Tahap Ujicoba Tahap 2 Perangkat MPK.

81 Kistiono, 2014 Pengembangan Model Praktikum Kontekstual Pada Praktikum Fisika Dasar Untuk Meningkatkan Keterampilan Generik Sains Dan Pemahaman Konsep Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu based laboratory yang dilengkapi dengan software tracker, yang belum dikenal mahasiswa sebelumnya. Sehingga ujicoba ini juga sekalian mengenalkan VBL kepada mahasiswa. Desain one group pretest-posttest ditunjukkan seperti pada Gambar 3.4. Tes Awal Perlakuan Tes Akhir O 1 ,O 2 X O 1 ,O 2 Gambar 3.4. Desain uji coba tahap 1 Keterangan O 1 : Tes Pemahaman Konsep PK O 2 : Tes Keterampilan Generik Sains KGS Dari ujicoba tahap 1 ini diharapkan diperoleh rekomendasi-rekomendasi untuk perbaikan dan penyempurnaan MPK dan perangkatnya beserta instrumen penelitian dalam tataran pelaksanaannya praktisnya, sehingga program yang dikembangkan lebih visible lagi untuk diaplikasikan dalam kegiatan praktikum Fisika Dasar di pertguruan tinggi nantinya. Untuk itu dalam pelaksanaan ujicoba terbatas tersebut dilakukan observasi yang seksama terhadap keterlaksanaan setiap fase program oleh para observer yang ditunjuk dengan panduan lembar observasi. Tujuan lain dari ujicoba terbatas adalah untuk mengetahuai potensi dari program praktikum yang dikembangkan dalam hal ini MPK dalam mengembangkan pemahaman konsep PK dan keterampilan generik sains KGS mahasiswa.

e. Tahap Ujicoba Tahap 2 Perangkat MPK.

