Similaritas spesies antar tingkat pertumbuhan

53 bertahan dari tingkat pancang sampai pohon. Similaritas antar tingkat pertumbuhan disajikan pada Gambar 23. 5 10 15 20 25 Forest RA60S SH25F SH10F SH13S RA30F RA30S RA13S Ju m la h sp esi es y an g sa m a Tipe tutupan lahan Pa nca ng-Tia ng Pa nca ng-Pohon Tia ng-Pohon Gambar 23. Similaritas antar tingkat pertumbuhan pada berbagai tipe tutupan lahan Pada agroforest karet 60 tahun ditemukan 12 spesies pancang sama dengan spesies tiang, 17 spesies pancang sama dengan spesies pohon. Jumlah tersebut mengindikasikan bahwa hanya 29 23 spesies pancang dapat beregenerasi sampai tahap generatif. Sementara itu, 77 spesies pancang lainnya tidak mampu beregenerasi hingga mencapai tingkat generatif. Jumlah tersebut tidak berbeda nyata dengan hutan primer, yaitu 8 spesies pancang sama dengan spesies tiang dan 15 spesies pancang sama dengan spesies pohon, atau 20 spesies pancang mampu beregenerasi mencapai tahap generatif. Pada hutan sekunder 25 tahun jumlah spesies pancang yang sama dengan spesies tiang mencapai 20 spesies, jumlah spesies pancang yang sama dengan spesies pohon adalah 17 spesies. Berdasarkan jumlah tersebut, 38 spesies pancang mencapai tahap pertumbuhan generatif. Jumlah spesies tiang yang sama dengan spesies pohon pada agroforest karet 60 tahun dan hutan primer adalah 10 spesies 22 dari spesies di hutan primer dan 18 dari spesies di agroforest karet. Demikian juga yang ditemukan pada hutan sekunder 25 tahun yaitu 11 spesies 18. Spesies-spesies yang mencapai pertumbuhan pohon antara lain Shorea sp. 4 spesies, Shorea gibbosa, Polyalthia 54 subcordata, Litsea firma, Litsea oppositifolia, Parashorea malaanonan, Lithocarpus sp., Knema curtisii, Hydnocarpus sumatrana, Dyera costulata, Palaquium gutta, Scaphium macropodum dan Madhuca kingiana. Pada agroforest karet 30 tahun, jumlah spesies pancang yang mencapai tingkat pohon adalah Hevea brasiliensis dan Canarium littorale. Jadi, hanya 8 spesies pancang yang mampu beregenerasi sampai tingkat tiang dan pohon.

