pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-undangan.
Menurut Peter Rooney et all 2007 indikator pelaporan adalah : 1. Adanya kapasitas sumber daya manusia dan kelembagaan yang memadai untuk
fungsi akuntansi dan keuangan 2. Sistem informasi akuntansi dan manajemen sudah terintegrasi
3. Seluruh laporan keuangan pemerintah daerah dicatat secara akurat dan tepat waktu
4. Terdapat laporan keuangan dan informasi manajemen yang dapat diandalkan
2.1.4 Kinerja Pemerintah Daerah
Witmore 1997 menyatakan bahwa kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seorang atau suatu perbuatan, suatu prestasi, suatu pameran umum
keterampilan. Kinerja merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil
suatu instansi dihubungkan dengan visi yang diemban suatu organisasi atau perusahaan serta mengetahui dampak positif dan negatif dari suatu kebijakan
operasional. Penilaian kinerja performance appraisal pada dasarnya merupakan factor
kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien, karena adanya kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya manusia yang ada
dalam organisasi. Penilaian kinerja individu sangat bermanfaat bagi dinamika
Universitas Sumatera Utara
pertumbuhan organisasi secara keseluruhan, melalui penilaian tersebut maka dapat diketahui kondisi sebenarnya tentang bagaimana kinerja lembaga. Kinerja dan
kemampuan keuangan daerah merupakan salah satu ukuran yang dapat digunakan untuk melihat kemampuan daerah dalam menjalankan otonomi daerah Halim, 2004.
Hasil analisis pendapatan dan pengeluaran merupakan komponen dalam menganalisis keuangan daerah. Jika pendapatan lebih besar daripada pengeluaran,
akan terjadi surplus anggaran dan jika pengeluaran lebih besar daripada pendapatan akan terjadi defisit anggaran. Dalam hal ini perlu diperhatikan bagaimana kondisi
keuangan yang ada pada tahun sekarang dan kecendurangannya pada tahun-tahun mendatang, sehingga pola surplus dan defisit anggaran dapat diprediksikan. Dilihat
dari sisi pendapatan, keuangan daerah yang berhasil adalah keuangan daerah yang mampu meningkatkan penerimaan daerah secara berkesinambungan seiring dengan
perkembangan perekonomian tanpa memperburuk alokasi faktor-faktor produksi dan keadilan. Dilihat dari sisi pengeluaran, keuangan daerah yang berhasil adalah
keuangan daerah yang mampu membelanjakan pendapatan yang diterima untuk selanjutnya memberikan timbal balik atas pengeluaran tersebut. Timbal balik dalam
hal ini seperti pendapatan pajak dan retribusi. Analisis sisi pendapatan menggunakan pendapatan asli daerah sebagai titik sentral analisisnya, sedangkan analisis sisi
pengeluaran menekankan pada belanja daerah sebagai titik setral analisisnya. Menurut Ramandei 2009, kinerja manajerial adalah kinerja para individu
anggota organisasi dalam kegiatan manajerial, antara lain perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pengaturan staf, negosiasi, perwakilan dan
Universitas Sumatera Utara
kinerja secara keseluruhan. Sedangkan pandangan Robertson et. al. dalam Ramandei, 2009, terhadap kinerja seseorang lebih bersifat situasional, tergantung
pada kondisi internal dan faktor eksternal yang melingkupi individu organisasi dalam melakukan pekerjaan. Faktor eksternal berupa target dan persaingan yang menuntut
kinerja yang tinggi dari individu itu sendiri. Sedangkan faktor internal berupa lingkungan kerja, gaji, kesempatan, supervise dan yang meliputi dimensi kepuasan
kerja. Kinerja merupakan efektivitas operasional organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan standar, sasaran, dan kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya Ramandei, 2009. Seseorang
yang memegang
posisi manajerial
diharapkan mampu
menghasilkan suatu kinerja manajerial. Berbeda dengan kinerja karyawan umumnya yang bersifat konkrit, kinerja manajerial adalah bersifat abstrak dan kompleks
Mulyadi, 2001. Manajer menghasilkan kinerja dengan mengerahkan bakat dan kemampuan, serta usaha beberapa orang lain yang berada didalam daerah
wewenangnya. Kinerja manajerial merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan keefektifan organisasi.
Universitas Sumatera Utara
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1. Kerangka Konsep
Berdasarkan landasan teori dan rumusan masalah penelitian, peneliti mengindentifikasi tiga variabel independent yakni Perencanaan anggaran X1,
Pengelolaan Kas X2 dan Pelaporan X3 yang diperkirakan mempengaruhi baik simultan maupun parsial terhadap kinerja Kepala SKPD Y.
