10 Tabarelli et al. 2004. Dengan demikian anakan yang tumbuh menjadi berkurang,
baik jumlah individu maupun jumlah spesiesnya. Selain pembukaan lahan, pengelolaan lahan yang melibatkan penyiangan pada agroforestry karet
mempunyai peranan yang cukup besar terhadap kepunahan spesies pohon van Noordwijk 2008, komunikasi pribadi.
Perubahan iklim mikro seperti kelembaban udara, cahaya dan suhu yang terjadi akibat alih guna lahan menyebabkan beberapa spesies pohon tidak mampu
beradaptasi dan meningkatkan kompetisi dengan spesies bukan pohon. Akibat persaingan tersebut, kematian anakan spesies pohon hutan akan meningkat
Tabarelli et al. 2004.
2.4.2. Faktor bioekologi
Fragmentasi habitat yang terjadi akibat alih guna lahan berpengaruh nyata terhadap spesies, karena menyebabkan terisolasinya spesies dengan populasi kecil
sehingga tidak mampu menyebar dari satu habitat ke habitat lainnya IUCN 2008. Pada vegetasi, keberadaan agen pemencar biji penting bagi keberlangsungan
regenerasi Rasnovi 2008.
Agen Pemencar Biji
Biji dari suatu spesies tumbuhan dapat terpencar dengan beberapa cara antara lain melalui perantara hewan zoochory, angin anemochory, air
hydrochory dan memencar sendiri autochory Turner et al. 2001. Hampir 90 spesies pohon dan belukar yang menghasilkan buah lunak beradaptasi dengan
hewan pemencar biji Frankie et al. 1974. Kegagalan tumbuhnya anakan dari suatu spesies pohon berkaitan erat
dengan berkurangnya biji yang terpencar akibat punahnya vertebrata pemencar biji seperti primata dan burung karena perburuan dan hilangnya habitat Tabarelli
et al. 2004. Sementara itu, tiap-tiap biji beradaptasi dengan agen pemencarnya. Biji yang dipencarkan oleh angin biasanya berukuran relatif kecil, ringan dan
memiliki alat tambahan seperti sayap atau serat. Biji yang memiliki pelindung kuat seperti kulit tebal, tidak tembus air dan dapat mengapung serta memiliki
viabilitas yang tinggi umumnya dipencarkan oleh air. Sedangkan satwa, menjadi
11 pemencar biji dari buah berdaging, berwarna cerah, beraroma, berasa manis atau
berlemak Rasnovi 2006. Hasil penelitian di India menunjukkan bahwa burung merupakan pemencar
biji yang paling umum dijumpai 59, yang terdiri dari 86 burung-burung kecil dan 14 burung-burung besar seperti merpati. Hampir 33 spesies pohon
dari famili Lauraceae dipencarkan oleh burung, termasuk Litsea spp., Litsea insignis, Litsea glabra, Dysoxylum malabaricum dan Beilscmiedia wightii yang
dipencarkan oleh burung-burung besar. Famili Elaeocarpaceae dan Guttiferae dipencarkan oleh mamalia, sementara Euphorbiaceae dipencarkan oleh agen
pemencar bukan satwa Ganesh Davidar 2001. Prasetyo 2005, melaporkan bahwa di Desa Lubuk Beringin ditemukan 11
spesies kelelawar pemakan buah yang berpotensi sebagai pemencar biji. Balionycteris maculata yang ditemukan di desa tersebut merupakan salah satu
spesies kelelawar pemencar biji. Menurut Hodgkison Kunz 2006, B. maculata memakan paling sedikit 22 spesies tanaman dari sembilan famili antara
lain Annonaceae Cyanthocalyx scortechinii, Polyalthia obliqua, Pseuduvaria setosa, Ebenaceae Diospyros sumatrana, Loganiaceae Fragaea racemosa dan
Stychnos axillaris, Melastomataceae Memecylon megacarpum dan Pternandra echinata, Moraceae Ficus fistulosa, F. globosa, F. scortechinii dan F. sundaica,
Myrtaceae Eugenia griffithii, Rhizophoraceae Pellacalyx saccardianus, Rubiaceae Diplospora mallacensis dan Nauclea officinalis dan Theaceae
Adinandra sarosanthera. Biji yang dipencarkan oleh hewan seperti burung dan kelelawar, umumnya
terpencar jauh dari induknya dan memiliki keberhasilan tumbuh lebih besar. Oleh karena itu, keberadaan hewan pemakan buah memiliki peranan penting dalam
pemencaran biji dan berpengaruh nyata terhadap dinamika populasi komunitas hutan tropis Fleming Heithaus 1981.
Di hutan, spesies pohon dominan seperti Cullenia exarillata, Palaquium ellipticum dan Aglaia elaeagnoidea umumnya terpencar secara mekanik atau
dipencarkan oleh mamalia. Sedangkan spesies pohon yang dipencarkan oleh burung, populasinya relatif jarang, hanya sekali ditemukan pada contoh seluas
3,82 ha Ganesh Davidar 2001. Beberapa penelitian membuktikan bahwa