Perangkat MPK yang telah disempurnakan direvisi berdasarkan rekomendasi dari tahap validasi ahli dan hasil ujicoba tahap 1, selanjutnya diujicoba kembali pada tahap ujicoba kedua. Berbeda dengan ujicoba tahap 1, pada uji coba tahap dua ini semua temajudul praktikum yang dikembangkan 8 judul diimplementasikan seluruhnya. Uji coba tahap 2 ini ditujukan untuk 82 Kistiono, 2014 Pengembangan Model Praktikum Kontekstual Pada Praktikum Fisika Dasar Untuk Meningkatkan Keterampilan Generik Sains Dan Pemahaman Konsep Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu mendapatkan gambaran tentang keunggulan model praktikum yang dikembangkan MPK dalam membekalkan PK dan KGS dibanding dengan pragram praktikum yang biasa dilakukan praktikum tradisional. Untuk itu pada ujicoba tahap 2 ini digunakan kelas kontrol, yaitu kelas yang mendapatkan kegiatan praktikum secara tradisional. Metode yang digunakan dalam uji coba tahap 2 ini adalah metode quasi exsperiment dengan menggunakan desain “ Randomized control group pretest-posttest ”. Sugiono 2010: 76 menjelaskan bahwa ciri utama Randomized control group pretest-posttest design adalah sampel dari kelas ekspeimen maupun kelas kontrol dipilih secara acak kelas cluster random dan kepada kelas ekperimen diberikan perlakuan eksperimen sedangkan kepada kelas kontrol diberikan perlakuan kontrol. Terhadap kedua kelompok dilakukan tes awal dan tes akhir yang sama pada saat sebelum dan sesudah perlakuan. Perlakuan intervensi yang diberikan pada kelas eksperimen adalah berupa implementasi MPK yang berorientasi pada penemuan inkuiri sedangkan perlakukan yang diberikan kepada kelas kontrol adaah berupa kegiatan praktikum tradisional yang bersifat verifikatif. Desain randomized control group pretest-posttest ditunjukkan pada Gambar 3.5. Kelompok Sampling Tes awal perlakuan Tes akhir Eksperimen R O1,O2 Xa, Xb O1,O2 Kontrol R O1,O2 Y O1,O2 Gambar 3.5. Desain Ujicoba Tahap 2 Keterangan : R : kelompok dipilih secara random O1 : Tes pemahaman konsep PK O2 : Tes keterampilan generik sains KGS 83 Kistiono, 2014 Pengembangan Model Praktikum Kontekstual Pada Praktikum Fisika Dasar Untuk Meningkatkan Keterampilan Generik Sains Dan Pemahaman Konsep Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Xa : Perlakuan eksperimen MPK dengan VBL Xb : perlakuan eksperimen MPK tanpa VBL Y : Perlakuan kontrol Praktikum Verifikatif Dari hasil ujicoba luas ini selain diharapkan diperoleh rekomendasi untuk penyempurnaan MPK juga diperoleh gambaran efektifitas dari penggunaan MPK yang dikembangkan dalam meningkatkan pemahaman konsep PK dan keterampilan generik sains KGS dibandingan dengan penggunaan model praktikum tradisional praktikum verifikasi. Untuk pembandingan ini dijukan hipotesis eksperimen sebagai berikut : a. : Terdapat perbedaan peningkatan pemahaman konsep PK yang signifikan antara mahasiswa yang melaksanakan kegiatan praktikum dengan MPK dengan siswa yang melaksanakan praktikum dengan MPV b. : Terdapat perbedaan peningkatan keterampilan generik sains KGS yang signifikan antara mahasiswa yang melaksanakan kegiatan praktikum dengan MPK dengan mahasiswa yang melaksanakan praktikum dengan MPV. Karena dalam pelaksanaan kegiatan MPK ada beberapa temajudul yang menggunakan perangkat VBL dalam pelaksanaannya, maka dilakukan juga pengujian beda rata-rata peningkatan PK dan KGS antara mahasiswa yang mendapatkan kegiatan praktikum dengan MPK yang menggunakan VBL dan yang tidak menggunakan VBL dengan mahasiswa yang mendapatkan kegiatan praktikum tradisional yang tidak menggunakan VBL. Untuk pengujian ini diajukan hipotesis seperti berikut : a. H A :  5   6 Terdapat perbedaan yang signifikan dalam peningkatan pemahaman konsep PK dinamik gerak benda antara mahasiswa yang melaksanakan kegiatan 84 Kistiono, 2014 Pengembangan Model Praktikum Kontekstual Pada Praktikum Fisika Dasar Untuk Meningkatkan Keterampilan Generik Sains Dan Pemahaman Konsep Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu praktikum dengan MPK berbantuan VBL dengan mahasiswa yang melaksanakan praktikum MPV tanpa bantuan VBL. b. H A :  7   8 Terdapat perbedaan yang signifikan dalam peningkatan pemahaman konsep PK non dinamik antara mahasiswa yang melaksanakan kegiatan praktikum dengan MPK tanpa VBL dengan mahasiswa yang melaksanakan praktikum MPV tanpa bantuan VBL. c. H A :  9   10 Terdapat perbedaan yang signifikan dalam peningkatan keterampilan generik sains KGS terkait materi dinamik gerak benda antara mahasiswa yang melaksanakan kegiatan praktikum dengan MPK berbantuan VBL dengan mahasiswa yang melaksanakan praktikum MPV tanpa bantuan VBL. d. H A :  9   10 Terdapat perbedaan yang signifikan dalam peningkatan keterampilan generik sains KGS terkait materi non dinamik antara mahasiswa yang melaksanakan kegiatan praktikum dengan MPK tanpa bantuan VBL dengan mahasiswa yang melaksanakan praktikum MPV tanpa bantuan VBL. Selain itu juga diharapkan diperoleh gambaran tanggapan mahasiswa dan dosen terhadap MPK dan pengguinaannya dalam kegiatan praktikum Fisika Dasar di tingkat Universitas. Untuk menjaring tanggapan mahasiswa dan dosen tersebut telah disiapkan lembar skala sikap yang berisi berbagai pernyataan- pernyataan terkait dengan MPK dan potensi penggunaannya. Kepada dosen dan mahasiswa dimintakan persetujuan atau pertidaksetujuan untuk setiap pernyataan yang diajukan sesuai dengan yang mereka amati, alami dan rasakan. Ujicoba tahap 2 dilakukan juga pada FKIP di salah satu Universitas Negeri di Sumatera Selatan. Pada FKIP tersebut terdapat jurusan Pendidikan matematika dan ilmu pengetahuan alam PMIPA yang meliputi 4 program studi, 85 Kistiono, 2014 Pengembangan Model Praktikum Kontekstual Pada Praktikum Fisika Dasar Untuk Meningkatkan Keterampilan Generik Sains Dan Pemahaman Konsep Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu yaitu: Program studi Pendidikan Matematika, program studi Pendidikan Biologi, program studi Pendidikan Kimia, dan program studi Pendidikan Fisika. Semua mahasiswa pada FKIP ini wajib mengontrak matakuliah Fisika Dasar pada tahun pertama dan wajib mengikuti kegiatan praktikum Fisika Dasar. Rincian jumlah mahasiswa dari masing-masing program studi yang mengontrak matakuliah fisika dasar tahun pertama tahun pelajaran 2012-2013 adalah: 34 mahasiswa prodi Pendidikan Matematika 1 kelas, 33 mahasiswa prodi Pendidikan Biologi 1 kelas, 30 mahasiswa prodi Pendidikan Kimia 1 kelas, dan 46 mahasiswa prodi Pendidikan Fisika yang terbagi dalam dua kelas masing-masing kelas berjumlah 28 dan 18 mahasiswa. Kedua kelas prodi Fisika ini yang kemudian dipilih sebagai subjel ujicoba tahap 2. Dari hasil pemilihan sampel yang dilakukan secara random, terpilih kelas yang jumlah mahasiswanya 28 orang sebagai kelompok eksperimen dan kelas yang jumlah mahasiswanya 18 orang sebagai kelompok kontrol. Untuk pengumpulan data digunakan berbagai instrumen yang telah disempurnakan berdasarkan hasil validasi ahli dan hasil ujicoba instrumen, yaitu instrumen tes PK, instrumen tes KGS, instrumen skala sikap dan lembar observasi keterlaksanaan program.

B. Hasil Pengembangan Instrumen Penelitian

Instrumen utama yang dikembangkan dalam penelitian pengembangan ini antara lain tes pemahaman konsep PK, tes keterampilan generik sains KGS, lembar skala sikap, dan lembar observasi keterlaksanaan MPK.

1. Hasil Pengembangan dan Validasi Ahli Instrumen Tes Pemahaman

Konsep PK dan Keterampilan Generik Sains KGS Instrumen tes pemahaman konsep PK dan tes keterampilan generik sains KGS yang dikembangkan masing-masing berjumlah 32 butir soal dan 28