Kerangka Konseptual yang digunakan dalam penelitan ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Variabel Independen Variabel Dependen
Perencanaan Anggaran X1
Pengelolaan Kas X2
Kinerja Kepala SKPD Y
Pelaporan X3
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan gambar diketahui bahwa anggaran pemerintah daerah sebagai rencana kerja pemerintah daerah merupakan disain teknis pelaksanaan strategi untuk
mencapai tujuan daerah. Jika kualitas anggaran pemerintah daerah rendah, maka kualitas pelaksanaan fungsi-fungsi pemerintah cenderung lemah. Anggaran
pendapatan dan belanja daerah seharusnya tidak hanya berisi mengenai informasi sumber pendapatan dan penggunaan dana, tetapi juga harus menyajikan informasi
mengenai kondisi kinerja yang ingin dicapai. Perencanaan Anggaran sangat berpengaruh terhadap kinerja kepala SKPD
pada suatu kabupatenkota dikarenakan bila suatu perencanaan dijalankan sesuai dengan standar peraturan daerah yang sudah ada maka kinerja tersebut akan baik,
berjalan dengan efektif dan begitu juga sebaliknya. Komponen pelayanan dan tingkat pencapaian yang diharapkan pada setiap bidang kewenangan pemda yang akan
dilaksanakan dalam satu tahun anggaran. Pemerintah daerah sulit meningkatkan kinerja dan tidak akan dapat mengelola keuangannya secara efektif apabila sistem
perencanaan yang dimiliki buruk. Tujuan strategisnya adalah untuk pembuatan anggaran daerah multi tahun yang seksama yang secara jelas terkait dengan rencana
daerah. Kejelasan tujuan suatu perencanaan anggaran akan mendukung pencapaian sasaran dari dinas-dinas sehingga kinerja perangkat pemerintah daerah dapat dicapai
dengan baik. Jika perencanaan anggaran memiliki pedoman yang jelas dan perlu dibuat untuk pemerintah daerah yang berisikan strategi untuk meningkatkan hasil-
hasil di bidang perencanaan anggaran sejalan dengan yang diharapkan maka kinerja
Universitas Sumatera Utara
dapat diwujudkan melalui pencapaian setiap unit SKPD. Reformasi di bidang perencanaan anggaran harus dilakukan dan membutuhkan perbaikan bukan hanya
pada proses tetapi juga pada sikap-sikap pemerintah daerah. Kenyataan bahwa anggaran sering tidak disetujui pada waktunya, dengan penundaan terkadang sampai
tahun berikutnya, menunjukkan bahwa kinerja masih rendah. Hal ini tidak hanya menimbulkan masalah dalam perencanaan dan pelaksanan tetapi juga mengurangi
kepercayaan publik terhadap proses anggaran. Transparansi perlu untuk berubah dari hanya sekedar kata-kata mutiara di lingkungan pemerintah daerah menjadi anggaran
yang berbasis kinerja. Pemberian informasi secara berkala pada waktu-waktu yang tepat, membuat informasi ini dapat diakses dengan mudah dan memberikan ruang
untuk diskusi dan perbedaan pendapat akan menjadi langkah dalam meningkatkan kinerja perangkat daerah.
Pengelolaan kas berpengaruh terhadap kinerja kepala SKPD dikarenakan bila keuangan daerah mengalami kegagalan maka kegagalan tersebut akan berdampak
pada peningkatan pelayanan kepada masyarakat dan kegagalan dalam mencapai sasaran anggaran sehingga berakibat pada turunnya krediabilitas pemerintah daerah.
Penempatan pengelolaan kas sebagai bidang strategis yang terpisah mencerminkan pentingnya menginstitusionalisasikan praktek-praktek penanganan kas yang tepat
akan meningkatkan kinerja SKPD daerah melalui akuntabilitas dan transparansi yang tinggi dalam pengelolaan kas. Hal ini dapat menjadi bidang strategis yang paling
Universitas Sumatera Utara
mudah untuk mendapatkan kinerja yang baik, karena pengelolaan kas yang efektif dan tepat merupakan komponen dasar pengelolaan keuangan yang berbasis kinerja.
Pelaporan berpengaruh terhadap suatu kinerja Kepala SKPD karena pelaporan tersebut merupakan Indikator lain yang penting dalam mendukung penilaian kinerja
atas pengelolaan keuangan daerah. Bidang ini memerlukan prosedur yang tertata dengan baik dan pegawai yang terlatih untuk melakukan pencatatan data-data
keuangan. Tujuan strategis adalah untuk membuat sebuah sistem akuntansi yang memastikan akuntansi yang cepat untuk semua transaksi keuangan dan membuat
laporan keuangan eksternal dan internal yang terpercaya, berimbang dan tepat waktu. Pelaporan akuntansi yang tepat waktu akan meningkatkan kapasitas dan keakuratan
data sehingga tidak terjadi kesimpangsiuran data, hal tersebut akan mendukung peningkatan kinerja manajerial. Jika akuntansi dan pelaporan memiliki kapasitas
sumber daya manusia dan institusi, sistem akuntansi dan pelaporan yang terintegrasi; pencatatan yang cepat dan akurat untuk semua transaksi keuangan pemerintah daerah;
dan, laporan informasi pengelolaan keuangan yang terpercaya maka hasilnya akan mampu mendukung kinerja kepala daerah yang handal dan terpercaya. Laporan
keuangan yang disajikan Pemerintah Daerah harus memenuhi kriteria pelaporan yang baik yaitu sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan SAP.
Universitas Sumatera Utara
3.2. Hipotesis Penelitian