5.3.3. Similaritas spesies antar tipe tutupan lahan

Similaritas menunjukkan proporsi banyaknya spesies yang sama yang menempati tipe habitat tutupan lahan berbeda. Pada tingkat pancang, diagram pengelompokan similaritas spesies disajikan pada Gambar 24. 0.80 RA30S RA30F RA13S Forest SH13S RA60S 1.00 SH25F 0.95 0.90 0.85 SH10F Gambar 24. Diagram pengelompokan similaritas spesies tingkat pancang pada berbagai tipe tutupan lahan Agroforest 13 tahun memiliki similaritas spesies paling dekat dengan agroforest 30 tahun. Pada kedua tipe tutupan lahan tersebut ditemukan 18 spesies yang sama 25 dari total spesies pada keduanya. Spesies yang ditemukan pada kedua tipe tutupan lahan tersebut merupakan spesies pioner dan umum ditemukan di berbagai tipe tutupan lahan yaitu Aporusa octandra, Canarium littorale, Desmon sp., Eugenia papilosa, Glochidion cf. arborescens, Gynotroches axillaris, Ixonanthes petiolaris, Litsea elliptica, Litsea firma, Mallotus macrostachyus, 55 Perunema canescens, Piper aduncum, Pternandra azurea, Rhodamnia cinerea, Saurauia cf. pentapetala, Teras bukit, Vitex pinnata dan Hevea brasiliensis. Spesies yang ditemukan pada agroforest karet 60 tahun memiliki kemiripan paling dekat dengan hutan sekunder 25 tahun. Sebanyak 30 spesies 18 yang ditemukan pada agroforest karet 60 tahun juga ditemukan di hutan sekunder 25 tahun. Spesies-spesies tersebut sebagian besar merupakan spesies pioner dan umum dijumpai pada berbagai tipe tutupan lahan. Spesies spesifik yang hanya ditemukan pada kedua tipe tutupan lahan tersebut adalah Parashorea malaanonan dan Urophyllum hirsutum. Spesies tingkat pertumbuhan lanjut yang ditemukan pada kedua tipe tutupan lahan adalah Diospyros lanceifolia, Elaeocarpus stipularis, Lithocarpus sp. dan Madhuca kingiana. Agroforest karet 60 tahun dan hutan sekunder 25 tahun memiliki similaritas spesies terdekat dengan hutan sekunder 10 tahun dan hutan primer. Hasil pengamatan menemukan 20 spesies yang sama terdapat pada agroforest karet 60 tahun, hutan sekunder 25 tahun dan hutan sekunder 10 tahun. Beberapa spesies tingkat pertumbuhan lanjut seperti Diospyros lanceifolia, Elaeocarpus stipularis, Lithocarpus sp. dan Madhuca kingiana sudah ditemukan pada hutan sekunder 10 tahun, tetapi Parashorea malaanonan tidak ditemukan lagi. Spesies tingkat suksesi lanjut yang ditemukan adalah spesies-spesies ’zoochory’. Similaritas pancang antara agroforest karet 60 tahun, hutan sekunder 25 dan 10 tahun mengalami penurunan bila dibandingkan dengan hutan primer. Sebanyak 16 spesies 5 dari totalditemukan pada keempat tipe tutupan lahan tersebut. Spesies-spesies tersebut adalah spesies yang memiliki kisaran habitat luas, karena ditemukan hampir pada tiap tipe tutupan lahan di Lubuk Beringin. Sementara itu, agroforest karet 30 tahun dekat hutan primer memiliki similatitas spesies dengan hutan sekunder 13 tahun yang jauh dari hutan primer. Sebanyak 16 spesies 19 ditemukan pada kedua tipe tutupan lahan tersebut. Spesies yang ditemukan pada kedua tipe tutupan lahan hampir semuanya adalah spesies pioner, kecuali Shorea venulosa. Keberadaan S. venulosa yang memiliki ciri penyebaran biji ’anemochory’ kemungkinan dapat terjadi karena pohon induk berada tidak jauh dari lokasi ditemukannya. Agroforest karet 30 tahun berada

Dokumen yang terkait

Praktek Nikah Tahlil (Studi Pada Desa Suka Jaya Kecamatan Muko-Muko Bathin Vii, Kabupaten Bungo, Jambi)

2 41 74

Agroforestri ilengi suatu kajian pelestarian dan pemanfaatan jenis pohon (Studi Kasus di Desa Dulamayo Selatan, Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo)

0 4 137

Perencanaan usahatani karet dan kelapa sawit berkelanjutan di DAS batang pelepat kabupaten Bungo provinsi Jambi

0 24 195

Peran Agroforest Karet dalam Pelestarian Spesies Pohon : Studi Kasus di Desa Lubuk Beringin Kecamatan Bathin III Ulu Kabupaten Bungo Provinsi Jambi

0 9 196

Studi Faktor Ekspansi Biomassa dan Massa Karbon Pohon Karet di Hutan Karet Rakyat Desa Bungku Provinsi Jambi

0 3 40

Studi Potensi Biomassa Dan Massa Karbon Pohon Karet (Hevea Brasiliensis Muell Arg) Di Hutan Karet Rakyat Desa Bungku, Provinsi Jambi

0 2 25

MODEL PENGELOLAAN HUTAN ADAT BERKELANJUTAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL DI DESA LUBUK BERINGIN KECAMATAN BATHIN III ULU KABUPATEN BUNGO (SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA MATERI PEMANFAATAN SUMBERDAYA ALAM PADA BIDANG STUDI GEOGRAFI DI KELAS XI IPS SMA).

0 0 1

Analisis Lubuk Larangan Sebagai Wisata Ekologi Berbasis Kearifan Lokal Desa Lubuk Beringin, Kecamatan Bathin III Ulu, Kebupaten Bungo,Jambi. (Sebagai Pendukung Substansi Materi Pengelolaan Sumber Daya Alam pada Bidang Studi Geografi di Kelas XI SMA).

0 0 3

LPSE Provinsi Jambi BUNGO. BUNGO

0 1 2

PRODUKSI RUANG WISATA DALAM PERSPEKTIF RITME GEOGRAFI DI DESA LUBUK BERINGIN KECAMATAN BATHIN III ULU KABUPATEN BUNGO PROVINSI JAMBI sebagai bahan ajar materiembelajaran kurikulum muatan lokal Lubuk Larangan dan Hutan Desa di Kabupaten Bungo - UNS Institu

0 1 16