Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN

Kistiono, 2014 Pengembangan Model Praktikum Kontekstual Pada Praktikum Fisika Dasar Untuk Meningkatkan Keterampilan Generik Sains Dan Pemahaman Konsep Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Sains termasuk didalamnya fisika pada hakikatnya adalah kumpulan pengetahuan, cara berpikir dan penyelidikan. Sebagai kumpulan pengetahuan sains dapat berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, teori dan model. Sebagai cara berpikir merupakan aktivitas kognitif karena adanya rasa ingin tahu untuk memahami fenomena alam dan sebagai cara penyelidikan merupakan cara bagaimana informasi ilmiah diperoleh, diuji dan divalidasi. Carin dan Sund 1993 mendefinisikan sains sebagai pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum universal yang berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen. Hakikat sains setidaknya mencakup empat unsur yaitu: 1 sikap, yaitu rasa ingin tahu tentang gejala atau fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru, 2 proses, yaitu bagaimana sains itu diperoleh melalui metode ilmiah, antara lain: penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan; 3 produk, yaitu prinsip, teori, dan hukum yang diperoleh; 4 aplikasi: yaitu bagaimanakah sains dapat diterapkan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan dalam kehidupan sehari- hari. Dalam proses pembelajaran di sekolah-sekolah, sains dikelompokan berdasarkan kajian dan karakteristiknya, satu diantaranya adalah ilmu fisika. Menurut Renner, et al 1987, Fisikamerupakan disiplin ilmu yang berupaya menjelaskan fenomena alam yang perlu diselidiki untuk perkembangan dan kesejahteraan kehidupan manusia. Tipler 1998 menyatakan bahwa fisika merupakan bagian dari sains yang berhubungan dengan materi dan energi, hukum-hukum yang mengatur gerakan partikel dan gelombang, interaksi antar Kistiono, 2014 Pengembangan Model Praktikum Kontekstual Pada Praktikum Fisika Dasar Untuk Meningkatkan Keterampilan Generik Sains Dan Pemahaman Konsep Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu partikel, listrik dan magnet, optik, sifat-sifat molekul, atom dan inti atom, serta sistem berskala besar seperti gas, zat cair, dan zat padat. Banyak cara untuk memahami fisika, menurut Sugata 1997 dapat dilakukan dengan cara mengamati fenomena-fenomena atau peristiwa-peristiwa fisis yang terjadi di alam terbuka atau di ruang laboratorium, merumuskan fenomena alam tersebut secara kuantitatif dan akhirnya meramalkan hal-hal yang akan terjadi dan terkait dengan fenomena alam tersebut. Cara memahami fisika seperti ini sangat efektif karena langsung berinteraksi dengan obyek Fisika itu sendiri. Namun cara seperti ini tidak selalu dapat dilakukan untuk semua fenomena alam, karena ada beberapa fenomena alam yang tidak bisa diamati di ruang laboratorium biasa karena keterbatasan alat eksperimen dan tidak bisa diamati pula secara langsung di alam terbuka, misalnya fenomena alam yang terjadi di luar angkasa dan fenomena-fenomena mikroskpis seperti pergerakan elektron di dalam bahan penghantar. Untuk fenomena seperti ini diperlukan cara atau pendekatan yang lain untuk mempelajarinya. National Research Council NRC 1996, menjelaskan bahwa sesungguhnya hal terpenting dalam mempelajari fisikaadalah dapat mengembangkan kemampuan penalaran dan berpikir ilmiah sebagai alat untuk memecahkan masalah, sehingga mempelajari fisika beranjak dan berfokus pada pemahaman pembelajar, penggunaan pengetahuan ilmiah, dan melalui proses ilmiah inkuiri. Inkuiri sains dapat berkembang melalui sejumlah kegiatan yang dikenal sebagai keterampilan proses sains. Keterampilan proses sains merupakan keterampilan kognitif yang lazim melibatkan keterampilan penalaran dan fisik seseorang untuk mengkonstruksi suatu gagasanpengetahuan baru atau untuk meyakinkan dan menyempurnakan suatu gagasan yang sudah terbentuk. Hal ini sejalan dengan pendapat Badan Nasional Standar Pendidikan BNSP:2006 yang menyebutkan bahwa pembelajaran sains termasuk didalamnya pembelajaran fisika harus dilakukan secara inkuiri. Kegiatan inkuiri meliputi kegiatan