 menyebutkan flypaper effect merupakan suatu keganjilan dimana kecenderungan dari dana bantuan transfer akan meningkatkan belanja publik yang lebih besar dibandingkan dengan pertambahan pendapatan yang diperoleh dari masyarakat. Dapat juga dikatakan bahwa flypaper effect muncul saat transfer Universitas Sumatera Utara pemerintah pusat digunakan sepenuhnya untuk membiayai kegiatan belanja pemerintah daerah tanpa diimbangi dengan peningkatan PAD.

2.1.3. Pelaporan

Dokumen yang terkait

Peranan Aparatur Pemerintah Kota Pematang Siantar Dalam Pelayanan Pengurusan Kartu Tanda Penduduk Elektronik Studi Pada Kecamatan Siantar Timur Kota Pematangsiantar

2 94 107

Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Kota Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Pematang Siantar

2 55 118

Fungsi Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Penilaian Kinerja Pusat Biaya Pada PT. Bumi Sari Prima Pematang Siantar

2 51 77

PENGARUHPEMBERLAKUAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA, UMPAN BALIK ANGGARAN, KECUKUPAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA SKPD PEMERINTAH KOTA MEDAN.

0 4 25

PENGARUH KECUKUPAN ANGGARAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN DAN PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA SKPD PEMERINTAH KOTA MEDAN.

0 1 24

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN DAN PENYERAPAN ANGGARAN TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH KOTA SURAKARTA (Studi Empiris pada SKPD di Lingkungan Pemerintah Kota Surakarta).

0 0 16

Pengaruh Perencanaan anggaran, Pengelolaan Kas dan Pelaporan terhadap kinerja SKPD ( Studi kasus Pemerintah Kota Pematang Siantar )

0 0 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Review Peneliti Terdahulu (Theoretical Mapping) - Pengaruh Perencanaan anggaran, Pengelolaan Kas dan Pelaporan terhadap kinerja SKPD ( Studi kasus Pemerintah Kota Pematang Siantar )

0 0 17

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengaruh Perencanaan anggaran, Pengelolaan Kas dan Pelaporan terhadap kinerja SKPD ( Studi kasus Pemerintah Kota Pematang Siantar )

0 0 10

PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PENGELOLAAN KAS DAN PELAPORAN, TERHADAP KINERJA KEPALA SKPD (Studi kasus pada Pemerintah kota Pematang Siantar)

0 0 15