mengamati, mengukur, menggolongkan, mengajukan pertanyaan, menyusun Kistiono, 2014 Pengembangan Model Praktikum Kontekstual Pada Praktikum Fisika Dasar Untuk Meningkatkan Keterampilan Generik Sains Dan Pemahaman Konsep Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu hipotesis, merencanakan eksperimen untuk menjawab pertanyaan, mengklasifikasikan, mengolah, dan menganalisis data, menerapkan ide pada situasi baru, menggunakan peralatan sederhana serta mengkomunikasikan informasi dalam berbagai cara, yaitu dengan gambar, lisan, tulisan dan sebagainya dengan mengedepankan proses membangun konsepsi oleh pebelajar itu sendiri dengan bimbinganpembelajar. Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan KTSP tingkat SMA:2006 dirumuskan bahwa “Pendidikan fisika sebagai bagian dari sains diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian proses pembelajaran sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik memahami alam sekitar secara ilmiah. Dengan demikian pembelajaran sains diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat, sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Mengacu pendapat tersebut dapat disarikan bahwa fisika sebagai bagian dari sains dalam pembelajarannya tidak saja diorientasikan pada transfer pengetahuan tentang konsep dan atau hukum Fisika yang merupakan temuan saintis saja, tetapi yang lebih penting dari itu adalah pembiasaan perilaku saintis dalam mencari temuan ilmiah melalui pendekatan ilmiah, dan cara terbaik untuk belajar menggunakan pendekatan ilmiah adalah dengan menjadikan peubelajar sebagai saintis Syam, dkk: 2007. Margono 2000 menyatakan bahwa kegiatan ilmiah mempunyai ciri diantaranya adalah melakukan penalaran disertai pengujian secara empirik. Menalar merupakan kegiatan mental dalam mengembangkan pikiran terhadap suatu fakta atau prinsip. Usaha mengembangkan pikiran tersebut dapat dalam bentuk menentukan hubungan sebab akibat atau korelasional, membuat suatu keputusan atau evaluasi berdasarkan landasan pemikiran tertentu, melakukan prediksi, membuat kesimpulan, memberikan alasan tentang penyebab Kistiono, 2014 Pengembangan Model Praktikum Kontekstual Pada Praktikum Fisika Dasar Untuk Meningkatkan Keterampilan Generik Sains Dan Pemahaman Konsep Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu suatu kejadian, dan lain sebagainya. Hasil penalaran itu kemudian diuji secara empiris, dalam arti dicarikan bukti-bukti empiris yang menunjang hasil penalaran tersebut. Untuk mendapatkan bukti empirik dari suatu gagasan hasil penalaran diperlukan kegiatan praktikum. Woolnough 1983 menyatakan bahwa setidaknya terdapat empat alasan pentingnya kegiatan praktikum sains. Pertama, praktikum dapat membangkitkan motivasi belajar sains.Pebelajar yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi, mahasiswa akan belajar bersungguh-sungguh dalam mempelajari sesuatu. Melalui kegiatan praktikum pebelajar akan memperoleh kesempatan untuk memenuhi dorongan rasa ingin tahu motivasi, prinsip ini akan menunjang kegiatan praktikum dimana pebelajar mengembangkan pengetahuannya melalui eksplorasinya terhadap objek yang diamati. Kedua, praktikum dapat mengembangkanketerampilan dasar bereksperimen, seperti mengamati, mengestimasi, mengukur, dan memanipulasi variabel-variabel penyelidikan. Melalui kegiatan seperti inipebelajar dapat mengembangkan kemampuannya dalam hal mengobservasi, mengukur secara benar dan akurat dengan alat ukur yang sederhana maupun yang lebih canggih, menggunakan dan menangani alat secara aman, merancang, melakukan dan menginterpretasikan data eksperimen. Ketiga, praktikum sebagai wahana belajar menggunakan pendekatan ilmiah, melalui cara-cara ilmiah pebelajar dapat berinkuiri untuk mengungkap objek yang diobservasi.Keempat, praktikum dapat menunjang penguasaan materi pelajaran yang dibahas dalam suatu pembelajaran. Dengan demikian melalui kegiatan praktikum seperti ini pebelajar akan memperoleh kesempatan yang seluas- luasnya untuk mengembangkan penalaran dan kemampuan berpikirnya melalui kegiatan proses sains dalam mengkonstruksi atau menemukan konsep sebagaimana para ilmuwan terdahulu menemukan konsep, prinsip, hukum, azas dan teori fisika. Kistiono, 2014 Pengembangan Model Praktikum Kontekstual Pada Praktikum Fisika Dasar Untuk Meningkatkan Keterampilan Generik Sains Dan Pemahaman Konsep Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Menurut Carin 1997, dengan melaksanakan kegiatan praktikum, pebelajar akan memperoleh berbagai keterampilan, antara lain: 1 keterampilan memanipulasi bahan manipulating materials, 2 keterampilan melakukan pengamatan observing, 3 keterampilan dalam mengelompokan classifying, 4 keterampilan melakukan pengukuran measuring, 5 keterampilan dalam menggunakan bilangan using numbers, 6 keterampilan dalam merekam, mencatat data recording data, 7 keterampilan dalam menyalin dan mengulang replicating, 8 keterampilan dalam mengidentifikasi variabel identifying variables, 9 keterampilan dalam menginterpretasi data interpreting data, 10 keterampilan dalam membuat perkiraan atau prediksi predicting, 11 keterampilan dalam merumuskan hipotesis formulating hypotheses, 12 keterampilan dalam menduga, berpendapat, menarik kesimpulan inferring, 13 keterampilan dalam menarik generalisasi generalizing, 14 keterampilan dalam membuat pemodelan creating models, dan 15 keterampilan dalam membuat keputusan making decisions. Begitu banyaknya kemampuan yang dapat dibekalkan melalui kegiatan praktikum maka sudah sangat tepat apabila dalam pembelajaran Fisika aktivitas praktikum banyak dilibatkan. Melalui pembelajaran yang menggunakan metode praktikum maka baik produk, proses maupun sikap dapat dibekalkan kepada peserta didik. Kegiatan praktikum sangat relevan dengan karakter ilmu fisika, karena sesungguhnya sebagaian besar ilmu fisikadibangun melalui proses bersifat empiris. Konsep, azas, hukum dan prinsip fisika sebagian besar dibangun dikonstruksi melalui serangkaian kegiatan penyelidikan. Pembelajaran fisika dengan metode praktikum berarti mengajak peserta didik untuk napak tilas mengikuti jejak para ilmuwan dalam mengkonstruksi dan membangun keilmuan fisika. Saat ini telah banyak pola atau desain praktikum yang dikembangkan untuk menunjang kegiatan praktikum fisika, beberapa diantaranya adalah desain praktikum verifikatif cookbook, inquiry laboratory, problem solving laboratory, Kistiono, 2014 Pengembangan Model Praktikum Kontekstual Pada Praktikum Fisika Dasar Untuk Meningkatkan Keterampilan Generik Sains Dan Pemahaman Konsep Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu conceptual laboratory dan lain sebagainya. Adanya berbagai desain ini memberi keleluasaan kepada para pengajar fisika untuk memilihnya sesuai dengan kompetensi yang akan dibangun atau dibekalkan dalam pembelajaran fisika yang dilaksanakan. Misalnya ketika pembelajaran diorientasikan pada peningkatan pemahaman konsep dan kemampuan problem solving, maka desain praktikum yang dapat dipilih adalah desainproblem solving laboratory. Dalam rangka menunjang penguasaan materi ajar fisika dan membekalkan kemampuan mengembangkan dan melaksanakan praktikum fisika, dalam beberapa perkuliahan fisika di tingkat Universitas diselenggarakan kegiatan praktikum fisika, salah satunya adalah praktikum Fisika Dasar. Hal ini dipandang amat strategis apalagi untuk mahasiswa calon guru fisika yang nantinya akan bertugas sebagai guru fisika yang tidak akan bisa terhindar dari kegiatan praktikum. Dalam kurikulum Program Studi Pendidikan fisikadi FKIP salah satu Universitas Negeri di Sumatera Selatan dinyatakan bahwa tujuan penyelenggaraan kegiatan praktikum Fisika Dasar antara lain adalah: a untuk menanamkan pemahaman konsep-konsep dasar fisika agar mahasiswa mempunyai kepahaman konsep yang baik dan ajeg untuk menunjang pemahaman materi ajar pada perkuliahan Fisika selanjutnya, b melatihkan menggunakan metode ilmiah, c melatihkan berbagai keterampilan hands-on minds-on seperti keterampilan proses sains, ketrampilan generik sains dan keterampilan berpikir kreatif dan kritis FKIP Unsri: 2010. Pada pelaksanaannya kegiatan praktikum ini diselenggarakan di luar jam tatap muka perkuliahan bertempat di laboratorium fisika dasar dengan alokasi waktu selama 120 menit.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah